//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: orang bodoh saja bisa arahat.....why?  (Read 12512 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« on: 07 January 2010, 12:22:41 AM »
berikut adalah kisah bikkhu Culapanthaka
Spoiler: ShowHide
Kisah Culapanthaka ( II:5 )

Bendahara Kerajaan di Rajagaha mempunyai dua orang cucu laki-laki bernama Mahapanthaka dan Culapanthaka. Mahapanthaka, yang tertua, selalu menemani kakeknya mendengarkan khotbah Dhamma. Kemudian Mahapanthaka bergabung menjadi murid Sang Buddha.

Culapanthaka mengikuti jejak kakaknya menjadi bhikkhu pula. Tetapi, karena pada kehidupannya yang lampau pada masa keberadaan Buddha Kassapa, Culapanthaka telah menggoda seorang bhikkhu yang sangat bodoh, maka dia dilahirkan sebagai orang dungu pada kehidupannya saat ini. Dia tidak mampu mengingat meskipun hanya satu syair dalam empat bulan. Mahapanthaka sangat kecewa dengan adiknya dan mengatakan bahwa adiknya tidak berguna.

Suatu waktu, Jivaka datang ke vihara mengundang Sang Buddha dan para bhikkhu yang ada, untuk berkunjung makan siang di rumahnya. Mahapanthaka, yang diberi tugas untuk memberitahu para bhikkhu tentang undangan makan siang tersebut, mencoret Culapanthaka dari daftar undangan. Ketika Culapanthaka mengetahui hal itu dia merasa sangat kecewa dan memutuskan untuk kembali hidup sebagai seorang perumah tangga.

Mengetahui keinginan tersebut, Sang Buddha membawanya dan menyuruhnya duduk di depan Gandhakuti. Kemudian Beliau memberikan selembar kain bersih kepada Culapanthaka dan menyuruhnya untuk duduk menghadap ke Timur dan menggosok-gosok kain itu. Pada waktu bersamaan dia harus mengulang kata "Rajoharanam", yang berarti "kotor". Sang Buddha kemudian pergi ke tempat kediaman Jivaka, menemani para bhikkhu.

Culapanthaka mulai menggosok selembar kain tersebut, sambil mengucapkan "Rajoharanam", Berulang kali kain itu digosok dan berulang kali pula kata-kata rajoharanam meluncur dari mulutnya.

Berulang dan berulang kali.

Karena terus-menerus digosok, kain tersebut menjadi kotor. Melihat perubahan yang terjadi pada kain tersebut, Culapanthaka tercenung. Ia segera menyadari ketidak-kekalan segala sesuatu yang berkondisi.

Dari rumah Jivaka, Sang Buddha dengan kekuatan supranatural-Nya mengetahui kemajuan Culapanthaka. Beliau dengan kekuatan supranatural-Nya menemui Culapanthaka, sehingga seolah-olah Beliau tampak duduk di depan Culapanthaka, dan berkata:

"Tidak hanya selembar kain yang dikotori oleh debu; dalam diri seseorang ada debu hawa nafsu (raga), debu keinginan jahat (dosa), dan debu ketidak-tahuan (moha), seperti ketidak-tahuan akan empat kesunyataan mulia. Hanya dengan menghapuskan hal-hal tersebut seseorang dapat mencapai tujuannya dan mencapai arahat".

Culapanthaka mendengarkan pesan tersebut dan meneruskan bermeditasi. Dalam waktu yang singkat mata batinnya terbuka dan ia mencapai tingkat kesucian arahat, bersamaan dengan memiliki "Pandangan Terang Analitis". Maka Culapanthaka tidak lagi menjadi orang dungu.

Di rumah Jivaka, para umat akan menuang air sebagai tanda telah melakukan perbuatan dana; tetapi Sang Buddha menutup mangkoknya dengan tangan dan berkata bahwa masih ada bhikkhu yang ada di vihara. Semuanya mengatakan bahwa tidak ada bhikkhu yang tertinggal. Sang Buddha menjawab bahwa masih ada satu orang bhikkhu yang tertinggal dan memerintahkan untuk menjemput Culapanthaka di vihara.

Ketika pembawa pesan dari rumah Jivaka tiba di vihara, dia menemukan tidak hanya satu orang, tetapi ada seribu orang bhikkhu yang serupa. Mereka semua diciptakan oleh Culapanthaka, yang sekarang telah memiliki kekuatan supranatural. Utusan tersebut kagum dan dia pulang kembali dan melaporkan hal ini kepada Jivaka.

