detour dikit nih. karena ini thread anda, saya pikir sah2 aja kalo saya belokin....
betul. Saya ulangi aturannya: "bebas ngobrol ke mana-mana dan topik apapun."
dalam perdebatan mengenai kebangkitan kembali bhikkhuni, tidak ada yang mempermasalahkan penahbisan bhikkhuni dengan memakai bhikkhuni dari aliran lain... padahal saya dah tungguin.
Bukan hanya tidak mempermasalahkan, kalau saya justru sangat dukung kalau ada sekelompok wanita mau menjalankan kehidupan suci berdasarkan dhamma-vinaya. Walaupun bukan penahbisan penuh seperti di vinaya, bisa saja dilakukan dengan cara lain, istilah lain, tanpa perlu klaim status sebagai "bhikkhuni" apalagi aliran tertentu (yang sudah ada pakemnya sendiri).
Yang jadi pertanyaan buat saya, kalau memang niatnya menjalankan kehidupan petapa, kenapa harus mati-matian dapat status 'bhikkhuni aliran tertentu'? Karena saya pribadi kalau memang terkendala demikian, walaupun harus dapat julukan 'Nigantha' pun tidak masalah, yang penting saya jalankan dhamma-vinaya yang saya yakini dengan baik.
bagaimana pendapat anda mengenai penahbisan bhikkhuni yang dilakukan dengan dua sisi, pertama dengan bhikhuni/biksuni yang bervinaya dharmagupta, kedua dengan bhikkhu theravada? sah, haram, tercemar, gak sah, valid?
Jika seseorang telah ditahbiskan dalam dhamma-vinaya yang berbeda, maka ketika ingin ditahbiskan dalam dhamma-vinaya Theravada, seharusnya mengalami masa percobaan 4 bulan, lalu bhikkhu dan bhikkhuni menilainya apakah layak ditahbiskan. Tapi karena sangha bhikkhuni Theravada tidak ada, lalu siapa yang mau mengamatinya dalam masa percobaan? Para bhikkhu?
secara timeline dokumen2 juga terlihat jelas...
abhidhamma muncul secara tertulis di konsili srilanka. tidak ada bukti dokumen2 ataupun catatan lain sebelum masa itu.
secara "kebetulan" semua catatan dan "bukti2" yang menyebutkan tentang abhidhamma ternyata dikarang dan digubah
pada masa yang sama atau sesudahnya oleh pihak yang sama, mulai dari atthakattha2 keluaran srilanka, kitab dipavamsa
dan mahavamsa keluaran srilanka...
menyebutkan atau mengquote dokumen2 itu sebagai bukti sama halnya dengan menyatakan bahwa bukti2 keberadaan
lord voldemort ada di buku harry potter 1 - 7...
tambahan lagi, di mata saya kredibilitas kitab "bukti" itu jatuh setelah membaca isinya yang mengejutkan...
... dan bukti eksistensi ring of power ada di buku Lord of the Ring.
Mahavamsa ini juga memang sudah beberapa kali dibahas dan sungguh justifikasi dangkal dari seorang arahant yang menyatakan bunuh orang tak bermoral tidak dianggap membunuh, dan bunuh buddhis tak bermoral nilainya setengah. Padahal kalau dari Dakkhinavibhangasutta, nilai berdana pada orang tidak bermoral saja lebih tinggi dari binatang dan bisa berbuah 1000 kali lipat.
Omong-omong update legenda berdasarkan penambahan, ini juga terjadi ketika sutra-sutra Mahayana telah banyak sekali menjamur di sekitar abad 1 SM. Kalau menyisipkan 1 atau 2 ke dalam nikaya, mungkin masih tidak ketahuan. Tapi kalau sudah ratusan kitab, tentu perlu penyesuaian sejarah. Maka beredar lagi legenda bahwa pada 3 bulan Mahaparinirvana, Mahakasyapa menggelar konsili hinayana di mana Upali mengulang vinaya, Ananda mengulang sutra, dan Anurrudha mengulang Abhidharma. (Perhatikan versi 1.1 sudah ada abhidharmanya, sedangkan di versi beta, hanya ada sutra-vinaya.) Dan pada saat bersamaan, ada konsili tandingan, konsili mahayana, yang lebih mulia, lebih dalam, yang digelar oleh Samantabhadra di mana Maitreya mengulang vinaya Mahayana, Vajrapani mengulang sutra Mahayana, dan Manjusri mengulang abhidharma Mahayana.
Belum lagi legenda pemutaran 3 roda dharma yang sebetulnya membuat saya ingin membuat legenda yang ke empat. Maksudnya supaya jangan dhamma seperti bajaj yang punya 3 roda, minimal kancil yang beroda 4. Smoga orang-orang kreatif di masa depan bisa membuat legenda sampai 10 roda dharma, biar jadi tronton, atau sekalian traktor trailer 18 roda.