Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Pengembangan Buddhisme => Penerjemahan dan penulisan Teks Buddhisme => Topic started by: Indra on 02 November 2010, 05:43:06 PM

Title: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 02 November 2010, 05:43:06 PM
Sekali Lagi, Peluluhan Fonem


Bahasa sebenarnya bunyi yang mengandung arti atau makna. Itu bahasa yang primer. Bahasa lain adalah bahasa tulis dan bahasa isyarat. Keduanya masuk bahasa sekunder. Dalam menggunakan bahasa, bunyi yang satu dengan bunyi yang lain saling mempengaruhi. Misalnya, bunyi- bunyi yang tidak bersuara dapat menjadi bersuara karena pengaruh bunyi yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya, bunyi /t/ tidak bersuara, tetapi berdekatan dengan /n/ yang bersuara, bunyi /t/ dapat berubah menjadi bunyi bersuara seperti pada kata `pantai`, `menonton`. Bunyi- bunyi yang tajam seperti /k,p,t,c/, dan bunyi desis `s` biasanya luluh bila diberi prefiks `meng-`. Contohnya, `meng-kais` menjadi `mengais`, `mem-pukul` menjadi `memukul`, `men-tangkap` menjadi `menangkap`, `meny-cari` seharusnya dalam bahasa Indonesia (BI) seharusnya menjadi `menyari`, tetapi menjadi `meny-cari` yang kita tuliskan secara ortografis menjadi `mencari`.

Namun, ada beberapa pengecualian. Kita menetapkan bahwa gugus konsonan tidak mengalami peluluhan pada awal kata walaupun konsonan yang digunakan /k,p,t,s/. Misalnya, konsonan /k/ pada kata `mengkristal`, `mengkritik`, konsonan /p/ tidak luluh pada kata `memprotes`, `memproklamasikan`, konsonan /t/ tidak luluh pada kata `mentraktir`, `mentransportasi`, konsonan /s/ tidak luluh pada `menstrukturkan`, `mensteril`.

Selain itu, kita biasanya membiarkan kata-kata asing tanpa peluluhan seperti pada kata `mempopulerkan`, `mentoleransi`. Kata-kata bersuku satu dalam bahasa Melayu tidak mengalami peluluhan fonem awalnya seperti pada kata `memposkan`, mempak`, tetapi sekarang dalam BI kata- kata bersuku satu diberi prefiks `menge-`, seperti pada kata `mengepak`, `mengeposkan`. Ini mungkin pengaruh bahasa Jawa. Dalam bahasa Melayu tidak ada alomorf `menge-`. Yang ada hanya `me-`, `mem- `, `men-`, `meng-`, `meny-`.

Ada juga kata-kata dalam BI yang diperlakukan secara khusus seperti kata `mempunyai` dan `mempengaruhi`. Kata `punya` berasal dari `mpu`, menjadi `empu` yang berarti `ibu` seperti pada empu jari; berarti `pembuat keris` seperti pada Empu Gandring; berarti `pemilik` seperti pada “Buku itu saya empu-nya”. Kata `empunya` dalam BI berubah menjadi `punya`. Kata `pengaruh` dalam BI mungkin dianggap oleh pemakai bahasa bahwa /pe/ adalah awalan (prefiks) sehingga tidak diluluhkan /p/-nya seperti pada kata `mempercepat`, `memperbesar`.

Yang aneh adalah bahwa kata-kata serapan berfonem awalan /k/ sering dalam BI tidak diluluhkan, misalnya kata `meng-konsentrasikan`, `meng- kombinasikan`. Tetapi perkecualian pada `mengontrak` dan bukan `meng- kontrak`.

Dari contoh-contoh di atas, kita melihat bahwa pada umumnya kata- kata asing diperlakukan khusus dibandingkan dengan kata-kata asli. Orang tidak menulis `menraktir`, tetapi `metrakir`. Ini merupakan masalah dalam BI. Itu sebabnya, guru pengajar di SD sampai dengan SMA harus memperhatikan benar hal ini dan mengajarkan kepada muridnya sebagaimana seharusnya.

