//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 554279 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #555 on: 07 January 2011, 04:08:46 PM »
jadi bagaimanakah pandangan benar itu sehubungan dengan diri ini?
kalau menyangkut soal diri, kira2 begini:
1. siapa yg berpandangan ada diri ----> akan jatuh ke pandangan salah eternalis.
2. siapa yg berpandangan tidak ada diri ---> akan jatuh ke pandangan salah nihilis.

jadi right view tidak ada diantara kedua itu... ini jawaban sangaaat serius dari saya
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #556 on: 07 January 2011, 04:30:55 PM »
kalau menyangkut soal diri, kira2 begini:
1. siapa yg berpandangan ada diri ----> akan jatuh ke pandangan salah eternalis.
2. siapa yg berpandangan tidak ada diri ---> akan jatuh ke pandangan salah nihilis.

jadi right view tidak ada diantara kedua itu... ini jawaban sangaaat serius dari saya
Pandangan nihilis mengatakan ada yang disebut diri, kemudian hancur. Ini berbeda dengan paham tidak ada diri.

Menurut saya, kalau melekat pada 'bukan diri/tanpa diri' akhirnya cenderung melekat pada "atta" yang tidak memiliki kesadaran, persepsi, perasaan, pikiran, bentuk. Sebetulnya "atta" juga, tapi "atta" yang merk-nya "anatta".

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #557 on: 07 January 2011, 04:48:34 PM »
Pandangan nihilis mengatakan ada yang disebut diri, kemudian hancur. Ini berbeda dengan paham tidak ada diri.
http://dictionary.reference.com/browse/nihilism
4. Philosophy .
a. an extreme form of skepticism: the denial of all real existence or the possibility of an objective basis for truth.
b. nothingness or nonexistence.
...
6. annihilation of the self, or the individual consciousness, esp. as an aspect of mystical experience.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #558 on: 07 January 2011, 04:49:20 PM »
Pandangan nihilis mengatakan ada yang disebut diri, kemudian hancur. Ini berbeda dengan paham tidak ada diri.
nihilisme from wiki

Nihilisme adalah sebuah pandangan filosofi yang sering dihubungkan dengan Friedrich Nietzsche. Nihilisme mengatakan bahwa dunia ini, terutama keberadaan manusia di dunia, tidak memiliki suatu tujuan. Nihilis biasanya memiliki beberapa atau semua pandangan ini: tidak ada bukti yang mendukung keberadaan pencipta, moral sejati tidak diketahui, dan etika sekular adalah tidak mungkin. Karena itu, kehidupan tidak memiliki arti, dan tidak ada tindakan yang lebih baik daripada yang lain.


Quote
Menurut saya, kalau melekat pada 'bukan diri/tanpa diri' akhirnya cenderung melekat pada "atta" yang tidak memiliki kesadaran, persepsi, perasaan, pikiran, bentuk. Sebetulnya "atta" juga, tapi "atta" yang merk-nya "anatta".
tunggu dulu... disini jadi ambigu...
1. melekat pada "yg bukan diri" seperti panca khandha...
2. melekat pada pandangan bahwa anatta = bukan diri...

cmiiw, kalau ini ditujukan pada saya, saya rasa adalah yg ke2, terima kasih atas warningnya _/\_
kepentingan saya menyatakan ada sesuatu diluar panca khanda adalah hanya menjadi fondasi utk menjalani kehidupan sesuai dhamma... selebih itu saya sadar bahwa ini adalah perangkap yg sangat halus, yg 1 micro lagi sudah jatuh pada pandangan ada nya diri.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #559 on: 07 January 2011, 05:47:27 PM »
Bhikkhu Thanissaro dalam access to insight seringkali memberi penjelasan yang membingungkan banyak orang dengan pernyataan ambigunya terhadap atta ditthi. ia menerjemahkan anatta sebagai not-self.
Lantas pertanyaan yang jelas muncul, jadi bagaimana..?

Apakah atta (diri sejati) ada?
Apakah atta (diri sejati) tak ada?
Apakah atta ada dan tak ada?
Apakah atta bukan tak ada juga bukan ada?

Bila atta (diri sejati) ada, dimanakah adanya?

