//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - pengemis

Pages: [1] 2
1
Diskusi Umum / menjawab pertanyaan dari teman kita Indra
« on: 26 October 2012, 10:58:32 PM »
waktu itu pernah mengatakan kasih sayawaktu6 bulan, sekarang sudah cukup

mempelajari sutta selama beberapa bulan...
menyadari bahwa telah tidak mempelajari apapun
dan tidak tahu apapun
mempelajari tapi tidak mempelajari..

terima kash teman anda sudah menunjukkan jalan...

sebelum pamit harus klarifikasi.. yang muncul sebelum ini adalah kamma dan bukan diri ini...

terberkatilah kalian semua

2
Diskusi Umum / logika menyebar dharma
« on: 10 August 2012, 10:07:47 AM »
tinggi rendah  terang gelap  pintar bodoh kaya miskin bahagia derita
x       x          x         x       x        x        x      x        x          x
x       x          x         x       x        x        x      x        x          x
0       0          0         0       0        0        0      0        0          0
0       0          0         0       0        0        0      0        0          0

jika tidak ingin ada derita maka tidak adakan dulu bahagia
jika 2 2 nya sudah tidak ada ini yang disebut mutlak
mencapai mutlak sungguh butuh latihan dan kebijaksanaan hanya dengan cara kebajikan untuk memperoleh kedua hal itu dan kemudian latihan serta kebijaksanaan akan membawa kita ke sana yang kekosongan
tempat/status yang tidak berada di kedua tempat
tempat/status yang tidak bisa digambarkan dengan kata kata

berlaku bagi yin yang
catatan (x) tidak ada (0) ada

selamat memahami hehe


3
Diskusi Umum / tanpa diri
« on: 08 August 2012, 03:01:05 PM »
ketika saya berpikir tentang aku lalu saya berpikir mereka berpikir tentang dia yang disebut aku, mengapa aku begini kata ku, mengapa aku begini kata dia, lalu dimana kah aku dan siapa dia? atau memang tidak ada aku dalam diriku, atau tidak ada dia yang disebut aku dalam dirinya?
ternyata sungguh tidak ada aku dan dia
hehehe

4
Diskusi Umum / Mengenai Tuhan
« on: 08 August 2012, 08:22:40 AM »
selama ini saya melihat bahwa orang Buddhis disini maupun disana banyak yang tidak menerima adanya pribadi Tuhan, atau Atta..
ada hal yang perlu di luruskan..
Kalian tentu tahu dalam sutta ada cerita tentang Sang Buddha yang ditanyai soal apakah ada Atta? atau apakah tidak ada Atta? Apa yang sang Buddha jawab? Ia tidak menjawab.. kenapa? saya pikir2 dengan kecerdasan dangkalku hehe kalau ia menjawab ya Ia mengakui, kalau Ia menjawab tidak ada Ia tidak mengakui.. tapi itu bukan alasan utama Ia tidak menjawab (lagipula Ia tahu tingkat kematangan karma si penanya)
jadi saya pengen tanya mengapa teman2 kalian menolak adanya Tuhan, atau sebaliknya, sedangkan Sang Buddha sendiri tidak bilang ada Tuhan maupun tidak bilang Tidak ada Tuhan... atau lebih tepat nya Beliau Tidak menjawab

dari penjelasan diatas ada baiknya teman-teman lebih waspada dalam mengungkap kesetujuan maupun ketidak setujuan, karena forum ini tidak hanya dibaca oleh kita....
dalam ajaran kita diajari tidak ditolak maupun tidak diterima... karena dengan demikian anda sesuai dharma..
dengan menerima dan menolak akan menimbulkan... sebaiknya dipadamkan sebelum terbakar...

5
Diskusi Umum / 5 harta dunia
« on: 04 August 2012, 08:54:20 AM »
1. kebajikan
2. kesehatan
3. kebersamaan
4. keluarga
5. uang

6
Diskusi Umum / tanpa..
« on: 31 July 2012, 10:45:46 AM »


awal... proses perubahan... akhir..
tidak ada awal
tidak ada akhir
hanya berubah...











