//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buat orang yang mau berbaik hati  (Read 29954 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #60 on: 17 January 2010, 06:54:38 PM »
wah..keren pertanyaannya...lanjutkan!!!sangat bermanfaat ^^
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #61 on: 18 January 2010, 06:21:49 AM »
"Dan bagaimana mereka menunjukkan banyaknya pengendalian diri di dalam kehidupan suci? Seperti halnya, O baginda, seorang pengecut yang pergi ke medan perang. Ketika dikepung oleh musuh dari segala penjuru dia akan berbalik dan lari terbirit-birit karena takut mati; demikian juga siapa pun yang tidak terkendali, tidak tahu malu, tidak sabar dan plin-plan. Ketika meninggalkan kehidupan duniawi, mereka tidak akan mampu melaksanakan berbagai macam peraturan dan akan kembali ke tingkat yang lebih rendah."

Apa arti kata-kata diatas??
apakah artinya orang  yang punya sifat yang tidak terkendali, tidak tahu malu, tidak sabar dan plin-plan akan lahir ke alam rendah???
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #62 on: 18 January 2010, 06:46:30 AM »
11 Mereka menyerahkannya kepada sang thera dan sang thera pun mengundang Sangha. Setelah memberikan, sang thera melimpahkannya kepada ibunya, ayahnya, dan saudara lelakinya dengan mengatakan, "Biarlah ini untuk sanak saudaraku! Semoga sanak saudaraku bahagia!"
12 Segera setelah beliau mempersembahkan ini, muncullah makanan-makanan – yang bersih, pilihan, disiapkan dengan balk, dan berbumbu kari dengan berbagai aroma; sesudah itu saudara lelakinya menampakkan dirinya, tampan, kuat dan bahagia, dan berkata,
13 "Melimpah (adalah) makanan ini, tuan, tetapi lihatlah bahwa kami masih telanjang. Tolong kerahkanlah usahamu tuan, sedemikian rupa sehingga kami bisa memperoleh pakaian."
14 Sang thera mengumpulkan sobekan-sobekan kain dari tumpukan sampah. Setelah membuat kain perca itu menjadi jubah, beliau memberikannya kepada Sangha di empat penjuru.
15 Setelah memberikan, sang thera melimpahkannya kepada ibunya, ayahnya, dan saudara lelakinya, dengan mengatakan, "Biarlah ini untuk sanak saudaraku! Semoga sanak saudaraku bahagia!"
16 Segera setelah beliau mempersembahkan ini, muncullah pakaian-pakaian, sedangkan (saudara lelakinya) mengenakan pakaian yang bagus, menampakkan dirinya kepada sang thera dan mengatakan,
17 "Sebagaimana banyaknya pakaian-pakaian yang ada di seluruh kerajaan raja Nanda – masih lebih daripada itu, Yang Mulia, pakaian dan penutup kami,
18 Dari sutra dan wol, linen dan katun. Banyak dan mahal pakaian itu adanya – mereka bahkan menggantung dari langit.
19 Dan kami tinggal mengenakan saja mana pun yang kami suka. Tolong kerahkanlah usahamu, tuan, sedemikian rupa sehingga kami bisa memperoleh rumah."
20 Setelah sang thera membangun gubug dari dedaunan, beliau memberikannya kepada Sangha di empat penjuru. Setelah memberikan, sang thera melimpahkannya kepada ibunya, ayahnya, dan saudara lelakinya dengan mengatakan, "Biarlah ini untuk sanak saudaraku! Semoga sanak saudaraku bahagia!"
21 Segera setelah beliau mempersembahkan ini, muncullah rumah-rumah – tempat tinggal dengan pinakel yang dibagi menjadi bagian-bagian yang sama.
22 "Rumah-rumah seperti milik kami di sini tidak ditemukan di antara manusia; rumah-rumah seperti milik kami di sini bagaikan rumah-rumah yang ditemukan di antara para dewa;
23 Berkilau, mereka bersinar ke seluruh empat penjuru. Tolong kerahkanlah usahamu, tuan, sedemikian rupa sehingga kami bisa memperoleh air."
24 Setelah sang thera mengisi satu pot-air, beliau memberikannya kepada Sangha di empat penjuru. Setelah memberikan, sang thera melimpahkannya kepada ibunya, ayahnya, saudara lelakinya, dengan mengatakan, "Biarlah ini untuk sanak saudaraku! Semoga sanak saudaraku bahagia!"
25 Segera setelah beliau mempersembahkan ini, muncullah air – kolam - kolam teratai yang dalam, bersudut empat, dan diatur dengan indah
26 Dengan air jernih dan tepian yang elok, sejuk dan harum, tertutup teratai dan lili air, airnya penuh dengan serabut ­serabut teratai.
27 Setelah mandi dan minum dari kolam tersebut, mereka muncul di hadapan sang thera dengan mengatakan, "Melimpah (adalah) air (ini), tuan, tetapi kaki kami pecah - ­pecah dan sakit.
28 Berkelana kian kemari kami terpincang-pincang di atas kerikil dan rumput kusa yang berduri. Tolong kerahkanlah usahamu, tuan, sedemikian rupa sehingga kami bisa memperoleh kendaraan."
29 Setelah memperoleh sandal beliau memberikannya kepada Sangha di empat penjuru. Setelah memberikan, sang thera melimpahkannya kepada ibunya, ayahnya, dan saudara lelakinya dengan mengatakan, "Biarlah ini untuk sanak saudaraku! Semoga sanak saudaraku bahagia!"
30 Segera setelah sang thera mempersembahkan ini, para peta itu pun datang dengan kereta, dan mengatakan, "Engkau telah menunjukkan belas kasihan, tuan, lewat makanan dan pakaian ini,
31 Rumah dan pemberian air ini – lewat keduanya ini serta lewat pemberian kendaraan. Kami, tuan, telah datang untuk memberi hormat kepada petapa yang penuh welas asih di dunia."

