//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa  (Read 70374 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« on: 13 December 2008, 10:12:25 AM »
Kemarin Salah member DC bertanya kepada saya mengenai Tata cara pernikahan Masyarakat Tionghoa.

Sumber : Jelajah Vol 3 Tahun 1999

Masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah masyarakat patrilinial yang
terdiri atas marga / suku yang tidak terikat secara geometris dan
teritorial, yang selanjutnya telah menjadi satu dengan suku-suku lain di
Indonesia. Mereka kebanyakan masih membawa dan mempercayai adat
leluhurnya. Tulisan ini membahas dua upacara adat yang cukup dominan
dalam kehidupan yaitu tentang adat pernikahan dan adat kematian.

ADAT PERNIKAHAN

Upacara pernikahan merupakan adat perkawinan yang didasarkan atas dan
bersumber kepada kekerabatan, keleluhuran dan kemanusiaan serta
berfungsi melindungi keluarga. Upacara pernikahan tidaklah dilakukan
secara seragam di semua tempat, tetapi terdapat berbagai variasi menurut
tempat diadakannya; yaitu disesuaikan dengan pandangan mereka pada adat
tersebut dan pengaruh adat lainnya pada masa lampau.

Umumnya orang-orang Tionghoa yang bermigrasi ke Indonesia membawa adat
istiadat dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Salah satu adat yang seharusnya
mereka taati adalah keluarga yang satu marga (shee ) dilarang menikah,
karena mereka dianggap masih mempunyai hubungan suku. Misalnya : marga
Lie dilarang menikah dengan marga Lie dari keluarga lain, sekalipun
tidak saling kenal. Akan tetapi pernikahan dalam satu keluarga sangat
diharapkan agar supaya harta tidak jatuh ke orang lain. Misalnya :
pernikahan dengan anak bibi (tidak satu marga, tapi masih satu nenek
moyang).

Ada beberapa yang sekalipun telah memeluk agama lain, seperti ka****k
namun masih menjalankan adat istiadat ini. Sehingga terdapat perbedaan
di dalam melihat adat istiadat pernikahan yaitu terutama dipengaruhi
oleh adat lain, adat setempat, agama, pengetahuan dan pengalaman mereka
masing-masing.

UPACARA-UPACARA YANG DILAKSANAKAN DALAM PERNIKAHAN

Pesta dan upacara pernikahan merupakan saat peralihan sepanjang
kehidupan manusia yang sifatnya universal. Oleh karena itu, upacara
perkawinan selalu ada pada hampir setiap kebudayaan. Demikian pula
halnya dengan adat pernikahan orang Tionghoa yang mempunyai
upacara-upacara antara lain :

A. Upacara menjelang pernikahan :

Upacara ini terdiri atas 5 tahapan yaitu :

Melamar : Yang memegang peranan penting pada acara ini adalah mak
comblang. Mak comblang biasanya dari pihak pria.
Penentuan : Bila keahlian mak comblang berhasil, maka diadakan penentuan
bilamana antaran/mas kawin boleh dilaksanakan.

Prosesi Seserahan Adat Tionghoa atau Sangjit

Dalam rangkaian adat Tionghoa, Sangjit dilakukan setelah acara lamaran. Hari dan waktu yang baik untuk melakukan Sangjit ini ditetapkan pada saat proses lamaran tersebut. Dalam prakteknya, Sangjit sering ditiadakan atau digabung dengan lamaran. Namun sayang rasanya meniadakan prosesi yang satu ini, karena makna yang terkandung di dalamnya sebenarnya sangat indah.

“Secara harfiah, Sangjit dalam bahasa Indonesia berarti proses seserahan. Atau proses kelanjutan lamaran dari pihak mempelai pria dengan membawa persembahan ke pihak mempelai wanita,” jelas Anthony S. dari Anthony S. Musical Connections.

“Prosesi ini biasanya dihadiri rombongan pria yang terdiri dari keluarga inti dan keluarga besar (saudara dari orang tua, sepupu) atau teman-teman dekat jika dibutuhkan,” ungkap Henry dari Wine Wedding Planner. Sangjit biasanya diadakan antara 1 bulan sampai 1 minggu sebelum acara resepsi pernikahan dan berlangsung siang hari antara jam 11.00 sampai dengan 13.00 WIB dilanjutkan dengan makan siang.