Bila ada dan tak ada bagaimana?
bila bukan ada dan juga bukan tak ada bagaimana...?


Mettalanka lebih straight forward dan tidak ambigu, menjelaskan mengenai anatta sebagai tak ada diri sejati.
bahwa tak ada satu aggregatpun dari pancakhandha yang bisa diasosiasikan dengan atta. Jadi atta (diri / diri sejati) hanya pandangan salah. saya kutipkan Maha Punnama Sutta:

http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/2Majjhima-Nikaya/Majjhima3/109-mahapunnama-e.html

ßVenerable sir, how does the view of a self arise?

ßBhikkhu, the not learned ordinary man, who has not seen noble ones and Great Men not clever and not trained in their Teaching, sees matter in self, or sees a material form of the self, or in self sees matter, or in matter sees self. Sees feelings in self, or sees a feeling self, or in self sees feelings, or in feelings sees self. Sees perceptons in self, or sees a perceptual self, or in self sees perceptions, or in peceptions sees self. Sees determinations in self, or sees a determining self, or in self sees determinations, or in determinations sees self Sees consciousness in self, or sees a conscious self, or in self sees consciousness or in consciousess sees self. Bhikkhu, thus arises the self view,' .

Bhikkhu orang biasa yang tak belajar (Dhamma), yang tak pernah bertemu para Ariya dan manusia Agung, tidak cerdas dan tidak terlatih menurut ajaran, melihat rupa/jasmani dalam diri, atau melihat bentuk jasmani dari diri, atau dalam diri melihat jasmani, atau dalam jasmani melihat diri. Melihat perasaan dalam diri, atau diri yang merasa, atau dalam diri melihat perasaan, atau dalam perasaan melihat diri.Melihat persepsi dalam diri, atau diri yang mempersepsikan, atau dalam diri melihat persepsi, atau dalam persepsi melihat diri. Melihat bentuk-bentuk pikiran/tekad (kehendak/determinations/sankhara) dalam diri, atau diri yang membentuk pikiran, atau dalam diri melihat bentuk pikiran, atau dalam bentuk pikiran melihat diri. Melihat kesadaran dalam diri, atau diri yang menyadari, atau dalam diri melihat kesadaran, atau dalam kesadaran melihat diri.

ßVenerable sir, how does the view of a self not arise?
Bhante, bagaimanakah pandangan mengenai diri (sejati) tidak muncul?

ßBhikkhu, the learned noble disciple who has seen noble ones and Great Men clever and trained in their Teaching, does not see matter in self, or a material form of the self, or in self matter, or in matter self. Does not see feelings in self, or a feeling self, or in self feelings, or in feelings self. Does not see perceptons in self, or a perceptual self, or in self perceptions, or in peceptions self. Does not see determinations in self, or a determining self, or in self determinations, or in determinations self Does not see consciousness in self, or a conscious self, or in self consciousness or in consciousess self. Bhikkhu, thus the self view does not arise.

Bhikkhu orang biasa yang belajar (Dhamma), yang telah bertemu para Ariya dan manusia Agung, cerdas dan terlatih menurut ajaran, tidak melihat jasmani dalam diri, atau melihat bentuk jasmani dari diri, atau dalam diri melihat jasmani, atau dalam jasmani melihat diri. Tidak melihat perasaan dalam diri, atau diri yang merasa, atau dalam diri melihat perasaan, atau dalam perasaan melihat diri. Tidak melihat persepsi dalam diri, atau diri yang mempersepsikan, atau dalam diri melihat persepsi, atau dalam persepsi melihat diri. Tidak melihat bentuk-bentuk pikiran/tekad (determinations/sankhara) dalam diri, atau diri yang membentuk pikiran, atau dalam diri melihat bentuk pikiran, atau dalam bentuk pikiran melihat diri. tidak melihat kesadaran dalam diri, atau diri yang menyadari, atau dalam diri melihat kesadaran, atau dalam kesadaran melihat diri.