Sang thera mengajukan persoalan itu ke hadapan Sang Bud­dha. Sang Buddha menganggap hal itu sebagai kebutuhan yang muncul dengan mengatakan, 'Sebagaimana juga di sini, begitu juga di dalam kehidupan persis sebelum ini engkau merupakan peta yang mengalami kesengsaraan yang besar.' Dan, ketika dimohon oleh sang thera, Sang Buddha mengkisahkan Cerita Peta Benang dan mengajarkan Dhamma kepada mereka yang berkumpul di sana. Ketika mendengar hal ini, orang-or­ang itu dipenuhi kegelisahan, dan menjadi cenderung melakukan tindakan-tindakan berjasa – seperti misalnya kebajikan memberikan dana dan sebagainya.

dari cerita diatas,yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan topik membakar kertas sembahyang.
Apa yang kita bakar itu memang bisa diterima???cerita diatas malah pake kendaraan...
ada yang bisa bantu jelaskan???
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #63 on: 18 January 2010, 08:13:26 AM »
"Dan bagaimana mereka menunjukkan banyaknya pengendalian diri di dalam kehidupan suci? Seperti halnya, O baginda, seorang pengecut yang pergi ke medan perang. Ketika dikepung oleh musuh dari segala penjuru dia akan berbalik dan lari terbirit-birit karena takut mati; demikian juga siapa pun yang tidak terkendali, tidak tahu malu, tidak sabar dan plin-plan. Ketika meninggalkan kehidupan duniawi, mereka tidak akan mampu melaksanakan berbagai macam peraturan dan akan kembali ke tingkat yang lebih rendah."

Apa arti kata-kata diatas??
apakah artinya orang  yang punya sifat yang tidak terkendali, tidak tahu malu, tidak sabar dan plin-plan akan lahir ke alam rendah???
yah begitulah...
karena dgn memiliki sifat2 itu seseorang bisa berbuat kejam
tidak terkendali dalam menahan napsu, amarah, sila dll
tidak tahu malu untuk berbuat amoral
tidak sabar.. dalam menghadapi masalah...selalu memilih jalan pintas
plin plan ..tidak konsisten, selalu berubah pikiran, ucapannya tidak dapat di percayai

yah..org demikian akan terlahir di alam rendah, samapi dia bisa mengubah sifatnya
...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #64 on: 18 January 2010, 08:35:03 AM »
Sanuvasipetavatthuvannanca
http://www.indonesiaindonesia.com/r/tipitaka/1102.html

Quote
Apa yang kita bakar itu memang bisa diterima???cerita diatas malah pake kendaraan...
belum tentu demikian, ini bukanlah sesuatu yg di ajarkan,  kendaraan yg di terima oleh mahluk peta tersebut, merupakan hasil dari pemberian sandal kepada sangha
bukan di bakar tapi di berikan ( perbedaan yg cukup besar kan)