Utusan itu kembali diutus ke vihara untuk kedua kalinya dan diperintahkan untuk mengatakan bahwa Sang Buddha mengundang bhikkhu yang bernama Culapanthaka. Tetapi ketika dia menyampaikan pesan tersebut, seribu suara menjawab, "Saya adalah Culapanthaka". Dengan bingung, dia kembali ke rumah Jivaka untuk kedua kalinya.

Untuk ketiga kalinya dia disuruh kembali ke vihara. Kali ini, dia diperintahkan untuk menarik bhikkhu yang dilihatnya pertama kali mengatakan bahwa dia adalah Culapanthaka. Dengan cepat dia memegangnya dan semua bhikkhu yang lain menghilang, dan Culapanthaka menemani utusan tersebut ke rumah Jivaka.

Setelah makan siang, seperti yang diperintahkan oleh Sang Buddha, Culapanthaka menyampaikan khotbah Dhamma, khotbah tentang keyakinan dan keberanian, mengaum bagaikan raungan seekor singa muda. Ketika masalah Culapanthaka dibicarakan di antara para bhikkhu. Sang Buddha berkata bahwa seseorang yang rajin dan tetap pada perjuangannya akan mencapai tingkat kesucian arahat.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 25 berikut ini:

Dengan usaha yang tekun, semangat, disiplin dan pengendalian diri, hendaklah orang bijaksana membuat pulau bagi dirinya sendiri yang tidak dapat ditenggelamkan oleh banjir.



kita manusia awam, atau para bikkhu sangha sekarang...saya jamin tidak mungkin sebodoh dan pelupa seperti Bikkhu Culapanthaka...

1.dikatakan adalah hanya 1 syair dalam 4 bulanitu pun "tidak mampu" jadi...saya pikir apakah cerita ini sungguhan atau rekaan?

2.apabila cerita ini benar...apakah "sati" tidak ada hubungannya dengan "mengingat/kemampuan mencerap"?

3.lalu bagaimana dengan bikkhu sangha yg sekarang berlatih giat dan dengan di berkahi ke-normalan-nya...masih kesulitan mencapai "arahat" apalagi kita umat awam?

4.berapa lama waktu bikkhu tersebut mencapai arahat di hitung mulai dari belajar dhamma?
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #1 on: 07 January 2010, 03:28:43 AM »
Adalah suatu berkah besar apabila mampu hidup dizaman yang sama dengan Sammasambuddha

Untuk terlahir sebagai manusia,
saya kira kita semua cukup paham bagaimana sulitnya
Apalagi berjodoh dengan Dhamma,
lebih lebih lagi berjodoh dengan sammasambuddha
dalam dua kehidupan pula lagi...

Setelah lebih kurang memahami besarnya "berkah" (atau mungkin istilah kerennya "parami") yang dimiliki si bodoh.

Apakah anda yakin ?
kalau bhikku tersebut hanya bermodalkan dhamma yang ia pelajari di zaman siddartha gautama ?
lebih-lebih lagi dengan 2 kekuatan batin yang ia miliki pada hari yang sama ia menembus.

dan mungkin nanti bakalan ada pertanyaan nomer 5.
yang isinya: "Mengapa Kassapa gagal mendidik Bhikku tersebut, dan Mengapa Gautama mampu membimbing sampai penembusan"
« Last Edit: 07 January 2010, 03:36:45 AM by Kemenyan »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #2 on: 07 January 2010, 09:01:12 AM »
mungkin Kassapa bukan gagal, tetapi berhasil mempersiapkan sang murid agar dapat mencapai penceerahan di masa depan

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #3 on: 07 January 2010, 09:04:59 AM »
Adalah suatu berkah besar apabila mampu hidup dizaman yang sama dengan Sammasambuddha

Untuk terlahir sebagai manusia,
saya kira kita semua cukup paham bagaimana sulitnya
Apalagi berjodoh dengan Dhamma,
lebih lebih lagi berjodoh dengan sammasambuddha
dalam dua kehidupan pula lagi...

Setelah lebih kurang memahami besarnya "berkah" (atau mungkin istilah kerennya "parami") yang dimiliki si bodoh.

