Bro DH, definisi dan penggunaan istilah di sutta tidak selalu harus sama dengan yang digunakan kita/bhante. Hal yang saya tanyakan hanyalah sekadar konfirmasi apakah benar bhante DSB memaksudkan itu Jhana IV. Dan jikapun benar demikian, tidak masalah.
Yang saya pertanyakan waktu itu adalah ketika ia mengingat kehidupan lampau, lalu dia dicekam oleh ketakutan sampai menangis, itu jelas bukan kondisi yang dimaksud di sutta. Seperti saya katakan, 'dengan Jhana IV sebagai landasan', maka dalam pengarahan pikiran itu hanya pikiran yang 'murni', tidak ada gangguan noda bathin seperti ketakutan, kekhawatiran, atau keraguan di sana. Oleh sebab itu, saya mempertanyakannya.
Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, tahapan untuk belajar 'kemampuan untuk mengingat masa lalu' seperti yg diajarkan bhante adalah :
- Adithana waktu kelahiran lampau yang ingin diingat
- Masuk jhana I, lanjut ke jhana II, lanjut ke jhana III, lanjut ke jhana IV
- Kemudian turun dari jhana IV, kemudian jhana III, kemudian jhana II, kemudian jhana I.
- Dengan catatan selama proses naik dan turun jhana ini tidak boleh ada noda setitik pun. Kalau ada, maka gagal dan harus diulang.
- Pada jhana I ini disinilah baru kita bisa melihat atau mengingat kejadian pada kehidupan yang lampau itu.
Jadi tidak aneh bila pada jhana I, kejadian yang diingatnya pada kehidupan lampau jika terlalu mencekam menyebabkan orang itu bisa terguncang dan jatuh dari jhana I, sehingga timbul kejadian menangis.