//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Asia

Pages: 1 [2] 3 4 5
16
Meditasi / Re: (ask) meditasi
« on: 21 June 2012, 11:22:08 AM »
Berikut ini saya kutipkan dari buku Ajahn Chah yang berjudul "inipun akan berlalu".


Murid: Saya ingin meminta obyek meditasi yang sesuai dengan perangai saya. Kadang saya berlatih mengulang kata Buddho untuk waktu yang lama, namun batin tidak tenang juga. Saya coba bermeditasi mengenai bagian-bagian tubuh, kemudian saya mencoba perenungan kematian, namun saya tidak menjadi hening. Saya habis akal, tak tahu lagi apa yang harus saya lakukan.
 
Ajahn Chah: Letakkan semua itu. Ketika Anda habis akal, lepaskan.
 
Murid: Kadang ada keheningan, namun kemudian kenangan mulai datang, banyak kenangan, dan batin saya mulai terpencar dan terusik lagi.
 
Ajahn Chah: Nah itu dia, ketidaktetapan. Tidak tetap! Semuanya itu tidak tetap. Teruslah beritahu batinmu, “Tidak tetap, tidak pasti!” Semua fenomena batin mutlak tidak pasti; jangan lupakan hal ini. Jika batin tidak tenang, itu tidak pasti. Jika batin damai, itu juga tidak pasti. Jangan melekat pada kondisi apa pun, dan jangan anggap kondisi-kondisi ini sebagai nyata. “Kesadaran itu tidak tetap.” Pernahkah Anda mendengar ini sebelumnya? Sudahkah Anda mempelajari hal ini? Apa yang akan Anda perbuat dengan hal ini?
 
Keheningan tidak tetap, kegelisahan tidak tetap. Jadi bagaimana Anda akan berlatih? Pandangan apa yang harus Anda pakai terhadap segala sesuatu? Jika Anda memiliki pemahaman yang benar, maka Anda akan mengenali kondisi-kondisi keheningan dan kegelisahan ini sebagai hal-hal yang tidak pasti. Lalu, jenis perasaan apa yang Anda miliki? Terus lihat di sini.
 
Jika batin menjadi damai, berapa hari itu akan berlangsung? Jika terusik, berapa hari itu berlangsung? Terus katakan, “Tidak pasti!” Lalu di mana hal-hal itu tinggal? Terus halau mereka dengan cara ini.
 
Anda melatih Buddho dan Anda tidak damai. Anda melatih penyadaran nafas dan Anda tidak damai. Mengapa Anda begitu melekat pada gagasan akan keheningan? Berlatihlah melafal, “Buddho, Buddho” dan kenalilah ketidakpastian. Praktikkan penyadaran nafas dan kenalilah ketidakpastian. Jangan terlalu menganggap penting keadaan batin Anda, baik damai atau gelisah; mereka hanya akan mengelabui Anda karena kelekatan mencengkeram ini. Kita harus menjadi sedikit lebih cerdas dari mereka. Ketika kondisi mana pun datang, kita mengetahuinya sebagai tidak pasti. Kemudian segala sesuatu berlalu. Cobalah. Apa pun yang datang, terus tegaskan padanya, “Tidak pasti!” Kita tidak melawan atau melaluinya, namun malah mengejarnya.
 
Jika seseorang mau melakukan banyak latihan Samadhi, saya akan memujinya. Ajaran berbicara mengenai pembebasan melalui konsentrasi (samatha) dan pembebasan melalui kebijaksanaan (vipassana). Pembebasan berarti mencapai kebebasan dari noda-noda nafsu dan kekelirutahuan. Ada dua jenis pembebasan ini. Dengan pembebasan melalui konsentrasi, kita mengembangkan kekuatan batin melalui Samadhi agar kebijaksanaan bisa muncul.
 
Sebagian pohon bisa tumbuh baik jika Anda menyiraminya dengan banyak air, namun sebagian pohon hanya butuh sedikit air. Seperti pohon pinus di sini—jangan beri mereka terlalu banyak air, kalau tidak, mereka akan mati gara-gara Anda. Sebagian pohon tumbuh dan berkembang dengan begitu sedikit air. Tampaknya aneh bagaimana mereka bisa seperti itu.
 
