//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Logika aneh umat Buddha  (Read 87278 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #165 on: 21 September 2008, 10:50:17 AM »
Saudara Markos Prawira yang baik,
Terima kasih atas pembelaan anda, memang banyak orang yang salah sangka mengapa saya tidak menanggapi postingan-postingan terakhir, karena saya menilai hal ini sudah tidak bermanfaat, karena lama kelamaan kalau saya terlibat terus dalam perdebatan ini, akan menyia-nyiakan waktu saja.
Akhirnya anda turun gunung juga ya? :)
Saya setuju dengan anda dengan kalimat diatas,tapi benarkah itu niat anda?
Mari kita jabarkan dan lihat dengan sesaksama,saya yakin bahwa para pengendali diri bisa melihatnya kecuali mereka lepas kendali?:)

Quote
Saya yakin anda tahu bahwa semua tulisan saya hanya ingin menerangkan bahwa kita sering timbul prasangka, inilah sebabnya rumor lebih cepat menyebar daripada fakta.

Menurut saya tidak perlu saya memperpanjang debat, karena nanti saya akan dituduh tua bangkotan yang tak tahu diri yang mau menang sendiri, bisanya cuma berdebat.
Tentu anda juga bisa merasakan bahwa debat sering-sering hanya menambah kekotoran batin. Lebih baik menyudahi debat yang tak berkesudahan.
Lantas apa yang anda lakukan dahulu dengan pak hudoyo dalam thread adbhidhamma dan vipassana dan beberap thread lainnya?Perlukah saya mengquotekan 1 per satu diskusi atau lebih tepatnya debat diantara kalian berdua saudara fabian yang baik?:)

Quote
Kebenaran sebaik apapun akan ditolak oleh orang yang memang sudah bertekad untuk mendebat.
Coba renungkan lebih dalam dan praktekan dalam diri anda dan juga sebaliknya dengan saya,setujukah anda? :)

Quote
Mungkin perumpamaan saya berikut ini yang pernah saya postingkan di salah satu forum bisa menjadi pertimbangan pemikiran kita semua, betapa sia-sianya berdebat, bila yang dicari hanya PEMBENARAN, BUKAN MENCARI KEBENARAN. Dan kita cenderung mudah sekali terjebak pada hal itu.
Andai anda dan saya bisa melihatnya lebih dalam,apakah anda yang benar atau saya yang benar?Entahlah...Who care with it?:)
Ketika memposting sesuatu sudah sewajarnya muncul "asumsi2/pertanyaan", tugas kita sebagai pemosting adalah menjelaskan/mengklarifikasikan bagian yang ditanyakan bukan dianggap sebagai ajang untuk mencari debat/pembenaran atau lebih tepatnya tanpa mengurangi sedikitpun rasa sopan saya kepada anda saya sebut sebagai pelarian atas sebuah tanggung jawab yang mungkin bisa menyesatkan orang lain jika anda tidak berkenan untuk memperjelas pernyataan anda? :)