7
Diskusi Umum / waktu
« on: 10 June 2012, 10:53:37 AM »
Kalena Dhamma sakaca (gunakan waktu Anda utuk membahas Dhamma, Kalena Dhamma savanang (gunakan waktu Anda untuk mendengarkan Dhamma, kalena Dhamma Nyuta (gunakan waktu anda untuk praktik Dhamma, Kalavipasana (gunakan waktu Anda untuk Vipassana) Ini nasihat Sang Buddha

8
Diskusi Umum / hmmmm mao rezeki baca ini
« on: 31 May 2012, 08:02:19 PM »
SURAT WASIAT

Pesan dari Dewi KWAN IM:
Sesungguhnya kemurahan hati Dewi KWAN IM menyertai kita semua. Hormaylah kepadanya dengan sepenuh hati. Oh… Dewi KWAM IM segenap hati aku percaya kepada-Mu.
Berbahagialah orang yang menerima surat ini dan meneruskannya, mengirimkannya kepada sahabat, saudara, family anda. Keberuntungan dan keselamatan anda sekalian bernafkah hidup serta usaha maju selama dunia akgirat.
Surat ini adalah kiriman dari RRC dalam bahasa Kanji. Maka surat ini diterjemahkan oleh Rahib KHIM Dari Vihara Dharma Satya Rawamangun dengan sempurna, Demi kepentingan manusi di dunia ini.
Janganlah menyimpan surat ini lebih dari 8 hari. Surat ini ditulis oleh Bhiksu Ci oleh Karena itu, surat ini harus berkeliling dunia. Buatlah yang serupa ini dengan Foto copy/ diketik / salinlah kembali 41 lembar. Dalam 10 hari anda akan mendapatkan rahmay dari Dewi KWAN IM.

Bagi saudara yang menganut Agama lain, tidak ada salahnya berbuat amal kebaikan. kebaikan anda tidak berdosa. Surat ini untuk semua orang , kecuali kalau tidak terlaksanakan (dilalaikan). Sial, apes, musibah, akan dating pada keluarga anda. Silahkan anda buktikan.

RAHASIA MANTRA “DEWA BUMI”
(Ilmu untuk merubah nasib)

Aku sering mengajarkan siswa-siswaku suatu mantra. Mantra ini bukan mantra ini bukan mantra maha cahaya, Bukan Mantra tiada tandingan, Bukan Mantra tiada tara. Namun hanya suatu Mantra kecil. Mantra ini ada hamper di setiap kitab2 Budhis, Sangat sederhana hingga terlewatkan orang. Mantra ini adalah Mantra DEWA BUMI.
Bunyi mantra ini sebagai berikut:
“ NAMO SAMANTO MOTONOM, OM TURU-TURU TIWEI SOHA ”
Dengan sungguh-sungguh aku memberitahukan kepada kalian semua, bahwa matra ini adalah sebuah ilmu rahasia untuk mengubah nasib. Bukankah itu “ Cuma mantra DEWA BUMI yang biasa? ” Tidak salah ia mempunyai kekuatan luar biasa untuk mengubah nasib, karena itu tidak boleh dianggap remeh.

•   Ada orang yang membaca mantra tersebut, maka penyakit kulit yang diderita selama sepuluh tahun hilang lenyap.
•   Ada orang yang bertampang sial, seumur2 sial terus. Setelah membaca mantra tersebut oleh sinar kebahagiaan menyoroti wajahnya menjadi bercahaya, dan nasibnya pun berubah total , dari miskin jadi kaya.
•   Ada orang yang membaca mantra tersebut, kemandulan yang telah diderita selama sepuluh tahun menjadi sembuh.
•   Ada orang yang membaca mantra tersebut, lalu urusan2 yang tadinya tidak lancer akhirnya menjadi lancer, tidak ada satu hal pun yang membuatnya terhalang.
•   Ada orang yang membaca mantra tersebut, lalu mendapatkan jodoh bagus, mukanya bercahaya kemerah2an.
•   Ada orang yang membaca mantra tersebut, ia mendapatkan lotre besar.