Praktik meditasi pun sama. Dalam pembebasan melalui konsentrasi, Anda melatih meditasi dengan ketat, dan Anda perlu mengembangkan banyak Samadhi. Ini adalah satu pendekatan, seperti pohon yang perlu banyak air untuk bisa tumbuh. Lalu ada juga pohon yang tidak perlu terlalu banyak air.
 
Jadi mereka membicarakan mengenai pembebasan melalui konsentrasi dan pembebasan melalui kebijaksanaan, mencapai keterbebasan. Untuk mencapainya, tentu saja kita harus bergantung pada kebijaksanaan dan kekuatan batin. Kedua jalan ini tidak benar-benar berbeda. Jadi mengapa mereka membaginya seperti ini? Jika Anda menganggapnya terlalu serius dan mencoba memisahkan mereka, ini hanya akan membuat Anda bingung.
 
Akan tetapi, mereka masing-masing memang punya sedikit penekanan pada satu aspek atau yang lainnya. Untuk menyebut mereka sama tidaklah tepat; mengatakan mereka berbeda pun tidaklah tepat. Ini sama dengan berbicara mengenai perangai. Ajaran menyebutkan mengenai perangai nafsu, perangai amarah, perangai khayal, dan perangai Buddha. Ini untuk menandai kecenderungan mana yang lebih kuat ketimbang yang lain. Mereka hanyalah istilah, sesuatu yang kita gunakan untuk menggolongkan. Namun jangan lupakan bahwa pokok semua pembelajaran kita atau latihan apa pun yang kita lakukan adalah untuk membebaskan kita melalui penyadaran sifat tidak tetap, tidak memuaskan dan tiada-diri dalam semua fenomena.

 
Murid: Apakah sebaiknya kita menutup mata untuk menutup lingkungan luar, atau sebaiknya kita hadapi saja hal-hal sebagaimana kita melihat mereka?
 
Ajahn Chah: Ketika kita baru-baru berlatih, adalah penting untuk menghindari terlalu banyak rangsangan indra, jadi lebih baik menutup mata. Tidak melihat obyek-obyek yang bisa mengusik dan memengaruhi kita, kita membangun kekuatan batin. Ketika batin kuat, barulah kita bisa membuka mata, dan apa pun yang kita lihat tidak akan menggoyahkan kita. Mata terbuka atau tertutup tidak masalah.
 
Ketika Anda istirahat, Anda biasanya menutup mata. Duduk bermeditasi dengan mata tertutup adalah tempat kediaman seorang praktisi. Kita bisa menemukan kenikmatan dan istirahat di sana. Namun ketika kita tidak bisa menutup mata, apa kita akan mampu menghadapi segala sesuatu? Kita duduk dengan mata tertutup dan kita menarik manfaat dari hal itu. Ketika kita membuka mata, kita bisa menghadapi apa pun yang kita temui. Segala sesuatu tidak akan lepas kendali—kita tidak akan merasa gamang. Namun pada dasarnya kita sekadar menghadapi segala sesuatu. Ketika kita kembali ke meditasi duduk, kita benar-benar mengembangkan kebijaksanaan yang lebih tinggi.
 
Inilah cara kita mengembangkan praktik. Ketika praktik mencapai pemenuhannya, maka entah kita membuka atau menutup mata, akan sama saja. Batin tidak akan berubah atau melenceng. Sepanjang hari, pagi, siang, dan malam, keadaan batin akan sama saja. Tak ada apa pun yang bisa mengguncang batin. Ketika kebahagiaan muncul, kita sadari, “Itu tidak pasti,” dan itu pun berlalu. Ketika ketidakbahagiaan muncul, dan kita sadari, “Itu tidak pasti,” dan ya begitu saja.
 
Dalam meditasi, kita akan bertemu dengan pemunculan segala aktivitas dan kotoran batin. Cara pandang yang tepat adalah siap melepas semuanya, entah menyenangkan atau menyakitkan. Sekalipun kebahagiaan adalah sesuatu yang kita dambakan dan penderitaan adalah sesuatu yang tidak kita inginkan, kita sadari mereka sebagai setara. Inilah hal-hal yang akan kita alami.
 