Tata Caranya

Wakil keluarga wanita beserta para penerima seserahan (biasanya anggota keluarga yang telah menikah) menunggu di depan pintu rumah.
Dipimpin oleh anggota keluarga yang dituakan, rombongan pria pun datang membawa seserahan ke rumah si wanita. Rombongan ini terdiri dari: wakil keluarga serta para gadis/pemuda yang belum menikah pembawa nampan seserahan. Oh iya, di beberapa adat orang tua pria tidak ikut dalam prosesi ini. Seserahan diberikan 1 per 1 secara berurutan, mulai dari seserahan untuk ke-2 orang tua mempelai wanita, lalu untuk mempelai wanita, dan seterusnya.
Barang seserahan yang sudah diterima oleh pihak mempelai wanita dibawa ke dalam kamar untuk diambil sebagian. (lihat paragraf berikut)
Dilanjutkan dengan ramah tamah.
Pada akhir kunjungan, barang-barang seserahan yang telah diambil sebagian diserahkan kembali pada para pembawa seserahan. Dan sebagai balasannya, keluarga wanita pun memberikan seserahan pada keluarga pria berupa manisan (seperti permen/coklat) dan berbagai keperluan pria (baju, baju dalam, sapu tangan. Wakil keluarga wanita juga memberikan ang pao ke tiap-tiap pembawa seserahan yang biasanya terdiri dari para gadis/pemuda yang belum menikah tersebut (ang pao diberikan dengan harapan agar enteng jodoh). Jumlahnya variatif, biasanya sekitar Rp. 20.000 – Rp. 50.000.

Barang-barang seserahan Sangjit
Sebelum keluarga calon pengantin pria memutuskan barang apa yang akan dibawa, sebaiknya didiskusikan bersama keluarga si wanita terlebih dahulu. Barang-barang ini tentu saja memiliki makna simbolis yang juga disesuaikan dengan kondisi ekonomi mempelai pria. Setelah ditentukan, barang-barang tersebut diletakkan dalam nampan-nampan yang berjumlah genap, biasanya maksimal berjumlah 12 nampan.

Hal yang menarik saat acara ini adalah bahwa sebagian besar barang-barang seserahan ini sebaiknya sebagian dikembalikan lagi pada keluarga pengantin pria. Karena, bila keluarga wanita mengambil seluruh barang yang ada, artinya mereka menyerahkan pengantin wanita sepenuhnya pada keluarga pria dan tak akan ada hubungan lagi antara si pengantin wanita dan keluarganya. Namun bila keluarga wanita mengembalikan separuh dari barang-barang tersebut ke pihak pria artinya keluarga wanita masih bisa turut campur dalam keluarga pengantin.

Barang-barang seserahan biasanya terdiri dari :

Alat-alat kecantikan dan perhiasan untuk mempelai wanita (kadang-kadang juga sepatu untuk hari H)
Pakaian/kain untuk mempelai wanita. Maksudnya adalah segala keperluan sandang si gadis akan dipenuhi oleh si pria.
Uang susu (ang pao) dan uang pesta (masing-masing di amplop merah). Pihak mempelai wanita biasanya hanya mengambil uang susu, sedangkan untuk uang pesta hanya diambil jumlah belakangnya saja, sisanya dikembalikan. Contoh uang pesta sebesar: Rp. 1.680.000,- namun yang diambil hanya Rp. 80.000,- Apabila keluarga wanita mengambil seluruh uang pesta, artinya pesta pernikahan tersebut dibiayai keluarga wanita.
Tiga nampan masing-masing berisikan 18 buah (apel, jeruk, pear atau buah yang manis lainnya sebagai lambang kedamaian, kesejahteraan dan rejeki). Pihak mempelai wanita mengambil separuhnya, sisanya dikembalikan.
2 pasang lilin merah yang cukup besar diikat dengan pita merah, sebagai simbol perlindungan untuk menghalau pengaruh negatif. Lilin motif naga dan burung hong lebih disukai. Pihak mempelai wanita mengambil 1 pasang saja.
Sepasang kaki babi (jika tidak ada dapat digantikan dengan makanan kaleng) beserta 6 kaleng kacang polong. Pihak mempelai wanita mengambil separuhnya.
Satu nampan berisikan kue mangkok berwarna merah sebanyak 18 potong, sebagai lambang kelimpahan dan keberuntungan. Pihak mempelai wanita mengambil separuhnyan.
Satu nampan berisikan dua botol arak atau sampanye. Pihak mempelai wanita mengambil semuanya, dan ditukar dengan dua botol sirup merah dan dikembalikan ke pihak mempelai pria.
Seniman kain dan pakar batik Obin ternyata juga seorang tokoh yang sangat concern dan mendalami adat istiadat Tionghoa. Selain barang-barang di atas, menurutnya proses Sangjit ini bisa juga ditambah dengan :