Walau orang lain jarang menganjurkan, aku justru menganjurkan supaya mantra ini dibaca secara rutin dan terus-menerus.
Inilah penemuanku:
•   Kamu siapa? / Dewa Bumi
•   Di dunia manusia apa yang anda suka lakukan? / Mengikuti orang yang punya banyak rejeki.
•   Bagaimana pandangan anda terhadap alam Roh? / Lapisn Nirwana merupakan kekosongan, Lapisan dewa Langit jernih dan suci, di hadapan Dewa Tanah, Rejeki, Malapetaka dating silih berganti.
•   Bagaimana dengan nasib setiap orang? / Nasib ditentukan oleh Karma ( Sebab-akibat ). Karma itu saling mengait dan nasib bersilang ruwey. Manusia harus sadar bahwa segala sesuatu ditentukan oleh karma.
•   Anda bicara betul, lalu bagaimana cara mengubah nasib? Apakah minta kepad Buddha? / Tidak Cocok
•   Minta kepad Dewi2 ? / Juga tidak cocok
•   Minta kepada Dewa Tanah ? / Nah, itu cocok.
•   Bagaiman caranya ? / Baca Mantra.
•   Mantra yang mana ? / Mantra Dewa Bumi.

Orang tua itu lalu membawaku naik kereta rusa. Mengarungi angkasa biru dan kami sampai di sebuah gunung, di tengah gunung itu ada sebuah kota besar, berkilauan mutu manikam, didalam kota penuh dengan orang2 yang berambut putih muka kemerah2-an. Ada ribuan bahkan puluhan ribu. Mereka tampak sangat sibuk, ada yang baru mendarat, ada yang sedang siap2 berangkat.
•   Ini negeri apa ? / Negeri DEWA BUMI.
•   Para dewa bumi itu sedang sibuk apa? / sedang memberikan bantuan, mengatur dan mengubah nasib manusia.
Beginilah penemuanku.

Akhirnya, aku menyadari suatu kenyataan, bahwa melatih diri menjadi Buddha, tentu bias mengubah nasib. Melatih diri menjadi Dewa juga bias mengubah Nasib, Tapi dengan langsung membaca matra DEWA BUMI, perubahan nasib akan lebih langsung. Bila ingin mengubah nasib, orang harus memiliki kunci pembukanya. Pada prinsipnya, ilmu apa pun juga, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Ada kondisi dan kejodohan, serta ikatan karma kehidupan masa lalu.

Asalkan membaca mantra DEWA BUMI ribuan kali, puluhan ribu kali, ratusan ribu kali, secara sungguh-sungguh. Maka sinar dewa Bumi akan menyoroti, Nasib pun bisa berubah, ini sungguh2 !!!

Semboyan Dewa Bumi adalah : “ AMAL TANPA PAMRIH ”

Tulisan ini baik untuk diperbanyak. Untuk disampaikan ke Vihara/ Klenteng dan untuk diberikan secara Gratis, Sopan, dan Tanpa pamrih kepada mereka yang ingin memperbaiki nasib.

9
Diskusi Umum / Buddha masih ada?
« on: 20 May 2012, 08:02:21 PM »
ketika saya duduk dan merenungkan, jawaban akan fenomena muncul

banyak yang mungkin bertanya apakah Buddha masih ada?
berkenaan dengan adanya bacaan yang kebetulan saya baca bahwa..
dalam mahayana: Buddha masih ada
dalam theravada: Buddha Sudah tidak ada dan sudah parrinibanna

Waktu sang Buddha akan membabarkan dharma biasanya yang hadir macam2, makluk dari alam tinggi sampai rendah, ada Bodhisatva, dewa2, asura, garuda dll. bahkan kadang ada juga Buddha2 lain turut hadir dalam memberikan berkat dan anugrahnya pada makluk dan setiap insan...

masalahnya adalah kok Buddha jaman dulu masih ada hadir di acara pembabaran dharma oleh sang Buddha Gotama?

Kemampuan Buddha sungguh diluar nalar kita.. yang jelas Ia bisa menembus ruang dan waktu.. Jaman dulu ataupun Jaman masa depan...

dan kemampuan Buddha, bukan saja melihat tapi bisa datang ke waktu kapan saja yang Ia kehendaki
Mungkin saja Ia (Sudah) ada dan melihat waktu saya menulis ini ....  :) hehehe


saya teringat perkataan bikku yang berbunyi;
Bunuhlah Buddha jika anda bertemu dengan Nya jika sedang meditasi..

maksudnya jangan terikat karena waktu meditasi kita tidak boleh terikat.. bahkan Oleh Buddha
dengan kata lain Buddha sudah tidak ada.. sudah parinibanna

Jadi adakah Buddha?
bukti tulisan menunjukkan Ia hadir dalam acara pembabaran dharma Sang Buddha Gotama

Ingat Ia bertubuh Dharma...
ada dan tidak ada...