Quote
Perumpamaannya demikian, harap diingat bahwa ini cuma perumpamaan:
Ada cerita mengenai orang kampung (umpamanya namanya si Mamat) yang suatu ketika pergi kekota untuk mencari kerja  Ia terkenal karena staminanya. Selama di kota ia suka sekali mengikuti kegiatan pencinta alam, dan ia terkenal diantara para koleganya.sebagai yang paling hebat dalam memanjat gunung. (karena ia di desa sering memanjat bukit).
Suatu ketika bos perusahaan tempatnya bekerja memiliki ide, dalam rangka promosi, perusahaan Ia mensponsori pendakian gunung Jayawijaya. Tentu tidak sulit ditebak bahwa salah satu orang yang dipilih untuk ikut dalam team  penaklukkan Puncak jayawijaya yang di pakai adalah si Mamat.
Singkatnya Mamat bersama dengan team yang lain pergi mEmanjat gunung. Dilengkapi dengan berbagai peralatan modern yang ada sekarang ini.
Dengan cermat Mamat mencatat semua pengalaman yang dia lakukan, treknya, suasananya, pokoknya arsipnya lengkap sekali. (karena Mamat memang sudah berpengalaman dalam mendaki gunung.
Setelah pulang kembali ke kotanya, suatu hari Mamat kembali ke desanya.
Di desanya Amat bertemu dengan teman mainnya sejak kecil (umpamanya namanya adalah Pailul). Lalu Amat menceritakan pengalamannya yang menegangkan mendaki puncak Jayawijaya kepada Pailul.
“Pada akhir ceritanya Pailul nyeletuk: oh ya...? ah nggak mungkin... mana ada gunung yang puncaknya diselimuti es...”
Lalu Mamat memperlihatkan petanya dan juga catatan pendakiannya kepada Pailul. Dengan berharap Pailul percaya apa yang diutarakannya.
Lalu Pailul setelah melihat peta dan catatan pendakian Mamat lalu bertanya kepada Mamat, “di Petanya tidak disebutkan kalau puncaknya diselimuti es kan...? itukan cuma peta..? kalau boleh saya tahu siapa yang menyusun catatan pendakian ini...? kamu kan...?”
Dengan sabar Mamat mengeluarkan foto-foto yang ia ambil ketika bersama timnya mendaki puncak Jayawijaya, termasuk foto ketika ia telah berhasil mengibarkan bendera perusahaannya di puncak Jayawijaya.
Lalu Pailul berkomentar,”Maaf saya sih pernah lihat foto si Oneng tetangga diujung gang, kenal kan...? sedang berjabatan tangan sama Pere..siden, juga si Bajuri suaminya, dia juga sedang salaman sama bintang pilem Rocky”, katanya sih dikerjain pake kompu...., kompu apa yah lupa, pokoknya dikerjain alat yang namanya ada kompunya...”
Dalam usahanya yang terakhir untuk menyadarkan si Pailul, Mamat lalu memperlihatkan videonya yang diambil selama mendaki puncak Jayawijaya.
Lalu Pailul bertanya kepada Mamat, “ini filmnya apa memang benar...?”
Mamat menjawab, “tentu saja, saya bikin videonya langsung...”
Lalu Pailul menjwab, “kalau memang video ini benar, maka Batman sama Superman juga benar dong.........”

                                  ------------- (end of story) ------------

Dari perumpamaan ini kita bisa menyimak beberapa hal,
Bila seseorang telah memiliki praduga, maka sulit mengubah praduga tersebut. Sebaik apapun fakta yang disodorkan.

Bila seseorang telah mengambil sikap tak percaya terhadap Tipitaka, tak ada seorangpun yang dapat mengubahnya menjadi percaya, walaupun pengetahuannya sendiri belum sampai kesitu.
Sutta yang sebenarnya lebih banyak memuat pengalaman praktek meditasi Sang Buddha dan para Arahat, bagi orang yang tidak mendalami meditasi maka sutta hanya merupakan teori.... seperti perumpamaan diatas.

Terima kasih kepada saudara Markos dan juga teman-teman netter yang telah meluangkan waktu membaca ini, dan saya rasa lebih bermanfaat bila saya lebih meluangkan waktu saya yang tersita, untuk meditasi. Saya rasa itulah yang terbaik.

((( Semoga kita semua berbahagia, dan bebas dari penderitaan )))

fabian
Benar saya setuju yang terbaik bagi anda adalah menyelami batin anda sendiri dan juga sebaliknya dengan saya...:)
Saran saya kepada anda hanya,"Berhentilah mengagung2kan Tipitaka dalam bentuk apapun,karena itu adalah bentuk kemelekatan"
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #166 on: 21 September 2008, 01:44:01 PM »
Bagaimana dengan pernyataan...

