saya telah mengerti dharma...

[will_i_am]

tidak berkondisi adalah ketika saudara melakukan kebaikan dengan kesadaran penuh.... adakalanya orang2 melakukan kebaikan karena karma dia untuk melakukan kebaikan saat itu.. dan memperoleh pahala.. tidak terkondisi tidak demikian dengan pikiran terpusat dan sadar penuh akan apa yang dilakukan ia terlepas dari kondisi karma untuk melakukan perbuatan(baik ataupun buruk) melakukan kebaikan dengan tujuan orang tersebut atau makhluk tersbut mendapat jalan terang dan mampu mengerti dharma sang Buddha walaupun sedikit, apapun bentuknya kebaikannya ia dengan bijak tahu bahwa jika ia berbuat ini maka orang ini akan mampu memperoleh pengetahuan akan dharma walaupun sedikit... tujuan yang paling baik adalah membimbing orang mengerti dharma...
perbuatan tidak berkondisi biasanya cuma dilakukan oleh orang2 yang bijak.. oleh karena itu saudara harus berlatih
Buddha menunjukkan kesaktiannya hanya agar orang tersebut mengerti dharma, Beliau tidak menunjjukannya untuk pamer...

lha, bukannya kesadaran itu terkondisi?? sejak kapan kesadaran itu hal yang tidak terkondisi??
dan bukannya apapun yang bisa diuraikan oleh kata2 pada dasarnya juga berkondisi??


 

[pengemis]

1.Jika saudara yang beragama lain dan hanya percaya agama itu maka segala sesuatu yang terjadi padanya dia sebut takdir... kenapa ia tidak bbilang ini karma, karena ia tidak mau menyebut kata itu, ada konotasi buddhis. kalau kita campur aduk kadang ngomong takdir kadang ngomong karma. jadi apa bedanya? yang beda buka takdir atau karma, yang beda hanya pemahaman dari orang yang memakai kata itu.
contoh Jika saudara orang beragama selain Buddha dan sangat fanatik, akankah saudara percaya karma? saya rasa tidak, saudara percaya takdir.
2. Karma=takdir. jika karma penentu segalanya... maka habis la kita... apakah mungkin ada Buddha? Karma menciptakan Buddha? kalau karma menciptakan Buddha berarti Buddha belum terlepas dari semua ikatan.. yakni karma. Buddha tidak terikat Ia terlepas dari semua Bahkan KARMA.
secara proses memang ada pengaruh karma.... tapi dengan tindakan tidak terkondisi maka kita bisa menciptakan karma kita sendiri.
3. Tanpa kondisi akan dimengerti saudara jika saudara berlatih memusatkan pikiran, tapi ada contoh:
ada seorang yang memakai nick pengemis di sebuah situs jaringan sosial. lalu berkata la ia, bahwa ia sangat mengerti dan memahami hal ini dan itu. lalu timbulah macam opini dari orang2, ada yang ingin menguji, ada yang ingin tahu, ada yang ingin meledeki, ada yang tidak senang, ada yang mengatakan ia sesat. lalu apa yang se pengemis ini lakukan? ia akan tetap mengajari dharma yang telah ia peroleh, dengan memancing orang bertanya, karena hanya dengan itu ia tahu akan tingkatan pengetahuan orang tersebut. ada orang matanya sangat berdebu sehingga ia tahu bahwa bagaimanapun ia menjelaskan orang tersebut tidak akan setuju. maka ia memilih diam karena hal itu percuma dan sia2 hanya memancing kepuasan dan ketidak puasan. ia hanya ingin membagikan dharma ini karena dharma bagi tiap orang itu berbeda bila diperoleh, tetapi sama hasilnya.
lalu mengapa ia melakukan ini, dengan kesadaran penuh ia tahu, bahwa suatu saat jika ia terlahir menjadi makluk yang bisa berpikir dan tidak mengenal dharma, maka akan ada orang yang mau menunjukkan jalan kepadanya... ia menciptakan karma atau takdir bagi dirinya sendiri.

[suwarto8116f]

  anumodana anda telah mengerti dharma, tapi gw gak tau mau tanya apa ? 
dan apa itu mengerti dharma ?
mohon pencerahannya  jika tidak perlu di cerahkan digelapkan aja lah klo gitu  hahahaaaa kaburrrrrrr

[pengemis]

Besar harapan saya pengemis bisa menjawabnya, terlepas pemikiran si penanya terjebak dalam pikiran sendiri atau tidak

ketika kita bermeditasi yang kita lakukan adalah mengosongkan pikiran dan memusatkan nya pada objek maupun subjek,,, jika kita telah berhasil menghilangkan pikiran sendiri, menghalau gangguan dari pikiran yang tidak konsisten kemudian memperoleh ketenangan pikiran dan mengetahui bentuk dari pikiran kita, apakah mungkin kita akan terjebak olehnya?