Quote
ada yang bisa bantu jelaskan???
dalam ajaran Buddha, cara pelimpahan jasa berupa persembahan kepada yang patut di berikan persembahan
makin tinggi tingkat kesuciannya makin berharga suatu persembahan (walau persembahan itu kecil nilainya)
tidak dgn cara di bakar, tapi di berikan
saat memberi biasanya di ikuti dgn ucapan "Biarlah ini untuk sanak saudaraku! Semoga sanak saudaraku bahagia!"

itu salah satu kisah dari petavatthu, biar makin jelas..coba membaca kisah2 petavatthu lainnya
...

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #65 on: 18 January 2010, 09:19:54 AM »
Dear Friends, sobat kita Bro Gunasaro telah pernah mengulas soal Paritta ini dengan bahasa yg mudah dimengerti disertai contoh2 yg praktis.
Sy share disini, semoga bermanfaat....

----------


Paritta secara harfiah berarti 'perlindungan' ~ mengapa disadur dr pemaknaan
demikian? Karena pengulangan dr ajaran Sang Buddha diharapkan bisa menjadikan
pelakunya bisa menerapkan ajaran tsb di dalam bentuk perilaku keseharian. Mirip
reminder atau dalam bentuk kerennya: renungan harian. Nah, bagaimana analogi
paling sederhananya?
Mirip anak TK diajarkan sesuatu menggunakan lagu² sederhana:
* merapikan tempat tidur
* gosok gigi
* sayang ortu guru, & teman
* imunisasi
* cara nyeberang jalan, dll...

Sekarang, bagaimanakah kaitannya bahwa kita membaca/mengulang Paritta (utk
kepentingan sendiri); namun pihak lain menerima dampaknya?
Pernah dengar lagu Nikita yg judulnya "Di Doa Ibuku, Namaku Disebut"? Mungkin
ini agak subyektif; kalo saya dengar sih, walaupun itu lagu nasrani. Namun
liriknya universal & mengingatkan kita akan betapa luhur & mulianya sosok ibu
kita sendiri. Jadi ingat ibunda kita & timbul rasa bahagia (bisa haru juga),
kangen, hormat, dll...
Mungkin kita dengar dr kaset/CD, Nikitanya mah entah di mana & dia sebut itu
ibundanya. Namun kita merasakan hal itu seakan² berlaku pada diri kita, kan?
Nah, entah itu suara, aroma, bentuk/warna, sensasi sentuhan, ataupun ingatan ~
semua adalah obyek bagi bathin kita sendiri. Artinya bukan hanya suara yg muncul
dari Paritta; yg bisa menginduksi munculnya persepsi pihak lain... Respon yg
muncul pun bisa plus atau minus (tergantung persepsi yg sudah dimiliki & persaan
yg timbul saat itu). Yang suka musik klasik, dikasih dengar tembang cadas (trash
metal); gimana kira² reaksinya?

Jadi dalam hal persepsi, bukan tergantung apa yg diucapkan ~ namun bagaimana
kondisi persepsi yg sudah eksis dr yg mendengar itu sendiri. Orang beragama A
mendengar orang beragama X berdoa dgn pengeras suara tengah malam; umumnya
(tidak pasti lho) memberikan respon kurang nyaman. Namuan bagi yg lain sesama
agama X, enjoy saja tuh. Ini adalah permainan persepsi.

Dari sisi materi yg diucapkan; apakah sesungguhnya menghasilkan materi? Menurut
Buddhisme; ada yang disebut kammaja rupa ~ kamma (perbuatan baik fisik maupun
mental) & rupa (materi). Contoh sederhananya adalah jika kita marah², maka
jantung akan berdetak lebih kuat, keluar keringat dingin, badan gemetaran (konon
bahkan bisa memicu serangan jantung). Kalo kita lihat obyek positiv trus ikut
bahagia & senang, badan terasa enteng & sejuk... Latihan angkat besi,
berkeringat & menghasilkan otot yg membesar; dll...
Pernah dengar tentunya; bayi yg masih belum jelas melihat, menggunakan indera
penciumannya utk mengenai org terdekat. Sehingga, kala ibundanya pergi, maka
baju bekas sang ibu ditinggalkan di rumah ~ kala bayi nangis & didekatkan baju
bekas itu, maka dia akan tenang sementara. Kegelisahan berubah menjadi
ketenangan karena ada aroma sang ibu...
Pernah dengar tentunya tentang hasil penelitian efek kata² pada air yg ada
hasil photo oleh peneliti asal Jepang: Dr Masaro Emoto (The True Power of
Water)... Itu menjelaskan kammaja rupa & cittaja rupa...