Kue satu, terbuat dari kacang hijau yang dijual satu-satu, artinya dua kebahagiaan menjadi satu.
Kaca, artinya berkaca pada diri sendiri, self conscious-morality.
Uang-uangan dari emas yang di-emboss kata ‘fuk’, yang dalam bahasa Indonesia berarti hoki/untung.
Dua bundel pita berupa huruf Cina yang berarti double happiness, artinya agar happy sampai tua nanti.
Buah-buahan
Buah atep yang disepuh merah, artinya agar tetap langgeng sampai kapan pun.
Buah ceremai, artinya agar rumah tangganya rame, happy, banyak sahabat dan keturunan.
Buah leket, artinya agar nempel dan lengket sampai kapan pun.
Buah atapson dari Kalimantan yang tumbuh di atas atap. Kalau sudah mulai muntah, mual-mual dikasih buah ini untuk memancing kehamilan.
Buah pala, tumbuh tegak lurus dimana pun dia ditanam, artinya kalau lurus, baik-baik saja maka dimana pun dia berada tetap tidak berubah.
Tunangan : Pada saat pertunangan ini, kedua keluarga saling
memperkenalkan diri dengan panggilan masing-masing, seperti yang telah
diuraikan pada Jelajah No. 3.

Penentuan Hari Baik, Bulan Baik : Suku Tionghoa percaya bahwa dalam
setiap melaksanakan suatu upacara, harus dilihat hari dan bulannya.
Apabila jam, hari dan bulan pernikahan kurang tepat akan dapat
mencelakakan kelanggengan pernikahan mereka. Oleh karena itu harus
dipilih jam, hari dan bulan yang baik. Biasanya semuanya serba muda
yaitu : jam sebelum matahari tegak lurus; hari tergantung perhitungan
bulan Tionghoa, dan bulan yang baik adalah bulan naik / menjelang
purnama.


B. Upacara pernikahan :


3 - 7 hari menjelang hari pernikahan diadakan "memajang" keluarga
mempelai pria dan famili dekat, mereka berkunjung ke keluarga mempelai
wanita. Mereka membawa beberapa perangkat untuk meng-hias kamar
pengantin. Hamparan sprei harus dilakukan oleh keluarga pria yang masih
lengkap (hidup) dan bahagia. Di atas tempat tidur diletakkan mas kawin.
Ada upacara makan-makan. Calon mempelai pria dilarang menemui calon
mempelai wanita sampai hari H.
Malam dimana esok akan diadakan upacara pernikahan, ada upacara "Liauw
Tiaa". Upacara ini biasanya dilakukan hanya untuk mengundang teman-teman
calon kedua mempelai. Tetapi adakalanya diadakan pesta besar-besaran
sampai jauh malam. Pesta ini diadakan di rumah mempelai wanita. Pada
malam ini, calon mempelai boleh digoda sepuas-puasnya oleh teman-teman
putrinya. Malam ini juga sering dipergunakan untuk kaum muda pria
melihat-lihat calonnya (mencari pacar).

C. Upacara Sembahyang Tuhan ("Cio Tao")

Di pagi hari pada upacara hari pernikahan, diadakan Cio Tao. Namun,
adakalanya upacara Sembahyang Tuhan ini diadakan pada tengah malam
menjelang pernikahan.
Upacara Cio Tao ini terdiri dari :
. Penghormatan kepada Tuhan
. Penghormatan kepada Alam
. Penghormatan kepada Leluhur
. Penghormatan kepada Orang tua
. Penghormatan kepada kedua mempelai.

Meja sembahyang berwarna merah 3 tingkat. Di bawahnya diberi 7 macam
buah, a.l. Srikaya, lambang kekayaan.
Di bawah meja harus ada jambangan berisi air, rumput berwarna hijau yang
melambangkan alam nan makmur. Di belakang meja ada tampah dengan garis
tengah ?2 meter dan di atasnya ada tong kayu berisi sisir, timbangan,
sumpit, dll. yang semuanya itu melambangkan kebaikan, kejujuran, panjang
umur dan setia.
Kedua mempelai memakai pakaian upacara kebesaran Cina yang disebut baju
"Pao". Mereka menuangkan teh sebagai tanda penghormatan dan memberikan
kepada yang dihormati, sambil mengelilingi tampah dan berlutut serta
bersujud. Upacara ini sangat sakral dan memberikan arti secara simbolik.