Satu lagi dalam Khandha Samyutta, Arahatta Vagga, secara jelas mengatakan tiada diri (lacks of self).

http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/3Samyutta-Nikaya/Samyutta3/21-Khandha-Samyutta/02-02-Arahattavaggo-e.html

Anatta Lack a Self

1. I heard thus. At one time the Blessed One was living in the monastery offered by Anàthapindika in Jeta's grove in Sàvatthi.
2. Then a certain monk approached the Blessed One worshipped and sat on a side.
3. That monk seated on a side said to the Blessed One: Venerable sir, it is good if the Blessed One would teach me in short, so that I, hearing it, could seclude and, withdrawing from the crowd, abide diligent to dispel.û
4. Monk, you should dispel whatever interest for that which lacks self.
ßBlessed One I understand it! Well Gone One I understand it!û
5. Monk, how do you know the detailed meaning of my short exposition?
6. Venerable sir, matter lacks self; I should dispel interest for it. Feelings, perceptions, intentions, and consciousness lack self. I should dispel interest for them.
Venerable sir, I know the detailed meaning of the short exposition given by the Blessed One, thus.
7. Excellent! Monk, you know the detailed meaning of my short exposition. Monk, matter lacks self. You should dispel interest for it. Feelings, perceptions, intentions, and consciousness lack self. You should dispel interest for them.


Anatta "tiada diri"

1. Demikianlah yang kudengar, suatu ketika Sang Buddha menetap di Savatthi di Jetavana di Anathapindika Arama.
2. Kemudian seorang Bhikkhu mendekati Sang Bhagava setelah bernamakkhara lalu duduk di satu sisi.
3. Bhikkhu tersebut yang duduk di satu sisi berkata kepada Sang Bhagava: Bhante, saya bersukur bila bhante mau memberi petunjuk kepada saya secara singkat, sehingga saya, setelah mendengarnya, dapat menyepi dan, mengasingkan diri dari keramaian, dengan rajin berusaha membersihkan diri.
4. Bhikkhu, kamu harus melenyapkan ketertarikan akan sesuatu yang tiada diri. Bhagava saya mengerti! Thatagata saya mengerti!
5. Bhikkhu, bagaimana kamu tahu arti detil dari keterangan singkatKu?
6. Bhante, jasmani tiada diri; saya harus melenyapkan ketertarikan padanya. Perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran tiada diri. Saya harus melenyapkan ketertarikan pada mereka.
7. Hebat! Bhikkhu, kamu tahu arti detail dari petunjuk singkat yang diberikan oleh Sang Bhagava. Bhikkhu, jasmani tiada diri. kamu harus melenyapkan ketertarikan kepadanya. Perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran/kehendak, dan kesadaran tiada diri. Kamu harus melenyapkan ketertarikan kepada mereka.

Mettalanka.net ini jelas menerjemahkan anatta sebagai "lacks of self" (tiada diri).
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #560 on: 07 January 2011, 05:59:03 PM »
yah ada 2 pendapat & pendapat ini walau tidak bertolak belakang, namun memiliki arti yg berbeda... kalau dicampur yah jadi binggung :)

1. anatta = tidak ada atta
terus terang saya pribadi pun tidak sependapat dg pendapat bahwa anatta = tidak ada atta, dalam pemahaman ini atta sebenarnya cuma ilusi. yg paling mutlaknya cuma ada tubuh & batin (mind & matter)... mungkin fabian lebih kompeten membahas ini.

2. anatta = bukan diri
saya lebih setuju dg ini, yaitu panca khandha (atau disingkat saja tubuh & batin), bukanlah diri. bedanya dg pendapat romo tsb, menurut saya batin (citta) pun bukan diri.

jd pandangan romo mengenai citta itu atta masuk ke 1 atau 2 ko? knp bisa ada 2 persepsi yang berbeda gini yah?
« Last Edit: 07 January 2011, 06:02:05 PM by silemot »
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #561 on: 07 January 2011, 06:01:00 PM »
Bhikkhu Thanissaro dalam access to insight seringkali memberi penjelasan yang membingungkan banyak orang dengan pernyataan ambigunya terhadap atta ditthi. ia menerjemahkan anatta sebagai not-self.
Lantas pertanyaan yang jelas muncul, jadi bagaimana..?
menurut saya ini subjektif, bagi fabian ambigu belum tentu bagi orang lain.

