//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan mendasar !!!  (Read 16461 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #30 on: 31 October 2009, 05:42:59 PM »
sejauh yg saya tahu, itu kombinasi dari dosa mula citta dan juga moha mula citta (ingat khan, kalo ada dosa, PASTI ada moha he3)

tapi mari kita tunggu respons dari ciputra.... enak dhamma kalo dibahas kaya gini khan? lebih realita  ;D

master abhidhamma aja (nina van gorkom), juga membuat kasus2 dalam keseharian seperti ini.... misal kalo lagi makan malam, citta2 apa aja yg timbul, cetasikanya gimana, dsbnya....

sukur2 kalo bisa mulai bisa dibahas di DC  _/\_

Bro Ciputra kan dah posting tuh ... trus, mau tanya lagi nih buat bro Markos ...
Dosa mula cittanya yang timbul yang mana bro ?


sebenarnya dosa mula citta yg muncul saat kaget itu adalah menolak kondisi yg tidak menyenangkan yaitu ditabrak
disini yg muncul adalah dosa cetasika.....

itu kenapa action selanjutnya biasanya adalah marah...... dimana ini adalah efek dari dosa mula citta, yg terus dilanjutkan.....

memang tidak terlalu terasa karena yg terasa adalah saat dosa itu makin menumpuk dan meledak sebagai 1 kemarahan...... padahal sesungguhnya trigger/pemicunya sudah ada di depan yaitu saat kaget....

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #31 on: 31 October 2009, 05:46:02 PM »
wah.. kok jadi bahas abhidhamma... haha

kalo soal 'Aku' sih pernah merasa heran... bingung... baru timbul pertanyaan.

kalo kita hanya sekumpulan panca khanda, yang terurai kembali saat meninggal... bukankah kita udah seperti mesin?
jika jiwa (atman) tidak ada... apakah kesadaran kita hanyalah bagian dari kesadaran yang lebih besar, seperti setetes air yang merupakan bagian dari lautan besar?

yah... kira2 itu aja pertanyaan yg muncul saat merenungkan anatta. dan sampe sekarang wa msh belum menemukan jawabannya. :)

konsep anda mirip kaya Tao..... ada Tao kecil, Tao besar....

konsep serupa mirip dengan beberapa ilmuwan yg coba melogika mengenai Atta dimana mereka kejeblos dengan konsep yg salah yaitu ada atta (huruf kecil) yg selalu berubah, dan ATTA (huruf besar) yg tetap/kekal....

cobalah baca brahmajala sutta mengenai 62 konsep keliru mengenai atta sehingga anda bisa meminimalisir tergelincir pada salah konsep

Offline hardymika

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 43
  • Reputasi: 3
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #32 on: 31 October 2009, 06:55:59 PM »
 [at] markosprawira

ya. lebih tepatnya disebut hipotesa krn wa sendiri gak yakin, masih bingung n masih belajar. :)

brahmajula sutta ya... hmmm... ok deh.. tanya om goog dulu.

thanks ya.
 _/\_
AaAAAaaaAHhHHHHHHHHH

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #33 on: 31 October 2009, 07:40:26 PM »
brahmajala sutta, bro......


silahkan baca di http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.01.wlsh.html

Offline ciputras

  • Teman
  • **
  • Posts: 60
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #34 on: 02 November 2009, 02:15:37 PM »
wah.. kok jadi bahas abhidhamma... haha


Abhidhamma mengajarkan bahwa kebenaran sejati terdiri dari empat unsur penyusun, Nibbana,

citta, cetasika dan rupa. Yang tidak berkondisi (Nibbana) dan yang berkondisi (citta, cetasika

dan rupa). Doktrin anatta menyatakan bahwa tiada diri selain panca-khanda (nama, rupa).

Kesadaran, sebagai contohnya, yang tampak seperti arus yang berkesinambungan, dijabarkan

sebagai citta dan cetasika yang berperanan khusus dalam pembentukan kesadaran. Bro

Markos memcoba membahas lebih mendalam dengan merujuk Abhidhamma. Jadi masih relevan.


kalo soal 'Aku' sih pernah merasa heran... bingung... baru timbul pertanyaan.

kalo kita hanya sekumpulan panca khanda, yang terurai kembali saat meninggal... bukankah

kita udah seperti mesin?
jika jiwa (atman) tidak ada... apakah kesadaran kita hanyalah bagian dari kesadaran yang

lebih besar, seperti setetes air yang merupakan bagian dari lautan besar?

yah... kira2 itu aja pertanyaan yg muncul saat merenungkan anatta. dan sampe sekarang wa

msh belum menemukan jawabannya. :)

Dengan pandangan materialistik Anda, panca khanda dianggap sebagai sesuatu yang solid dan

nyata sehingga Anda membandingkannya dengan mesin, yang akan terurai ketika meninggal.