Kebahagiaan didambakan oleh orang-orang di dunia. Penderitaan tidak didambakan. Nibbana adalah sesuatu di luar menginginkan atau tidak menginginkan. Tidak ada keinginan yang terlibat dalam Nibbana. Ingin mendapat kebahagiaan, ingin terbebas dari penderitaan, ingin melampaui kebahagiaan dan penderitaan—tidak ada satu pun yang semacam ini. Nibbana adalah kedamaian.
 
sumber: Ini Pun Akan Berlalu

17
Meditasi / Re: Meditasi GOENKA dan YASATI
« on: 20 June 2012, 08:43:55 AM »
Ada yang pernah ikut meditasi 10 hari (goenka) di Pusat Meditasi Vipassana Dhamma Java? Lokasinya di Gunung Geulis, Cisarua, Bogor.

Untuk Yasati, kalau naik angkutan umum, caranya bagaimana?

18
Theravada / Re: Besok hari Uposatha
« on: 21 September 2011, 09:56:28 AM »
Tidak dilock lagi kok kalau tidak ada postingan OOT lagi.

Sebetulnya OOT sih tidak masalah, selama masih membahas atthasila dan uposatha. Kemarin saya memang berniat untuk lock sementara karena memperkirakan terjadinya diskusi yang tidak sesuai untuk thread ini.

19
Theravada / Re: Besok hari Uposatha
« on: 21 September 2011, 08:46:53 AM »
sehari sebelum uposatha, akan di unlock lagi sis.

20
Theravada / Re: Besok hari Uposatha
« on: 20 September 2011, 01:08:14 PM »
Menurut saya, membuktikan = merealisasikan. Tentu Lucky tahu bahwa tujuan praktik Dhamma adalah merealisasikan nibbana pada akhirnya. Saat terealisasi inilah, praktisi berhasil membuktikannya.

Karena ini adalah thread saya, saya harap Lucky dan teman2 lain berkenan melanjutkan diskusi di thread lain karena sudah OOT. Saya tidak tau cara Lock thread ini, setahu saya dulu TS bisa lock thread-nya sendiri. Jadi, saya harapkan pengertiannya saja. Thanks.

21
Bantuan Teknis, kritik dan saran. / Re: ANDA BERTANYA KO MEDHO MENJAWAB ;D
« on: 20 September 2011, 12:11:54 PM »
Apa sekarang TS tidak bisa nge-Lock topiknya sendiri? saya tidak menemukan icon lock-nya..

22
Tolong ! / Re: [ask]Memanfaatkan makanan sisa dr dana
« on: 15 September 2011, 08:58:19 AM »
Di tempat saya juga setiap pagi ada bhante yang pindapata.  :)
hasil pindapatanya buat makan pagi dan siang hari itu.
tapi makanan yang dimasukkan umat ke patha itu biasanya di kasi plastik dulu.
nah terus selama bhantenya jalan ada kapiya yang mengikuti, jika patha nya sudah penuh, makanan yang ada di dalam patha itu di pindahkan ke kantong plastik, kemudian patha nya bisa diisi lagi dengan dana dari umat yang masih menunggu di depan.
setelah sampai di vihara, makanan yang ada di plastik2 itu kemudian dibuka, lalu dipindahkan ke piring.
...
...

Saya penasaran... biasanya pindapatta dilakukan hanya di saat-saat tertentu seperti kathina, waisak, dst. Kenapa di tempat sis Hema atau Mr.Jhonz diadakan setiap hari?

Apalagi dengan adanya pindapatta tersebut, memicu pemakaian kantong plastik secara berlebihan (karena dilakukan setiap hari, oleh banyak orang pula), menurut saya tidak ramah lingkungan :)

23
Diskusi Umum / Re: kenapa harus melakukan pelepasan mahluk hidup.
« on: 25 August 2011, 10:41:43 AM »
newbie punya sedikit pertanyaan.

bisa dibilang semua hewan yang kita fangsen adalah hasil beli di pasar, toko, dll ada juga sih pemberian, dll

nah ada cerita, seorang penangkap burung liar secara terus-menerus menangkap burung untuk dijual dipasar, karena tentu saja selalu ada yang beli, jika tidak laku tentu tidak akan dia menangkap burung liar lagi.
nah yang beli bertujuan :
1. untuk hewan peliharaan
2. untuk konsumsi
3. yaitu dia, untuk fangsen
nah apakah dengan kita yang terus menerus membeli burung untuk fangsen menjadikan si penangkap burung semakin rajin menangkap burung liar.
fangsen atas dasar mengasihi makhluk yang kita beli ke alam liar atau habitatnya, tapi bukankah dengan kita tidak praktik fangsen burung tersebut asal mulanya juga sudah dialam liar? justru burung tersebut ditangkap karena kita mau fangsen? benar tidak?