Quote
Apakah atta (diri sejati) ada?
Apakah atta (diri sejati) tak ada?
Apakah atta ada dan tak ada?
Apakah atta bukan tak ada juga bukan ada?

Bila atta (diri sejati) ada, dimanakah adanya?

Bila ada dan tak ada bagaimana?
bila tidak ada, setelah parinibbana, Buddha lenyap
bila bukan ada dan juga bukan tak ada bagaimana...?

ada yg kurang,
bila tidak ada, setelah parinibbana, Buddha lenyap <--- nihilisme

Quote
6. Venerable sir, matter lacks self; I should dispel interest for it. Feelings, perceptions, intentions, and consciousness lack self. I should dispel interest for them.
dari yg saya baca ini sama saja dg anatta lakhana sutta... bahwa panca-khandha lack self...
tampaknya saya masih tidak punya referensi utk tidak adanya diri bahkan setelah fabian muncul :( hmmm...
sebenarnya kalau abhidhamma dikaitkan dg panca khanda bisa dihasilkan kesimpulan demikian...
« Last Edit: 07 January 2011, 06:02:47 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #562 on: 07 January 2011, 06:03:57 PM »
pertanyaan juga nih : apakah konsep atta ini sama dengan konsep tuhan? yang kosong adl isi dan isi adalah kosong? hmm
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #563 on: 07 January 2011, 06:07:54 PM »
jd pandangan romo mengenai citta itu atta masuk ke 1 atau 2 ko? knp bisa ada 2 persepsi yang berbeda gini yah?
romo tsb berkata panca khanda bukanlah diri ---> disini saya setuju.

mengenai, citta adalah diri ---> disini saya tidak setuju... karena citta adalah salah 1 khanda (cmiiw nama lainnya adalah vinnana/kesadaran)...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #564 on: 07 January 2011, 06:11:15 PM »
pertanyaan juga nih : apakah konsep atta ini sama dengan konsep tuhan? yang kosong adl isi dan isi adalah kosong? hmm
atta = tuhan? ---> tidak
isi = kosong? ---> maaf, saya ga ngerti
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #565 on: 07 January 2011, 06:27:49 PM »

Quote
Ia juga tidak mengatakan bahwa perpaduan panca khanda itu adalah diri sesungguhnya.

Quote
em... sepertinya dia mengatakan perpaduan panca khandha inilah yg disebut orang (person)... bukan adalah diri sesungguhnya. nagasena hanyalah penamaan...

Betul, oleh karena itu saya katakan Nagasena juga TIDAK mengatakan bahwa perpaduan panca khanda itu adalah diri sesungguhnya.


Quote
oh jgn salah artikan kalau saya bilang doktrin melepaskan ego itu berarti anatta itu hanya akal2an...
bukan demikian, menurut saya, anatta memang menunjukkan karakteristik --- realitas (kata bro) --- dari panca khandha, bukan doktrin akal2an.
yg saya tegaskan adalah, anatta hanya membahas panca khanda bukan diri. titik. tidak sampai pada kesimpulan tidak ada diri. anatta berangkat dari pandangan umum mahkluk, bahwa panca khandha ini adalah diri & doktrin ini mengkoreksi pandangan demikian dg hanya memberi tahu, "bukan".

Saya tidak pernah mengatakan: “anatta adalah doktrin melepaskan ego merupakan sebuah akal-akalan”, tetapi dari ajaran anatta saya mencoba untuk melihat lebih dalam lagi dasar, akar dari proses melepaskan ego, yaitu memahami karakteristik, lakkhana, ego itu sendiri.

Quote
ah, tidak ada diri sejati pun adalah pandangan yg salah.

Tidak menurut saya. Jika anda perhatikan bagaimana definisi anatta yang saya sampaikan dari pengertian anatta sebagai Tidak Ada Diri Sejati berubah menjadi pengertian Bukan Aku, maka bukanlah hal yang berbeda. Berdasarkan ini, jika anda katakan bahwa Tidak Ada Diri Sejati adalah pandangan salah maka Bukan Aku adalah juga pandangan salah. Hal berbeda jika kita mengatakan tidak ada diri, titik, tanpa ada kata ‘sejati’. Menambah atau meniadakan satu kata dapat merubah definisi yang terkandung dalam sebuah kata.
 
