//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat  (Read 26911 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Gunung Penanggungan saat subuh
« Reply #15 on: 09 November 2012, 08:41:35 AM »


Gunung Penanggungan saat subuh.  Foto diambil dari lokasi menginap di Trawas.
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat
« Reply #16 on: 09 November 2012, 08:48:40 AM »
Hari ke 3. Trawas dan Keliling sekitar Trowulan
   Karena kedinginan dan sudah terang, jam 5 sudah bangun, meditasi dulu setelah mandi. 
Jam 7 sdh ada panggilan santap pagi. 
Setelah santap pagi, ber-empat pergi ke rupang Aksobhya, yang oleh penduduk setempat disebut Reco Lanang. 
Patung yang diduga peninggalan jaman Majapahit ini berukuran “raksasa” , lebih dari 3 meter dengan postur duduk bersila.
 Bapak penjaga situs ini menyatakan bahwa ini adalah patung Buddha terbesar dari jaman purbakala di Indonesia. 
Setelah potret potret, segera balik untuk diskusi tentang sejarah zaman Majapahit dan masa sebelumnya; teman dari Bali yang pakar tulisan sanskerta, pallawa, devanagari, pre-nagari dll menceritakan beberapa temuan yang bertentangan dengan pendapat arkeolog yang dianggap sebagai pendapat mainstream.  Tapi ada satu pernyataan yang masuk akal dari si pakar bahasa kuno: “Setiap jaman menggunakan bahasa dan huruf yang berlaku pada jaman tersebut, dan tidak bisa bolak balik, jika sebelumnya periode pre-nagari pada tahun sekian sampai sekian, jika ada dokumen/batu bertulis dengan tulisan pre-nagari tidak mungkin dibuat pada jaman berikutnya yang menggunakan tulisan deva –nagari.
Prasasti batu bisa diperdebatkan tahun pembuatannya tapi pemakaian bahasa dan huruf tidak bisa.”
   Dia memberi contoh  : Bahasa melayu rendah yang dipakai sebelum jaman kemerdekaan (itu tuh yang tulisan oe dibaca u, sedang huruf u dibaca yu). Tidak lagi dipakai setelah tahun 1955, jika ada buku atau majalah yang pakai oe , oe, pastilah dibuat sebelum 1955.
   
   Diskusi mengenai hal hal purbakala ini berlanjut sampai saat santap siang, dan setelah santap siang, kita keliling melihat candi disekitar Trowulan, ada 3 tempat yang dikunjungi, Candi Tikus, Candi Berahu (zaman Majapahit) dari bata merah, dan Candi/Petirtaan Jalatunda (zaman Airlangga) dari batu andesit.

   Setelah balik ke pangkalan , senja telah berganti malam, habis mandi, mengobrol lagi, kali ini tanaman yang populer dijaman Majapahit, ada pohon Neem yang disebut kesayangan para pertapa karena selain rindang dan penghasil oksigen yang banyak, juga kulit, batang, dan bijinya mempunyai manfaat pengobatan, berbau harum dan daunnya dipakai untuk mengusir nyamuk.  Sekarang hanya ada di Bali, Lombok dan sebagian kecil Jawa Timur, dari tulisan kuno, pohon ini dulu banyak di area ibukota Majapahit, dan pohon ini banyak dipuja (spt di Bali, pohon besar dipuja)  sebagai bahan pemberi kehidupan.  Mungkin dibabat habis karena pengganti penguasa Majapahit yang baru menganggapnya tahyul.  :ngomel: :ngomel:
   Nama pohon ini juga beberapa kali disebut dalam Sutta.   
   Asyik bincang bincang tanpa terasa sudah mendekati jam 11 malam, dan sdh ngantuk, maka kita kembali ke pondok masing masing utk istirahat. Karena besok selain mengantar teman yang dari Bali ke bandara Juanda untuk pulang, juga mau ke Solo.

End hari ke-3
« Last Edit: 09 November 2012, 08:52:33 AM by Mokau Kaucu »
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Candi Tikus
« Reply #17 on: 09 November 2012, 09:00:02 AM »
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat
« Reply #18 on: 13 November 2012, 10:12:20 AM »


Candi Berahu.
Candi Yg paling besar peninggalan Majapahit.