Saran saya: belilah hewan yang takdirnya sudah pasti yaitu akan dibunuh. Contohnya: ikan hidup di supermarket. Tapi pertimbangkan juga tempat melepaskan ikannya (apakah lingkungannya cocok untuk ikan tersebut, atau apakah di tempat tersebut ada predatornya). Coba baca postingan sebelumnya, pertanyaan ini sudah dibahas.

Quote
selanjutnya, seorang penjual burung tentu menjual sebegitu banyaknya burung. tapi kita cuman atau hanya sanggup beli 1 atau 2 ekor, nah burung lainnya nasibnya gimana? kita pilih kasih kah?

Kalau hanya sanggup beli 1 atau 2, ya belilah sesuai kemampuan kita saja. Memang tidak semua hewan bisa kita selamatkan, tapi apa yang kita lakukan adalah "sangat berarti" untuk 1 atau 2 ekor tersebut.

Quote
ini real : saya ada pelihara 2 ekor ikan hias (ikan oscar) tiap hari saya kasih makan, jika airnya kotor saya gantikan segera, saya berusaha semaksimal mungkin supaya ikan yang saya pelihara merasa nyaman dan aman dalam aquarium. apa saya melanggar sila jika saya lebih memilih tetap memelihara ikan tersebut?

Sila apa yang dilanggar? Kalau kita ambil dari 5 sila untuk umat awam, maka dalam memelihara ikan ini, anda tidak membunuh/tidak menganiaya, tidak mencuri, tidak berasusila, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan.

Quote
atau lebih bijaksanakah kalau saya melepaskan ke dua ekor ikan tersebut kealam liar?
masalahnya, ini ikan sudah saya pelihara dari kecil. hidup berkecukupan, selalu diperhatikan, tanpa berburu (oscar adalah ikan predator) sudah jaminan tetap dapat makanan tiap hari. nah apakah saya punya alasan berpikir bahwa ikan tersebut akan hidup dengan lebih baik dialam liar?

mohon pencerahannya
 ^:)^

Tentang melepas ke alam liar, pertimbangkan dulu, apakah ikan tersebut bisa hidup di alam liar setelah sekian lama "disuapin", dan dimanjakan? Coba baca postingan sebelumnya, sudah dibahas juga.

24
Meditasi / Re: Stock foto untuk meditasi asubha
« on: 18 August 2011, 03:06:30 PM »
kalo beneran dlatih meditasi dengn foto asubha bisa2 ga punya niat apa2 lg nih  :-?

[tidak] niat untuk hidup..tidak memiliki niat untuk melakukan apa2 lg krn tidak punya motivasi hidup

IMO, tujuan meditasi ini adalah untuk memahami tubuh sebagaimana adanya. Seperti di salah satu paritta (kalau tidak salah dikutip dari Vijjaya Sutta): dikatakan "jika dengan tubuh yang demikian ini, seseorang memandang tinggi dirinya dan memandang rendah orang lain. Penyebabnya adalah kebodohan".

Dalam melatih diri, seseorang hendaknya terus mengevaluasi diri (latihannya mengarah ke mana, apakah ke hal-hal bermanfaat atau tidak). Misalnya seseorang malah kehilangan motivasi hidup, berarti ini salah. Ada yang salah dengan praktik.

