yg saya ingin tanyakan, apakah ada contoh kasus seorang awam yg mencapai tingkat kesucian arahat, namun tidak memasuki Sangha sehingga mati dan mencapai parinibbana saat itu juga?
Kisah Menteri Santati
Raja Pasenadi mengadakan pesta selama tujuh hari dengan gadis gadis penari muda belia untuk memberi kegembiraan pada Menteri Santati yang telah berhasil menumpas pemberontakan di perbatasan.
Pada hari ke tujuh dengan menunggang gajah kerajaan. Menteri Santati pergi mandi ke tepi sungai.
Ditengah perjalanan ia bertemu dengan Sang Buddha yang sedang berpindapatta, dan Santati menghormat kepada Sang Buddha.
Pesta Menteri Santati berlangsung sepanjang hari dan sore harinya pesta berlangsung di taman, minum lebih banyak dan menari dengan gadis penari.
Gadis penari mencoba menyenangkan dan menghibur hari Menteri Santati, tetapi saat menari dia terserang kejang-kejang dan pingsan kemudian meninggal dunia dengan mata dan mulut terbuka. Menteri tertekan batinnya dan ia kecewa berat.
(Gadis penari itu memang disukai Menteri Santati)
Pada saat itu ia memerlukan perlindungan, kemudian ia pergi menemui Sang Buddha bersama dengan para pengikutnya dan menceritakan penderitaan yang ia alami setelah kematian gadis penarinya”
Dia berkata “Bhante, tolonglah hilangkan penderitaanku, jadilah pelindungku, berikan ketenangan hatiku”
Kepadanya Sang Buddha berkata “istirahatlah anakku, engkau telah datang kepada seseorang yang dapat menolongmu, seseorang yang dapat menghiburmu dan menjadi pelindungmu, Air mata yang telah engkau tumpahkan pada saat penari itu meninggal dunia bersamaan dengan air mata selama kelahiran kembali yang berulang-ulang lebih banyak jumlahnya daripada air terdapat dalam samudra”
Sang Buddha mengucapkan syair ini :
‘Pada saat lampau terdapat dalam dirimu kemelekatan (upadana) yang disebabkan keserakahan; lenyapkanlah hal itu. Pada saat mendatang, janganlah bawa kemelekatan dalam dirimu. Jangan pula menempatkan kemelekatan terhadap apapun pada saat sekarang; dengan tidak memiliki kemelekatan keserakahan dan kebencian akan lenyap dalam dirimu dan engkau akan merelealisasi “Kebenaran Mutlak” (Nibbana)’Setelah mendengar syair ini, Menteri Santati mencapai tingkat kesucian Arahatta.
Setelah mengetahui bahwa usia kehidupannya akan berakhir, maka ia minta izin kepada Sang Buddha untuk merealisasi “Kebebasan Akhir” dan Sang Budda merestuinya.
Maka YA Santati terbang setinggi tujuh pohon palm, di angkasa ia konsentrasi dengan objek perwujudan api, sampai akhirnya merealisasi "Kebebasan Akhir"(Parinibbana) tubuhnya berkobar, darah dan dagingnya menguap terbakar dan tulang menjadi relik berterbangan di angkasa dan terjatuh pada sehelai kain bersih yang di rentangkan oleh para Bhikkhu atas petunjuk Sang Buddha.
bisa baca juga 'Bahiya Sutta'