Apakah anda yakin ?
kalau bhikku tersebut hanya bermodalkan dhamma yang ia pelajari di zaman siddartha gautama ?
lebih-lebih lagi dengan 2 kekuatan batin yang ia miliki pada hari yang sama ia menembus.

dan mungkin nanti bakalan ada pertanyaan nomer 5.
yang isinya: "Mengapa Kassapa gagal mendidik Bhikku tersebut, dan Mengapa Gautama mampu membimbing sampai penembusan"

memang sebuah berkah besar.....

tapi saya tanyakan apakah sati berbeda dengan kemampuan mencerap?

dari apa yg saya tangkap cerita ini, apakah mencapai arahat hanya di perlukan sadar "saat ini" dan tidak butuh yg lain?

kemudian ketika sesudah mencapai arahat, disitu "kemampuan mencerap-nya pun naik"
harus nya ada donk antara sati dan kemampuan mencerap....
masalah nya adalah "dari bodoh sampai pintar ga nyampe 1 minggu"

apa bikkhu bodoh lebih cepat mencapai arahat dari pada bikkhu normal?

saya kira kalau di jawab dengan hanya "kamma dan parami" maka tidak perlu lagi kita meneliti sutta....soalnya jawabannya ampuh...hehehe :)

mungkin Kassapa bukan gagal, tetapi berhasil mempersiapkan sang murid agar dapat mencapai penceerahan di masa depan
yap, maybe   :)
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #4 on: 07 January 2010, 09:38:07 AM »
Pertama-tama, "kebodohan" Culapanthaka adalah rintangan kamma, bukan berarti dari dulu tidak pernah berlatih. (Menurut kisah-kisahnya, ia telah berlatih 20.000 tahun penuh di masa Buddha Kassapa.) Ke dua, "kebodohan"-nya bukan berkaitan dengan pencerapan atau seperti orang autistik, tetapi tidak mampu "mengingat". Ingatan berkenaan dengan masa lampau, Sati berkenaan dengan "saat ini". Jadi bisa-bisa saja orang mengembangkan Sati walaupun mengalami gangguan ingatan. Ke tiga, Culapanthaka memang bertekad menjadi maha-savaka dan parami-nya belum cukup pada masa Buddha Kassapa. Jadi bukannya Buddha Kassapa yang "payah", tetapi memang belum waktunya saja. Terakhir, Buddha Gotama memang memiliki "ikatan" masa lampau dengan Culapanthaka di mana dikisahkan "Culapanthaka" belajar dari seorang guru (Bodhisatta) namun tidak bisa ingat apa-apa, jadi diberikan sebaris "mantra", yang kemudian menyelamatkan dirinya dari pencuri. "Mantra" itu kemudian juga menyelamatkan raja dari usaha pembunuhan. Dalam kisah lain, bermodal bangkai tikus dan petunjuk dari Bodhisatta, "Culapanthaka" yang baru datang ke kota dengan tangan kosong, mampu menjadi orang yang kaya raya dalam 4 bulan.
Jadi tidaklah mengherankan kalau Culapanthaka di kehidupan terakhir pun memiliki kecocokan untuk belajar dari Buddha Gotama.


Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #5 on: 07 January 2010, 09:46:26 AM »
seseorang bisa tercerahkan karena kondisinya pas, ada penyebab yang sesuai :)
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #6 on: 08 January 2010, 12:08:34 AM »
Pertama-tama, "kebodohan" Culapanthaka adalah rintangan kamma, bukan berarti dari dulu tidak pernah berlatih. (Menurut kisah-kisahnya, ia telah berlatih 20.000 tahun penuh di masa Buddha Kassapa.) Ke dua, "kebodohan"-nya bukan berkaitan dengan pencerapan atau seperti orang autistik, tetapi tidak mampu "mengingat". Ingatan berkenaan dengan masa lampau, Sati berkenaan dengan "saat ini". Jadi bisa-bisa saja orang mengembangkan Sati walaupun mengalami gangguan ingatan. Ke tiga, Culapanthaka memang bertekad menjadi maha-savaka dan parami-nya belum cukup pada masa Buddha Kassapa. Jadi bukannya Buddha Kassapa yang "payah", tetapi memang belum waktunya saja. Terakhir, Buddha Gotama memang memiliki "ikatan" masa lampau dengan Culapanthaka di mana dikisahkan "Culapanthaka" belajar dari seorang guru (Bodhisatta) namun tidak bisa ingat apa-apa, jadi diberikan sebaris "mantra", yang kemudian menyelamatkan dirinya dari pencuri. "Mantra" itu kemudian juga menyelamatkan raja dari usaha pembunuhan. Dalam kisah lain, bermodal bangkai tikus dan petunjuk dari Bodhisatta, "Culapanthaka" yang baru datang ke kota dengan tangan kosong, mampu menjadi orang yang kaya raya dalam 4 bulan.
Jadi tidaklah mengherankan kalau Culapanthaka di kehidupan terakhir pun memiliki kecocokan untuk belajar dari Buddha Gotama.