D. Ke Kelenteng

Sesudah upacara di rumah, dilanjutkan ke Klenteng. Di sini upacara
penghormatan kepada Tuhan Allah dan para leluhur.


E. Penghormatan Orang tua dan Keluarga

Kembali ke rumah diadakan penghormatan kepada kedua orang tua, keluarga,
kerabat dekat. Setiap penghormatan harus dibalas dengan "ang pauw" baik
berupa uang maupun emas, permata. Penghormatan dapat lama, bersujud dan
bangun. Dapat juga sebentar, dengan disambut oleh yang dihormati.

F. Upacara Pesta Pernikahan

Selesai upacara penghormatan, pakaian kebesaran ditukar dengan pakaian
"ala barat". Pesta pernikahan di hotel atau tempat lain.
Usai pesta, ada upacara pengenalan mempelai pria ( Kiangsay ).
Mengundang kiangsay untuk makan malam, karena saat itu mempelai pria
masih belum boleh menginap di rumah mempelai wanita.

G. Upacara sesudah pernikahan

Tiga hari sesudah menikah diadakan upacara yang terdiri dari :

Teh Pai

teh pai adalah setelah acara pernikahan dimana seluruh sanak
keluarga dari keluarga suami maupun istri memberikan hadiah sebagai
dasar pembangunan keluarga yang menikah, dimana dalam Teh pai ini
pihak tertua biasanya memberikan petuah kepada orang akan menikah, dalam membina rumah tangga mereka.
Selesai memberi petuah mereka memberikan hadiah biasanya berbentuk
perhiasan, uang, alat kebutuhan rumah tangga sebagai tanda membantu perekonomian keluarga mereka.

iga hari sesudah menikah diadakan upacara yang terdiri dari :
1. Cia Kiangsay
2. Cia Ce'em

Pada upacara menjamu mempelai pria ("Cia Kiangsay") intinya adalah
memperkenalkan keluarga besar mempelai pria di rumah mempelai wanita.
Mempelai pria sudah boleh tinggal bersama.
Sedangkan "Cia Ce'em" di rumah mempelai pria, memperkenalkan seluruh
keluarga besar mempelai wanita.
Tujuh hari sesudah menikah diadakan upacara kunjungan ke rumah-rumah
famili yang ada orang tuanya. Mempelai wanita memakai pakaian adat Cina
yang lebih sederhana.


PERUBAHAN YANG BIASA TERJADI PADA ADAT UPACARA PERNIKAHAN


Ada beberapa pengaruh dari adat lain atau setempat, seperti :
Mengusir setan atau mahkluk jahat dengan memakai beras kunyit yang
ditabur menjelang mempelai pria memasuki rumah mempelai wanita. Demikian
juga dengan pemakaian sekapur sirih, dan lain-lain.


Pengaruh agama, jelas terlihat perkembangannya :
Sekalipun upacara Sembahyang Tuhan / Cio Tao telah diadakan di rumah,
tetapi untuk yang beragama kr****n tetap ke Gereja dan upacara di
Gereja. Perubahan makin tampak jelas, upacara di Kelenteng diganti
dengan di gereja.



Pengaruh pengetahuan dan teknologi, dapat dilihat dari kepraktisan
upacara.

Dewasa ini orang-orang lebih mementingkan kepraktisan ketimbang upacara
yang berbelit-belit. Apalagi kehidupan di kota-kota besar yang telah
dipengaruhi oleh teknologi canggih.


Sebagai suatu pranata adat yang tumbuh dan mempengaruhi tingkah laku
masyarakat yang terlibat di dalamnya, sasaran pelaksanaan adat
pernikahan Tionghoa mengalami masa transisi. Hal ini ditandai dengan
terpisahnya masyarakat dari adat pernikahan tersebut melalui pergeseran
motif baik ke arah positif maupun negatif dan konflik dalam keluarga.

Dewasa ini masyarakat Tionghoa lebih mementingkan kepraktisan ketimbang
upacara adat. Hampir semua peraturan yang diadatkan telah dilanggar.
Kebanyakan upacara pernikahan berdasarkan dari agama yang dianut.

PERUBAHAN YANG BIASA TERJADI PADA ADAT UPACARA PERNIKAHAN


Ada beberapa pengaruh dari adat lain atau setempat, seperti :
Mengusir setan atau mahkluk jahat dengan memakai beras kunyit yang
ditabur menjelang mempelai pria memasuki rumah mempelai wanita. Demikian
juga dengan pemakaian sekapur sirih, dan lain-lain.