BERHENTILAH MENG-AGUNG AGUNG-KAN KETIDAKMELEKATAN, KARENA ITU JUGA MERUPAKAN KEMELEKATAN JUGA...

karena ada yang MELEKAT PADA KETIDAKMELEKATAN... yang paling benar kan seharusnya TIDAKMELEKAT PADA KEMELEKATAN.

Seperti dalam kalimat politik SEPAKAT UNTUK TIDAK SEPAKAT.
gimana nih... jadi OOT...

TANYA KENAPA ??


------------------------
Ada suatu cerita ZEN...

Seorang murid mendengar penjelasan guru-nya : Jangan berpegang pada kata kata karena Kata-Kata tidak mentransmisikan Pencerahan.

Oleh karena itu, murid tersebut membakar semua teks buddhis yang dimiliki. Ketika sang guru melihat hal tersebut, beliau berkata kepada muridnya : Bagaimanapun semua itu hanyalah kata kata saja.
-------------------------
« Last Edit: 21 September 2008, 01:50:37 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #167 on: 21 September 2008, 03:57:43 PM »
Quote
Menurut anda sendiri om?
Menurut saya pribadi tulisan om fabian menyesatkan,maka dari itu saya meminta penjelasan dari saudara fabian,tapi mungkin dia sibuk atau memang tak berkenan menjelaskan kepada saya?
Entahlah...Yang penting saya sudah meminta sebanyak 3 kali dan menurut saya itu sudah lebih dari cukup,pernahkah saudara melihat didalam sutta ada permintaaan lebih dari 3 kali kepada Buddha Shakyamuni?
Quote
Benar saya setuju yang terbaik bagi anda adalah menyelami batin anda sendiri dan juga sebaliknya dengan saya...
Saran saya kepada anda hanya,"Berhentilah mengagung2kan Tipitaka dalam bentuk apapun,karena itu adalah bentuk kemelekatan"

Gua rasa tulisan ***** diatas ini IQ , EQ, SQ nya super jongkok sekali. Makanya kalau belajar meditasi jangan sama *************** :))



« Last Edit: 21 September 2008, 08:45:01 PM by tesla »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #168 on: 21 September 2008, 04:26:02 PM »
Quote
Menurut anda sendiri om?
Menurut saya pribadi tulisan om fabian menyesatkan,maka dari itu saya meminta penjelasan dari saudara fabian,tapi mungkin dia sibuk atau memang tak berkenan menjelaskan kepada saya?
Entahlah...Yang penting saya sudah meminta sebanyak 3 kali dan menurut saya itu sudah lebih dari cukup,pernahkah saudara melihat didalam sutta ada permintaaan lebih dari 3 kali kepada Buddha Shakyamuni?
Quote
Benar saya setuju yang terbaik bagi anda adalah menyelami batin anda sendiri dan juga sebaliknya dengan saya...
Saran saya kepada anda hanya,"Berhentilah mengagung2kan Tipitaka dalam bentuk apapun,karena itu adalah bentuk kemelekatan"

Gua rasa tulisan ***** diatas ini IQ , EQ, SQ nya super jongkok sekali. Makanya kalau belajar meditasi jangan sama ************** :))




hush, sudahlah, jangan ikut2an :))
« Last Edit: 21 September 2008, 08:48:06 PM by tesla »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #169 on: 21 September 2008, 04:40:12 PM »
:)) takut ada yg sakit jantung ya ryu :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #170 on: 21 September 2008, 04:49:49 PM »
Berhentilah bond :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #171 on: 21 September 2008, 04:55:12 PM »
Iya lupa injek remnya, jadi ngak berhenti, biasa pake rem tangan, diganti rem kaki jadi bingung :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #172 on: 21 September 2008, 08:48:44 PM »
:backtotopic:
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #173 on: 22 September 2008, 01:22:31 AM »
Anumodana  :lotus: ..... fabian c  _/\_

Semoga sdr fabian selalu berkenan hadir diforum ini  :)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #174 on: 22 September 2008, 09:06:47 AM »
Quote
Dari yang saya pernah tahu mengenai ko fabian, dia bukan lah org yang sombong atau yang mengganggap org lain lebih rendah walaupun memang pengetahuan ko fabian sudah dalam.