Misalnya untuk orang lain, mungkin justru lebih bersemangat mempraktikkan dhamma karena tahu betapa rapuhnya tubuh ini. Mungkin motivasi yang berkurang adalah motivasi untuk mencari kesenanagan indria

meditasi asubha itu adalah meditasi yang mengambil obyek mayat...atau sejenisnyalah

dengan merenungkan bahwa daging ini pada akhirnya hanya akan berakhir menjadi mayat....mungkin bisa mengurangi keterikatan kita kepada daging....
misal begini u seneng banget ama cewek....nah meditasi ini yg cocok..heheheh

kalau saya belum level buat ginian..dinikmati aja dulu...hahahahah

kalau tidak salah, objek mayat yang digunakan sebagai bahan perenungan, kalau bisa jangan mayat dari jenis kelamin berbeda. Misalnya seorang pria, disarankan untuk tidak mengambil objek mayat seorang wanita. Dan sebaliknya.

25
Tadi saya ke bank, ada iklan judulnya "ternyata punya mobil sendiri itu mudah". Jadi itu intinya iklan untuk kredit mobil. Di iklan ini digambarkan seorang suami sedang menyerahkan kunci mobil ke istrinya. Istrinya senyum sumringah. Lalu anak mereka juga sumringah liat bapaknya. Jadi kasarnya, seolah-olah harga diri pria diukur dari materi yang bisa dia kasih untuk keluarganya. Hmm... dalam kehidupan nyata memang gak semua demikian, tapi ada jg yang begitu. Makanya bisa muncul pepatah: "ada uang abang disayang, gak ada uang abang melayang".

Kalo misalnya warna kulit putih dengan ketertarikan pria, cukup relevan kok. Memang gak semua pria demikian, tapi mayoritas begitu. Kalo ini korbannya kan yang cewek2, jadinya ingin putih mulus plus langsing ;D Apalagi banyak sinetron ato film-film korea yang menonjolkan cewek imut-imut jadi rebutan para pria.. Akh capee deee...

***

Nah kesimpulannya... Orang-orang marketing itu, mencari sesuatu yang cukup relevan alias masuk akal bagi mayoritas orang. Ato paling gak, bisa jadi trendsetter yang disukai mayoritas orang. Pada dasarnya, orang-orang yang bisa dieksploitasi itu adalah orang yang punya kecenderungan untuk menerima ide-ide tersebut. Kalo gak, ya gak akan tereksploitasi... 

Ada benarnya, tapi tidak persis demikian.

Seperti ungkapan: "Bagaimana diri anda 5 tahun* ke depan, ditentukan oleh apa yang anda baca/dengar/nonton, buku apa yang anda baca, dan dengan siapa anda bergaul". Hal itu sedikit demi sedikit mempengaruhi diri kita. Jadi memang harus disaring apa yang baik untuk diri kita.

Apapun yang kita konsumsi terus menerus, lama kelamaan bisa mempengaruhi kita.


*5 tahun itu relatif. Ini hanya contoh tentang pengaruh sesuatu dalam jangka waktu lama.

26
Regional / Re: Kumpulan Regional Pekanbaru...
« on: 18 August 2011, 08:04:10 AM »
mau tanya di pekan baru
ada tempat latihan meditasi?
atau jadwal latihan meditasi bersama di vihara?
thank you

Setahu saya, di Vihara Dhamma Metta Arama, sering ada latihan meditasi yang dibimbing bhante Ittivijjo. Tapi saya kurang tau jadwalnya, mungkin teman yang lain ada yang bisa menambahkan.

27
Buddhisme untuk Pemula / Re: Makna Membaca Paritta
« on: 01 July 2011, 04:51:51 PM »
3. Mengapa dengan membaca paritta bisa dikatakan melakukan kamma baik? 
aku pernah mendengar rekaman ceramah Buddhist oleh salah satu Bhikkhu ternama, dan menjelaskan bahwa saat kita membaca paritta, ada makhluk-makhluk dari alam lain yang ikut mendengar pembacaan paritta tersebut dan membawa kedamaian bagi makhluk tersebut.  Yang masih tidak bisa aku pahami, bagaimana makhluk tersebut bisa memahami isi dari paritta yg kita baca dan membawa kedamaian bagi mereka?  Apakah makhluk tersebut terbatas pada makhluk yg dlm kehidupan lampau dapat memahami bahasa Pali saja?

