//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Blacquejacque

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 16
1
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 24 September 2011, 10:28:41 AM »
Terimakasih atas tanggapan2 Rekan2 sekalian.

Semua menjadi masukan bagi saya..

Sedari awal, memang saya sengaja memasukkan judul kicauan, karena memang saya mengetahui bahwasanya, tulisan ini yang merupakan Kisah Pengalaman Nyata yang saya alami hanya akan dianggap kicauan.. Belum lagi segelintir kisah-kisah yang sengaja tidak saya ungkapkan ke publik karena saya 'penakut seperti halnya Buddha Gautama..

'Takut untuk mengeluarkan fakta yang sulit diterima, ujung2nya fakta tersebut hanya jadi bahan perdebatan. Maaf, saking saya begitu menghargai fakta, saya tidak menginginkan fakta menjadi bahan perdebatan yang tidak berguna.






(bila anda beranggapan Buddha Gautama bukan penakut seperti yang saya tuliskan di atas, stigma kefanatikan anda terhadap Buddha Gautama sudah teramat besar)

Ada seorang rekan dalam pembicaraan kami bertanya kepada saya, kenapa saya gak masukkan saja tulisan2 saya dari forum lain ke sini? Kisah2nya bagus kok..

Bagi pembaca itu kisah.. Bagi saya itu pengalaman pribadi saya. Saya katakan padanya, sebagian besar orang disini tidak dapat memahami metoda penulisan saya. Jadi untuk apa saya memberikan sesuatu yang menjadi tidak bermanfaat kepada forum ini.



Mengapa saya cenderung enggan merespon dengan baik pertanyaan2 yang diajukan?
Tamu-tamu yang datang nampaknya sudah tidak memahami kesopanan... wajar saja karena mungkin selama ini mereka jarang bersikap sopan kepada orang lain. Mereka sopan karena takut. Di hadapan sang Buddha mereka sopan, di hadapan orang lain mereka enggan..

Kenapa saya katakan seperti itu, mereka tidak tahu dan berasumsi di awal bahwa tulisan saya adalah bentuk kekecewaan saya dan nenek saya terhadap theravada.
Maaf, nampaknya kalian betul-betul perlu mengkaji ulang pemikiran kalian. Tulisan saya adalah tulisan dari kisah perjuangan saya dalam penggalangan dana. Isi tulisan di atas adalah mengenai NIAT BAIK dalam berbuat penggalngan dana.
Seringkali niat baik itu tidak terlihat oleh orang lain dan membuat kita patah semangat atas tuduhan2 yang diberikan.
Namun sekali lagi, itu ujian terhadap niatan awalnya. Bila memang niatan tersebut memang baik, maka hasil yang akan muncul adalah baik pula di akhirnya. Terbukti dari seorang nenek yang memahami tujuan saya menggalang dana dan memberikan dukungan moral yang amat berarti dalam perjuangan saya.

Loh, kenapa ada tulisan theravada itu fanatik
Lah emang itu isi percakapannya.. Kamu mau saya bohong demi menghindari perdebatan?
Sudah saya lakukan dari pembicaraan2 saya dengan rekan2 lain.. Dan mereka inginnya saya jujur....
Saya jujur di awal penulisan kisah saya, saya dikomplen.

Jadi apapun tindakan jujur dan tidak jujur, Komplen itu akan tetap ada... "Kritis" kata mereka...
"munafik" kata saya..


Jadi apakah hal tersebut dapat dibenarkan dengan jalan saya berbelit2 menjawab pertanyaan yang diajukan?
Sedari awal, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah tidak ada hubungannya dengan tulisan saya. Namun para penanya sudah memiliki pikiran yang berbeda bahwasanya tujuan saya adalah menjatuhkan wibawa Theravada yang katanya murni..
Murni itu sisi baiknya.. sisi buruknya dianggap aib yang dibalas dengan bantahan2 untuk membela sisi baiknya...


Yah selalu ada pro dan kontra dalam hal ini..
Saya tidak mengharapkan kalian membela pendapat yang saya kemukakan dengan kejujuran saya.
Dan untuk saat ini, mohon maklumannya kepada rekan-rekan bagi saya untuk memahami mengapa saya memberikan tulisan2 saya dan berkontribusi kepada forum ini.