~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Pe-Tirtaan Jalatunda
« Reply #19 on: 13 November 2012, 10:30:14 AM »


Tempat air suci Raja Airlangga.

Teman saya yg dari Bali, merasa agak jengkel melihat tempat yang disucikan , yg airnya digunakan untuk upacara, eh dipakai mandi, keramas dll.  :o
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Jalatunda
« Reply #20 on: 13 November 2012, 10:31:56 AM »


Airnya memang bening, sejuk dan sangat menggoda untuk mandi mandi disini.  ;D
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat
« Reply #21 on: 13 November 2012, 10:47:20 AM »
Airnya memang bening, sejuk dan sangat menggoda untuk mandi mandi disini.  ;D

kelihatan memang menggoda, tapi jangan cuma dilihat saja, sentuhlah airnya dulu. pemandian ini sangat tidak disarankan bagi mereka yang baru keluar dari avicci.

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat
« Reply #22 on: 13 November 2012, 10:51:41 AM »
kelihatan memang menggoda, tapi jangan cuma dilihat saja, sentuhlah airnya dulu. pemandian ini sangat tidak disarankan bagi mereka yang baru keluar dari avicci.

Mengapa tidak boleh bagi yg baru keluar dari Avicci.
Mohon penjelasan lebih lanjut dari dewa Indra.  ^:)^
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat
« Reply #23 on: 13 November 2012, 10:56:33 AM »
Mengapa tidak boleh bagi yg baru keluar dari Avicci.
Mohon penjelasan lebih lanjut dari dewa Indra.  ^:)^

karena api di alam manusia ini terasa cukup nyaman bagi makhluk ex-avici, sedangkan air yg dibawah titik beku itu sungguh suatu siksaan tiada tara bagi mereka

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Sawah yg indah, 20 menit dari Trawas ke arah Seloliman
« Reply #24 on: 13 November 2012, 11:06:08 AM »


Dlm perjalanan balik ke Trawas, kita menemukan area persawahan yang indah.
Sayang cuaca sdh senja, shg foto yang dihasilkan kurang bagus.
Karena penasaran, minggu berikutnya dikunjungi lagi, ini foto nya.
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat
« Reply #25 on: 13 November 2012, 11:07:16 AM »
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat
« Reply #26 on: 13 November 2012, 11:08:14 AM »
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Anestan

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.830
  • Reputasi: 106
  • Gender: Male
Re: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat
« Reply #27 on: 13 November 2012, 01:15:56 PM »
baca tulisannya saja sudah seru, apalagi yg mengalami ya ;D
apalagi yg pas makan sotonya  ^-^
kapan2 boleh lah ajak2 warga DC biar rame om :))

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Jalatunda
« Reply #28 on: 13 November 2012, 10:05:22 PM »

dari source image-nya baru inget namanya "jolotundo", ada kolam-nya kecil di bawah sumber pancuran tsb (ka & Ki)
pernah kesana thn 80'an, emang eksotis om  :)
klo ndak salah inget jalan-nya nanjak banget

Spoiler: ShowHide


Airnya memang bening, sejuk dan sangat menggoda untuk mandi mandi disini.  ;D
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Travelling ke Jawa Timur pp melalui darat
« Reply #29 on: 13 November 2012, 10:48:56 PM »
Hari ke -4.  Trawas – Bandara Juanda - Solo
   Setelah santap pagi dan berkemas kemas, jam 10 pagi segera berangkat menuju Candi Jawi yg merupakan memorial kebesaran Prabu Kertanegara, raja pertama di Nusantara yang punya wawasan Asean. Beliaulah yang menggalang persatuan kerajaan kerajaan di Semenanjung Melayu, Siam, Champa, Kamboja untuk membendung serangan Mongol, sayang upaya beliau dihianati oleh besannya sendiri, Jayakatwang.  :ngomel:
   Selesai foto foto di Candi Jawi, hawa sudah sangat panas, meluncur sedikit ke arah Pandaan, ada rumah makan Sri, mampirlah kita untuk santap siang walaupun baru jam 11 siang.
   Kali ini setiap orang pesan makanan yang berbeda, saya pesan pecel sayur tanpa nasi, yang lain ada yang pesan rawon, sayur lodeh dan soto.
Pecelnya patut diacungi jempol , uenak tenann, sayur segar dengan proses merebus yang pas, empuk tapi masih hijau royo royo, bumbu kacangnya pun mantap punya.  Yang kecewa yang pesan rawon , katanya kurang joss.
   Minumnya pun unik , Es Beras Kencur, tapi ini yg segar bukan yg sudah diawetkan dalam botol seperti yang banyak terdapat di Jkt.