Dengan segala kerendahan hati, saya mencoba untuk meluruskan pengertian yang belum

tepat ini. Berikut kutipan dari ceramah Sayadaw U Silananda mengenai Anatta yang saya coba

tuturkan kembali. Bila hendak membaca lengkapnya, silahkan cari buku Kamma Anatta terbitan

Karaniya & Ehipassiko.

Dahulu, seorang pertapa bernama Vacchagotta mendatangi Buddha Gotama untuk

menanyakan apakah atta itu ada? Buddha saat itu diam saja hingga akhirnya pertapa

Vacchagotta pun beranjak pergi. Bila Buddha Gotama menjawab ya, maka paham eternalistik

dimana ada jiwa yang kekal itu benar adanya. Bila dijawab tidak, paham nihilistik dimana jiwa

akan musnah setelah kematian itu benar adanya. Sang Buddha tidak setuju dengan paham

nihilistik karena paham ini menolak kamma, tumimbal lahir (punnabhava) dan hukum

keberasalan yang saling bergantungan (paticcasamuppadda). Sebaliknya Sang Buddha

mengajarkan kenyataan bahwa manusia terlahir kembali dengan patisandhi, kesadaran yang

berkesinambungan, kesadaran tumimbal lahir yang tidak berpindah dari kehidupan sebelumnya,

melainkan timbul karena adanya berbagai kondisi dari kehidupan sebelumnya, misalnya kondisi

seperti kamma. Jadi yang terlahir kembali bukan yang sama dengan orang yg telah meninggal,

namun bukan pula sepenuhnya berbeda dengan yang telah meninggal. Dalam ajaran Buddha,

tidak ada tubuh metafisik, jiwa atau roh yang sama yg berlanjut dari satu kehidupan ke

kehidupan berikutnya.

Bila kita buka Kitab Dhammapada bab 20 ayat 5,6,7:

Sabbe sankhara anicca'ti
Yada pannaya passati
atha nibbindati dukkhe
esa maggo visuddhiya

Sabbe sankhara dukkha'ti
Yada pannaya passati
atha nibbindati dukkhe
esa maggo visuddhiya

Sabbe dhamma anatta'ti
Yada pannaya passati
atha nibbindati dukkhe
esa maggo visuddhiya

Yang dimaksud dengan sankhara di sini adalah segala yang berkondisi, sifatnya fana (tidak

kekal) dan tidak memuaskan. Khusus untuk sifat anatta bukan hanya yang berkondisi saja,

tetapi yang tidak berkondisi pun termasuk di dalamnya (Nibbana). Dhamma meliputi semua,

baik yang berkondisi maupun yang tidak berkondisi.

Dalam ceramahnya, Sayadaw U Silananda mengutip tulisan Nyanatiloka:

"Barang siapa belum menyadari kesunyaan segala kehidupan  dan tidak memahami  bahwa

sesungguhnya hanyalah ada proses kesinambungan tubuh dan fenomena batin yang muncul

dan berlalu, dan bahwa tidak ada sosok ego terpisah di dalam atau di luar proses ini, ia tidak

akan mampu memahami ajaran Buddha, seperti ajaran Empat Kesunyataan Mulia ... dalam

pengertian  yang benar. Ia akan berpikir bahwa egonyalah, dirinyalah, yang mengalami

penderitaan, dirinyalah yang melakukan perbuatan baik dan buruk, dan akan terlahir kembali

sesuai dengan perbuatannya, dirinyalah yang akan memasuki Nibbana, dirinyalah yang akan

menjalani Jalan Beruas Delapan."

Inilah alasannya kenapa saya mau berpanjang lebar mengenai masalah "aku". Doktrin anatta

sangat mendasar. Bila kita belum tepat memahami doktrin anatta, walau kita memahami ajaran

Buddha Gotama akan Empat Kesunyataan Mulia dan Jalan Beruas Delapan, maka kita belum

menapaki jalan menuju pencerahan (Bro Sumedho telah membantu memberikan rujukan pada

Vinnana Sutta dalam posting sebelum ini).