Pengaruh agama, jelas terlihat perkembangannya :
Sekalipun upacara Sembahyang Tuhan / Cio Tao telah diadakan di rumah,
tetapi untuk yang beragama kr****n tetap ke Gereja dan upacara di
Gereja. Perubahan makin tampak jelas, upacara di Kelenteng diganti
dengan di gereja.



Pengaruh pengetahuan dan teknologi, dapat dilihat dari kepraktisan
upacara.

Dewasa ini orang-orang lebih mementingkan kepraktisan ketimbang upacara
yang berbelit-belit. Apalagi kehidupan di kota-kota besar yang telah
dipengaruhi oleh teknologi canggih.


http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=1300235&start=0&
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #1 on: 13 December 2008, 10:13:12 AM »
Menyajikan Teh pada Upacara Pernikahan

Sumber : Taoyu.com


Teh banyak digunakan pada perayaan-perayaan masyarakat Tionghoa, termasuk acara pernikahan, karena merupakan minuman rakyat dan menyajikan teh merupakan sebuah bentuk tanda hormat.

Biji bunga teratai yang biasanya digunakan dalam teh pada acara pernikahan memiliki maksud. Kata "teratai" dengan "tahun" memiliki bunyi yang hampir sama, meskipun artinya berbeda, sehingga orang Tionghoa percaya bahwa menaruh benda-benda itu pada teh akan membantu pasangan yang baru menikah untuk melahirkan banyak anak, sehingga orang tua kedua mempelai akan memiliki banyak cucu.

Biji teratai / Lian Zi diibaratkan sebagai Nian Zi, atau secara lengkap adalah Nian Nian You Zi, yang dapat diartikan setiap tahun memiliki anak.

Apabila terdapat tunas yang telah muncul pada biji teratai tersebut, maka jangan lupa untuk menghilangkannya karena tunas tersebut memiliki rasa yang pahit.

Menyajikan teh dengan memegang alas cangkir teh memakai kedua belah tangan adalah sebuah bentuk penghormatan.

Saat menyajikan teh, pengantin wanita berada di sebelah kanan dari pengantin pria. Secara mudahnya adalah pengantin wanita berada di sebelah kanan dari pundak kanan pengantin pria.

Contohnya adalah ketika mempersembahkan teh ke orang tua pengantin pria, maka pengantin wanita berlutut di depan ayah pengantin pria, dan pengantin pria berlutut di hadapan ibunya.

Disamping menyajikan teh kepada orang tua, mereka juga menyajikan teh kepada yang lebih tinggi tingkatannya dan yang lebih tua dengan menyebutkan tingkatan, misalnya paman pertama, bibi ketiga, kakak kedua, dan sebagainya.

Penyajian teh dilakukan secara berurutan dari anggota keluarga yang tertinggi tingkatannya.

Contoh urutannya adalah kakek dan nenek dari ayah pengantin pria, lalu kakek dan nenek dari ibu pengantin pria, orang tua pengantin pria, setelah itu kakak.

Pengantin pria dan wanita akan berlutut, sedangkan yang mendapat penghormatan akan duduk, jika tingkatan dari yang mendapat penghormatan lebih tinggi, seperti kakek, ayah, atau paman.

Sedangkan jika yang mendapat penghormatan tidak lebih tinggi tingkatannya, namun tentunya harus lebih tua, seperti kakak, maka pengantin pria dan wanita tidak perlu berlutut.

Sebagai balasan, pasangan itu akan menerima Hong Bao / Angpao yang berisi uang atau perhiasan.

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #2 on: 13 December 2008, 11:59:06 AM »
Wohh nice _/\_
Smile Forever :)

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #3 on: 13 December 2008, 12:14:36 PM »
 _/\_...


Biasanya kalau pernikahan memakai acara Cio Tao, maka acara teh pai masuk didalam acara tersebut (masih pakai baju Pao) ...
Itu dilakukan setelah: penganten makan 12 mangkok (simbolis), ketemu, makan agar-agar dan kue lapis...

Tetapi pernikahan yang tidak memakai acara cio tao teh pai bisa dilakukan kapan saja (tergantung kumpulnya keluarga) dan jadwal acara yang sudah disusun...

Sumbernya ... Dari pengalaman meliput acara ciotao...