Dia berkenan menjawab jika memang org yang bertanya memang beritikad untuk berdiskusi, bukan untuk berdebat/yang membuta dengan hanya berdasar pengalaman semata

Saya memang tidak kenal fabian c. Semoga demikian adanya.

 _/\_

dear Kai,

Sekarang udah dikonfirmasi langsung oleh ko fabian khan???  ;)

Hal serupa juga sebenarnya saya rasakan pada waktu berbincang dengan beberapa member yang "ngeyel" karena sudah memegang konsep yang menyimpang dari Tipitaka, semata karena pengalamannya berbeda

Banyak yang berasumsi bahwa "berpedoman pada Tipitaka" adalah salah, karena ini menandakan kemelekatan.
Karena itu, maka Tipitaka harus ditinggalkan

Ini seperti menyalahkan orang yang berpedoman pada peta, sehingga peta harus "dibuang".
Namun mari kita kaji bersama, apakah benar orang yang berpedoman pada peta itu melekat pada "peta"?
Ataukah kita membutuhkan arah yang ditunjukkan oleh peta itu sehingga jika memang kita sudah "memahami" arah, maka peta tersebut sudah "tidak dibutuhkan" lagi?

Hal yang sama juga seyogyanya kita terapkan pada "individu/guru"
Misalnya Ada yang mengkultuskan individu/guru tertentu apalagi individu/guru tersebut sudah "terkenal" sehingga apapun yang dikatakan individu/guru itu, selalu dibenarkan oleh pengikutnya.
Padahal yang seharusnya dilihat, adalah "kebenaran" yang diberitahukan oleh guru itu

Itulah yang dianjurkan oleh Buddha kepada Upali, untuk ehipassiko/membuktikan dahulu ajaran Beliau, sebelum Upali menjadi pengikutnya

Hendaknya ini juga dilakukan oleh kita semua, untuk melihat dari kebenaran, bukan dari individunya semata

semoga bisa bermanfaat yah  _/\_

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #175 on: 22 September 2008, 06:52:10 PM »
kebablasan...

 ;)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #176 on: 22 September 2008, 07:54:01 PM »
Bagaimana dengan pernyataan...

BERHENTILAH MENG-AGUNG AGUNG-KAN KETIDAKMELEKATAN, KARENA ITU JUGA MERUPAKAN KEMELEKATAN JUGA...
Saudara dilbert yang baik,
Saya tidak tahu apa maksud pernyataan anda diatas,entah apa "asumsi" anda terhadap tulisan saya selama ini...Jika anda merasa "terusik" maka sadarilah itu...:)
Apa maksud anda dengan "meng-agung agung-kan ketidakmelekatan"?
Siapa yang mengagung2kannya?:)
Tidak ada yang perlu diagungkan didalam dunia ini,bukankah begitu?
Saya sebagai member hanya memberikan saran kepada saudara fabian,yang terlihat terlalu fanatik terhadap Tipitaka,entah sudah sampai mana tingkatan batin,saya tidak tahu,tapi terlihat sangat fanatik,saya mengasumsikan bahkan apa yang dibicarakannya hanya kutipan2 dari sutta belaka bukan berdasarkan pengalaman pribadi... :)

Quote
karena ada yang MELEKAT PADA KETIDAKMELEKATAN... yang paling benar kan seharusnya TIDAKMELEKAT PADA KEMELEKATAN.
"TIDAKMELEKAT PADA KEMELEKATAN"
Jika ada yang paling benar tentu ada yang paling salah bukan?:)
Bukankah itu hanya konsep dan bentuk kemelekatan diri sendiri?
Berhentilah menipu diri sendiri,sadari dan amati semua tubuh ini,aku ini,pikiran ini,rasa ini... :)

Quote
Seperti dalam kalimat politik SEPAKAT UNTUK TIDAK SEPAKAT.
gimana nih... jadi OOT...