Di lain waktu Y.M. Anuruddha terbangun di tengah malam dan mengulang syair-syair Dhamma sampai fajar. Sesosok makhluk halus wanita dengan putranya yang kecil mendengarkan dengan tekun dan menyuruh anaknya untuk tetap diam: “Mungkin, bila kita memahami kata-kata suci itu dan hidup sesuai dengannya, ini akan membawa pada kesejahteraan kita dan mungkin membebaskan kita dari kelahiran kembali di alam makhluk halus yang lebih rendah” (SN 10:6).

Sumber: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/biografi/Anuruddha.pdf

***

Dalam kutipan tersebut, berarti kemungkinan memang ada makhluk yang turut mendengar paritta/syair-syair Dhamma.

Tidak dijelaskan mengenai bahasa, tapi sebaiknya kita menggunakan bahasa yang kita sendiri pun memahaminya agar berguna bagi diri sendiri juga.

28
Kebanyakan orang ingin praktis (memilih kresek dibandingkan tas kain). Mudah-mudahan, sebelum bencana alam menimpa kita (akibat ulah kita sendiri), kita sudah keburu sadar.

Kita bisa menghemat plastik dengan:
1. Menggunakan tas kain atau membawa kresek bekas dari rumah.
2. Membawa kotak makan sendiri, jadi tidak perlu memakai plastik (entah membawa bekal dari rumah atau beli makanan di luar). Saya melihat banyak plastik yang kita habiskan hanya untuk makan siang saja. Bayangkan bila semua orang melakukannya, setiap hari.

Pengalaman saya setelah menerapkannya:

1. Kasir/pihak supermarket tidak akan keberatan, bahkan senang. Saat mereka melihat saya di kasir, mereka langsung bertanya: "apakah tidak perlu kantung plastik?". Bahkan saya pernah dihadiahkan sebuah tas kain gratis :)

2. Ketika akan membeli makan siang, saya membawa kotak makan sendiri. Saya biasanya juga ditanya: "bawa kotak yah..." Lalu biasanya saya diberi tambahan sayur :) Si penjual makanan merasa senang karena dia bisa menghemat plastik dan kertas/steroform. Seperti yang kita ketahui, steroform sangat sulit diuraikan (bahkan lebih lama daripada plastik). Kandungan kimianya juga sebenarnya kurang baik untuk wadah makanan (terutama makanan panas).


Hanya dua hal yang membuat saya menggunakan kresek:

1. Saya tidak membawa kantung kain atau habisnya stok kantung kresek bekas (jika ada kantung kresek bekas, saya biasa menggunakannya berkali-kali saat berbelanja).

2. Saya pergi berbelanja bersama orang yang "kurang berkenan" dengan kebiasaan saya.


Spoiler: ShowHide
Menurut artikel Daimond di atas, adalah lebih baik menggunakan kantung kain daripada plastik kresek. Tapi dikatakan, ada yang lebih baik dari kantung kain. Mohon diinfokan kelanjutannya :)


Demikian dari saya, semoga bermanfaat :)

29
Personality / Re: AA Gym resmi cerai di bulan Juni 2011
« on: 23 June 2011, 11:00:43 AM »
apakah cara mencegah terjadinya perceraian dilihat dari sisi Buddhist ?
Bagaimana Buddhist melihat perceraian/perpisahan karna meninggal dalam sudut pandang "tidak kekal" ?

Pembahasan berikut ini tidak berkaitan dengan A'a Gym karena saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi keputusannya. Saya ingin membahas pertanyaan TS saja.

Perceraian terjadi karena banyak hal. Kalau memang setelah dijalani, walaupun diusahakan bagaimana pun ternyata yang ada hanya ketidakcocokan. Saya rasa perceraian memang adalah jalan yang terbaik, daripada terbebani terus menerus.

Tapi jika perceraian adalah karena tertarik dengan pria/wanita lain, padahal rumah tangganya selama ini sudah baik, mungkin ini yang harus dipertimbangkan lagi. Saya setuju bahwa objek adalah netral. Tapi jika datang pria/wanita lain yang menggoda, berapa banyak orang yang mampu melihat objek secara netral? Jika pengendalian diri masih lemah, semua teori itu hanya sekedar wacana saja.

30
Ada kabar terbaru? apakah penggalangan dana ini masih berlangsung, atau sudah ditutup?

Pages: 1 [2] 3 4 5