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

Offline Acvak

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #4 on: 10 January 2013, 06:06:07 PM »
Pusing................Benar-benar Pusing,,,,,,,Mau lamaran tidak tau cara-caranya, baca sana sini acaranya pada ribet T_T
Pengen teriak . . . . . . . . pengen yg simple dan cepat , jujur aja saya Cowo sih ,  jadi pgn simple dan cepat , , , , tidak menyita waktu dan uang . . . . T_T

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #5 on: 10 January 2013, 06:38:43 PM »
Pusing................Benar-benar Pusing,,,,,,,Mau lamaran tidak tau cara-caranya, baca sana sini acaranya pada ribet T_T
Pengen teriak . . . . . . . . pengen yg simple dan cepat , jujur aja saya Cowo sih ,  jadi pgn simple dan cepat , , , , tidak menyita waktu dan uang . . . . T_T

gak usah pusing deh bro... bayangin aja ... malam pertama, atau malam kedua, atau malam ketiga...

ortu pihat cewek jauh lebih susah membesarkan anaknya...
kalau ingin begini, begitu ya ikutin aja... ;D ;D ;D

kalau semua nya terlalu gampang, nanti orang juga gampang cerai n kawin lagi brooo.... :x
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline xu_fenny

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #6 on: 21 January 2013, 01:10:38 AM »
Saya mαu tanya kak, sy janda, dan pacar sy masih blm menikah. Sy jg sudah punya anak umur 3 thn. Boleh tdk sy menikah dengan pacar sy dgn tata cara pernikahan agama Buddha atau lgsg urus catatan sipil aja?dan sy bingung dengan tata cara pernikahan antara pria yg blm pernah menikah dengan wanita yg sudah janda itu bagaimana? Trus status ϑî KTP sy itu sebenarnya masih "belum menikah" karna setelah menikah dengan suami pertama tidak melalui catatan sipil dan tdk sempat mengurusi surat seperti KK atau pun KTP sy itu. Tp keburu si suami sudah pisah 3 bln setelah menikah dan meninggal dunia setelah anak sy lhr dan berusia 1 thn.
Thanks sebelumnya

Namo Buddhaya _/\_

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #7 on: 21 January 2013, 02:24:50 AM »
Saya mαu tanya kak, sy janda, dan pacar sy masih blm menikah. Sy jg sudah punya anak umur 3 thn. Boleh tdk sy menikah dengan pacar sy dgn tata cara pernikahan agama Buddha atau lgsg urus catatan sipil aja?dan sy bingung dengan tata cara pernikahan antara pria yg blm pernah menikah dengan wanita yg sudah janda itu bagaimana? Trus status ϑî KTP sy itu sebenarnya masih "belum menikah" karna setelah menikah dengan suami pertama tidak melalui catatan sipil dan tdk sempat mengurusi surat seperti KK atau pun KTP sy itu. Tp keburu si suami sudah pisah 3 bln setelah menikah dan meninggal dunia setelah anak sy lhr dan berusia 1 thn.
Thanks sebelumnya

Namo Buddhaya _/\_

Selamat yah yah sudah mau menikah lagi. Btw kalau benar saat menikah dulu tidak melalui catatan sipil maka nanti saat menikah lagi tinggal didaftarkan saja. Cuma apakah anda memang tidak punya akte perkawinan dari pernikahan sebelumnya? Sebab bagaimana dengan akte lahir anak anda yang saat ini berusia 3 tahun?

Offline xu_fenny

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #8 on: 21 January 2013, 07:38:47 AM »
Thanks for reply

Pernikahan sy yg pertama hanya pesta dan tdk ad akta perkawinan.
Dan akta lahir anak sy luar nikah.

Nah sy agak bingung. Utk pernikahan kedua αþα perlu tata cara perkawinan spt yg pertama atau langsung aja?

Karna maunya kami sih berencana utk pemberkatan dan catatan sipil. Tp αþα perlu yg namanya lamaran dan sangjit lαgi bahkan perlu tehpai lagi tdk? Karna si pacar sy ini masih bujangan? Trus apakah sy bole pakai gaun pengantin lagi?

Thanks before

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #9 on: 21 January 2013, 07:55:28 AM »
Thanks for reply

Pernikahan sy yg pertama hanya pesta dan tdk ad akta perkawinan.
Dan akta lahir anak sy luar nikah.

Nah sy agak bingung. Utk pernikahan kedua αþα perlu tata cara perkawinan spt yg pertama atau langsung aja?

Karna maunya kami sih berencana utk pemberkatan dan catatan sipil. Tp αþα perlu yg namanya lamaran dan sangjit lαgi bahkan perlu tehpai lagi tdk? Karna si pacar sy ini masih bujangan? Trus apakah sy bole pakai gaun pengantin lagi?