Semoga bro hardymika tidak tambah bingung, dapat segera jawaban dari merenungkan

anatta. Semoga kita semua bisa terus maju dalam dhamma...

"Hanya ada penderitaan, tanpa ada penderita;
Ada perbuatan, namun tiada pelaku perbuatan;
Ada Nibbana, namun tiada orang yang mencapainya;
Ada jalan, namun tiada orang yang menjalaninya." - Nyanatiloka
Buddha said to his followers:
"cetanaham bhikkhave kammam vadami" - "The intention, monks, is what I maintain to be the action."
Ajahn Lee : "An evil intention blemishes virtue. A good intention helps keep it pure."

Offline ciputras

  • Teman
  • **
  • Posts: 60
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #35 on: 02 November 2009, 02:56:02 PM »

sebenarnya dosa mula citta yg muncul saat kaget itu adalah menolak kondisi yg tidak menyenangkan yaitu ditabrak
disini yg muncul adalah dosa cetasika.....

itu kenapa action selanjutnya biasanya adalah marah...... dimana ini adalah efek dari dosa mula citta, yg terus dilanjutkan.....

memang tidak terlalu terasa karena yg terasa adalah saat dosa itu makin menumpuk dan meledak sebagai 1 kemarahan...... padahal sesungguhnya trigger/pemicunya sudah ada di depan yaitu saat kaget....


Anumodana Bro Markos atas pencerahannya... _/\_
Buddha said to his followers:
"cetanaham bhikkhave kammam vadami" - "The intention, monks, is what I maintain to be the action."
Ajahn Lee : "An evil intention blemishes virtue. A good intention helps keep it pure."

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #36 on: 02 November 2009, 04:49:30 PM »
GRP sent untuk penjelasan mengenai ATTA yang bagus, bro......

Offline hardymika

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 43
  • Reputasi: 3
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #37 on: 02 November 2009, 05:41:51 PM »
 [at] markos
udah baca brahmajala sutta. tp tetap belum mengerti..
mungkinkah untuk memahaminya tidak boleh menggunakan logika ataupun perasaan. apakah logika atau perasaan itu yang dimaksud dengan jaring 62 bagian?

 [at] ciputra
sejujurnya wa tdk mengerti apa yg dimaksud dengan pandangan materialistik. bisakah dijelaskan? kemudian apa yg dimaksud dengan berkondisi dan tidak berkondisi?
jika dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya ada kesadaran yang berkelanjutan melalui patisandhi. knp kesadaran ini tidak bisa disebut sebagai aku?

lalu, ada satu pertanyaan lg yg mungkin agak diluar konteks pembahasan. setelah mencapai nibbana dikatakan bahwa tidak akan terlahir kembali, itu berarti kesadaran, nama, dan rupa pun lenyap, tumimbal lahir tidak akan ada lagi, begitu juga dgn kamma. bukankah kondisi seperti itu mirip dgn paham nihilisme tadi?

maaf kalau pertanyaan wa terlalu banyak. krn wa masih awam dan sangat dibingungkan pikiran yg terus mengembara tanpa henti ini. _/\_
AaAAAaaaAHhHHHHHHHHH

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #38 on: 02 November 2009, 05:46:23 PM »
yang disebut nihilis adalah ada menjadi tiada. apakah Sang Buddha mengajarkan atta menjadi hilangnya atta?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #39 on: 02 November 2009, 06:00:24 PM »
kemudian apa yg dimaksud dengan berkondisi dan tidak berkondisi?

Ikut2an kasih pendapat ;D

berkondisi itu jika munculnya hal tersebut tergantung dari hal lainnya, misalnya air mendidih tergantung pada panas yang diberikan, jika panas dihentikan, air itu jg berhenti mendidih. Demikian juga tubuh dan pikiran kita muncul tergantung pada hal lain, antara lain perbuatan di masa lampau, makanan, temperatur, dan pikiran yang telah muncul sebelumnya.

Quote
jika dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya ada kesadaran yang berkelanjutan melalui patisandhi. knp kesadaran ini tidak bisa disebut sebagai aku?

Karena kesadaran di kehidupan saat ini tidak sama dengan kesadaran di kehidupan lampau. Tiap saat muncul pikiran yang baru dan pikiran yang lama lenyap. Di agama Buddha tidak mengenal pikiran yang 'hidup' terus dan tidak berubah. Pikiran itu seperti gelembung udara di air mendidih, tiap saat selalu muncul dan segara lenyap kembali. Bagaimana kita bisa mengatakan hal yang selalu muncul dan lenyap seperti itu sebagai "aku"/diri kita?