Anatta = tidak ada diri sejati = bukan aku --> ini hal yang benar
Anatta = tidak ada diri  --> ini hal yang tidak benar, dan ini yang selalu digembar-gemborkan, diusung selama diskusi disini.

Demikian pendapat saya.

Saya rasa cukup. Thanks atas diskusinya Sdr. Tesla.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #566 on: 07 January 2011, 06:48:57 PM »
http://dictionary.reference.com/browse/nihilism
4. Philosophy .
a. an extreme form of skepticism: the denial of all real existence or the possibility of an objective basis for truth.
b. nothingness or nonexistence.
...
6. annihilation of the self, or the individual consciousness, esp. as an aspect of mystical experience.


nihilisme from wiki

Nihilisme adalah sebuah pandangan filosofi yang sering dihubungkan dengan Friedrich Nietzsche. Nihilisme mengatakan bahwa dunia ini, terutama keberadaan manusia di dunia, tidak memiliki suatu tujuan. Nihilis biasanya memiliki beberapa atau semua pandangan ini: tidak ada bukti yang mendukung keberadaan pencipta, moral sejati tidak diketahui, dan etika sekular adalah tidak mungkin. Karena itu, kehidupan tidak memiliki arti, dan tidak ada tindakan yang lebih baik daripada yang lain.


"Ada, para bhikkhu, beberapa petapa dan brahmana yang menganut paham pemusnahan, yang menyatakan pemusnahan, penghancuran, dan ketiadaan makhluk-makhluk, dan mereka melakukannya dalam tujuh cara:

'[...] diri ini adalah materi yang tersusun dari empat unsur (1) ... deva, materi, yang berdiam di alam indriah, memakan makanan nyata (2) ... dewa, bermateri, ciptaan pikiran (3) ... dengan melewatkan seluruhnya melampaui sensasi jasmani, dengan lenyapnya semua penolakan dan dengan ketidak-tertarikan pada persepsi yang beraneka-ragam, melihat bahwa ruang adalah tidak terbatas (4) ... kesadaran adalah tanpa batas (5) ... kesadaran adalah tidak ada apapun (6) ... telah mencapai alam bukan persepsi, juga bukan bukan-persepsi (7). Engkau tidak mengetahuinya atau melihatnya, tetapi aku mengetahuinya dan melihatnya. Diri ini saat hancurnya jasmani, akan musnah dan binasa, dan tidak ada setelah kematian.'

Ini adalah tujuh cara bagi petapa dan para brahmana menyatakan ajaran pemusnahan"

DN 1.



Quote
tunggu dulu... disini jadi ambigu...
1. melekat pada "yg bukan diri" seperti panca khandha...
2. melekat pada pandangan bahwa anatta = bukan diri...
Maksud saya adalah yang pertama. Saya pernah memberi perumpamaan 'kotak kosong' yang diduga berisi/tidak berisi. Ada orang yang mempertahankan pandangan "kotaknya berisi". Sebagian lagi mempertahankan bahwa "kotaknya kosong" namun keduanya tidak ada yang benar-benar telah membuka kotak. Jadi intinya sama saja melekat pada pandangan, walaupun yang satu lebih mendekati kebenaran.

Eternalis adalah yang menganggap kotak itu berisi dan isinya kekal, nihilis adalah yang menganggap isinya hancur. Sementara yang satu pihak lagi adalah yang mati-matian mengatakan 'kotak kosong' tapi berpola pikir seperti kotak itu tidak kosong.

Contoh: "Kotak ini adalah kosong, kalau anda masih bersikeras mengatakan kotak ini berisi, maka akan saya pukul kepalamu dengan isi kotak ini!"