Mentor saya pernah bercerita yg diambil dari Suttanta Pitaka; ± begini: suatu
saat, Buddha sedang memutar roda Dhamma di sekitar sawah. Banyak para
perumah-tangga & petani yg mendengarkan. Nah, di sana ada seekor kodok & ketika
mendengarkan ceramah itu, dia berpikir (kodok berpikir lho): "Wah, suaranya
begitu indah, tenang, & bagus; sudah pasti yg sedang diutarakan adalah hal yg
bermanfaat; lagian yg lain mendengarkan begitu penuh perhatian. Hm, alangkah
baiknya saya juga turut dengar dgn tenang..."
Si kodok tenang duduk & mendengarkan di belakang seorang peserta; ketika orang
tersebut meregangkan posisi duduknya karena pegal, si kodok pun tergencet, tewas
seketika... Namun karena si kodok mendengarkan dgn penuh perhatian & perasaan
bahagian ~ sesaat sebelum mati, itulah kondisi bathin dia; maka langsung lahir
di alam surga. Kemudian di bagian belakang itu muncullah sebuah cahaya cemerlang
(dewa). Buddha mengundang sang dewa utk memberikan penjelasan akan siapa dirinya
& apa alasan dia bisa menjadi demikian...
Jelas si kodok tidak paham benar bahasa manusia; namun kondisi bathin dia yg
saat menyimak dgn penuh perhatian, konsentrasi, semangat, senang... cukup
membawa dia menjadi dewa...

Menurut Buddhisme; makanan atau nutrisi disebut 'ahara'. Nah, keenam indera yg
kita miliki memiliki ahara-nya masing²...
* kuping ~ suara/getaran
* hidung ~ aroma
* lidah ~ cita-rasa
* mata ~ bentuk/citra/warna
* fisik ~ sentuhan atau sensasi gerakan
* pikiran ~ ingatan, persepsi, ide/gagasan

Jadi, mendengarkan suara dengan kualitas yg optimal ~ akan memberikan kondisi
baik untuk indera pendengaran itu sendiri. Nah, kalo kita mengeluarkan suara
tidak baik (tekanan, intonasi, interval, makna, dll) ~ yah, itu sendiri sudah
terkonsumsi oleh kuping kita sendiri. Itu jelas merupakan hasil langsung yg kita
terima sebagai 'ahara' bagi kuping kita sendiri lho (entah baik atau buruk)...

Balik ke Paritta...
Motivasi utama membacakan Paritta adalah manfaat ke dalam (ini utama); jika bisa
memberikan dampak baik ke pihak lain (ini "bonus"). Jadi, kita jangan salah
beranjak dulu. Jika membacakan utk orang sakit; ini judulnya adalah
mengondisikan pihak luar utk terinduksi pikiran positiv; sehingga bisa
menimbulkan kesadaran positiv ~ dalam Buddhisme disebut cittaja rupa (proses
pikiran/kesadaran yg menimbulkan rupa/materi, contoh mirip yg diulas di atas)...
Jika kita beranjak selalu dari "membacakan ajaran Buddha kepada para dewa/i" ~
nah, ini nantinya bisa jadi kebiasaan antik...
Ketika kita membaca/mengulang Paritta; isinya yg baik tidak bisa "pindah" &
"masuk ke dalam" pihak yg mendengarkan (entah itu manusia, binatang, ataupun
dewa). Namun, isi materi Paritta & kualitas pelafalan (termasuk pemahaman arti,
perasaan/semangat saat membacakan) menjadi faktor pengondisi bagi yang
mendengarkan. Jika yg mendengar timbul bahagia; maka proses mendengar dengan
bahagia itu adalah 'kamma' barunya si pendengar (sedangkan suara kita adalah
vipaka bagi dia). Kamma baik dia itulah yg akan menghasilkan hal baik ~ nah,
jadi kamma dia sendiri, itu bukan kamma dr kita membaca. Kita membaca,
memperoleh hasil sendiri ~ dia mendengar dgn baik (seperti si kodok) juga
menghasilkan hal baik. Ini semua berdiri sendiri; tidak ada istilah pindah
rekening.
Buddha ceramah Dhamma; isi Dhamma tidak pindah masuk ke para pendengar ~ namun
mereka dengar dgn kualitas bathin masing²lah (kamma baru) yg memberikan hasil
(vipaka) kepada diri masing²; termasuk di kodok. Kodok bisa menjadi dewa bukan
karena isi khotbah; namun kondisi bathin saat mendengar itu sendiri yg merupakan
kamma pemicu; sehingga dapat hasil (vipaka) lahir menjadi makhluk dewa.

