dari cerita diatas,yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan topik membakar kertas sembahyang.
Apa yang kita bakar itu memang bisa diterima???cerita diatas malah pake kendaraan...
ada yang bisa bantu jelaskan???
Sudah pernah saya bantu jelaskan, kalau yang terpenting adalah pikiran yang diarahkan ke hal-hal baik. Jika mempersembahkan sesuatu atau mendedikasikan sesuatu yang baik, dengan pikiran yang baik, ditujukan kepada orang yang sudah meninggal, dan bila mendiang terlahir sebagai
paradattupajivika-peta; maka mendiang itu akan memeroleh hal yang baik.Bila yang terarahkan adalah pikiran tidak baik, maka semua pemberian itu tidak akan dapat diterima oleh mendiang.
Oleh karena itulah, daripada repot-repot membakar kertas, bukankah lebih baik mempersembahkan sesuatu kepada mendiang dengan cara yang lebih sederhana, namun lebih kita fokuskan pada pikiran baik. Itulah yang diajarkan dalam Buddhisme.
Namun bila tetap ingin melestarikan budaya, maka membakar kertas tetap boleh dilakukan. Hal ini tidak bertentangan dengan Buddhisme. Dan alangkah lebih baiknya jika turut mengarahkan pikiran baik selagi membakar kertas dan persembahan lainnya.