Di tempat ini, tulisan saya tidak ada manfaatnya. Sebelum saya membuang energi sia-sia untuk tempat berlumpur ini, saya putuskan untuk mengakhiri sampai disini saja.
Bukan karena tebalnya lumpur yang membuat saya memutuskan, namun kemampuan saya di tempat tersebut tidak memadai. Saya tidak dapat bertahan di tempat yang terlampau tebal lumpurnya..

Kemampuan saya hanya kecil.. hanya kepada sebagian kecil orang saya dapat menjadi manfaat. Dan saya berpuas diri...



Aum Mani Padme Hum.. 
Semoga permata teratai suci dapat mekar di batin kita. Demikian hendaknya.







2
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 05:56:14 PM »
fakta adalah fakta

mau ditutupin gimana juga, memang nyatanya seperti itu.
susah klo uda fanatik

 ;D

3
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 03:09:54 PM »
maksudnya bro sebagian member disini FANATIK ?
apakah j3k juga Fanatik ? boleh kasih masukan ?
Fanatik itu baik atau tidak menurut bro ?

Jawabannya Iya...
Kalau jawabannya Ngga, Syukur... alam surga sudah tercipta di sini... ( tidak mungkin )

j3k saya ga tau maksudnya apa...

Kalau fanatik baik, pasti saya akan sebarkan semua orang untuk fanatik. Bro johan gimana?
bro johan sendiri fanatik atau tidak menurut bro sendiri?

4
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 02:32:50 PM »
ambil contoh, ada orang yang memegang perak, dia melihat yang katanya emas, di tes, ditanya, eh ga taunya itu hanya kotoran dilapis emas, akhirnya, kotoran tetap kotoran, jangan nunjuk kotoran yang lain dulu, nanti tintanya menjadi kotor.


Yup.. Contoh menarik.. 
Kurang lebih sama dengan yang disampaikan oleh rekan Djoe...

5
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 01:56:33 PM »
Kalo saya sih open minded... saya juga lagi belajar utk bisa menerima semua masukan dan perbedaan yang ada.... dulu pun saya suka merasa pahit kalo pemahaman kita dipatahkan orang...

didalam pemahaman dhamma mgkn bisa lewat banyak cara......
Silahkan bro kalo mau lwt PM....


Terimakasih telah open-minded

6
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 01:32:16 PM »
bukan takut, tapi tidak tahu, jadi mengalihkan ke yang lain.

Terus terang saja, saya memang lebih banyak tidak tahunya daripada tahunya..

7
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 01:31:36 PM »
Kalau yang mencari "kebenaran" tidak akan merasa "dilibas", kecuali kali memang "keras kepala" mempertahankan yang "salah".

Yah begitulah.. saya telah diancam sebelumnya dan saya penakut dalam hal ini. Saya berusaha menjauhkan diri saya dari konflik sebisa mungkin.

entah mengapa kali ini saya mencoba terjun ke konflik  :-[

8
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 01:29:49 PM »
Jangan melihat itu sebagai di "libas", tetapi masukan saja at least ya kita bisa meiihat pandangan orang lain seperti apa.. Kadang memang akan terasa pahit kalo apa yang kita pegang itu dipatahkan oleh orang lain... tetapi kalo direnungkan dengan baik2 biasanya kita akan bisa melihat kenapa ada perbedaan tsb... ya intinya butuh kebesaran hati jg untuk bisa menerima perbedaan pandangan juga....


Bro William sendiri bisa berbesar hati dan merenungkan dengan baik-2?


Saya sendiri mempersilakan, bila memang yang ahli datang untuk melibas pandangan-pandangan salah di dalam diri. Karena amat jarang, mereka yang sungguh-sungguh ahli datang untuk membantu.
namun entah mengapa hanya burung-burung kecil, yang berkicau Dhamma yang datang..
Suaranya sungguh manis di telinga saya, tapi dalam penghayatannya, aih.. burung-burung ini kurang mau merenungkan tapi menyuruh orang merenungkan..
Mengenai hal ini, saya pernah memperoleh suatu kalimat dari seorang bhikkhu " Umat awam tidak bisa membimbing umat awam "

jadi saya agak heran, kenapa banyak umat awam yang merasa ahli dalam Dhamma yah sekarang ini, prakteknya ajah masih nol..

Silakan libas saya, namun usahakan untuk tidak melibas Dhamma dan praktek mulia yang terkandung di dalamnya.
Tidak masalah bila saya yang dilibas, saya akan menjadikannya sebagai bentuk latihan kesabaran saya dan introspeksi diri.


( Btw bro william, saya mendapatkan acuan untuk bicara hal ini kepada saya, kalau bisa lewat PM aja yah lain kali, nantinya bila saya terus2an mereply khusus untuk bro william khawatirnya ada member lain yang menjadikan hal ini sebagai bahan perdebatan )

Masukan dari bro william saya terima. Dan saya juga akan berusaha menerima perbedaan pandangan yang ada. Maukah bro william sendiri menerima masukan dari saya?

9
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 11:38:56 AM »
Bukan, sebab kalau dilihat dari perkembangannya, fakta pun terlalu kabur bagi orang yang dipenuhi kebencian dan prasangka. Jadi saya pikir sah-sah saja kita main opini, dalam batasan tertentu, pastinya.
Silahkan asumsikan apa yang menurut anda sesuai.
Kebenaran dari setiap orang berbeda. Seandainya saya menguji kebenaran dari seorang Theravadin, maka kebenarannya bisa berbeda dengan kebenaran (versi) Theravadin lainnya. Tidak ada satu orang yang saya anggap mewakili satu ajaran, kecuali kalau memang dia pendiri ajaran tersebut.

Oleh karena itu, kalau ditanya "Yang diuji itu kebenarannya atau menguji orangnya?", maka jawabannya bukan salah-satunya, sebab keduanya tak terpisahkan.
Misalkan ada seseorang bertanya pada anda, "jalan menuju ke alamat X yang mana yah?" Apakah kemudian jawaban anda ini berubah-ubah tergantung motif si penanya? Misalnya kalau dia memang tidak tahu, maka kita jawab satu hal, kalau memang orang itu hanya memastikan, kita jawab berbeda, kalau orang itu kita curigai sebagai menguji, kita jawab yang aneh-aneh? Sebegitu ribetnyakah menjawab apa adanya?
Manfaat ini menurut ukuran siapa?
Saya beri dua kasus. Yang pertama, ada seorang dosen biologi (sebut saja si A) memegang satu teori tertentu dan mengajarkannya selama belasan tahun. Kemudian satu kali, ada seorang dosen dari luar negeri (sebut saja si B) datang ke universitasnya memberikan seminar yang membuktikan teori si A salah sama sekali, beserta buktinya. Kemudian setelah seminar selesai, si A bergegas mengejar si B, menangkapnya, dan menjabat tangannya sambil berkata: "lebih dari 10 tahun saya memegang ajaran yang salah, terima kasih telah memberikan kebenaran."

Kasus ke dua, ada seorang yang bekerja sebagai Graphologist ('penafsir' karakter orang melalui tulisan) di perusahaan besar. Lalu datanglah penguji yang ingin membuktikan keakuratan Graphology tersebut. Si Graphologist diberikan beberapa tulisan tangan dari beberapa profesional di bidangnya, lalu diminta penjelasan karakter dan profesi bersangkutan apa yang ditekuninya. Dari hasil test tersebut, graphology (setidaknya yang dilakukan oleh orang tersebut) tidaklah tepat. Maka orang tersebut bersedih karena kehilangan pekerjaan.

Dua kasus, intinya orang memegang satu pandangan, diberikan pandangan lain yang menggugurkan pandangan awalnya. Namun kondisi dan sikap si subjek bisa berbeda. Lalu darimana kita menilai yang satu bermanfaat, satu lagi tidak bermanfaat menurut bro BlacqueJacque?
Fakta apa yang dicari? ;D
Lagipula saya tidak berniat menghentikan 'kicauan-kicauan' ini. Biarlah berjalan dengan baik dan semoga memberikan manfaat.