10
Diskusi Umum / saya ingin menjadi Buddha
« on: 19 May 2012, 09:28:57 PM »
Jika pada kelahiran ini tidak mencapai kesucian, maka saya akan mencoba memutarkan roda dharma agar di kehidupan lain oleh karma saya bisa ketemu dharma dan mengerti dharma

11
Diskusi Umum / aneh kah dharma?
« on: 19 May 2012, 09:24:38 PM »
kematian, penderitaan dan kekejaman kadang harus ada...
jika tidak ada maka Gotama tidak akan berusaha mencari jalan untuk menghilangkan penderitaan,
karena penderitaan ada maka pertapa Gotama menjadi BUddha

Jika seumur hidup kita tidak melihat penderitaan orang lain dan merasakan penderitaan,
apakah mungkin kita berusaha mencari jalan untuk meleyapkan penderitaan?

Penderitaan harus ada... ia adalah dhamma

12
Diskusi Umum / saya telah mengerti dharma...
« on: 15 September 2011, 12:02:22 AM »
saya telah memahami hal yang sulti dipahami....
ternyata begini kehidupan kematian nasib takdir kondisi dan tak terkondisi...
silahkan tanya
gw jawab...

13
Diskusi Umum / kamma tidak adil?
« on: 01 May 2011, 10:28:29 PM »
di kehidupan ini dia terlahir sebagai wanita...
ia diperkosa... di marahin disalahkan..
ia baik hati
ia ditindas terus menerus oleh keluarganya dan bukan keluarganya
ia terlahir jelek dan suka dilecehkan...
apa salahnya?
kalau ia berbuat salah di kehidupan sebelumnya.. bukankah pantas dia mendapatkan hukuman padawaktu dia berbuat jahat? kenapa di kehidupan ini saat ia tidak tahu apa kesalahanya dan kemalangan datang bertubi2...
adilkah?
tolong dijawab...

14
Diskusi Umum / kiamat menurut Buddha
« on: 26 April 2011, 07:38:39 PM »
KIAMAT MENURUT BUDDHA-DHAMMA

Di dalam Buddha-Dhamma dikenal adanya dua siklus dunia tempat kita hidup :
1. Siklus naik.
2. Siklus turun.

Satu siklus kelahiran kembali dunia ( Mahakappa : Satu Kappa Besar ) dibagi menjadi 4 fase:
1. Fase Kekosongan,
2. Fase “ Penciptaan “ ,
3. Fase statis / kediaman ,
4. Fase Kerusakan ( Kiamat ).

Masing-masing fase tersebut disebut “Kappa-Menengah”. Kappa-menengah terdiri dari dua-puluh ( 20 ) kappa-kecil. Kappa-kecil pertama disebut kappa-turun, dan kappa-kecil terakhir ( yang ke-20 ) disebut kappa naik.

Delapan-belas ( 18 ) kappa-kecil di antara kappa-turun dan kappa-naik merupakan siklus yang terdiri atas paruh-pertama naik dan paruh-kedua turun.

Diperlukan waktu dua-puluh ( 20 ) kappa-kecil untuk fase kekosongan, dan 20 kappa kecil untuk fase “penciptaan” alam-semesta tempat kita hidup ini.

Waktu permulaan zaman dari fase kediaman, awal kemunculan manusia di bumi, jangka kehidupan mereka rata-rata adalah “tak-terhingga”,, lalu turun secara perlahan-lahan ( dimana sekarang ini rata-rata umur manusia adalah 70 tahun ) hingga suatu saat akan mencapai umur rata-rata hanya sepuluh ( 10 ) tahun, dan saat tercapainya ini adalah disebut dengan “utkarsa” : fase-turun, maka itu kappa-pertama disebut kappa-turun.

Setelah itu diikuti dengan delapan-belas ( 18 ) kappa-kecil dimana jangka kehidupan rata-rata manusia perlahan-lahan naik ke delapan-puluh-ribu ( 80.000 ) tahun , dan fase ini disebut “apakarsa” : fase-naik.

Lalu setelah apakarsa kemudian rata-rata kehidupan manusia akan turun lagi menjadi selama sepuluh ( 10 ) tahun ( kembali ke “utkarsa” ; fase-turun ). Maka dari itu delapan-belas ( 18 ) kappa kecil itu disebut kappa naik-turun.