jadi begitu ya menurut anda bro...menyadari ga ada hubungannya dengan "mengingat".
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #7 on: 08 January 2010, 09:03:21 AM »
Pertama-tama, "kebodohan" Culapanthaka adalah rintangan kamma, bukan berarti dari dulu tidak pernah berlatih. (Menurut kisah-kisahnya, ia telah berlatih 20.000 tahun penuh di masa Buddha Kassapa.) Ke dua, "kebodohan"-nya bukan berkaitan dengan pencerapan atau seperti orang autistik, tetapi tidak mampu "mengingat". Ingatan berkenaan dengan masa lampau, Sati berkenaan dengan "saat ini". Jadi bisa-bisa saja orang mengembangkan Sati walaupun mengalami gangguan ingatan. Ke tiga, Culapanthaka memang bertekad menjadi maha-savaka dan parami-nya belum cukup pada masa Buddha Kassapa. Jadi bukannya Buddha Kassapa yang "payah", tetapi memang belum waktunya saja. Terakhir, Buddha Gotama memang memiliki "ikatan" masa lampau dengan Culapanthaka di mana dikisahkan "Culapanthaka" belajar dari seorang guru (Bodhisatta) namun tidak bisa ingat apa-apa, jadi diberikan sebaris "mantra", yang kemudian menyelamatkan dirinya dari pencuri. "Mantra" itu kemudian juga menyelamatkan raja dari usaha pembunuhan. Dalam kisah lain, bermodal bangkai tikus dan petunjuk dari Bodhisatta, "Culapanthaka" yang baru datang ke kota dengan tangan kosong, mampu menjadi orang yang kaya raya dalam 4 bulan.
Jadi tidaklah mengherankan kalau Culapanthaka di kehidupan terakhir pun memiliki kecocokan untuk belajar dari Buddha Gotama.


jadi begitu ya menurut anda bro...menyadari ga ada hubungannya dengan "mengingat".

Ya, menurut saya begitu.


Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #8 on: 08 January 2010, 12:59:09 PM »
Adalah suatu berkah besar apabila mampu hidup dizaman yang sama dengan Sammasambuddha

Untuk terlahir sebagai manusia,
saya kira kita semua cukup paham bagaimana sulitnya
Apalagi berjodoh dengan Dhamma,
lebih lebih lagi berjodoh dengan sammasambuddha
dalam dua kehidupan pula lagi...

Setelah lebih kurang memahami besarnya "berkah" (atau mungkin istilah kerennya "parami") yang dimiliki si bodoh.

Apakah anda yakin ?
kalau bhikku tersebut hanya bermodalkan dhamma yang ia pelajari di zaman siddartha gautama ?
lebih-lebih lagi dengan 2 kekuatan batin yang ia miliki pada hari yang sama ia menembus.

dan mungkin nanti bakalan ada pertanyaan nomer 5.
yang isinya: "Mengapa Kassapa gagal mendidik Bhikku tersebut, dan Mengapa Gautama mampu membimbing sampai penembusan"

memang sebuah berkah besar.....

tapi saya tanyakan apakah sati berbeda dengan kemampuan mencerap?

dari apa yg saya tangkap cerita ini, apakah mencapai arahat hanya di perlukan sadar "saat ini" dan tidak butuh yg lain?

kemudian ketika sesudah mencapai arahat, disitu "kemampuan mencerap-nya pun naik"
harus nya ada donk antara sati dan kemampuan mencerap....
masalah nya adalah "dari bodoh sampai pintar ga nyampe 1 minggu"

apa bikkhu bodoh lebih cepat mencapai arahat dari pada bikkhu normal?

saya kira kalau di jawab dengan hanya "kamma dan parami" maka tidak perlu lagi kita meneliti sutta....soalnya jawabannya ampuh...hehehe :)


lebih tepatnya gini bro.,.... kemampuan utk mencerap itu adalah konsentrasi, yg secara batin disebut dengan ekaggata

ekaggata sebagai sabbacitta sadharana cetasika (cetasika yg muncul dalam semua citta) bisa saja berkolaborasi dengan akusala citta, atau dengan kusala citta

jadi apakah bisa melatih konsentrasi dengan objek yg tidak baik? bisa saja, namun hasilnya juga akan tidak baik  :))


berbeda dengan sati dimana sati adalah termasuk dalam sobhana cetasika....... yg notabene muncul bersamaan dengan panna dan berbagai sobhana cetasika lainnya

itu kenapa jika anda melatih konsentrasi plus sati dan berbagai sobhana cetasika (baca: vipassana), hasilnya adalah kusala citta yg powerful (baca: kesucian) _/\_

