//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?  (Read 9331 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« on: 30 November 2009, 02:43:47 AM »
Saya memiliki seorang guru yang sangat terkenal; murid-muridnya tersebar di berbagai benua di bumi ini. Beliau adalah seorang scholar yang sangat disegani, kontributor untuk Encyclopaedia of Buddhism. Secara pribadi, saya tidak meragukan pola berpikir beliau yang sangat dewasa, disiplin dan sangat terbuka.
Suatu ketika, beliau sedang becakap-cakap dengan temannya. Temannya menyarankan dia untuk bermeditasi. Beliau tidak meragukan bahwa meditasi itu penting; namun bukan suatu keharusan bagi umat awam. Lebih dari itu, selama kariernya dalam menggeluti agama Buddha, beliau belum pernah menemukan referensi bahwa Sang Buddha mengajarkan meditasi untuk umat awam. Pun, tidak ada referensi bahwa Sang Buddha menasehatkan umat awam untuk bermeditasi.
Fakta ini saya angkat bukan karena saya ingin mendiskreditkan usaha umat awam dalam bermeditasi. Saya sangat menghargainya. Saya merasa meditasi akan memberikan manfaat bagi yang mempraktikkannya. Namun, sudahkah anda menemukan referensi bahwa Sang Buddha atau murid beliau menasehatkan umat awam untuk bermeditasi?
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #1 on: 30 November 2009, 04:52:59 AM »
Setahu saya, Sang BUddha belum pernah menyuruh umat awam untuk pergi ke hutan, tempat kosong atau di bawah pohon untuk bermeditasi. Sebaliknya Beliau sangat sering meminta para bhikkhu pergi ke tempat2 seperti ini untuk bermeditasi. Namun demikian, ada indikasi bahwa Sang BUddha dan murid terkenal beliau mengajarkan Vipassana kepada umat awam. Sebagai contoh, dalam Nakulasutta dari Samyuttanikāya, Sang Buddha menasehati perumah tangga bernama Nakula untuk tidak sakit secara mental meskipun badannya sakit. Dalam Sutta yang sama, Bhikkhu Sāriputta kemudian menjelaskan kepada perumah-tangga ini bahwa untuk tidak sakit secara batin adalah untuk tidak memandang 5 kelompok (pañcakkhandha) sebagai milik, saya dan diri. Latihan ini merupakan unsur praktik vipassana.

Selain itu, dalam Aṭṭhakanagarasutta, seorang perumah-tangga meminta bhikkhu Ananda untuk menjelaskan satu cara untuk mencapai kesucian. Menjawab permintaan itu, Ananda menyebutkan 8 jalan untuk pencapaian kesucian yang kesemuanya berhubungan dengan praktik samatha dan vipassana.

Meskipun, khotbah Mahāsatipaṭṭhanasutta (sutta yang menjadi rujukan vipassanabhavana bagi kebannyakan guru meditasi) menunjukkan bahwa khotbah tersebut ditujukan untuk para bhikkhu sesuai dengan sapaan Sang Buddha yang menggunakan istilah 'bhikkhave', kitab komentar dari sutta itu mengatakan bahwa Sang Buddha mengajarkan khotbah ini karena Beliau tahu bahwa orang2 kuru termasuk umat awam memiliki kebijaksanaan yang cukup untuk mempraktikkan ajaran yang terkandung dalam sutta ini. Jika ini benar, secara tidak langsung Sang Buddha juga meminta umat awam untuk mempraktikkan Vipassana.

Dan bukan hal yang tidak biasa lagi bahwa pada jaman Sang Buddha, banyak umat awam yang memiliki Jhana. Salah satu orang yang disebut dalam Sutta adalh perumah-tangga Citta yang dikatakan telah mencapai jhana ke-empat. Ini pun membuktikkan bahwa sejak jaman Sang Buddha, meditasi bukan hanya ditujukan untuk para bhikkhu saja, namun untuk umat awam. Namun karena kehidupan umat awam yang berbeda, Sang BUddha tidak pernah menyuruh umat awam untuk pergi ke hutan atau tempat2 semacamnya untuk mempraktikkan meditasi secara intensif seperti layaknya seorang bhikkhu.