Setelah jangka kehidupan rata-rata manusia mencapai sepuluh ( 10 ) tahun di akhir kappa kecil ke-19, jangka kehidupan manusia rata-rata naik kembali secara perlahan-lahan menjadi delapan-puluh-ribu ( 80.000 ) tahun , yaitu kembali pada “apakarsa” ; fase-naik.

Dalam beberapa teks Buddhis, kata “perlahan-lahan” artinya jangka kehidupan rata-rata manusia naik/turun 1 tahun setiap kurun waktu seratus ( 100 ) tahun, tergantung apakah zaman itu dalam fase naik atau fase turun.

Pada saat terjadi apakarsa ( fase-naik ), maka tidak akan ada kemunculan seorang BUDDHA, karena manusia hidup lebih lama di dunia yang relatif makmur sehingga mereka telah puas dan tak berminat mendengarkan ajaran Buddha.

Buddha hanya akan muncul pada fase turun, tapi tidak muncul saat jangka kehidupan manusia telah jatuh dibawah titik jangka kehidupan kritis, saat sikap dan mental manusia sangat inferior sehingga tidak bisa menerima ajaran Buddha. Jangka kehidupan kritis ditafsirkan beraneka ragam, ada yang menafsirkannya sebagai seratus ( 100 ) tahun, delapan-puluh ( 80 ) tahun, bahkan tiga-puluh ( 30 ) tahun. Zaman dibawah jangka kehidupan kritis disebut zaman kegelapan, yang dalam agama lain disebut “Akhir-Zaman”.

Tanda-Tanda Akhir Zaman

Tanda-tanda “Akhir-Zaman” menurut Buddha-Dhamma adalah saat timbulnya lima ( 5 ) macam kemerosotan ( kasaya ):
1. Kemerosotan pandangan ( ditthi-sakaya ) : aneka ragam gagasan dan pandangan terbalik muncul di seluruh pelosok dunia dan menjadi dominan di dalam benak manusia.
2. Kemerosotan hawa-nafsu ( kilesa-kasaya ) : manusia hanya mengejar kesenangan dengan menghalalkan segala cara. Segala jenis kejahatan merajalela dan perbuatan tercela ( dengan menggunakan standar hidup kita sekarang ) dianggapnya sebagai norma-norma. Orang-orang yang melakukan kejahatan bahkan disanjung sebagai pahlawan dan dihormati di masyarakat.
3. Kemerosotan kondisi manusia ( sattva-kasaya ) : mayoritas manusia tidak mendapatkan kepuasan batin dan kebahagiaan dalam kehidupan. Saat itu, fisik dan mental manusia jauh lebih inferior daripada saat kita hidup sekarang ini.
4. Kemerosotan jangka kehidupan manusia ( ayus-kasaya ) : jangka kehidupan rata-rata manusia secara makro menurun hingga ke titik kritis.
5. Kemerosotan zaman-dunia ( kalpa-kasaya ) : peperangan, bencana-alam, wabah-penyakit, gagal-panen, dan kelaparan melanda dunia. Saat mengalami ini, lingkungan hidup ( ekosistem dan ekologi ) semakin memburuk.

Salah satu ciri dari fase turun adalah kejadian yang disebut dengan “Tiga-Bencana-Besar” :
1. Peperangan,
2. Wabah penyakit.
3. Kelaparan.

Ada tiga teori mengenai ciri-ciri dari fase turun tersebut. Teori pertama , menyatakan bahwa pada saat jangka kehidupan manusia mencapai rata-rata sepuluh ( 10 ) tahun, peperangan berlangsung selama tujuh ( 7 ) hari, dilanjutkan dengan wabah penyakit yang berlangsung selama tujuh ( 7 ) bulan plus tujuh ( 7 ) hari, dilanjutkan dengan kelaparan selama tujuh ( 7 ) tahun, tujuh ( 7 ) bulan, dan tujuh ( 7 ) hari.

Teori kedua , menyatakan bahwa hanya satu jenis bencana yang akan terjadi di setiap akhir kappa-kecil. Saat jangka kehidupan manusia mencapai sepuluh ( 10 ) tahun di kappa pertama, wabah penyakit muncul ; di kappa kedua api peperangan terjadi ; dan di kappa ketiga, kelaparan melanda. Pola ini berlanjut sampai sepanjang enam-belas ( 16 ) kappa berikutnya, dan setiap bencana berlangsung selama tujuh ( 7 ) hari. Menurut teori ini, kita sekarang berada di kappa kesembilan ( ke-9 ), pada fase menurun, dimana bencana kelaparan akan terjadi saat jangka kehidupan manusia rata-rata mencapai sepuluh ( 10 ) tahun.