Kalau murid mereka melanjutkan studinya sampai perguruan tinggi, dosennya tidak perlu lagi menjelaskan hal-hal yang memang seharusnya sudah mereka kuasai. Bahasa Indonesia sampai saat ini masih terus tumbuh dan berkembang sehingga kita sebagai pemakai bahasa itu harus menguasai semua aturan yang berlaku tentang strukturnya, baik struktur kata (morfologi) maupun struktur kalimatnya (sintaksis).


sumber : http://rubrikbahasa.wordpress.com/2004/11/01/sekali-lagi-peluluhan-fonem/
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 02 November 2010, 05:49:41 PM
Hukum KPST


Salah satu hal yang sering membingungkan dalam bahasa Indonesia adalah peluluhan fonem dalam pembentukan kata berimbuhan meng- dan peng-. Mana yang benar: mengkritik atau mengritik? memesona atau mempesona? mensyaratkan atau menyaratkan? mentraktir atau menraktir? penahapan atau pentahapan? pemroses atau pemproses? Cara termudah untuk mengetahui mana yang benar adalah dengan membuka KBBI. Tentu saja cara ini tidak praktis karena tidak setiap saat rujukan itu tersedia meskipun versi daringnya sudah ada.

Walaupun tidak dapat dimungkiri bahwa bahasa bukan ilmu pasti, ada pola-pola tertentu dari suatu aturan bahasa. Pemahaman tentang pola yang berlaku pada peluluhan fonem akan memudahkan orang untuk menentukan mana bentuk kata berimbuhan yang tepat. Dari hasil membaca beberapa literatur, menyelisik entri rambang terkait dalam kamus, serta masukan dari Bu Junaiyah H.M. dan Mas Imam J.P., saya mencoba menyimpulkan aturan peluluhan fonem pada pembentukan kata berimbuhan meng- dan peng- sebagai berikut.

1. Huruf pertama kata dasar berawalan k, p, s, dan t yang diikuti oleh vokal akan luluh jika mendapat awalan meng- atau peng-. Contoh: mengenai (kata dasar: kena), memukul (kata dasar: pukul), menyalin (kata dasar: salin), dan menari (kata dasar: tari).
2. Huruf pertama kata dasar berawalan p yang diikuti oleh konsonan tetap akan luluh jika mendapat awalan peng-. Contoh: pemroses (kata dasar: proses), pemrogram (kata dasar: program), dan pemrotes (kata dasar: protes).
3. Pengecualian diterapkan untuk dua bentuk: mempunyai dan mengkaji. Mempunyai, alih-alih memunyai, dianggap lebih berterima dan mudah diucapkan oleh pengguna bahasa Indonesia. Mengkaji (mempelajari, menyelidiki, dsb.) dibakukan untuk membedakan dengan mengaji yang memiliki makna lain (membaca atau mempelajari Alquran).

Proses peluluhan fonem ini, yang bisa disebut Hukum KPST, bertujuan untuk memudahkan artikulasi atau pengucapan kata.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan atau diwaspadai dalam penerapan aturan ini.

1. Perhatikan huruf kedua kata dasar. Aturan peluluhan hanya berlaku jika huruf kedua adalah vokal, bukan konsonan. Misalnya, pukul menjadi memukul (luluh), tapi kristal menjadi mengkristal (tidak luluh).
2. Waspadai pengimbuhan bertingkat yang tidak mengalami peluluhan. Misalnya, memperhatikan, bukan memerhatikan karena terjadi pengimbuhan bertingkat: meng- dan per-.
3. Perhatikan kata dasar yang berasal dari serapan bahasa asing. Dulu ada anggapan bahwa kata pungutan tidak perlu mengikuti aturan peluluhan karena bentuknya belum mantap. Lambat laun bentuk tersebut pasti harus mengikuti kaidah, jadi lebih baik sejak awal terapkan saja kaidah tersebut. Misalnya, memopulerkan (bukan mempopulerkan) dan mengoordinasikan (bukan mengkoordinasikan).