Be happy.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #2 on: 30 November 2009, 09:11:02 AM »
Fakta ini saya angkat bukan karena saya ingin mendiskreditkan usaha umat awam dalam bermeditasi. Saya sangat menghargainya. Saya merasa meditasi akan memberikan manfaat bagi yang mempraktikkannya. Namun, sudahkah anda menemukan referensi bahwa Sang Buddha atau murid beliau menasehatkan umat awam untuk bermeditasi?

belum pernah baca referensi Bro Dhammasiri
kalau ada boleh di post !

Banyak sekali Sutta2 yang bisa di ambil hikmatnya.
Buktinya Petapa Gotama melakukan meditasi bisa mencapai pencerahan (Nibbana), waktu itu masih Petapa Gotama, belum ada Sangha Bhikkhu.
Bodhisatta menjadi Petapa dalam beberapa kehidupan yang lalu, Petapa umumnya melakukan Meditasi bahkan mencapai Jhana dan mempunyai Kesaktian.
Makhluk Anagami juga melakukan Meditasi supaya mencapai Arahat
Bagi Makhluk apapun (dewata/manusia) yang melatih Meditasi, pastilah Tiada Penyesalan di kemudian hari.
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #3 on: 30 November 2009, 09:45:45 AM »
Yang saya ketahui Anathapindika, seorang Sotapanna, tidak diberikan latihan meditasi, melainkan hanya sila. Menjelang kematiannya baru diberikan tuntunan meditasi. Mungkin bisa dicek.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #4 on: 30 November 2009, 10:03:31 AM »
Yang saya ketahui Anathapindika, seorang Sotapanna, tidak diberikan latihan meditasi, melainkan hanya sila. Menjelang kematiannya baru diberikan tuntunan meditasi. Mungkin bisa dicek.

Tapi harus diingat bahwa Anāthapiṇḍika mencapai sotapanna setelah mendengar khotbah 4 Kesunyataan Mulia yang mana kesunyataan Mulia terakhir berhubungan dengan Jalan Mulia berunsur Delapan. Jika Sang Buddha menjelaskan Jalan Mulia berunsur Delapan, secara logikapun, beliau berarti mengatakan sammāsamādhi kepada perumah-tangga ini.

Be happy.


Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #5 on: 30 November 2009, 10:06:23 AM »
 [at]  Samanera Peacemind & Dhammasiri.

Sehubungan topik diatas mengenai umat awam, Yang selalu saya ketahui bahwa untuk mencapai kesucian adalah dengan melakukan vipasanna.

Dan saya pernah dengar bahwa untuk melatih direct Vipasanna bagi umat awam, maka ia harus melatih intensif biasanya harus 10 hari lebih, kalau sampai terputus dan semata-mata ia melatih dirumah 1-3 jam pun, itu tidak berarti terlalu banyak. Jadi orang tersebut mengatakan seperti yo-yo maju  mundur. Kecuali dia intensif seharian berlatih. Apalagi seorang perumah tangga yang melakukan aktivitas seksual suami istri ketika sedang tidak berlatih vipasana.

Berbeda dengan berlatih samatha hingga tercapainya jhana. di rumah misal dia intensif latihan 2-3 jam sehari 2x dengan memperhatikan sila yang ada, lebih cepat mencapainya.

Begitu saya mendengar ini saya hanya netral saja. Tetapi suatu ketika saya membaca biography Sunlun Sayadaw ketika dia mencapai pencapaian yang katanya anagami saat menjadi perumah tangga, dia terus melakukan vipasanna intensif seperti retreat berbulan-bulan(tidak tau persisnya) sampai istrinya sempat kecewa. Background Sunlun Sayadaw saat menjadi perumah tangga adalah petani..