TANYA KENAPA ??
Entahlah,pencerahan dan kemelekatan bisa disetarakan dengan politik yang memang berbau sesat... :)


Quote
------------------------
Ada suatu cerita ZEN...

Seorang murid mendengar penjelasan guru-nya : Jangan berpegang pada kata kata karena Kata-Kata tidak mentransmisikan Pencerahan.

Oleh karena itu, murid tersebut membakar semua teks buddhis yang dimiliki. Ketika sang guru melihat hal tersebut, beliau berkata kepada muridnya : Bagaimanapun semua itu hanyalah kata kata saja.
-------------------------
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #177 on: 22 September 2008, 07:58:31 PM »
Quote
Menurut anda sendiri om?
Menurut saya pribadi tulisan om fabian menyesatkan,maka dari itu saya meminta penjelasan dari saudara fabian,tapi mungkin dia sibuk atau memang tak berkenan menjelaskan kepada saya?
Entahlah...Yang penting saya sudah meminta sebanyak 3 kali dan menurut saya itu sudah lebih dari cukup,pernahkah saudara melihat didalam sutta ada permintaaan lebih dari 3 kali kepada Buddha Shakyamuni?
Quote
Benar saya setuju yang terbaik bagi anda adalah menyelami batin anda sendiri dan juga sebaliknya dengan saya...
Saran saya kepada anda hanya,"Berhentilah mengagung2kan Tipitaka dalam bentuk apapun,karena itu adalah bentuk kemelekatan"
Gua rasa tulisan ***** diatas ini IQ , EQ, SQ nya super jongkok sekali. Makanya kalau belajar meditasi jangan sama *************** :))
Mungkin benar om bond,bahwa iq saya "super jongkok" sekali..Tapi saya heran kenapa pertanyaan orang yang "super jongkok" iq nya tidak bisa dijawab oleh orang yang dianggap sebagai "seekor naga"? :)
Kenapa sekarang sang naga malah bersembunyi dibalik guanya?
Masak sang naga "kalah" dengan anak kecil yang "super jongkok" iqnya? :)
Atau mungkin pengendalian diri anda membawa anda menjadi manusia super pintar iqnya?
Jadi silakan toh,gantikan sang naga yang menjawab pertanyaan saya jika anda merasa mampu,jangan hanya bisa berbicara saja... :)
_/\_

Salam,
Riky
« Last Edit: 22 September 2008, 08:00:28 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #178 on: 22 September 2008, 08:11:29 PM »
Quote
Dari yang saya pernah tahu mengenai ko fabian, dia bukan lah org yang sombong atau yang mengganggap org lain lebih rendah walaupun memang pengetahuan ko fabian sudah dalam.

Dia berkenan menjawab jika memang org yang bertanya memang beritikad untuk berdiskusi, bukan untuk berdebat/yang membuta dengan hanya berdasar pengalaman semata

Saya memang tidak kenal fabian c. Semoga demikian adanya.

 _/\_

dear Kai,

Sekarang udah dikonfirmasi langsung oleh ko fabian khan???  ;)
Entah apa yang dikonfirmasi kan oleh saudara fabian malahan terlihat melarikan diri dari tanggung jawab.. :)

Quote
Hal serupa juga sebenarnya saya rasakan pada waktu berbincang dengan beberapa member yang "ngeyel" karena sudah memegang konsep yang menyimpang dari Tipitaka, semata karena pengalamannya berbeda
Wow..atas dasar apa anda berbicara seperti yang saya boldkan diatas? :)