Tentang pengecualian terhadap bentuk mempunyai dan mengkaji, saya memiliki pendapat sendiri.

1. Mempunyai (dianggap) lebih berterima karena sosialisasi memunyai yang kurang. Mengapa tidak kita biasakan saja menggunakan kata memunyai? Toh bentuk itu yang sesuai dengan pola.
2. Mengkaji dibakukan untuk membedakan makna dengan mengaji. Padahal, homonimi (satu kata memiliki makna lebih dari satu) bukan sesuatu yang haram dalam bahasa Indonesia. Mengapa tidak diterima saja bahwa bentuk mengaji punya dua makna? Atau, biasakan saja menggunakan mendaras untuk makna belajar atau membaca Alquran.

Semakin banyak penjelasan logis dan pola yang diterapkan secara taat asas dalam bahasa Indonesia, niscaya semakin besar modal bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional. Bukan tidak mungkin.

Sambil lalu, bentuk baku dari pasangan kata berimbuhan pada paragraf pembuka di atas adalah bentuk pertamanya.

Catatan #1: Memperhatikan vs memerhatikan. Lema perhati dengan turunan memerhatikan ditemukan di Malay Concordance Project dan KBBI III. Di KBBI IV lema ini diarahkan ke hati dengan bentuk turunan memperhatikan. Perdebatan mengenai hal ini cukup sengit, tapi saya cukup sreg dengan pilihan KBBI IV dan memutuskan untuk tidak memperdebatkan lagi hal ini.

sumber: http://ivanlanin.wordpress.com/2010/04/05/hukum-kpst/
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Hendra Susanto on 02 November 2010, 11:53:33 PM
waahhh,... mesti beli kbbi iv nich, secara kbbi online yang skr ketinggalan :(
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Yumi on 15 December 2010, 07:51:59 PM
oo.. memperhatikan kata dasarnya udah bukan perhati lagi toh.. thx infonya.
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: bluppy on 14 September 2012, 04:14:50 PM
kalau ada, tolong di share sumber online
untuk belajar tata bahasa indonesia
dan peraturan tanda baca, dan huruf besar

atau rekomendasi buku yang bisa dibeli
untuk belajar dasar2 tata bahasa indonesia

terima kasih  ;D
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: sanjiva on 15 September 2012, 02:48:11 AM
waahhh,... mesti beli kbbi iv nich, secara kbbi online yang skr ketinggalan :(

Logat Jakarta ini termasuk salah kaprah yang cukup parah menurut gw.  Semakin diperparah dengan tayangan presenter infotainment dan artis2 TV yang mempopulerkan pengucapan yang salah ini.

Secara = dengan cara
Contoh:
Perjanjian mereka disusun secara seksama. --> Artinya dengan cara seksama.
--------

Kalimat di atas harusnya "musti beli KBBI nih, karena / sebab KBBI yang sekarang ketinggalan.

 _/\_
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: bluppy on 18 September 2012, 07:41:16 AM
yg benar itu

mengembuskan nafas atau
menghembuskan nafas ?

thanks  8)
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 18 September 2012, 08:09:15 AM
yg benar itu

mengembuskan nafas atau
menghembuskan nafas ?

thanks  8)

mengembuskan nafas
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: bluppy on 18 September 2012, 08:24:39 AM
mengembuskan nafas

tapi kata dasar hembus tidak termasuk dalam
kata dasar berawalan k, p, s, dan t
jadi bingung ?  ::)
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Kelana on 18 September 2012, 08:28:19 AM
tapi kata dasar hembus tidak termasuk dalam
kata dasar berawalan k, p, s, dan t
jadi bingung ?  ::)

kata dasarnya adalah embus bukan hembus
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 18 September 2012, 08:29:47 AM

hem·bus ? embus



em·bus, ber·em·bus v 1 bertiup (angin dsb): angin pagi mulai ~; 2 keluar ditiupkan (tt napas, udara dr mulut, dsb): napasnya sudah tidak ~ lagi;
meng·em·bus v meniup; bertiup: angin pun ~ dr sebelah barat;
meng·em·bus·kan v meniupkan; mengeluarkan (napas, udara, asap) dng mengembus: knalpot mobil itu ~ asap hitam;
~ napas terakhir, ki meninggal dunia;
em·bus·an n gerak udara yg bertiup; tiupan: ~ angin itu keras sekali sehingga banyak pohon yg tumbang karenanya;
peng·em·bus n alat untuk mengembus api dsb; embusan
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: bluppy on 18 September 2012, 11:00:44 AM
errr....

hanya untuk memastikan
jadi yg benar itu embusan nafas
dan hembusan nafas adalah salah?

 :'(

sekalian tanya, kapan saatnya menggunakan spasi ?
contoh :
di antara
di tempat
di antaranya
di mana
yg di atas, manakah yang harus menggunakan spasi,
dan yang mana yang harus digabung tanpa spasi ?


Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: hemayanti on 18 September 2012, 01:19:09 PM
ingat sedikit pelajaran b.indo.
yang menunjukkan tempat pake <spasi>
jadi:
di antara
di tempat
diantaranya (ini sepertinya menunjukkan contoh)
dimana

cmiww.
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: will_i_am on 18 September 2012, 09:19:26 PM
salah post :P
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 18 September 2012, 09:29:39 PM
errr....

hanya untuk memastikan
jadi yg benar itu embusan nafas
dan hembusan nafas adalah salah?

menurut KBBI: hem·bus ? embus

jadi "hembus" juga tidak salah, tapi diberi tanda tanya (?) yg berarti kata itu bukan kata yg baku. dan merujuk pada kata "embus"
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: bluppy on 26 September 2012, 09:45:05 AM
kalau ada, tolong di share sumber online
untuk belajar tata bahasa indonesia
dan peraturan tanda baca, dan huruf besar

ketemu link Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan

semoga bermanfaat
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 26 September 2012, 11:35:07 AM
ketemu link Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan

semoga bermanfaat

kalo lagi gak ada kerjaan, bagus juga kalo content dari link itu dicopas ke DC jadi arsip di board ini.
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: juli wu on 26 September 2012, 11:51:02 AM
deva atau dewa
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: bluppy on 26 September 2012, 11:54:53 AM
deva atau dewa


kalau di Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/
tidak ada kata deva
hanya ada kata dewa

Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: juli wu on 26 September 2012, 11:57:37 AM
setahu saya juga gitu,napa P Indra lebih banyak pakai kata Deva ya
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 26 September 2012, 12:15:17 PM
setahu saya juga gitu,napa P Indra lebih banyak pakai kata Deva ya

bahasa Pali tidak saya terjemahkan, Deva adalah Pali jadi tetap dipertahankan,
sama spt "Dhamma" juga tidak ada dalam KBBI, karena "Dhamma"adalah Pali, yg ada di KBBI adalah "darma"
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: juli wu on 26 September 2012, 12:21:02 PM
oh begitu maksudnya,thanks
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: hemayanti on 26 September 2012, 02:59:56 PM
ketemu link Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan

semoga bermanfaat
mantap nih linknya cc. :jempol:

dari linknya cc bluppy, mau tanya yang bagian ini.
Quote
F. Kata Depan

    Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
    gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. (Lihat juga Bab II, Huruf D, Butir 3.)
    Misalnya:
        Bermalam sajalah di sini.
        Di mana dia sekarang?
        Kain itu disimpan di dalam lemari.
        Kawan-kawan bekerja di dalam gedung.
        Dia berjalan-jalan di luar gedung.
        Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
        Mari kita berangkat ke kantor.
        Saya pergi ke sana kemari mencarinya.
        Ia datang dari Surabaya kemarin.
        Saya tidak tahu dari mana dia berasal.
        Cincin itu terbuat dari emas.
maksudnya "di dalam" itu ditulis bersambung?
tapi contohnya tetap berpisah.
*bingung.. (http://www.pic4ever.com/images/89.gif)
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: bluppy on 26 September 2012, 03:22:52 PM
dari linknya cc bluppy, mau tanya yang bagian ini.maksudnya "di dalam" itu ditulis bersambung?
tapi contohnya tetap berpisah.
*bingung.. (http://www.pic4ever.com/images/89.gif)

nag, ini saya juga bingung...
dari tadi ngk ngerti tentang yang "di dalam"
kita tunggu masternya aja datang menjelaskan

btw ketemu di link ini http://id.wikipedia.org/wiki/Preposisi

Penulisan preposisi ini ditulis terpisah, contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya. Kesalahan yang paling umum adalah penulisan bentuk "dimana", yang seharusnya ditulis "di mana".
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: hemayanti on 26 September 2012, 03:56:05 PM
nag, ini saya juga bingung...
dari tadi ngk ngerti tentang yang "di dalam"
kita tunggu masternya aja datang menjelaskan

btw ketemu di link ini http://id.wikipedia.org/wiki/Preposisi

Penulisan preposisi ini ditulis terpisah, contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya. Kesalahan yang paling umum adalah penulisan bentuk "dimana", yang seharusnya ditulis "di mana".
oh, ngerti. memang kita yang salah baca. ;D
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
ternyata bersambung, maknanya jadi beda karna dibaca terpisah. :))
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: bluppy on 13 January 2013, 11:22:22 AM
Sekedar penasaran,
baru2 ini membaca 2 buku terjemahan bahasa Inggris ke Indonesia
masing2 terbitan Wisma Sambodhi di Klaten
dan Vijjakumara di Jakarta

dan kedua buku itu menggunakan
kata "Anda" dengan huruf besar di tengah2 kalimat
apakah itu untuk memberi kesan hormat pada kata "anda" ?
(pasti nanti ada yg komen, tanya langsung ke penerbit :P)
tapi saya hanya penasaran mau nanya opini publik aja

Tapi untuk saya pribadi, malah agak susah membaca kalimat itu
karena di tengah2 kalimat ada huruf besarnya
jadi malah kesannya kata "Anda" itu seperti berteriak

memang hal sepele banget, saya hanya penasaran saja   ;D
apa memang sedang trend dengan kata "Anda" dengan huruf besar?
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 13 January 2013, 11:25:14 AM
Sekedar penasaran,
baru2 ini membaca 2 buku terjemahan bahasa Inggris ke Indonesia
masing2 terbitan Wisma Sambodhi di Klaten
dan Vijjakumara di Jakarta

dan kedua buku itu menggunakan
kata "Anda" dengan huruf besar di tengah2 kalimat
apakah itu untuk memberi kesan hormat pada kata "anda" ?
(pasti nanti ada yg komen, tanya langsung ke penerbit :P)
tapi saya hanya penasaran mau nanya opini publik aja

Tapi untuk saya pribadi, malah agak susah membaca kalimat itu
karena di tengah2 kalimat ada huruf besarnya
jadi malah kesannya kata "Anda" itu seperti berteriak

memang hal sepele banget, saya hanya penasaran saja   ;D
apa memang sedang trend dengan kata "Anda" dengan huruf besar ini

kata ANDA itu merujuk pada siapa?
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: bluppy on 13 January 2013, 11:29:36 AM
kata ANDA itu merujuk pada siapa?