Bagaimana menurut kedua Samanera apakah seorang perumah tangga jika melakukan vipasanna dirumah dan tidak intensif seperti retreat bisa menghasilkan hasil yang maksimal?

Jika tidak maksimal bukankah lebih baik berlatih samatha terlebih dahulu. Ketika pondasi ini kuat dan begitu mengikuti retreat vipasanna maka kemajuannya dapat lebih berarti.?

Pertanyaan ini mengenai jaman sekarang. Kalau jaman Sang Buddha orang2nya sakti2 sehingga perumah tangganya dengar saja sudah bisa sotapanna.

Bagaimana menurut samanera sekalian?

Salam Dhamma selalu  _/\_
« Last Edit: 30 November 2009, 10:10:18 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #6 on: 06 December 2009, 11:42:51 AM »
Quote
Dan saya pernah dengar bahwa untuk melatih direct Vipasanna bagi umat awam, maka ia harus melatih intensif biasanya harus 10 hari lebih, kalau sampai terputus dan semata-mata ia melatih dirumah 1-3 jam pun, itu tidak berarti terlalu banyak. Jadi orang tersebut mengatakan seperti yo-yo maju  mundur. Kecuali dia intensif seharian berlatih. Apalagi seorang perumah tangga yang melakukan aktivitas seksual suami istri ketika sedang tidak berlatih vipasana.

Berbeda dengan berlatih samatha hingga tercapainya jhana. di rumah misal dia intensif latihan 2-3 jam sehari 2x dengan memperhatikan sila yang ada, lebih cepat mencapainya.

Saudara Bond yang baik,
Maaf saya memiliki pendapat yang berbeda, kalau menurut saya bila seseorang berlatih Vipassana walaupun 2-3 jam sehari tetap sangat berarti, walaupun tentu saja lebih baik bila mereka berlatih seharian penuh. Mahasi Sayadaw mengatakan: "setiap tarikan nafas yang dilakukan dengan penuh perhatian akan membawa kita semakin dekat ke Nibbana".

Pada seseorang yang memiliki Jhana memang pencapaiannya akan lebih cepat bila dia berlatih Vipassana, tetapi untuk mencapai kemajuan hingga tercapai Jhana adalah sama sulit atau bahkan lebih sulit daripada, mencapai kemajuan Nana-nana dalam meditasi direct Vipassana.

Ada perumpamaan yang dibuat oleh sebagian meditator (entah umat awam maupun bhikkhu) yang memulai dengan samatha yaitu:
"Bagaimana kita bisa melihat apa yang ada dalam kolam bila airnya keruh?, jadi endapkan dahulu kekotorannya, setelah kekotorannya mengendap dan air kolamnya menjadi jernih baru kita dapat melihat apa yang ada dalam kolam tersebut dengan mudah. Demikian juga dengan Vipassana, endapkan dahulu kekotoran batin, maka setelah kekotoran batin menjadi mengendap akan lebih mudah melihat kekotoran tersebut".

Logika sederhana yang baik, tetapi logika ini dibuat oleh mereka yang mungkin belum pernah berlatih direct Vipassana. Logika ini hanya menimbulkan rasa skeptis pada direct Vipassana.

Ada hal-hal yang dilupakan oleh pemeditator Samatha yang bersemboyan pada logika tsb, yaitu:

- Dalam meditasi Vipassana kita bukan berusaha menilai ini kekotoran atau bukan, tidak demikian. Dalam Vipassana kita berusaha melihat semua fenomena (baik yang bersih maupun yang kotor) sebagaimana apa adanya , yaitu melihat karakteristik dari semua kondisi (tilakkhana).
- Dalam Vipassana baik kekotoran batin maupun pikiran-pikiran yang baik adalah objek Vipassana yang baik. Semua merupakan objek yang patut diperhatikan, tetapi harus diingat waktu memperhatikan kita jangan sampai terseret pada bentuk-bentuk batin tersebut.
- melihat kebaikan atau keburukan batin tak memerlukan Jhana. contohnya: apakah kita memerlukan Jhana bila melihat kemarahan muncul, iri hati, keserakahan, rasa tidak puas dsbnya? Demikian juga apakah kita memerlukan Jhana untuk melihat bila rasa senang, gembira, nikmat, bahagia, tenang, damai dsbnya muncul?
- dalam Vipassana kita tak menilai ini baik atau ini buruk, seorang pemeditator Vipassana melihat tanpa bereaksi terhadap apa yang muncul , mereka tidak tertarik untuk menilai baik atau buruknya yang dilihat, mengapa demikian? Pada waktu batin kita mulai menilai ini baik atau buruk, maka maka timbullah persepsi terhadap objek yang kita perhatikan dan timbullah kemelekatan.
- Pemeditator Vipassana hanya memperhatikan semua proses yang muncul dari awal, berkembang penuh dan kemudian tenggelam kembali. Jadi hanya prosesnya yang diperhatikan dengan teliti, bukan isinya.
- Bagi seorang pemeditator Samatha yang akan berlatih Vipassana bukan Jhananya yang membantu mereka ber-Vipassana tetapi konsentrasinya, karena tak mungkin mereka berlatih Vipassana selagi berada dalam Jhana, mereka harus keluar dulu dari Jhana.

Lantas apakah manfaat terbesar pencapaian Jhana dalam melatih Vipassana?

Manfaat utamanya memiliki Jhana adalah, konsentrasinya yang masih kuat ketika baru keluar dari Jhana dapat membantu meditator memperhatikan objek dengan lebih terkonsentrasi dalam waktu lama tanpa terganggu oleh bentuk-bentuk pikiran yang muncul.

Tetapi fungsi konsentrasi seperti inipun juga akan muncul pada pemeditator direct Vipassana, bila mereka berlatih dengan intensif sebagaimana layaknya pemeditator Samatha. Itulah sebabnya ada seorang guru meditasi Vipassana yang mengatakan, " it was too easy for a Vipassana meditator to achieve Jhana"

Coba perhatikan bahwa pemeditator Samatha mengatakan sangat mudah berlatih Vipassana bila kita memiliki Jhana.
Seorang meditator Vipassana juga mengatakan hal yang sama, "sangat mudah bagi pemeditator Vipassana untuk mencapai Jhana"
Lantas apa korelasinya disini? Tak lain dan tak bukan adalah konsentrasinya, bukan Jhananya. Karena bila konsentrasi kita kuat maka, kita dapat melihat segala sesuatu apa adanya. Dengan konsentrasi yang kuat pikiran menjadi lentur dan mudah diarahkan.

Semoga kita semua berbahagia.

 _/\_
« Last Edit: 06 December 2009, 11:45:22 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #7 on: 06 December 2009, 07:49:49 PM »
3. He who is controlled in hand, in foot, in speech, and in the highest (i.e., the head); he who delights in meditation, 3 and is composed; he who is alone, and is contented - him they call a bhikkhu.

Dhammapada

Apa umat awam tidak bisa terkendali di perbuatan dan pikiran dan tidak mungkin berhasil dalam meditasi?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #8 on: 06 December 2009, 08:23:24 PM »
 [at] ts:
*telat*
meditasi umat awam sama yg tidak awam memang ada perbedaanya tah? barangnya itu2x jg kan?
There is no place like 127.0.0.1

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #9 on: 07 December 2009, 03:09:23 PM »
[at] ts:
*telat*
meditasi umat awam sama yg tidak awam memang ada perbedaanya tah? barangnya itu2x jg kan?
Umat awam dg bhikkhu jelas beda.

Beda model baju nya.