Quote
Banyak yang berasumsi bahwa "berpedoman pada Tipitaka" adalah salah, karena ini menandakan kemelekatan.
Karena itu, maka Tipitaka harus ditinggalkan
Maaf sekali,saya tidak pernah berkata bahwa "ini benar,ini salah" "ini yang harus diikuti,ini yang harus ditinggalkan"... :)
Dan saya tegaskan sekali lagi kepada anda,saya tidak pernah berasumsi bahwa berpedoman pada Tipitaka adalah salah
Perlu anda ingat bahwa ajaran SB adalah "Dukkha dan pemberhentian dukkha",dimana SB mengajarkan untuk belajar TIPITAKA?
Saya rasa anda tahu "isi" tipitaka itu apa bukan?
Bukankah tipitaka berisi semua ajaran Bhagava selama 45 tahun dia mengajar dan mungkin juga ajaran2 para murid2nya(Arahat) benarkah begitu adanya?:)

Quote
Ini seperti menyalahkan orang yang berpedoman pada peta, sehingga peta harus "dibuang".
Namun mari kita kaji bersama, apakah benar orang yang berpedoman pada peta itu melekat pada "peta"?
Ataukah kita membutuhkan arah yang ditunjukkan oleh peta itu sehingga jika memang kita sudah "memahami" arah, maka peta tersebut sudah "tidak dibutuhkan" lagi?
Pahami dulu diri anda sendiri,dan jangan terlalu banyak berspekulasi tentang tulisan orang lain,anda tidak akan pernah memahami batin orang lain.. :)

Quote
Hal yang sama juga seyogyanya kita terapkan pada "individu/guru"
Misalnya Ada yang mengkultuskan individu/guru tertentu apalagi individu/guru tersebut sudah "terkenal" sehingga apapun yang dikatakan individu/guru itu, selalu dibenarkan oleh pengikutnya.
Padahal yang seharusnya dilihat, adalah "kebenaran" yang diberitahukan oleh guru itu
Menurut anda,diri anda sendiri bagaimana?Apa yang anda lihat dan cari sampai saat ini selama anda masih bernafas dan ketika anda membaca balasan posting saya ini?
Coba tanyakan pada diri anda sendiri dahulu sebelum membalas posting saya yang 1 ini.. :)

Quote
Itulah yang dianjurkan oleh Buddha kepada Upali, untuk ehipassiko/membuktikan dahulu ajaran Beliau, sebelum Upali menjadi pengikutnya
Hendaknya ini juga dilakukan oleh kita semua, untuk melihat dari kebenaran, bukan dari individunya semata
semoga bisa bermanfaat yah  _/\_
Dan apa yang dilakukan oleh saudara fabian dkk,apakah sama dengan yang anda katakan diatas?:)
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #179 on: 22 September 2008, 10:02:58 PM »
Siapa yang mengagung2kannya?:)
Tidak ada yang perlu diagungkan didalam dunia ini,bukankah begitu?
Saya sebagai member hanya memberikan saran kepada saudara fabian,yang terlihat terlalu fanatik terhadap Tipitaka,entah sudah sampai mana tingkatan batin,saya tidak tahu,tapi terlihat sangat fanatik,saya mengasumsikan bahkan apa yang dibicarakannya hanya kutipan2 dari sutta belaka bukan berdasarkan pengalaman pribadi... :)


membicarakan/mempelajari sutta apakah bukan pengalaman pribadi juga ? sepanjang pengetahuan saya, para praktisi meditasi terkenal (yang dianggap praktek dan memiliki pengalaman pribadi) tidak pernah "menyerang" individu individu yang katakanlah dianggap intelektual AJARAN (SCHOLAR)... Ketika seorang yang sudah praktek tetapi memiliki kecenderungan pemikiran untuk "merendahkan" orang lain (yang katakanlah secara "pencerahan" lebih rendah), saya jadi meragukan tingkat praktek orang tersebut...

salam...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything