saya lanjutkan episode ke-4 ini..
karena sebelumnya tidak dapat meneruskan cerita karena suatu kesibukan, maka hari ini saya lanjutkan..
hari ke-4 :
hari ke-4 dmana para siswa diajarkan teknik vipassana...pertama2 siswa mendengarkan cd dari SN Goenka tentang teknik vipassana (sepanjang hari akan ada penjelasan tentang cara2 melakukan teknik anapanassati maupun vipassana)
lalu SN Goenka menjelaskan tentang Adithana ( ikrar atau tekad yang sangat kuat), dimana nanti setiap jam2 tertentu siswa melakukan meditasi dengan beradithana yaitu dalam 1 jam siswa tidak boleh merubah posisi meditasi (pada hari 1-3 siswa masih boleh bergerak/mengganti posisi mencari posisi nyaman), dalam sehari ada 3x siswa wajib melakukan adithana..
lalu siswa dsuruh merasakan perasaan pada bagian ubun2, saya pertama merasakan kesulitan untuk mencari perasaan2 yang timbul pada daerah ubun2...
di sinilah menariknya...
saat melakukan adhitana seluruh badan mulai berontak...sama sekali tidak ada kenyamanan...kosentrasi berubah menjadi sakit badan dimana2
saya yang mempunyai cedera dipangkal pahapun mulai kambuh...banyak sekali perasaan2 yang timbul saat melakukan adhitana...baik perasaan2 kasar yang timbul di anggota tubuh maupun perasaan batin yang tidak nyaman..saya benar2 menderita, bukan cara mengatasi rasa sakit yang saya peroleh malahan rasa sakit yang menderita yang saya dapatkan di hari ke-4....apalagi saat cidera saya kambuh....benar2 panas dingin badan saya...
konon siddharta gautama berikrar akan melakukan adhitana sampai beliau mendapat sebuah pencerahan...tidak dapat dibayangkan...(mungkin rekan2 yang mengetahui ini dapat memberikan referensinya dari sutta mana)
setelah melakukan adhitana untuk berdiri saja cukup sulit...sering kali kaki menjadi kesemutan...apalagi waktu istirahat hanya 5 menit...jadi saya sering kali melakukan peregangan dulu sebelum meditasi, karena saya bertekad bukan hanya sehari 3x melakukan adhitana...namun sepanjang jam2 meditasi saya akan melakukan adhitana...meskipun apabila rasa sakit yang sudah tidak dapat diperatahankan saya merubah posisi sebanyak beberapa kali..
lalu setelah merasakan perasaan di ubun2 siswa dianjurkan merasakan perasaan2 yang timbul dari ujung kepala(ubun2) sampai ujung kaki..baik perasaan kasar maupun perasaan halus...perbagian anggota tubuh...secara berurutan..
namun sambil beradhitana seringkali perasaan2 kasar yang terasa seperti perasaan sakit, panas, berkedut...
pada awalnya saya sama sekali tidak mengerti perasaan halus itu seperti apa...
dan saya juga masih berpikir...bagaimana cara mengatasi rasa sakit yang guru bilang akan diajarkan pada hari ke-4...
"pada dasarnya sejak awal para meditator hanya disuruh mengamati perasaan2 yang timbul dan tenggelam...agar mengerti tentang anicca, khususnya di dalam diri kita..sehingga apapun yang meditator rasakan, meditator diwajibkan untuk tenang dan seimbang batinnya..yaitu apabila meditator merasakan perasaan kasar maupun halus...cukup amati...jangan memberikan reaksi"hal ini ternyata sangat bermanfaat bagi saya dalam menjalani kehidupan saat ini...
dan di sinilah saya dapat mengatasi rasa sakit dalam beradithana maupun saat nyamuk2 menyerang....karena saya mulai menyadari hal tersebut...
mungkin dsinilah mulai mengerti tentang
"EMPAT KESUNYATAAN MULIA" itu dapat dipahami..
Pertama
Kesunyataan Mulia tentang Dukkha (rasa sakit yang saya alami)
Kedua
Kesunyataan Mulia tentang asal mula Dukkha (rasa sakit terjadi karena saya melakukan reaksi terhadapnya misalnya rasa sakit ini sangat tidak nyaman...saya ingin menyingkirkannya karena sangat membuat menderita, alih2 rasa sakit itu hilang malah rasa sakit itu makin menjadi sakit karena saya melakukan reaksi ingin menyingkirkannya, mungkin ini ada hubungannya dengan penderita2 sakit kronis yang dapat mengatasi rasa sakitnya dengan meditasi)
Ketiga
Kesunyataan Mulia tentang lenyapnya Dukkha (dengan tidak melakukan reaksi yaitu keadaan dalam keadaan tenang dan seimbang dengan maksud tidak menolak rasa sakit itu, tidak membencinya, tidak ingin menyingkirkannya maka lenyaplah rasa sakit itu,karena menyadari bahwa rasa sakit inipun akan berlalu..baik secara cepat maupun sangat lambat. saya pernah membaca tentang perumpamaan badan boleh sakit tapi batin kita tidak boleh ikut sakit, saya setuju sekali karena apabila badan kita sakit dan batin kita ikut sakit semakin sakitlah badan kita , menurut saya inilah hal2 penyebab penyakit2 semakin kronis karena kekuatiran kita akan penyakit tersebut dan pada dasarnya hal itu terjadi karena banyak orang tidak ingin mati..jadi yang ditakutkan adalah KEMATIAN. Dengan menyingkirkan sakit batin tersebut diperolehlah lenyapnya penderitaan)
Dan yang terakhir atau yang ke-4 adalah
Kesunyataan Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha(yaitu pokok dasar ajaran para buddha sila, samadhi dan panna.. dimana para meditator dikondisikan pada saat itu untuk melaksanakan Delapan Jalan Utama (Jalan Utama Beruas Delapan) :
Pañña 1. Pengertian Benar (sammä-ditthi)
2. Pikiran Benar (sammä-sankappa)
Sila 3. Ucapan Benar (sammä-väcä)
4. Perbuatan Benar (sammä-kammanta)
5. Pencaharian Benar (sammä-ajiva)
Samädhi 6. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma)
7. Perhatian Benar (sammä-sati)
8. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi)
Jika dalam menjalankan kebhikkhuan kondisi ini akan mudah dilaksanakan dari pada para perumah tangga yang masih memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang dimilikinya, namun dalam retreat kondisi tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga mendekati kondisi menjalankan kebhikkhuan (menurut SN Goenka) )
* sekali lagi saya tidak bermaksud mempromosikan/menyatakan meditasi yang lain tidak bagus. Pada dasarnya setiap meditasi (sesuai dengan ajaran Sang buddha) adalah baik
baik samatha maupun vipassana karena masing2 mempunyai kelebihan dan menurut saya masing2 berbeda tujuan namun saling mendukung...yang satu untuk ketenangan batin(samantha) dan satu lagi untuk pandangan terang(vipassana)
cerita selanjutnya....
perasaan yang saya rasakan selama meditasi....