Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Topik Buddhisme => Buddhisme untuk Pemula => Topic started by: Jemina on 02 January 2014, 09:14:30 AM
-
Namo Buddhaya,
Saya ada beberapa pertanyaan , salah satunya : saya melihat dalam setiap kebaktian / puja bakti ,
selalu dipisahkan tempat duduk (bersila ) laki-laki ( disebelah kanan) dan perempuan ( disebelah kiri).
Pertanyaan saya : apakah aturan tertulis yang mengatur tentang pemisahan tempat duduk ini ?
Terima kasih
Jemina
-
kalo aturan tertulis yang dimaksud adalah referensi dari jaman Buddha, setahu saya gak ada... cmiiw
-
Namo Buddhaya,
Saya ada beberapa pertanyaan , salah satunya : saya melihat dalam setiap kebaktian / puja bakti ,
selalu dipisahkan tempat duduk (bersila ) laki-laki ( disebelah kanan) dan perempuan ( disebelah kiri).
Pertanyaan saya : apakah aturan tertulis yang mengatur tentang pemisahan tempat duduk ini ?
Terima kasih
Jemina
seperti nya itu kebijakan dari vihara setempat. Jadi tidak semua vihara memberlakukan kebijakan seperti itu.
Saya pernah puja bakti di Vihara Buddha Warman Padang, Vihara Dharma Loka Pekanbaru (dibimbing oleh MBI) , duduknya memang dipisah antara pria dan wanita. Sedangkan kebaktian di Vihara Siripada, Serpong(dibimbing oleh STI) bebas tidak ada aturan pemisahan pria dan wanita.
Mungkin ini bisa diperluas pertanyaannya, apakah pemisahan ini berlaku u/ Vihara yang dibimbing oleh MBI (Buddhayana) saja ? atau adakah vihara yang dibimbing STI memberlakukan pemisahan ini juga ? sekaliannumpangtanya.com ;D
-
kalau menurut saya lebih baik dipisahin, karena kl disatuin, cwe dan cwo biasanya yang bawa pasangan itu bukannya kebaktian tapi ujung2nya ngobrol dan mengganggu yang ingin kebaktian, kl jauh2an kan mereka cuma bisa lirik2an gitu wkwkw just my opinion ;D
-
kalau menurut saya lebih baik dipisahin, karena kl disatuin, cwe dan cwo biasanya yang bawa pasangan itu bukannya kebaktian tapi ujung2nya ngobrol dan mengganggu yang ingin kebaktian, kl jauh2an kan mereka cuma bisa lirik2an gitu wkwkw just my opinion ;D
eh kakao.. kalau padum biasa dipisah ga ? **secara belum pernah kebaktian di padum :))
-
Rata2 semua vihara di Jambi (Theravada, Mahayana, Buddhayana) dipisah tempat duduk utk pria dan wanita.
-
Namo Buddhaya,
Saya ada beberapa pertanyaan , salah satunya : saya melihat dalam setiap kebaktian / puja bakti ,
selalu dipisahkan tempat duduk (bersila ) laki-laki ( disebelah kanan) dan perempuan ( disebelah kiri).
Pertanyaan saya : apakah aturan tertulis yang mengatur tentang pemisahan tempat duduk ini ?
Terima kasih
Jemina
klo minggu jatuhnya tanggal genap, ya duduknya boleh berpasangan,
ganjil...PISAH....
trus dipantao hasilnya gimana ! pakai pengukur suara...db nya berapa...
mengganggu kagak (gandengan tangan, dst)....
_/\_ :))
-
kalau menurut saya lebih baik dipisahin, karena kl disatuin, cwe dan cwo biasanya yang bawa pasangan itu bukannya kebaktian tapi ujung2nya ngobrol dan mengganggu yang ingin kebaktian, kl jauh2an kan mereka cuma bisa lirik2an gitu wkwkw just my opinion ;D
nah klo ceweknya ada dibelakang, trus spt kakao melirik lirik cewek dibelakang kan bisa mengganggu tohhh
-
eh kakao.. kalau padum biasa dipisah ga ? **secara belum pernah kebaktian di padum :))
kalau dipadum kebakian yang hari kamis malam(sabdakamma) duduknya dipisah cwe di kiri, cwo dikanan, tapi kalau yang Minggu Malam, Sigalovada duduknya udh tidak beraturan, campur, yang malam minggu adik2 Dharmadharasa juga di pisah, yang sekolah minggu hari minggu di dalam Dhammasala kecampur jg, tapi oma2 yang diluarnya malah terbalik, oma2 yang cwe didepan, oma yang laki dibelakang ;D
-
nah klo ceweknya ada dibelakang, trus spt kakao melirik lirik cewek dibelakang kan bisa mengganggu tohhh
gpp bro cumpol, kl cwo lirik2 kebelakang itu wajar, normal, tapi kalau cwe lirik2 kebelakang itu nahan mau pipis wkkwkwk :)) :)) :)), kan pandangan tidak mengganggu, alias tidak keluar suara, secara logika, kalau yang mengeluarkan suara sambil lirak lirik dan pakai gerakan tangan itu yang udah pasti mengganggu. :))
seharusnya kl cwenya dibelakang, cwonya didepan, kan jamanya bbm om cumpol, nggak usah lirak2 lagi, tinggal on bbm :)), sama aja fokusnya maenin bbm di dhammasala :)) :))
-
Rata2 semua vihara di Jambi (Theravada, Mahayana, Buddhayana) dipisah tempat duduk utk pria dan wanita.
kalau dipadum kebakian yang hari kamis malam(sabdakamma) duduknya dipisah cwe di kiri, cwo dikanan, tapi kalau yang Minggu Malam, Sigalovada duduknya udh tidak beraturan, campur, yang malam minggu adik2 Dharmadharasa juga di pisah, yang sekolah minggu hari minggu di dalam Dhammasala kecampur jg, tapi oma2 yang diluarnya malah terbalik, oma2 yang cwe didepan, oma yang laki dibelakang ;D
thanks bro.. berarti memang tidak ada aturan baku dalam hal ini..
-
...
oma2 yang cwe didepan, oma yang laki dibelakang ;D
Laki2 tuh ga ada yg dipanggil OMA.... :hammer:
Anyway kebaktian umum di Vihara Buddha Dharma Bekasi gak dipisah berdasarkan gender tuh...
-
Kalo di Vihara Pluit Dharma Sukha (vihara gw), kebaktian umum (dewasa) dicampur aja, gak ada pembagian gender. Di kebaktian remaja baru dipisahin.
Gak tahu juga itu berdasarkan apa. Pas gw gabung di sana uda begitu aja.
-
Vihara yg pernah saya datangi di Medan rata-rata di pisah semua. Cuma yang herannya, di vihara-vihara budhayana posisinya cewe di kiri, cowo di kanan. Tapi khusus di 1 vihara theravada cewenya di kanan, cowo di kiri. Kata pengurusnya kalo tradisi theravada memang cewe di kanan, cowo di kiri. Emang ada di atur begituan ya? #skaliannumpangnanyajuga#
-
Vihara Saddhapala Bojong Indah kebaktian minggu pagi jam 9 duduk dipisah.
Posisi menghadap rupang, ce kiri co kanan.
-
Vihara Saddhapala Bojong Indah kebaktian minggu pagi jam 9 duduk dipisah.
Posisi menghadap rupang, ce kiri co kanan.
yang 1/2 ce 1/2 co, mau duduk dimana ? ???
-
Namo Buddhaya,
Saya ada beberapa pertanyaan , salah satunya : saya melihat dalam setiap kebaktian / puja bakti ,
selalu dipisahkan tempat duduk (bersila ) laki-laki ( disebelah kanan) dan perempuan ( disebelah kiri).
Pertanyaan saya : apakah aturan tertulis yang mengatur tentang pemisahan tempat duduk ini ?
Terima kasih
Jemina
setahu saya juga tidak ada aturan tertulis, ini hanya aturan etika saja untuk kebaktian lebih indah, misalnya dicampur ada pria duduk di belakang wanita trus namaskara sampai kelihatan pakaian dalemnya atau sebagian tubuhnya bukankah itu visual yang buruk di tempat yang bukan semestinya, oleh karenanya, menurut saya seperti busanapun sebetulnya harus di sesuaikan karena puja bakti kan acara untuk belajar dan praktek dhamma (menjadi lebih baik dan benar). contoh wanita tidak elok berbusana ketat2 apalagi bajunya agak gantung hingga kelihatan busana dalemnya, Pria memakai celana pendek sedengkul, tidak merokok di dalam lingkungan vihara dsb. :) mungkin ada yang menambahkan lagi demi keindahan latihan dan pelaksanaan budha dharma ;)
-
setahu saya juga tidak ada aturan tertulis, ini hanya aturan etika saja untuk kebaktian lebih indah, misalnya dicampur ada pria duduk di belakang wanita trus namaskara sampai kelihatan pakaian dalemnya atau sebagian tubuhnya bukankah itu visual yang buruk di tempat yang bukan semestinya, oleh karenanya, menurut saya seperti busanapun sebetulnya harus di sesuaikan karena puja bakti kan acara untuk belajar dan praktek dhamma (menjadi lebih baik dan benar). contoh wanita tidak elok berbusana ketat2 apalagi bajunya agak gantung hingga kelihatan busana dalemnya, Pria memakai celana pendek sedengkul, tidak merokok di dalam lingkungan vihara dsb. :) mungkin ada yang menambahkan lagi demi keindahan latihan dan pelaksanaan budha dharma ;)
posisi menentukan prestasi saat namakara.
jika penuh, banyak bapak bapak atau anak anak sekolah
duduk diluar dharmasala.
sambil mendengar ceramah, dari luar.
duduk santai, sopan dan tertip
nanti setelah bubar, agak sepi, baru masuk namakara gatha
sendiri juga boleh.
pasang hio, bawa bunga taruh bunga di altar juga boleh.
bawa bunga dan hio dari rumah saja, di rangkai oleh ibu dibantu anak
dipersembahkan atas nama keluarga.khan enak
kalau merangkai bunga saja mesti instan, apa artinya
karxx adalah kehendak.
semuanya minta cepat dan mudah.
artinya cuman satu.males.
mengenai pakaian, memang sulit menjelaskan.
pakai saja prinsip siapa dia bukan siapa saja.
keputusan tetap ada pada sendiri.