semua kata "Anda" dalam buku itu dalam huruf besar.
jadi dalam semua kalimat,
baik di awal kalimat pakai "Anda"
di tengah kalimat juga pakai "Anda"
jadi ada puluhan, ratusan kata "Anda" dalam 1 buku

NB: terjemahannya bagus, bahasanya juga lancar
cuma bingung sama "Anda" nya aja
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 13 January 2013, 11:37:42 AM
semua kata "Anda" dalam buku itu dalam huruf besar.
jadi dalam semua kalimat,
baik di awal kalimat pakai "Anda"
di tengah kalimat juga pakai "Anda"
jadi ada puluhan, ratusan kata "Anda" dalam 1 buku

NB: terjemahannya bagus, bahasanya juga lancar
cuma bingung sama "Anda" nya aja

dugaan: mungkin awalnya penerjemah menggunakan kata "Kamu/kamu", lalu oleh editor diedit menjadi "Anda", dengan menggunakan feature Find/Replace All
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: seniya on 13 January 2013, 11:42:02 AM
Seingat gw dulu waktu belajar pelajaran Bahasa Indonesia, guru gw menyarankan menuliskan Anda (dengan huruf kapital A) sebagai penghormatan kepada pembaca. Tetapi gak tau apakah ini ada dalam EyD....
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: sanjiva on 13 January 2013, 11:48:50 AM
semua kata "Anda" dalam buku itu dalam huruf besar.
jadi dalam semua kalimat,
baik di awal kalimat pakai "Anda"
di tengah kalimat juga pakai "Anda"
jadi ada puluhan, ratusan kata "Anda" dalam 1 buku

NB: terjemahannya bagus, bahasanya juga lancar
cuma bingung sama "Anda" nya aja

Kemungkinan ini adalah kata sapaan langsung kepada orang kedua, seperti halnya di surat kita penyapa penerimanya dengan Bapak / Ibu, juga diawali dengan huruf kapital.

Seingat gw, ini ada pedomannya dalam EYD.  Dulu sebelum ngambll skripsi biasanya ada pengantar mata kuliah / kelas singkat tentang bahasa Indonesia khususnya untuk penulisan / bahasa tertulis.
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 13 January 2013, 11:50:44 AM
ternyata memang itu sesuai tata bahasa indonesia

15.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.

sumber: http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan_(1987)/Bab_II
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: will_i_am on 13 January 2013, 12:01:05 PM
itu versi 87 yah??
kalo udah tahun 2013, apa gak kemungkinan mengalami perubahan??
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: Indra on 13 January 2013, 12:08:26 PM
itu versi 87 yah??
kalo udah tahun 2013, apa gak kemungkinan mengalami perubahan??


terakhir ada edisi 2009 masih sama

ref: http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan#F._Huruf_Kapital
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: hemayanti on 13 January 2013, 09:09:08 PM
ternyata memang itu sesuai tata bahasa indonesia

15.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.

sumber: http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan_(1987)/Bab_II
seingatku itu memang aturan bindo, ternyata memang benar.

kalo kata sapaan "Para bhikkhu, Aku akan mengajarkan kepada kalian tentang ... " ini sering sekali di awal sutta, Sang Buddha menyapa para bhikkhu, apakah bhikkhu ditulis dengan huruf kecil?
atau seharusnya "Para Bhikkhu" ?
Title: Re: Beberapa Aturan dalam Bahasa Indonesia
Post by: hemayanti on 20 January 2013, 05:47:25 PM
Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka

Contoh:
Jika ditulis dengan angka Arab, bilangan ditulis diawali dengan ke-. Jika ditulis dengan angka Romawi, bilangan ditulis sendirian.
Benar: abad kesebelas, abad ke-11, abad XI
Salah: abad ke sebelas, abad ke-sebelas, abad 11, abad ke 11, abad ke-XI, abad ke XI

Penulisan tahun
Benar: 1960-an
Salah: 1960an

http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanggal_dan_angka