Tujuan Hidup Yang Ideal
Oleh Yang Mulia Bhikkhu Saddhaviro
Dhamma akan melindungi mereka yang mempraktekkannya.
Bapak, ibu, dan saudara-saudara sedhamma yang berbahagia pada kesempatan yang sangat baik ini kita akan membicarakan mengenai tujuan hidup yang ideal. Saya akan mulai dengan cerita-cerita yang ada hubungannya dengan tujuan hidup.
Contoh orang pertama:
Ada seorang manusia yang mengalami kesulitan di dalam hidupnya, baik persoalan keluarga maupun persoalan pribadi lainnya. Dia merasakan hidup ini sungguh sulit, sampai-sampai hampir mau mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, karena merasa tidak kuat menanggung beban hidup ini. Akhirnya dia coba-coba datang ke vihara dan berkonsultasi dengan saya. Setelah dia menceritakan semua unek-uneknya, akhirnya dia bertanya, apa sih yang sebenarnya tujuan hidup ini, Bhante? Dalam hati saya mengatakan, andai kesulitan-kesulitan hidup yang diderita orang itu hilang, pasti dia tidak akan bertanya tentang apa sih tujuan hidup itu. Karena kesulitan yang melilit pada dirinya itu, membuat dia bingung hingga tidak tahu apa tujuan hidupnya ini.
Contoh orang kedua:
Orang yang kedua ini tidak seperti orang yang pertama. Dia tidak mengalami kesulitan dalam hidupnya. Secara materi dia mampu, apa yang diinginkan bisa terkabul. Namun setelah menikmati keberhasilannya, setelah menuruti keinginannya, sesekali di malam sepi dia merenung, Oh hidup ini kok begini, hidup seolah-olah hanya monoton, pagi bangun, setelah bangun bekerja ke kantor, setelah mengerjakan perkerjaan dikantor, sore pulang menemui keluarga, dan malam hari tidur; pagi bangun lagi, bekerja lagi, dan seterusnya. Rutinitas kehidupan ini membuat ia bertanya kepada dirinya apa sih tujuan hidup ini. Pertanyaan yang sama dengan orang pertama tadi, walaupun dalam kondisi yang berbeda. Dalam hati, saya berkata, Oh orang ini bergelimangan dengan kekayaan duniawi, tetapi kekayaan batin atau kebutuhan rohaninya tidak terpenuhi, sehingga dia tidak tahu arah atau tujuan hidup ini.
Contoh orang ketiga:
Orang ini mempunyai pertanyaan yang sama, walaupun latar belakangnya berbeda dengan orang yang pertama dan kedua. Setelah dengan tekun dan serius ia berlatih Vipassana selama 10 hari penuh, dimana gurunya selalu menyuruh dia mengamati tentang anicca - tentang muncul, bertahan, lenyap -, begitu terus-menerus ia mengamati hal-hal yang berkaitan dengan jasmani dan batin itu, lalu ia merasa cocok dengan latihan itu.. Tetapi akhirnya ia juga bertanya, apa sih tujuan hidup ini?