Quote
lalu, ada satu pertanyaan lg yg mungkin agak diluar konteks pembahasan. setelah mencapai nibbana dikatakan bahwa tidak akan terlahir kembali, itu berarti kesadaran, nama, dan rupa pun lenyap, tumimbal lahir tidak akan ada lagi, begitu juga dgn kamma. bukankah kondisi seperti itu mirip dgn paham nihilisme tadi?

Kalau saya bisa kasih pendapat ekstrim, nibbana itu sesuatu. Setelah mencapai nibbana kita merealisasikan nibbana, nibbana menjadi bagian dari orang tersebut. Ketika parinibbana, tubuh dan pikiran lenyap, tapi nibbana yang telah direalisasikan tetap ada. Tapi nibbana itu tidak seperti sesuatu yang kita kenal, karena selama ini kita hanya mengenal sankhara, hal-hal yang berkondisi. Nibbana tidak berkondisi.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #40 on: 02 November 2009, 08:38:06 PM »
For Char:

Nice answer.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #41 on: 02 November 2009, 09:04:53 PM »
.... enak dhamma kalo dibahas kaya gini khan? lebih realita  ;D

master abhidhamma aja (nina van gorkom), juga membuat kasus2 dalam keseharian seperti ini.... misal kalo lagi makan malam, citta2 apa aja yg timbul, cetasikanya gimana, dsbnya....

sukur2 kalo bisa mulai bisa dibahas di DC  _/\_

bikin thread nya bro... kek na seru juga tuh ... ;D

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #42 on: 02 November 2009, 09:06:16 PM »
Karena kesadaran di kehidupan saat ini tidak sama dengan kesadaran di kehidupan lampau. Tiap saat muncul pikiran yang baru dan pikiran yang lama lenyap. Di agama Buddha tidak mengenal pikiran yang 'hidup' terus dan tidak berubah. Pikiran itu seperti gelembung udara di air mendidih, tiap saat selalu muncul dan segara lenyap kembal. Bagaimana kita bisa mengatakan hal yang selalu muncul dan lenyap seperti itu sebagai "aku"/diri kita?

jika bukan AKU, maka apa?
itu bukan AKU, tapi pikiran kah?
jika AKU bukanlah pikiran "KU", maka siapa AKU dan siapa pikiran?

bukankah AKU adalah "sesuatu" yg selalu timbul dan lenyap itu sendiri?


segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #43 on: 02 November 2009, 09:12:40 PM »
^ Aku itu kek na vedana dan sankhara dah ...

Logikanya: abis ngerasain (enak/gak enak), timbul bentuk pikiran buat ngerespon obyek yang telah dirasa ...

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Pertanyaan mendasar !!!
« Reply #44 on: 02 November 2009, 09:22:12 PM »
jika bukan AKU, maka apa?
itu bukan AKU, tapi pikiran kah?
jika AKU bukanlah pikiran "KU", maka siapa AKU dan siapa pikiran?

bukankah AKU adalah "sesuatu" yg selalu timbul dan lenyap itu sendiri?

Aneh juga memang, atta-ditthi adalah pandangan yang kita semua punya tapi kita sendiri sulit untuk mengerti atta-ditthi itu apa ;D

Saya rasa kalau ingin mengerti atta, kita harus melihat ke dalam diri sendiri. Silakan tanya ke diri anda sendiri: "Apakah aku ada atau tidak ada?" Jawabannya: "ada donk kalau tidak, siapa yang sedang membaca sekarang, siapa yang sedang bernafas". Itu atta-ditthi, itu pandangan salah.

Lalu bagaimana yang benar?

Sang Buddha mengajarkan manusia terdiri dari 5 khanda: tubuh, pikiran, perasaan, persepsi, kesadaran. Hanya 5 itu, selama kita masih mencari yang mana "aku", apakah tubuh itu aku, atau pikiran, itu atta-ditthi. Atau apakah gabungan dari kelima-nya adalah "aku", itu atta-ditthi. Atau aku bukan ke-5 khanda itu, itu juga atta-ditthi. Atau "aku" tidak ada, itu juga atta-ditthi. Singkatnya selama kita masih mempercayai: "ini aku", atau mempertanyakan "apakah aku", atau menolak "aku tidak ada", kita belum terbebas dari "aku". Yang jelas, kenyataannya, "aku" tidak ada, itu hanya pandangan, pandangan tidak real.

 

anything