:D

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #10 on: 07 December 2009, 03:23:48 PM »
Beda silanya donkkk. hahaha.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #11 on: 07 December 2009, 03:57:16 PM »
Quote
Dan saya pernah dengar bahwa untuk melatih direct Vipasanna bagi umat awam, maka ia harus melatih intensif biasanya harus 10 hari lebih, kalau sampai terputus dan semata-mata ia melatih dirumah 1-3 jam pun, itu tidak berarti terlalu banyak. Jadi orang tersebut mengatakan seperti yo-yo maju  mundur. Kecuali dia intensif seharian berlatih. Apalagi seorang perumah tangga yang melakukan aktivitas seksual suami istri ketika sedang tidak berlatih vipasana.

Berbeda dengan berlatih samatha hingga tercapainya jhana. di rumah misal dia intensif latihan 2-3 jam sehari 2x dengan memperhatikan sila yang ada, lebih cepat mencapainya.

Saudara Bond yang baik,
Maaf saya memiliki pendapat yang berbeda, kalau menurut saya bila seseorang berlatih Vipassana walaupun 2-3 jam sehari tetap sangat berarti, walaupun tentu saja lebih baik bila mereka berlatih seharian penuh. Mahasi Sayadaw mengatakan: "setiap tarikan nafas yang dilakukan dengan penuh perhatian akan membawa kita semakin dekat ke Nibbana".

Pada seseorang yang memiliki Jhana memang pencapaiannya akan lebih cepat bila dia berlatih Vipassana, tetapi untuk mencapai kemajuan hingga tercapai Jhana adalah sama sulit atau bahkan lebih sulit daripada, mencapai kemajuan Nana-nana dalam meditasi direct Vipassana.

Ada perumpamaan yang dibuat oleh sebagian meditator (entah umat awam maupun bhikkhu) yang memulai dengan samatha yaitu:
"Bagaimana kita bisa melihat apa yang ada dalam kolam bila airnya keruh?, jadi endapkan dahulu kekotorannya, setelah kekotorannya mengendap dan air kolamnya menjadi jernih baru kita dapat melihat apa yang ada dalam kolam tersebut dengan mudah. Demikian juga dengan Vipassana, endapkan dahulu kekotoran batin, maka setelah kekotoran batin menjadi mengendap akan lebih mudah melihat kekotoran tersebut".

Logika sederhana yang baik, tetapi logika ini dibuat oleh mereka yang mungkin belum pernah berlatih direct Vipassana. Logika ini hanya menimbulkan rasa skeptis pada direct Vipassana.

Ada hal-hal yang dilupakan oleh pemeditator Samatha yang bersemboyan pada logika tsb, yaitu:

- Dalam meditasi Vipassana kita bukan berusaha menilai ini kekotoran atau bukan, tidak demikian. Dalam Vipassana kita berusaha melihat semua fenomena (baik yang bersih maupun yang kotor) sebagaimana apa adanya , yaitu melihat karakteristik dari semua kondisi (tilakkhana).
- Dalam Vipassana baik kekotoran batin maupun pikiran-pikiran yang baik adalah objek Vipassana yang baik. Semua merupakan objek yang patut diperhatikan, tetapi harus diingat waktu memperhatikan kita jangan sampai terseret pada bentuk-bentuk batin tersebut.
- melihat kebaikan atau keburukan batin tak memerlukan Jhana. contohnya: apakah kita memerlukan Jhana bila melihat kemarahan muncul, iri hati, keserakahan, rasa tidak puas dsbnya? Demikian juga apakah kita memerlukan Jhana untuk melihat bila rasa senang, gembira, nikmat, bahagia, tenang, damai dsbnya muncul?
- dalam Vipassana kita tak menilai ini baik atau ini buruk, seorang pemeditator Vipassana melihat tanpa bereaksi terhadap apa yang muncul , mereka tidak tertarik untuk menilai baik atau buruknya yang dilihat, mengapa demikian? Pada waktu batin kita mulai menilai ini baik atau buruk, maka maka timbullah persepsi terhadap objek yang kita perhatikan dan timbullah kemelekatan.
- Pemeditator Vipassana hanya memperhatikan semua proses yang muncul dari awal, berkembang penuh dan kemudian tenggelam kembali. Jadi hanya prosesnya yang diperhatikan dengan teliti, bukan isinya.
- Bagi seorang pemeditator Samatha yang akan berlatih Vipassana bukan Jhananya yang membantu mereka ber-Vipassana tetapi konsentrasinya, karena tak mungkin mereka berlatih Vipassana selagi berada dalam Jhana, mereka harus keluar dulu dari Jhana.