Thanks before
biasanya dibicarakan pada ortu kedua pihak... spt maunya apa sangJit nya... mau jenis buah apa dst dst...
semoga tdk terlalu "rewel" tentang apa yg diinginkan kedua belah pihak.. semoga bisa berjalan lancar...

utk pakai gaun pengantin ya udah tentu boleh tohh....dan semua dibicarakan dgn pacar tsb... berapa biaya yg akan keluar...(gaun pengantin, pesta, dll, dll)....

anakpun butuh surat (akte kelahiran), kalau tidak kemudian hari akan sulit utk mengurus sekolah dll, dll...
jadi diurus aja supaya baik.. dan itu dimulai dari akte perkawinan....(dgn pacar tsb)...

semoga lancar ya... ;D


Quote
Nah sy agak bingung. Utk pernikahan kedua αþα perlu tata cara perkawinan spt yg pertama atau langsung aja?
ini sih tergantung kedua belah pihak dan permintaan ortu... kalau di Las Vegas, kawin kan cukup dimobil dan drive thru aja.. gak usah turun dari mobil....

apa juga ada pilihan lain : kawin bertamasya ?
« Last Edit: 21 January 2013, 07:58:04 AM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #10 on: 21 January 2013, 08:43:31 AM »
Thanks for reply

Pernikahan sy yg pertama hanya pesta dan tdk ad akta perkawinan.
Dan akta lahir anak sy luar nikah.

Nah sy agak bingung. Utk pernikahan kedua αþα perlu tata cara perkawinan spt yg pertama atau langsung aja?

Karna maunya kami sih berencana utk pemberkatan dan catatan sipil. Tp αþα perlu yg namanya lamaran dan sangjit lαgi bahkan perlu tehpai lagi tdk? Karna si pacar sy ini masih bujangan? Trus apakah sy bole pakai gaun pengantin lagi?

Thanks before
kalo dari sudut pandang agama buddha sih terserah saja. jadi untuk ritual jawabannya boleh, boleh, boleh.
yang penting adalah bagaimana anda membina rumah tangga ke depannya. selamat ya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #11 on: 21 January 2013, 09:43:12 AM »
berguna banget nih info. lumayan siapa tahu dapat jodoh chinese :P

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #12 on: 21 January 2013, 10:58:18 AM »
Thanks for reply

Pernikahan sy yg pertama hanya pesta dan tdk ad akta perkawinan.
Dan akta lahir anak sy luar nikah.

Nah sy agak bingung. Utk pernikahan kedua αþα perlu tata cara perkawinan spt yg pertama atau langsung aja?

Karna maunya kami sih berencana utk pemberkatan dan catatan sipil. Tp αþα perlu yg namanya lamaran dan sangjit lαgi bahkan perlu tehpai lagi tdk? Karna si pacar sy ini masih bujangan? Trus apakah sy bole pakai gaun pengantin lagi?

Thanks before

Dear Fenny,

Jika anda menikah di vihara sudah tepat, nanti akan diberikan surat pemberkatan pernikahan secara agama buddha, yang mana itu untuk mengurus catatan sipil. Biasanya bisa minta tolong pengurus vihara atau mengurus sendiri. Mengenai lamaran dan Sangjit itu tergantung kesepakatan antara kalian berdua. Tentu saja anda boleh memakai gaun pengantin, tidak masalah kok

Berarti akte lahir anak pertama anda adalah anak luar nikah. Nanti kalau sudah ada akte perkawinan dari catatan sipil selanjutnya akte lahir anak2 anda selanjutnya disebutkan anak dari kalian berdua. Semoga menjawab.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #13 on: 21 January 2013, 11:43:41 AM »
Thanks for reply

Pernikahan sy yg pertama hanya pesta dan tdk ad akta perkawinan.
Dan akta lahir anak sy luar nikah.

Nah sy agak bingung. Utk pernikahan kedua αþα perlu tata cara perkawinan spt yg pertama atau langsung aja?  Karna maunya kami sih berencana utk pemberkatan dan catatan sipil. Tp αþα perlu yg namanya lamaran dan sangjit lαgi bahkan perlu tehpai lagi tdk? Karna si pacar sy ini masih bujangan? Trus apakah sy bole pakai gaun pengantin lagi?

Sebaiknya dibicarakan dengan calon suami dan keluarganya, maunya mereka bagaimana.

Yang mutlak harus dijalani adalah pemberkatan di vihara, dari sini akan mendapatkan surat keterangan dari majelis buddha ybs dan nantinya digunakan dalam pencatatan di Catatan Sipil.

