maaf saudaraku, tapi lebih banyakla berpikir dan bersabar itu akan baik bagi saudara untuk menerima dharma... belajar la bermeditasi dan mengontrol diri, itu juga untuk kebaikan saudara... saya berkata begitu karena saya merenung, saudara juga harus merenung dulu. karena ketika kita membahas soal BUDDHA yang Agung kita harus memperhatikan arti dari tulisan dan bahasa.
Buddha yang masih hidup sebagai manusia memang sudah mencapai penerangan sempurna, tapi kondisi beliau saat itu adalah manusia, tiada manusia yang tidak menderita, itu kenyataan. Buddha yang sudah parrinibana berbeda, Fisik dan nonfisik kata kuncinya.
setuju
jangan terpaku pada arti harfiah dari suatu kata / kalimat dan menafsirkan secara mentah, karena dharma tidak bisa dijelaskan dengan kata - kata.
Perenungan sangat dibutuhkan disini.
Membaca sesuatu dan hanya melihat arti secara harfiah dan menggunakan sebagai dasar pertanyaan tidak membawa batin kita kemana - mana.
Dan lagi pertanyaan yang berdasarkan suatu teks tidak akan pernah memuaskan orang lain karena teks tersebut ditulis oleh manusia juga.
Penggunaan teks ujung ujungnya hanya seperti seorang guru yang menilai muridnya berdasarkan teks buku bukanya pengertian dari sang murid.
Intinya pertanyaan yang bersifat pengetahuan tidak membawa kita kemana mana. Karena yang diuji dan ditanya adalah otak kita bukan kondisi batin yang meresap dharma.
Sesuai pengakuan pengemis yang mengaku telah mengerti dharma, seharusnya kita mencari tahu apakah dharma yang telah diresapinya, di megertinya sesuai dengan hasil perenungannya. Terlepas bermanfaat atau tidak itu tergantung pada pribadi masing masing yang menilai. Bukankah tujuan kita adalah mencari kebenaran itu sendiri.