sepertinya anda yg memulai berputar, tapi baiklah saya selalu berbaik hati untuk melayani semua diskusi, bahkan dengan orang yg jumlah selnya minimal sekalipun.
sejujurnya saya katakan, jika Buddha yg anda maksudkan adalah Buddha Gotama, saya bisa tegaskan bahwa saya tidak kenal secara pribadi dgn Beliau.
mengenai Badut, karena kita menggunakan terminologi yg sama, kenapa anda merasa sangat cemas mengemukakan definisi anda?
2. Teks Buddhisme yg saya terjemahkan itu entah apa saya tidak tahu, saya menerjemahkannya atas permintaan teman2, dan saya tidak memahami ilmu apa yg diajarkan dalam teks tersebut, bagaimana menurut anda?
3. Saya tidak menghormati rupang, apakah anda memiliki mata dewa sehingga melihat saya menghormati rupang, bisakah anda melihat warna apa kolor yg saya pakai hari ini?
4. Saya tidak percaya sedikit pun pada kata-kata Buddha pada Tripitaka, bahkan saya meragukan Tripitaka itu berisi kata2 Buddha. anda sudah berkali2 salah melihat, jadi tidak perlu berlagak jadi orang sakti di sini.
pertama kali saya menyebut BADUT adalah dalam kalimat ini "seorang badut penipu (gak boleh sebut nama) pernah mengaku minum kopi bareng Buddha Gotama", dan jika anda punya mata, pasti punya, tapi apakah bisa melihat, atau jika anda tidak buta huruf, saya sudah mencantumkan T&C dalam tanda kurung. dan pada jawaban anda, anda juga menggunakan kata yg sama, lalu kenapa anda menjawab dengan kata yg sama jika anda tidak memahami apa yg saya maksudkan dengan kata itu?
Menulis panjang, tapi tidak menjawab.
Jadi Buddha itu Badut atau bukan?
Anda juga tidak kenal saya secara pribadi, hanya membaca tulisan saya, toh Anda bisa menilai saya dan juga orang lain.
Jika Anda tidak belajar apapun dari teks terjemahan Anda, lalu apa yang Anda ketahui sehingga bisa menilai sesuatu sebagai badut, dan sesuatu lain sebagai suci? Jika boleh tahu, apa parameter Anda dalam menilai sesuatu?
Terminologi badut siapa yang memulai memperkenalkan? Lalu apa relevansinya sehingga saya yang harus menjelaskan definisinya?
Jadi rupang itu bukan Anda hormati, lalu diapakan kalau boleh tahu?
Jika Anda benar tidak percaya Buddha, lalu atas dasar apa semua tulisan Anda disini tentang dharma?
Dan atas alasan apa pula sinisme yang Anda ungkapkan pada pandangan lain yang tidak sesuai dengan pandangan Anda tentang ajaran Buddha?
Saya dengan mudah bisa menemukan ribuan postingan Anda yang mementahkan tulisan Anda di atas, bahwa Anda tidak kenal Buddha, tidak tahu apa yang diterjemahkan, juga tidak menghormat rupang-Nya.
Bukti tertulis tidak bisa menyembunyikan fanatisme, sadari itu dan akui.
Tentang definisi badut, Anda sampaikan definisi Anda, saya akan iringi. Bagaimana? Cukup adil 'kan? Anda yang duluan mengetiknya, jadi Anda jelaskan versi Anda terlebih dahulu.
Salam.