http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_Sāmaññaphala_Sutta#7575. ‘Dan ketika ia mengetahui bahwa lima rintangan ini telah meninggalkannya, kebahagiaan muncul dalam dirinya, dari kebahagiaan muncul kegembiraan, dari kegembiraan dalam batinnya, jasmaninya menjadi tenang, dengan jasmani yang tenang, ia merasakan kenikmatan, dan dengan kenikmatan, pikirannya terkonsentrasi. Dengan keberpisahan demikian dari kenikmatan-indria, berpisah dari kondisi-kondisi buruk, ia masuk dan berdiam dalam
jhāna pertama, yaitu awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, yang muncul dari keberpisahan, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan. Dan dengan kegirangan dan kegembiraan yang muncul dari keberpisahan, ia meliputi, basah seluruhnya, mengisi dan meliputi tubuhnya sehingga tidak ada bagian dalam tubuhnya yang tidak tersentuh oleh kegirangan dan kegembiraan yang muncul dari keberpisahan itu.’ [74]
76. ‘Bagaikan seorang petugas pemandian yang terampil atau pembantunya, mengadon bubuk-sabun yang telah dibasahi dengan air, membentuknya dalam sebuah piringan logam, menjadi bongkahan lunak, sehingga bola bubuk-sabun itu menjadi satu bongkahan berminyak, terekat oleh minyak sehingga tidak ada yang berserakan – demikian pula bhikkhu ini meliputi, basah seluruhnya, mengisi dan meliputi tubuhnya sehingga tidak ada bagian dalam tubuhnya yang tidak tersentuh. Ini, Baginda, adalah buah dari kehidupan tanpa rumah, nyata di sini dan saat ini, yang lebih mulia dan sempurna daripada yang sebelumnya.’’[32]
77. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, dengan melenyapkan awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, dengan memperoleh ketenangan di dalam dan keterpusatan pikiran, memasuki dan berdiam dalam jhāna ke dua, yang tanpa awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, muncul dari konsentrasi, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan. Dan dengan kegirangan dan kegembiraan ini, yang muncul dari konsentrasi, ia meliputi seluruh tubuhnya sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh.’
78. ‘Bagaikan sebuah danau yang bersumber dari sebuah mata air, tidak ada air yang mengalir dari timur, barat, utara, atau selatan, dimana dewa-hujan mengirimkan hujan dari waktu ke waktu, air mengalir dari dasarnya, bercampur dengan air dingin, akan meliputi, mengisi dan meliputi air dingin tersebut, sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh – demikian pula dengan kegembiraan dan kebahagiaan ini, yang muncul dari konsentrasi, ia meliputi seluruh tubuhnya sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh. [75] Ini, Baginda, adalah buah yang lebih mulia dan sempurna dari yang sebelumnya.’
79. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, dengan meluruhnya kegembiraan, tetap tidak terganggu, penuh perhatian dan berkesadaran jernih, dan mengalami dalam dirinya, kegembiraan yang oleh Para Mulia dikatakan: “Berbahagialah ia yang berdiam dalam keseimbangan dan perhatian murni,” dan ia memasuki dan berdiam dalam jhāna ke tiga. Dan dengan kegembiraan ini, yang hampa dari kegirangan, ia meliputi seluruh tubuhnya sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh.’
80. ‘Bagaikan jika, dalam sebuah kolam yang terdapat bunga teratai biru, merah, atau putih[33] yang bunga-bunganya, muncul dari dalam air, tumbuh dari dalam air, tidak keluar dari air, mendapatkan nutrisi dari kedalaman air, bunga-bunga teratai biru, merah, atau putih itu akan diliputi … dengan air dingin – demikian pula dengan kebahagiaan yang hampa dari kegembiraan, bhikkhu tersebut meliputi seluruh tubuhnya sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh. Ini adalah buah kehidupan tanpa rumah, lebih mulia dan sempurna dari yang sebelumnya.’
81. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, setelah meninggalkan kenikmatan dan kesakitan, dan dengan lenyapnya kegembiraan dan kesedihan sebelumnya, memasuki dan berdiam dalam jhāna ke empat yang melampaui kenikmatan dan kesakitan, dan dimurnikan oleh keseimbangan dan perhatian murni. Dan ia duduk meliputi seluruh tubuhnya dengan kemurnian batin dan kebersihan [76] sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh.’
82. ‘Bagaikan seorang yang duduk dibungkus dari kepala hingga kakinya dengan kain putih, sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh oleh kain putih itu – demikian pula tubuhnya diliputi … Ini adalah buah dari kehidupan tanpa rumah, lebih mulia dan sempurna daripada yang sebelumnya.’