   Selesai makan, perjalanan dilanjut ke Bandara Juanda untuk mengantar 2 teman pulang ke rumah mereka di Bali. Ternyata jalan arteri yang menghindari jalan Porong yang bersebelahan dengan situs lumpur Lapindo sudah selesai, karena masing masing  2 lajur, bebas dari kemacetan.  Perjalanan melalui tol menuju Bandara Juanda ditempuh dalam waktu 50 menit.
   Setelah men-drop off ke dua sahabat, perjalanan dilanjut menuju Solo. Dari bandar Juanda, menggunakan tol , melewati lagi jalur Mojosari, Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, sempat istirahat sebentar di SPBU di daerah Nganjuk selain untuk isi bensin, kuras kandung kemih juga memberi kesempatan pecandu ilmu hisap melatih ilmunya; dan ngopi lagi.
   Peralanan sampai dengan Ngawi dilalui dengan mulus tidak ada kemacetan; tetapi dari Sragen menuju selain jalur yang sempit, ada truk besar yang bawa muatan berat dan sulit disalip, kecepatannya hanya 30 km/jam. :ngomel: :ngomel:
   Yah, begitulah, dia besar, dia di depan, tampaknya seperti pemimpin; tetapi dia penghambat.
Di negeri ini banyak orang yang bertindak seperti itu kelihatannya memimpin tetapi sebenarnya menghambat. :-?
   Karena sdh capek membuntuti si penghambat, begitu ada SPBU, mampir dulu untuk kencing dan ngopi. Kira kira menjelang magrib.  Setelah dirasa mahluk penghambat itu sudah pergi jauh, perjalanan dilanjutkan menuju Solo, dengan tujuan utama : Kuliner.
   Ternyata kota Solo sudah sangat berubah dibandingkan 10 tahun yang lampau, banyak jalan yang satu arah; kita berhenti dulu disebuah toko P&D di jl Urip Sumohardjo, milik sahabat, sambil ketawa ketiwi melepas kangen, teman saya belanja berbagai oleh oleh makanan made in Solo, termasuk penganan masa kecil : Ganep’s roti Kecik.  :))
   Karena sudah lebih dari jam 8 malam, dan khawatir tujuan Kuliner tutup, kami meneruskan perjalanan,  3 kali memutar jalan yang sama karena  memutar balik terlalu cepat, , baru yang ketiga kalinya  TKP ditemukan: rumah makan Adem Ayem di jl. Slamet Riyadi, langsung memesan hidangan ikon kebanggan RM Adem Ayem : Gudeg Spesial.  :jempol: :jempol:
Beda dengan gudeg gaya Jogya yang manis mirip kolak nangka muda itu,  yang ini lebih asin gurih; pokoknya top.  Rasanya juga lebih enak dibandingkan yang  cabangnya di Jl. Percetakan Negara di Jakarta Timur. 
   Selesai santap malam dan ngopi, waktu sudah menunjukkan pk 21 :15, rumah makannya jg sudah siap siap tutup, daripada diusir sebagai tamu yang tidak tahu diri.  ;D
 Kami berangkat menuju hotel Fave di jl Adisucipto, hotel baru, tipe bed & breakfast yang pingin dijajal.
    Hotel yang baru, bersih, simple, modern stile dan hanya utk tidur dan makan pagi ala kadarnya; selain ruang meeting dan wifi, fasilitas lain tidak ada, untung kamarnya lumayan besar, tidak seperti hotel bernama sama di Surabaya kota yang amat sempit sampai buka koper juga susah sekali.

End hari ke - 4
~Life is suffering, why should we make it more?~