Salam metta...
Teman2, saya mau sharing dikit tentang kesan saya terhadap buku ini...jujur saya masih newbie soal beginian
Saya baru tahun ini baca beyond belief, baru bbrp bulan yg lalu malah hehe..
Duluuu sekaliii.. (thn 2001) wkt baru dapet buku ini, saya juga menolak membaca habis, baru sekilas2 liat aja udah mau muntah, "ih kok gini ya isinya..apa ini ajaran Sang Buddha? kok kesannya ngejek abis, mencela abis agama lain, pdhl Sang Buddha sendiri tidak pernah memaksakan ajarannya utk diterima?" Dasar pemikiran saya yang dulu masi dangkal juga, dan saya kurang teliti dgn tidak membaca dari awal sampai akhir, saya hanya liat sebagian2
Ketika saya baca lagi, bulan juni/juli yang lalu, saya baca bener2 dari awal sampe... (blm selesai sih
) tapi trnyata sekarang saya dapat mengerti kenapa orang ini menulis demikian, di bagian pengantarnya ada tujuan dan maksud dari penulisnya hingga dia berani dan berjuang menulis buku itu! Saya malah menjadi kagum dan terkesan. Penulisnya mengatakan dia menulis semua itu tidak dgn kebencian atau keinginan membalas, malah mungkin dgn penuh kasih dia melakukannya. Pastinya pengalaman dia lebih byk dari kita2, dan kalaupun kita meragukan dasar dia menulis itu, saya hanya menyarankan baca buku itu dgn pikiran dan hati yg jernih - pikiran yang terbuka dan seimbang, dgn hati yg penuh cinta kasih, kita akan bisa melihat kalau buku itu dan isinya netral saja (spt kata Sdr. 7th), bhw bisa terlihat bedanya, asal usul munculnya ketidaksukaan kita (yg buddhist) pada buku itu dari mana. Saya jadi tau dan inget, knp saya dulu menolak skali membaca buku itu lbh lanjut, bahkan bisa dibilang saya sampai melupakannya, hingga saya baca di forum ini lagi ttg beyond belief
Sebegitu kuatnya penolakan dlm diri saya (juga pengaruh dari lingkungan yg sama2 tidak begitu menyukai buku itu - dianggap kasar, tapi ada juga yg bilang bagus sih), sampai2 bad image udah melekat pd buku itu bertahun2 hehe.. mungkin sebagian dari teman2 juga ada yg mengalami hal itu.. Terkadang, ketika belum mengenali dgn baik sesuatu hal, kita terbawa arus terlebih dahulu sehingga dlm pemikiran kita sdh ada "cap-cap" yg kita lekatkan pd suatu hal yg dibawa arus itu, entah kita beri cap yg positif atau negatif.
Pendapat saya pribadi sih, buku Beyond Belief itu bagus, masuk akal juga, walaupun sekilas tampak kasar, ketika dibaca lagi baik2, diulangi lagi, saya tau penulisnya hanya orang yg berusaha menjelaskan perbedaan2 yg ada dan sebagai perimbangan dengan apa yg telah dilakukan para misionaris agama K, yg gencar meng-K-kan orang2 agama lain - dgn harapan yang Buddhis juga harus "melek" terhadap kenyataan ini.
Membaca riwayat Ven Sri Dhammananda, saya bisa membayangkan betapa kuatnya "serangan2" dari para evangelist jaman dulu (saat Beliau di Malaysia), mungkin sekarang juga masih berlangsung walaupun sudah tidak sehebat dulu karena para 'misionaris' buddhis (dhammaduta) juga sudah semakin pintar sekarang, dan mungkin semakin banyak?
Karena itu, apa yg ditulis AL de Silva itu tidak lepas dari unsur2 sejarahnya, lingkungannya - alasan2 yg membuatnya mengeluarkan buku itu. Pastilah juga dia menulis itu tidak mudah, banyak tantangannya, dan resikonya yg pasti. Tapi konsekuensi itu dia ambil demi apa..? Benarkah hanya untuk menyerang K saja? Jika dia benar-benar seorang yang mengagumi Buddhisme - sama seperti kita2 skrg ini, tentu tidak dengan kebencian dia melakukan itu semua, karena bodoh sekali orang yg penuh kebencian seperti itu, sudah susah payah menulis dengan merefer kesana sini buku2 Buddhis dan alkitab sbg pedoman, hanya untuk dicap sebagai orang yang sengaja menyakiti orang lain - oleh orang agama lain mungkin bisa diterima, tapi kalo dari buddhis sendiri yang mengecam? Bisa jadi dia sudah tau konsekuensi dari semua itu. Saya rasa perasaan cinta kasih yang besar kepada semua makhluk lah yg membuatnya melakukan itu. Sekali lagi, ini hanya pendapat saya pribadi tentang buku dan penulis Beyond Belief.
Bolehlah buku Beyond Belief ini kita baca sebagai pengetahuan saja, tapi kita tidak perlu membabat habis orang2 agama K jika kondisinya tidak mengharuskan kita menggunakan "ilmu" dari buku ini
dipakai secara bijak aja mungkin ya
Kalau boleh promosi, hehehe.. (promosi terus neh hari ini
), teman-teman bisa membaca Buku "DASAR PANDANGAN AGAMA BUDDHA" - DPAB, karya Ven. S.Dhammika, diterbitkan dan diedarkan oleh Vihara Dhammadipa Surabaya. Nih buku bagus banget! Kalau mau beradu logika buddhis, di buku ini banyak contoh2 sederhana namun mengena yg bisa membuat kita membuka pikiran kita thd kenyataan. Dlm buku ini, tidak secara eksplisit membandingkan dgn agama2 lain, tapi pemahaman kita akan dibawa pada logika berpikir yg cerdas dan dalam, tapi masih bisa dijangkau oleh nalar kita. Dan..... yang membuat kita bisa menilai kebenaran apa yg ditawarkan oleh Sang Buddha dan dalam agama lain.
That's the point!
Semoga bermanfaat
Namo Buddhaya...