Quote
cmiiw, kalau ini ditujukan pada saya, saya rasa adalah yg ke2, terima kasih atas warningnya _/\_
kepentingan saya menyatakan ada sesuatu diluar panca khanda adalah hanya menjadi fondasi utk menjalani kehidupan sesuai dhamma... selebih itu saya sadar bahwa ini adalah perangkap yg sangat halus, yg 1 micro lagi sudah jatuh pada pandangan ada nya diri.
Maksud saya bukan yang ke dua, jadi ini bukan ditujukan ke Bro tesla.
Untuk pandangan ke dua ini, menurut saya antara 'tanpa diri' dan 'bukan diri' juga sebetulnya sama saja, mungkin beda perspektif saja di mana 'bukan diri' mengacu pada 'objek dan diri adalah berbeda' (x!=A) sementara 'tanpa diri' lebih ke 'objek adalah kosong dari diri'.
« Last Edit: 07 January 2011, 06:54:56 PM by Kainyn_Kutho »

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #567 on: 08 January 2011, 02:22:06 AM »
EMPAT JENIS KEMELEKATAN ATTA

Ada empat jenis kemelekatan Atta muncul dari kepercayaan
akan Diri atau jiwa.

(1) Kemelekatan Sàmi atta: Kepercayaan bahwa ada, di dalam tubuh seseorang, suatu entitas hidup, yang mengatur dan mengarahkan keinginan dan perbuatan. Adalah jiwa yang hidup ini yang berjalan, berdiri, duduk, tidur, berbicara kapanpun ia inginkan.

“Kemelekatan Sàmi atta adalah kepercayaan akan adanya suatu entitas hidup di dalam tubuh seseorang, yang mengendalikan dan mengarahkan sesuai keinginannya.”

Anattalakkhana Sutta yang diajarkan oleh Sang Bhagavà secara khusus bertujuan untuk melenyapkan kemelekatan Sàmi atta ini. Sekarang, karena Sutta ini pertama kali diajarkan kepada Kelompok Lima Bhikkhu yang telah menjadi Pemasuk-Arus, tidakkah patut dipertanyakan apakah seorang Pemasuk-Arus masih dirintangi oleh kemelekatan Atta?

“Pemasuk-Arus telah meninggalkan kemelekatan Atta, tetapi masih berpegang pada kesombongan.”

Pada tingkat Sotàpanna, Pemasuk-Arus, belenggu-belenggu kepercayaan akan diri (pandangan salah tentang diri), keragu-raguan dan kebimbangan, dan keterikatan pada upacara dan ritual telah dilenyapkan secara total. Tetapi seorang Pemasuk-Arus belum terbebas dari Asmi-màna,
kesombongan-aku. Bangga akan kemampuannya, statusnya, “Aku dapat melakukan; Aku mulia,” adalah genggaman pada kesombongan-aku. Tetapi kesombongan seorang Pemenang Arus berhubungan dengan kualitas sesungguhnya, ia memang benar memiliki dan bukan keangkuhan palsu berdasarkan pada kualitas yang tidak ada.

Oleh karena itu, Pemasuk-Arus harus, melanjutkan praktik  Vipassanà untuk melenyapkan kemelekatan pada kesombongan-aku yang masih merupakan belenggu baginya.
Ketika Vipassanà-nana telah lebih terkembang, kesombonganaku ini berhenti dan sebagian telah dilenyapkan oleh Jalan Sakadàgàmi. Tetapi belum benar-benar dilenyapkan. Jalan Anàgàmi semakin memperlemahnya, tetapi Jalan ini juga hanya melenyapkan sebagian. Hanya melalui Arahatta magga, kesombongan-aku ini dapat dilenyapkan secara total. Dengan
demikian dapat dianggap bahwa Anattalakkhana Sutta diajarkan oleh Sang Bhagavà untuk melenyapkan secara total kemelekatan pada kesombongan-aku yang masih menempel
pada Kelompok Lima Bhikkhu walaupun mereka telah mencapai tingkat Pemasuk-Arus.

[at]bro fabian

Ini yang ingin saya sampaikan pada anda ,sehingga saya menanyakan pada anda, apakah anda tahu syarat pencapaian tingkat kesucian? Kalau menurut yang saya pelajari bahkan seseorang itu bisa gagal mencapai tingkat arahat dan hanya anagami. Karena masih ada kecenderungan aku-nya yang sangat halus.