Sedangkan untuk upacara adat, tergantung nyamannya anda berdua dan keluarga apakah mau diadakan atau tidak usah.  Dibicarakan sajalah mengenai hal itu bagaimana enaknya.

Soal baju pengantin, sudah tentu sebaiknya anda pakai baju pengantin lagi, apalagi buat foto2nya dan kenangan seumur hidup sampai tua nanti  ;) ;D
« Last Edit: 21 January 2013, 11:45:12 AM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #14 on: 21 January 2013, 11:47:50 AM »
anakpun butuh surat (akte kelahiran), kalau tidak kemudian hari akan sulit utk mengurus sekolah dll, dll...
jadi diurus aja supaya baik.. dan itu dimulai dari akte perkawinan....(dgn pacar tsb)...

Akte kelahirannya anaknya udah ada bro, hanya saja dicatat sebagai anak di luar perkawinan karena tidak punya (tidak membuat) Surat Kawin di Catatan Sipil pada waktu melangsungkan perkawinan yang pertama.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline xu_fenny

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #15 on: 21 January 2013, 11:51:07 AM »
Thank you so much guys atas saran2nya

sangat membantu nih   :)

Namo Buddhaya _/\_

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #16 on: 21 January 2013, 12:14:36 PM »
Suku Tionghoa di Indonesia kan cukup banyak ya Bro, ada Hokkian, Teo Chew, Hakka, KongHu, HokCia dll.....kalo adat yg Bro sampaikan diatas kayaknya itu untuk suku Hokkian ya? kalo suku Hakka tau ga gmn adat istiadatnya Bro? (dulu sy married ala internasional tanpa adat jd krg tau  :)) thanks....
🙏

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #17 on: 21 January 2013, 12:29:24 PM »
Suku Tionghoa di Indonesia kan cukup banyak ya Bro, ada Hokkian, Teo Chew, Hakka, KongHu, HokCia dll.....kalo adat yg Bro sampaikan diatas kayaknya itu untuk suku Hokkian ya? kalo suku Hakka tau ga gmn adat istiadatnya Bro? (dulu sy married ala internasional tanpa adat jd krg tau  :)) thanks....

ala international spt apa cc?

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #18 on: 21 January 2013, 12:36:09 PM »
ala international spt apa cc?

maksudnya cm pemberkatan di Vihara trus resepsi (ada Teh Pai sih sebelumnya)....that's all  ;D krn suami sy org Chinese Bandung yg sudah hampir luntur ke-Chinese-annya hehehe.......(fisiknya doang yg msh Chinese bgt)...gt lho Sis  ;D
🙏

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #19 on: 21 January 2013, 12:47:46 PM »
Akte kelahirannya anaknya udah ada bro, hanya saja dicatat sebagai anak di luar perkawinan karena tidak punya (tidak membuat) Surat Kawin di Catatan Sipil pada waktu melangsungkan perkawinan yang pertama.

emg anaknya kagak boleh pakai nama ayah barunya yah? setelah mamanya mengurus surat nikah dan dapat dikatakan anaka dari pasangan siapa and siapa gitu???
kalau gag kasihan juga anaknya  :-? :-? :-? :-?

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #20 on: 21 January 2013, 01:39:40 PM »
emg anaknya kagak boleh pakai nama ayah barunya yah? setelah mamanya mengurus surat nikah dan dapat dikatakan anaka dari pasangan siapa and siapa gitu???
kalau gag kasihan juga anaknya  :-? :-? :-? :-?

Pertanyaannya ini terserah sis Fenny, karena dia yang menjalankan, menurut saya sih tidak masalah selama si anak sudah punya akte lahir.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Adat Istiadat Pernikahan ala Tionghoa
« Reply #21 on: 21 January 2013, 02:40:59 PM »
emg anaknya kagak boleh pakai nama ayah barunya yah? setelah mamanya mengurus surat nikah dan dapat dikatakan anaka dari pasangan siapa and siapa gitu???

Akte kelahiran kan sudah ada, walau dicatat sebagai anak di luar perkawinan dari sis Fenny.

Akte kelahiran hanya memuat nama ayah dan ibu biologis, jadi kalau si ibu kawin lagi dengan laki-laki lain, nama suami baru tidak bisa dimasukkan di akte kelahiran anak dari suami terdahulu. CMIIW.

Quote
kalau gag kasihan juga anaknya  :-? :-? :-? :-?

Kenapa kasihan ?   ::)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

 

anything