Andai saya bisa menjawab apa adanya di forum ini, sedari awal saya sudah lakukan. ^^

10
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 10:43:43 AM »
setidaknya seseorang sudah memiliki suatu pandangan yang masuk dari pengalaman2, bacaan2, untuk mengetahui suatu kebenaran maka pengujian itu emas asli atau palsu pasti dilakukan, kalau intinya jadi ke "kepercayaan Supermen" yang tidak bisa di uji maka ya itu bukan suatu kebenaran, tapi suatu kepercayaan.

Kicauan yang menarik...
Jadi tujuan sbelumnya bertanya itu menurut anda masuk ke katagori mana?   :)

Ingin mengetahui atau ingin menguji?  :x

11
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 10:03:13 AM »
Amatiran non-pakar ijin nongkrong lagi.

Saya juga amatir. Masih banyak yang jauh lebih berkemampuan dibanding saya.
jadi tujuan nongkrongnya ini apa karena sudah menemukan fakta untuk dijadikan bukti?


Quote
Misalnya ada seseorang klaim agamanya begini-begitu, lalu ada seorang skeptik dengan basic ilmiah-logis datang menguji kebenarannya, bukan untuk belajar, apakah si penguji bisa dibilang sebagai fanatik?

Bolehkah saya asumsikan pertanyaan ini timbul dari seorang amatir yang ingin belajar?
ataukah cukup saya anggap pertanyaan ujian dari ahli yang mengaku amatir?

Fanatik itu sendiri memiliki tingkat-2 dari yang halus sampai ekstrem.
Seperti halnya tingkat kekeruhan air. air yang tercampur oli minyak ( hee maaf yah contohnya menggunakan oli minyak) dengan takaran melebihi 50% dapat lebih jelas terlihat dibandingkan air yang tercampur oli dengan takaran 1%.
Sulitnya adalah melihat yang tercampur 1%...


Nahh... (seperti kebiasaan seseorang yang nampaknya senang untuk menanti point kesalahan orang lain)
Kalau bukan untuk belajar, apa yang perlu diuji?
Yang diuji itu kebenarannya atau menguji orangnya?

Maksudnya begini, seorang skeptic tersebut, ia datang untuk menguji seperti yang om bilang.
Tujuan pengujian itu sendiri apa?
Apakah ia ingin menguji kebenaran tersebut untuk ia gunakan mendukung project-penelitian yang ia jalankan? its ok, ini pembelajaran..
Atau ia sendiri sudah pernah menguji kebenaran tersebut namun ia ingin mengujikannya ke orang yang ia kunjungi? hati2 dalam hal ini karena anda dapat justru terjerumus ke dalam liang

Tidak dapat saya katakan Pastilah ia seorang fanatik... atau ia pastilah bukan seorang fanatik.. Karena dapat saja dalam suatu pandangan tertentu ia bersikap fanatik, dan bisa juga dalam pandangan tertentu ia bersikap toleransi. Hanya, kadar kefanatikannya itu lebih banyak mendatangkan kerugian atau lebih banyak mendatangkan manfaat...
Kalau memang lebih banyak manfaatnya, manfaatnya itu untuk bersama, atau hanya untuk satu pihak saja...
maaf om kainyn, tidak semudah itu menjudge orang hanya dari sisi tertentu.


Dan om kainyn.. sekali lagi saya utarakan, bila fakta sudah ditemukan oleh anda, silakan ajukan. Barangkali fakta tersebut dapat menyelesaikan kicauan-kicauan ini..


12
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 09:00:13 AM »
mau mengomentari yang poin 3

bisa saja karma buruk si nenek itu berbuah karena telah di tipu.

tentu, itu tetap saja suatu kemungkinan.

13
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 08:58:49 AM »
semua agama juga ada fanatiknya. yang sesat juga ada fanatiknya.


Saya sependapat.

14
Jurnal Pribadi / Re: Kicauan BlacqueJacque
« on: 22 September 2011, 08:55:35 AM »
istilahnya, orang itu tidak mempunyai pandangan terhadap agama2, hanya ingin mengetahui seperti apakah agama itu.

sry bro ryu, kemarin sudah reply tapi ternyata tulisannya jadi kehapus karena salah tekan tombol.
Kedua kalinya saya coba tuliskan, saya tersibukkan hal lain.