Lantas apakah manfaat terbesar pencapaian Jhana dalam melatih Vipassana?

Manfaat utamanya memiliki Jhana adalah, konsentrasinya yang masih kuat ketika baru keluar dari Jhana dapat membantu meditator memperhatikan objek dengan lebih terkonsentrasi dalam waktu lama tanpa terganggu oleh bentuk-bentuk pikiran yang muncul.

Tetapi fungsi konsentrasi seperti inipun juga akan muncul pada pemeditator direct Vipassana, bila mereka berlatih dengan intensif sebagaimana layaknya pemeditator Samatha. Itulah sebabnya ada seorang guru meditasi Vipassana yang mengatakan, " it was too easy for a Vipassana meditator to achieve Jhana"

Coba perhatikan bahwa pemeditator Samatha mengatakan sangat mudah berlatih Vipassana bila kita memiliki Jhana.
Seorang meditator Vipassana juga mengatakan hal yang sama, "sangat mudah bagi pemeditator Vipassana untuk mencapai Jhana"
Lantas apa korelasinya disini? Tak lain dan tak bukan adalah konsentrasinya, bukan Jhananya. Karena bila konsentrasi kita kuat maka, kita dapat melihat segala sesuatu apa adanya. Dengan konsentrasi yang kuat pikiran menjadi lentur dan mudah diarahkan.

Semoga kita semua berbahagia.

 _/\_

Thx mbah  

Yg dibold pointnya ;D _/\_

« Last Edit: 08 December 2009, 05:17:54 PM by fabian c »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline epicentrum

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 169
  • Reputasi: 17
  • Gender: Female
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #12 on: 07 December 2009, 09:34:31 PM »
meditate.... just try and feel the 'taste'
tiada 1 sebab menghasilkan 1 akibat
tiada banyak sebab menghasilkan 1 akibat
tiada 1 sebab menghasilkan banyak akibat
yg ada banyak sebab menghasilkan banyak akibat

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #13 on: 08 December 2009, 01:17:17 AM »
Kalau seperti yg dikutip Bro Char dari Dhammapada tentang kriteria seorang bhikkhu, tentu saja kata bhikkhu dalam berbagai sutta bisa ditujukan pd umat jg. Sang Buddha dan Sangha pada masa awalnya kelihatannya tdk terlalu mengurusi pengembangan samadhi oleh umat, melainkan lebih pada hal2 bersifat saddha, sila, cagha, penghidupan benar dsb yg sifatnya umum. Sedangkan tentang samadhi, biasanya itu karena umat yg tertarik dan bertanya baru dijelaskan kemudian.

Kalaupun yg bisa dikatakan sbg tuntunan meditasi pd umat awam, salah 1 nya di Kalama Sutta, dimana diberikan tuntunan meditasi dengan objek Brahmavihara. Ada tambahan? :D
appamadena sampadetha

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Adakah referensi meditasi untuk umat awam?
« Reply #14 on: 08 December 2009, 09:21:30 AM »
btw apakah kalo umat awam jika tdk dituntut untuk meditasi, tidak boleh meditasi ya? wkwkw atao malas meditasi aja so jdkan alasan gt lol =)) =)) =))

 _/\_