Teori ketiga , menyatakan bahwa kala jangka kehidupan manusia mencapai tiga-tuluh ( 30 ) tahun, ada periode kelaparan selama tujuh ( 7 ) tahun, tujuh ( 7 ) bulan, tujuh ( 7 ) hari ; dikala umur rata-rata kehidupan manusia mencapai dua-puluh ( 20 ) tahun, ada periode wabah penyakit selama tujuh ( 7 ) bulan dan tujuh ( 7 ) hari ; kala umur rata-rata kehidupan manusia mencapai sepuluh ( 10 ) tahun, ada periode bencana peperangan selama tujuh ( 7 ) hari.

Terjadinya Kiamat

Pada kappa kedua-puluh ( ke-20 ), kappa terakhir, merupakan fase naik dan jangka kehidupan manusia mencapai delapan puluh ribu ( 80.000 ) tahun. Setelah itulah, kiamat mulai datang dalam bentuk penghancuran bumi melalui salah satu dari tiga unsur alam-semesta : api, air, dan angin. Ini adalah akhir dari sebuah siklus “Mahakappa”.

Siklus mahakappa pertama diakhiri dengan kiamat dari unsur api, dimana tujuh matahari muncul [ melintasi orbit tata surya kita ] dan mengeringkan samudera.

Siklus mahakappa kedua ( ke-2 ) hingga ketujuh juga diakhiri dengan cara kiamat yang serupa. Siklus mahakappa kedelapan ( ke-8 ) diakhiri dengan kiamat dari unsur air.

Pola kiamat api dan satu kiamat air berulang selama tujuh ( 7 ) kali, totalnya lima-puluh-enam ( 56 ) Mahakappa.

Selanjutnya dilanjutkan dengan tujuh kali kiamat api dan satu kiamat angin, sehingga total menjadi enam-puluh-empat ( 64 ) Mahakappa.

Periode enam-puluh-empat ( 64 ) Mahakappa merupakan satu siklus besar dari satu sistem dunia. Kiamat api menghancurkan mulai dari neraka hingga surga kesembilan ( ke-9 ), yaitu surga tempat Maha-Brahma hidup. Kiamat air menghancurkan mulai dari neraka hingga surga kedua-belas ( ke-12 ), yaitu alam makhluk cahaya ( Abhassara ), dan kiamat angin menghancurkan dari alam neraka hingga surga kelima-belas ( ke-15 ), yaitu alam Subhakinha ( Jhana III ).

Penggambaran kiamat dari siklus Mahakappa pertama hingga ketujuh, yaitu kiamat dengan unsur api digambarkan dalam Anguttara Nikaya, Sattakanipata adalah sebagai berikut :

“ Bhikkhu, akan tiba suatu masa setelah bertahun-tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, atau ratusan ribu tahun, tidak ada hujan.

Ketika tidak ada hujan, maka semua bibit tanaman seperti bibit sayuran, pohon penghasil obat-obatan, pohon-pohon palem dan pohon-pohon besar di hutan menjadi layu, kering dan mati… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari kedua muncul. Ketika matahari kedua muncul, maka semua sungai kecil dan danau kecil surut, kering dan tiada… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu wakti di akhir yang lama, matahari ketiga muncul. Ketika matahari ketiga muncul, maka semua sungai besar, yaitu sungai Gangga, Yamuna, Acirawati, Sarabhu dan Mahi, surut, kering dan tiada… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu wakti di akhir masa yang lama, matahari keempat muncul. Ketika matahari keempat muncul, maka semua danau besar tempat bermuaranya sungai-sungai besar, yaitu danau Anotatta, Sihapapata, Rathakara, Kannamunda, Kunala, Chaddanta, dan Mandakini surut, kering dan tiada… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lamai, matahari kelima muncul. Ketika matahari kelima muncul, maka air maha samudera surut 100 Yojana, lalu surut 200 Yojana, 300 Yojana, 400 Yojana, 500 Yojana, 600 Yojana dan surut 700 Yojana. Air maha samudera tersisa sedalam tujuh pohon palem, enam , lima, empat, tiga, dua pohon palem, dan hanya sedalam sebatang pohon palem. Selanjutnya, air maha samudera tersisa sedalam tinggi tujuh orang, enam, lima, empat, tiga, dua, dan hanya sedalam seorang saja, lalu dalam airnya setinggi pinggang, setinggi lutut, hingga airnya surut sampai sedalam tiga mata kaki.