Jadi, tidak semata² bahwa Paritta itu hanya Buddhis yg tahu... Coba dengar
bahasa asing deh, kalo dikatakan dengan penuh kelembutan, nada rendah, sambil
senyum; walaupun kita tidak paham, namun ada kesan baik, bukan?
Kalo bicaranya teriak², muka masem, tangan di hempas²kan ~ walaupun yg
dikatakan hal baik, tapi tanggapan kita jadi negativ. So, yg terbaik adalah:
isinya OK, caranya OK pula ~ maka hasilnya akan optimum...



Sukhi Hotu,

Gun [at] saro

--------------


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #66 on: 19 January 2010, 09:33:46 PM »
 13. Kemudian Sang Bhagava berkata: "Ananda, ada delapan sebab atau ada delapan alasan sampai terjadinya suatu gempa bumi yang dahsyat itu. Apakah delapan sebab musabab itu?
   "Bumi yang luas ini terbentuk dari zat cair, zat cair terbentuk dari udara dan udara ada di angkasa. Apabila udara bertiup dengan dahsyatnya, maka zat cair terguncang. Keguncangan zat cair ini menyebabkan bumi bergetar. Inilah sebab pertama timbulnya gempa bumi yang maha dahsyat itu.

Ada yg bisa membantu??saya membaca thread-nya tapi sayangnya ga dilanjutkan........
saya sangat terkejut sekali menemukan ketikan yang mengatakan bahwa sang budha bahkan tahu tentang bumi.bahwa bumi
terbentuk dari 70% air dll.Wow,sangat menarik.....
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #67 on: 19 January 2010, 09:39:35 PM »
zat cair, udara, zat padat, dan panas merupakan elemen dasar (mahabhuta/catudhatu).
elemen dasar di sini bukan batu, bukan air, melainkan sifatnya, bagaimana sifat itu dipersepsi.
misalnya kepadatan, kohesi, gerakan, dan sebagainya.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #68 on: 19 January 2010, 10:11:55 PM »
terus apa lagi???
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #69 on: 19 January 2010, 10:17:12 PM »
jadi yang dimaksud dalam mahaparinibanna sutta bukan air.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #70 on: 19 January 2010, 10:24:11 PM »
jadi yang dimaksud dalam mahaparinibanna sutta bukan air.

saya mau tahu tentang gempanya???yang posting itu ngambil thread dari mana yah??
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
...

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #72 on: 19 January 2010, 10:45:12 PM »
postingannya menarik.....coba dilanjutkan.lumayan untuk pengetahuan.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #73 on: 20 January 2010, 12:28:34 PM »
Kita ada karena beberapa faktor pendukung.Dan kehidupan kita sekarang merupakan hasil dari kehidupan yang lampau.Dan 1hari dialam manusia sangat jauh berbeda dengan alam penyiksaan dan alam dewa.Tubuh kita hanyalah gabungan atom yang sejenis itu.Dan kesadaran kita itu dari masa lampau.
-Dari manakah kesadaran manusia-manusia yang semakin banyak jumlahnya?Yang berkembang biak begitu cepat?Jumlah penduduk bukan semakin sedikit tapi semakin banyak.
-Dan dimanakah letak kesadaran kita??
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Buat orang yang mau berbaik hati
« Reply #74 on: 20 January 2010, 12:32:25 PM »
Apa atau siapakah yang membuat semua alam begitu seimbang??Dari manakah aturan yang membuat babi beranak lebih banyak dari harimau??seandainya terbalik saja,mungkin kita akan jadi mangsa harimau.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

 

anything