[Indra]

2. Karma=takdir. jika karma penentu segalanya... maka habis la kita... apakah mungkin ada Buddha? Karma menciptakan Buddha? kalau karma menciptakan Buddha berarti Buddha belum terlepas dari semua ikatan.. yakni karma. Buddha tidak terikat Ia terlepas dari semua Bahkan KARMA.
secara proses memang ada pengaruh karma.... tapi dengan tindakan tidak terkondisi maka kita bisa menciptakan karma kita sendiri.

jadi Sang Buddha sudah terlepas dari KARMA.

dikatakan dalam sutta bahwa Sang Buddha juga mengalami sakit, terluka, dll, apakah hal ini bukan akibat karma? kalau bukan, disebut apakah pengalaman itu?

[pengemis]

jadi Sang Buddha sudah terlepas dari KARMA.

dikatakan dalam sutta bahwa Sang Buddha juga mengalami sakit, terluka, dll, apakah hal ini bukan akibat karma? kalau bukan, disebut apakah pengalaman itu?

Buddha saya dan Buddha kamu berbeda...
Buddha saudara maksud adalah Buddha yang sedang dikisahkan, ketika Ia masih hidup ia sakit..
Buddha saya sudah parinnibana sekarang...
saya ingin tanya Jika Buddha terikat karma< maukah saudara mengaku bahwa Ia adalah Buddha? jika YA berarti Buddha kita beda

[suwarto8116f]

Buddha saya dan Buddha kamu berbeda...
Buddha saudara maksud adalah Buddha yang sedang dikisahkan, ketika Ia masih hidup ia sakit..
Buddha saya sudah parinnibana sekarang...
saya ingin tanya Jika Buddha terikat karma< maukah saudara mengaku bahwa Ia adalah Buddha? jika YA berarti Buddha kita beda

mungkin bro indra menangkap Buddha yg ditulis bro pengemis adalah Buddha yg dikisahkan = Buddha Sakyamuni, sedangkan kata Buddha yang digunakan bro pengemis arti dari Buddha = orang yg mencapai pencerahan ? gitu ya jadi bebas dari karma = mencapai parinnibana ?

sok tau mode = on 

[Indra]

Buddha saya dan Buddha kamu berbeda...
Buddha saudara maksud adalah Buddha yang sedang dikisahkan, ketika Ia masih hidup ia sakit..
Buddha saya sudah parinnibana sekarang...
saya ingin tanya Jika Buddha terikat karma< maukah saudara mengaku bahwa Ia adalah Buddha? jika YA berarti Buddha kita beda

saya tahu dari apa yg tertulis dalam sutta-sutta bahwa Buddha saya (saya tidak kenal dengan Buddha anda) ketika masih hidup dan sudah mencapai penerangan sempurna, pernah terluka oleh serpihan batu yang dijatuhkan oleh Devadatta. dalam Mahaparinibbana Sutta, yang mengisahkan perjalanan Sang Buddha 3 bulan sebelum parinibbana, juga diceritakan bahwa Beliau mengalami sakit perut setelah memakan persembahan dari Cunda.

nah pertanyaan saya "Apakah Sang Buddha sudah terlepas dari karma, seperti tuduhan anda itu?"

[Alucard Lloyd]

 

hahahahaha

itulah reaksi saya saat membaca topik ini,.... saya harap saudara pengemis dapat mengajarkan dhamma tanpa perlu ditanya.
sebab bila yang bertanya adalah yang masih bodoh maka akan menjadi pertanyaan bodoh.
bila pertanyaan itu sangat membinggungkan maka akan menjadi pertanyaan aneh ( tidak masuk akal ) karena setiap pemahaman orang daya pemikiranan dan situasi orang dan kondisi orang pada saat itu berbeda beda.

bila saudara pengemis sudah mengerti akan dhamma dan arti dari segala kehidupan di semua alam,... maka sudah saatnya anda membabarkan dhamma pada yang mempunyai sedikit debu dimatanya agar ia dapat melihat dan mencapai tahap seperti anda,... dhamma selalu ada dimana mana karena sifat dhamma adalah kebenaran,.... kebenaran bukan dari suatu pemikiran tapi dari apa adanya,.... saya mohon pada para member dc semua juga jangan menghina dan marah akan pengakuan saudara pengemis akan ia sudah mengerti dhamma dan seakan dia sudah tercerahkan,... mari kita jadikan topik ini sebagai mana saudara pengemis ingin kan dari awalnya,... menjadikan sebuah topik anda bertanya saya menjawab.

mari kita semua menghindari perbuatan buruk dan melakukan perbuatan bermanfaat
semoga semua mahluk berbahagia
 