Para Bhikkhu, bagaikan di musim rontok, ketika terjadi hujan dengan tetes air hujan yang besar, mengakibatkan ada lumpur di bekas tapak-tapak sapi, demikianlah dimana-mana air yang tersisa dari maha-samudera hanya bagaikan lumpur yang ada di bekas tapak-tapak kaki sapi.

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari keenam muncul, Ketika matahari keenam muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung, mengeluarkan , memuntahkan, dan menyemburkan asap. Para Bhikkhu, bagaikan tungku pembakaran periuk yang mengeluarkan, memuntahkan dan menyemburkan asap, begitulah yang terjadi dengan bumi ini.

Demikianlah para Bhikkhu, semua bentuk ( sankhara ) apa pun adalah tidak kekal, tidak abadi, atau tidak tetap. Janganlah kamu merasa puas dengan semua bentuk itu, itu menjijikkan, bebaskanlah diri kamu dari semua hal.

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir yang lama, matahari ketujuh muncul. Ketika matahari ketujuh muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung terbakar, menyala berkobar-kobar, dan menjadi seperti bola api yang berpijar. Cahaya nyala kebakaran sampai terlihat di alam Brahma, demikian pula dengan debu asap dari bumi dengan gunung Sineru tertiup angin sampai ke alam Brahma.

Bagian-bagian dari puncak gunung Sineru setinggi 1, 2, 3, 4, 5 ratus Yojana terbakar menyala ditaklukkan oleh amukan nyala berkobar-kobar, hancur lebur. Disebabkan oleh nyala yang berkobar-kobar bumi dengan gunung Sineru hangus total tanpa ada bara maupun abu yang tersisa. Bagaikan mentega atau minyak yang terbakar hangus tanpa sisa.

Demikian pula bumi dengan gunung Sineru hangus terbakar hingga bara maupun debu tak tersisa sama sekali. “


MUNGKINKAH TERDAPAT TUJUH MATAHARI YANG AKAN MEMBAKAR BUMI?

Penjelasan Kiamat menurut Sang Buddha tersebut diatas tentunya akan mengerutkan alis mata anda, khususnya yang belum mengenal Buddha-Dhamma. Anda yang tidak mengenal Buddha-Dhamma akan bertanya-tanya, “ Mana mungkin ada matahari lebih dari satu ? Mana mungkin terdapat tata-surya lebih dari satu ? Mana mungkin ada galaksi selain galaksi ini ? Mana mungkin ada “Alam-Kembar” seperti alam yang kita huni ini ? “

Sekedar mengingatkan kembali, Sang Buddha menyebutkan adanya tiga sistem dunia :
1. Sahassi Culanika Lokadhatu , yaitu Seribu ( 1.000 ) tata-surya kecil. Didalam Sahassi Culanika Lokadhatu terdapat seribut ( 1.000 ) matahari, seribu ( 1.000 ) bulan, seribu ( 1.000 ) Sineru, seribu ( 1.000 ) Jambudipa, dll.
2. Dvisahassi Majjhimanika lokadhatu, yaitu seribu kali Sahassi Culanika Lokadhatu. Dalam Dvisahassi Majjhimanika Lokadhatu terdapat 1.000 x 1.000 tata surya kecil = 1.000.000 tata surya kecil. Terdapat 1.000 x 1.000 matahari = 1.000.000 matahari, terdapat pula 1.000 x 1.000 bulan = 1.000.000 bulan, dan seterusnya.
3. Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu terdapat 1.000.000 X 1.000 = 1.000.000.000 tata surya. Terdapat 1.000.000 x 1.000 matahari = 1.000.000.000 matahari, dan seterusnya.

Sesungguhnya, maksud dari Sabda Sang Buddha tersebut, jumlah tata-surya melampaui dari sekedar satu-milyar ( 1.000.000.000 ) tata-surya saja. Namun karena Sang Buddha mengajarkannya dengan menggunakan bahasa manusia ( saat Beliau hidup kala itu ), maka menggunakan kisaran angka ribuan, jutaan, milyaran. Ingat , seperti Sang Buddha sendiri pernah mengisyaratkan, bahwa bahasa manusia tidak mampu melukiskan sesuatu yang Transenden , “bagaikan jari menunjuk bulan, bukan bulan itu sendiri”.