Kalau mengenai istilah asmi mana, sory...saya tidak tahu soal itu. Saya baru tahu istilah itu sekarang.
Tapi saya sudah menerangkan juga pada anda, saya tahu tubuh itu terdiri dari paduan unsur dll dan itu tidak kekal.Saya juga tahu jiwa/roh itu tidak ada.

Jadi yang saya maksudkan AKU itu adalah keterangan bro indra yang diatas. Tapi saya tidak mampu untuk menerangkan pada anda.Karena anda melihat hal lain terus dari setiap hal yang saya ingin ungkapkan.
 Aku seperti itu yang saya lihat ada pada setiap manusia yang belum tercerahkan.Dan berhubung saya belum pernah ketemu manusia yang sudah tercerahkan, jadi saya bilang AKU ITU ADA pada setiap manusia.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #568 on: 08 January 2011, 07:25:27 AM »
SN 22.22 PTS: S iii 25 CDB i 871
Bhara Sutta: The Burden
translated from the Pali by
Thanissaro Bhikkhu
© 2001–2011
Alternate translation: Walshe
At Savatthi. "Monks, I will teach you the burden, the carrier of the burden, the taking up of the burden, and the casting off of the burden. [1] Listen & pay close attention. I will speak."

"As you say, lord," the monks responded.

The Blessed One said, "And which is the burden? 'The five clinging-aggregates,' it should be said. Which five? Form as a clinging-aggregate, feeling as a clinging-aggregate, perception as a clinging-aggregate, fabrications as a clinging-aggregate, consciousness as a clinging-aggregate. This, monks, is called the burden.

"And which is the carrier of the burden? 'The person,' it should be said. This venerable one with such a name, such a clan-name. This is called the carrier of the burden.

"And which is the taking up of the burden? The craving that makes for further becoming — accompanied by passion & delight, relishing now here & now there — i.e., craving for sensual pleasure, craving for becoming, craving for non-becoming. This is called the taking up of the burden.

"And which is the casting off of the burden? The remainderless fading & cessation, renunciation, relinquishment, release, & letting go of that very craving. This is called the casting off of the burden."

That is what the Blessed One said. Having said that, the One Well-gone, the Teacher, said further:


A burden indeed
are the five aggregates,
and the carrier of the burden
is the person.
Taking up the burden in the world
   is stressful.
Casting off the burden
   is bliss.
Having cast off the heavy burden
and not taking on another,
pulling up craving,
along with its root,
   one is free from hunger,
      totally unbound.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #569 on: 08 January 2011, 08:10:46 AM »
'[...] diri ini adalah materi yang tersusun dari empat unsur (1) ... deva, materi, yang berdiam di alam indriah, memakan makanan nyata (2) ... dewa, bermateri, ciptaan pikiran (3) ... dengan melewatkan seluruhnya melampaui sensasi jasmani, dengan lenyapnya semua penolakan dan dengan ketidak-tertarikan pada persepsi yang beraneka-ragam, melihat bahwa ruang adalah tidak terbatas (4) ... kesadaran adalah tanpa batas (5) ... kesadaran adalah tidak ada apapun (6) ... telah mencapai alam bukan persepsi, juga bukan bukan-persepsi (7). Engkau tidak mengetahuinya atau melihatnya, tetapi aku mengetahuinya dan melihatnya. Diri ini saat hancurnya jasmani, akan musnah dan binasa, dan tidak ada setelah kematian.'

Ini adalah tujuh cara bagi petapa dan para brahmana menyatakan ajaran pemusnahan"
imho, implikasinya pada buddhisme adalah pada saat parinibanna (karena kira mengenal kelahiran kembali yg terus berulang sebelum parinibbana). pada saat parinibbana, dikatakan tubuh dan batin sudah hancur & tidak ada lagi yg baru. artinya adalah ajaran Buddha ini adalah ajaran pemusnahan juga, tidak ada penjelasan tentang ini, tapi ada statement dari Buddha yg menyatakan:
setelah parinibbana, Tathagata tidak ada ---> pandagan salah
setelah parinibbana, Tathagata ada ---> pandangan salah
setelah parinibbana, ada dan tidak ada ---> pandangan salah
setelah parinibbana, bukan ada & bukan tidak ada ---> pandangan salah
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

 

anything