[pengemis]

saya tahu dari apa yg tertulis dalam sutta-sutta bahwa Buddha saya (saya tidak kenal dengan Buddha anda) ketika masih hidup dan sudah mencapai penerangan sempurna, pernah terluka oleh serpihan batu yang dijatuhkan oleh Devadatta. dalam Mahaparinibbana Sutta, yang mengisahkan perjalanan Sang Buddha 3 bulan sebelum parinibbana, juga diceritakan bahwa Beliau mengalami sakit perut setelah memakan persembahan dari Cunda.

nah pertanyaan saya "Apakah Sang Buddha sudah terlepas dari karma, seperti tuduhan anda itu?"

maaf saudaraku, tapi lebih banyakla berpikir dan bersabar itu akan baik bagi saudara untuk menerima dharma... belajar la bermeditasi dan mengontrol diri, itu juga untuk kebaikan saudara... saya berkata begitu karena saya merenung, saudara juga harus merenung dulu. karena ketika kita membahas soal BUDDHA yang Agung kita harus memperhatikan arti dari tulisan dan bahasa.
Buddha yang masih hidup sebagai manusia memang sudah mencapai penerangan sempurna, tapi kondisi beliau saat itu adalah manusia, tiada manusia yang tidak menderita, itu kenyataan. Buddha yang sudah parrinibana berbeda, Fisik dan nonfisik kata kuncinya.

[Indra]

maaf saudaraku, tapi lebih banyakla berpikir dan bersabar itu akan baik bagi saudara untuk menerima dharma... belajar la bermeditasi dan mengontrol diri, itu juga untuk kebaikan saudara... saya berkata begitu karena saya merenung, saudara juga harus merenung dulu. karena ketika kita membahas soal BUDDHA yang Agung kita harus memperhatikan arti dari tulisan dan bahasa.
Buddha yang masih hidup sebagai manusia memang sudah mencapai penerangan sempurna, tapi kondisi beliau saat itu adalah manusia, tiada manusia yang tidak menderita, itu kenyataan. Buddha yang sudah parrinibana berbeda, Fisik dan nonfisik kata kuncinya.

itu membantah argumen anda sendiri bahwa Buddha sudah terlepas dari karma, karena anda membedakan Buddha yg hidup dan yg mati, seharusnya anda mengatakan bahwa "Buddha yg sudah mati" sudah terlepas dari Karma.

[pengemis]

hahahahaha

itulah reaksi saya saat membaca topik ini,.... saya harap saudara pengemis dapat mengajarkan dhamma tanpa perlu ditanya.
sebab bila yang bertanya adalah yang masih bodoh maka akan menjadi pertanyaan bodoh.
bila pertanyaan itu sangat membinggungkan maka akan menjadi pertanyaan aneh ( tidak masuk akal ) karena setiap pemahaman orang daya pemikiranan dan situasi orang dan kondisi orang pada saat itu berbeda beda.

bila saudara pengemis sudah mengerti akan dhamma dan arti dari segala kehidupan di semua alam,... maka sudah saatnya anda membabarkan dhamma pada yang mempunyai sedikit debu dimatanya agar ia dapat melihat dan mencapai tahap seperti anda,... dhamma selalu ada dimana mana karena sifat dhamma adalah kebenaran,.... kebenaran bukan dari suatu pemikiran tapi dari apa adanya,.... saya mohon pada para member dc semua juga jangan menghina dan marah akan pengakuan saudara pengemis akan ia sudah mengerti dhamma dan seakan dia sudah tercerahkan,... mari kita jadikan topik ini sebagai mana saudara pengemis ingin kan dari awalnya,... menjadikan sebuah topik anda bertanya saya menjawab.

mari kita semua menghindari perbuatan buruk dan melakukan perbuatan bermanfaat
semoga semua mahluk berbahagia
 

terima kasih saya ucapkan, saudaraku... anda juga sudah hampir janna 1, jangan menyerah, fokus maka akan ada hasil

[pengemis]

itu membantah argumen anda sendiri bahwa Buddha sudah terlepas dari karma, karena anda membedakan Buddha yg hidup dan yg mati, seharusnya anda mengatakan bahwa "Buddha yg sudah mati" sudah terlepas dari Karma.

terikat dengan salah benar adalah penderitaan

[Indra]

terikat dengan salah benar adalah penderitaan

dalam menjelaskan, sangat diharapkan anda memberikan penjelasan sejelas2nya, bukan dengan kalimat tersamar, silakan lanjutkan penjelasan anda

[Indra]

ketika kita bermeditasi yang kita lakukan adalah mengosongkan pikiran dan memusatkan nya pada objek maupun subjek,,, jika kita telah berhasil menghilangkan pikiran sendiri, menghalau gangguan dari pikiran yang tidak konsisten kemudian memperoleh ketenangan pikiran dan mengetahui bentuk dari pikiran kita, apakah mungkin kita akan terjebak olehnya?

bagaimana caranya "mengosongkan pikiran"?

mohon anda memberikan  penjelasan step by step tentang bagaimana mengosongkan pikiran