Tidak tahu apakah yang ketiga kalinya ini sukses tidaknya..

Secara terus terang, dalam pandangan saya tidak ada yang tidak memiliki pandangan terhadap agama2 kecuali ia telah mencapai keseimbangan batin sehingga dapat memposisikan diri betul-betul di garis netral.

Ingin mengetahui itu sendiri memiliki 2 arti om ryu..
arti pertama :
Ingin mengetahui dalam artian belajar, belajar untuk menambah pengetahuan dan wawasan diri demi tujuan peningkatan kualitas diri.
Dalam proses ingin mengetahui belajar, ia betul-betul mengakui di dalam dirinya bahwa ia memang belum tahu dan ingin mempelajari hal yang baru. Ia tidak memiliki stigma apapun ke dalam jawaban ya/tidak. Karena ia sendiri belum mengetahui.
Soal diterima atau tidaknya pengetahuan tersebut setelah ia mengetahui, itu urusan pribadi masing-masing.
Contoh : Pak, kemarin ini ada pembicaraan di TV mengenai karma, saya ingin mengetahui, apa yang dimaksudkan dengan karma itu?

Namun ada pula artian kedua dari ingin mengetahui :
Ingin mengetahui dalam artian menguji.
Menguji dalam artian kritis itu masih lumayan. Namun jangan sampai menguji ini masuk ke ranah menantang.
Ingin mengetahui yang kedua ini, ia sebetulnya sudah mengetahui apa yang dibahas dan sudah memiliki penilaian tersendiri di dalamnya.
Contoh : Pak, itu di tv kemarin ada yang berbicara mengenai karma. Saya ingin mengetahui pandangan bapak dalam hal ini? Darimana bisa sih karma itu berjalan seperti itu? Itu tidak masuk akal?
Perbincangan-demi-perbincangan dilakukan.. tetap saja penilaian nya dipertahankan ke dalam posisi pandangannya sendiri. Kalau memang sudah punya penilaian tersendiri, apa yang ingin diketahui?






15
Jurnal Pribadi / Re: persepsi yg sama dgn sih nenek!
« on: 22 September 2011, 08:40:33 AM »
apakah berbohong utk penyamaan persepsi supaya sih nenek mau nyumbang ?
apakah statement ini supaya cepat akrab dgn si nenek ?
apakah bro melihat Theravada (mereka) cenderung menjatuhkan aliran lain ?
   adakah contoh konkritnya ?
Bisa kasih contoh menjatuhkan agama lain spt apa ya ?

melihatnya dimana ya ? nahhh  ;D



Nenek : Theravada itu cenderung fanatik..
J : apa yg membuat nenek bisa berpendapatan begitu ?
Nenek : ______________________

1. Tidak. Saya lebih senang untuk menolak pemberian dana yang diberikan hanya karena di-SODOR-kan. Dan terus terang, Nenek tersebut lebih bijaksana ketimbang saya, ia lebih mengerti dan paham mengenai berdana. Tidak sebatas teori.
2. Statement tersebut sebatas pembicaraan dari hati saya.
3. Theravada ? tidak.. Umat nya? iya.. Kebetulan dari berbagai orang yang saya temui, ada kecenderungan seperti itu. Bahkan ada pula yang beranggapan dirinya bukan theravada, saya hanya umat.. saya hanya buddhist..
Iya indah memang kalau kalimat tersebut benar sesuai dari hati. Namun, di lapangan banyak pula yang akhirnya malah terpeleset... Karena di dalam pikirannya ia sendiri menggenggam hanya theravada yang benar..
 Contoh konkrit : yah rasanya bila melihat sebagian member disini, bisa saya katakan seperti itu kepada diri saya.


Tidak bisa seratus persen beranggapan bahwa pandangan nenek tersebut ada salah dari pihak nenek tersebut. Mungkin saja ia memang salah, namun mungkin pula, umat theravada dalam sistem pengajarannya ditambahkan bumbu-bumbu yang tidak perlu yang pada akhirnya menjurus ke fanatisme pandangan.

Tidak mungkin? Good kalau memang begitu..

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 16
anything