Dalam kenyataannya, Sabda Sang Buddha mengenai Alam-Semesta, Awal Mula Terjadinya, hingga kelak “Kiamat”, mendapat dukungan dan mengundang decak-kagum fisikawan tersohor didunia, yaitu Dr.Albert Einstein, hingga dia mengeluarkan pernyataan ( seperti yang tertulis di awal artikel ini ) , bahwa “… Jika ada agama yang sejalan dengan kebutuhan Ilmu Pengetahuan Modern, maka itu adalah Ajaran BUDDHA.”

Dalam salah satu penggalan surat yang dilayangkan ke salah seorang rekannya di tahun 1944, Albert Einstein, sang penggagas Teori Relativitas berkata, “Apa yang kulihat di alam ini adalah sebuah struktur yang maha besar, namun yang dapat kita pahami baru sebagian kecil saja. Begitu pun sudah cukup membuat pusing.”

Mengenai jumlah galaksi yang lebih dari satu, juga telah dibenarkan oleh para ilmuwan. Setidaknya ada dua-ratus milyar galaksi yang sudah dikenali oleh para ilmuwan, diantaranya ( selain Bima-Sakti ), adalah : Galaksi Major Dwarf, Virgo Stellar Stream, Sagitarius Elips Kerdil, Awan Magellanik Besar, dan lain-lainnya.

Beth Willman, dari Center for Cosmology and Particle Physics, Universitas New York, baru-baru ini juga menemukan “Galaksi-Kerdil” didekat Bima-Sakti, yang ia sebut “Globular-Cluster”. Willman berkata, “Yang kami dapatkan kemudian adalah objek yang 200 kali lebih tidak bercahaya bila dibandingkan dengan galaksi-galaksi lain yang terlihat sebelumnya. “

Berbagai penemuan baru juga terus bermunculan dalam penyelidikan planet di luar Tata Surya, atau yang lebih dikenal sebagai eksoplanet. Salah satu planet ini – Gliese 581 – disebut sebagai Bumi Super (ukuran besar), disebut Bumi karena berbagai parameternya memperlihatkan planet ini layak huni, dan disebut Super karena ukurannya lebih besar melampaui bumi tempat kita hidup ini.



15
Diskusi Umum / Buddha Atheis?
« on: 25 April 2011, 03:36:24 PM »
“Apabila, O para bhikkhu, para makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issara-nimmanahetu), maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.”
(Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101, Tipitaka Pali).
Satu-satunya ayat yang menunjukkan ucapan Buddha bahwa Tuhan tertinggi itu tak ada berasal dari sutta mahayana, sedang mahayana merupakan hasil negosiasi berbagai pandangan untuk menjaring lebihbanyak pengikut.
“Semua konsep seperti sebab, pelanjutan, atom, unsur-unsur dasar, yang membuat kepribadian, jiwa pribadi, roh sakti, Tuhan yang berdaulat, pencipta, adalah imajinasi belaka dan perwujudan dari pemikiran manusia.“ – Lankavatara Sutta. YANG JELAS-JELAS BUKAN UCAPAN BUDDHA, KARENA DARI GAYABICARANYA KAYAK BUKAN SHAKHYAMUNIBUDDHA.
Agama Buddha bukan theism bukan atheism, tapi realism yang lebih berfokus pada usaha LEARN dan UNLEARN, yang tujuannya tetap mencapai Tuhan tertinggi:
“Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang”
“Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”.
Dan itu bukanlah Nibbana. Karena Nibbana cuma aspek terakhir yang tertinggal dari tempat bukan lahir dan mati, yaitu Nibbana, “Berhentinya Penjadian.” Yang dimaksud Buddha itu sebenarnya Kekosongan. Cuma kekosongan yang abadi, tak dilahirkan, tak mati, dan tak melahirkan. Saat seseorang mencapai level 7, ia kembali memperhatikan lagi pencapaiannya itu, sehingga timbul berbagai ilmu seperti bisa melihat lintasbatas ruangwaktu segala sesuatu (lv8), sesudah selesai ia menjadi tanpa emosi tanpa persepsi (lv9).

Jadi, jawaban untuk judul diatas adalah: Tak.
IMAM MAHDI

shohib alzaman AL FATTAH

Pages: [1] 2
anything