Offline DeddySetiawan46

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 19
  • Reputasi: 2
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #9 on: 25 January 2010, 05:24:19 PM »
menurut g mungkin seperti ini >>>   Kalau Si A yg pintar tapi byk melakukan karma buruk maka dia akan memperoleh buah dari karma buruk.... tapi bila Si B yg bodoh byk melakukan karma baik maka dia akan memperoleh buah karma baik.... jadi kepintaran seseorang tidak mempengaruhi kebaikan hati seseorang, kecuali kepintaran tersebut adalah kepintaran untuk dapat melihat yg baik dan yg buruk.... dan juga harus melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari - hari..........

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #10 on: 26 January 2010, 09:18:28 AM »
Yup, saat org melakukan kebaikan (bukan fisik, tapi secara batin), saat itu juga sebenarnya dia sedang berlatih panna.....

karena seringkali mungkin org "terlihat" sedang berbuat baik, misal dana tapi saat itu dia sedang memikirkan pamrihnya
atau mungkin saya bantu si A, hanya karena dia presdir di perusahaan tempat saya bekerja, bukan karena memang dia sedang perlu utk ditolong

semoga bermanfaat

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #11 on: 02 February 2010, 02:30:05 PM »
ingin menambahkan bahwa ariya puggala pun bisa dicapai oleh orang yg kurang pintar secara IQ yg disebut manda puggala

sedangkan org yg cerdas, disebut dengan tikkha puggala

Offline atmadjaja

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 1
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #12 on: 12 February 2010, 12:05:27 AM »
menurut saya sebetulnya dalam cerita Bikkhu Culapanthaka , itu mengandung arti yang sangat dalam yang di sampaikan oleh shang budha kepada kita , yaitu bahwa hidup manusia ini penuh dengan angan angan , dan impian impian yang ingin di capainya , bahkan mungkin impian dan keinginannya tersebut tidak akan tercapai sampai dia mati pun , karena mengapa ? karena hidupnya di arahkan bukan pada usaha dan perhatian pada saat ini akan tetapi di arahkan  ketidak pastian , masa depan , cita cita yang belum pasti , sehingga dia tidak bisa menyadari apa hakekat hidup ini yang sebenarnya , sedangkan Bikkhu Culapanthaka setelah mendengarkan sabda shang budha  bisa langsung mencapai arahat , itu di karenakan dia mengerti apa yang di maksud oleh shang budha yaitu , hidup adalah saat ini , maka dari pada itu pula pada saat itu pula Bikkhu Culapanthaka menyadari hakekat hidup ini yang sebenarnya , dan menyadari bahwa hidup ini adalah perubahan dan dia tahu bagaimana cara menyikapinya . saat itu pula pikirannya terbuka dan menjadi sadar mencapai kesadaran yang tertinggi .

jadi menurut saya Bikkhu Culapanthaka , bukannya bodoh ya , malah dia jenius dengan sekali dengar dia langsung mengerti ^^

Offline sumana

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Limit by yourself
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #13 on: 12 February 2010, 05:57:18 PM »
Sebenarnya kalau kita semua mau jujur, apakah benar kita bukan org bodoh ????
jika kita semua bukan org bodoh, ilmu pengetahuan utk apa dipelajari ? (berarti masih bodoh)

makna yg tersirat adalah, bahkan utk org bodoh saja bisa menjadi arahat, berarti sdh jelas.
sedangkan org yg jenius aja belum tentu mencapai arahat, bisa aja karena byk faktor2 kelemahan (lobha, dosa, dan moha)
sedangkan org yg bodoh, bisa mencapai arahat. karena faktor LDM tersebut tdk dominan, dan jg bukan berarti org bodoh itu benar2 bodoh.


pesan yg ingin disampaikan oleh Buddha adalah
"dalam diri seseorang ada debu hawa nafsu (raga), debu keinginan jahat (dosa), dan debu ketidak-tahuan (moha), seperti ketidak-tahuan akan empat kesunyataan mulia. Hanya dengan menghapuskan hal-hal tersebut seseorang dapat mencapai tujuannya dan mencapai arahat".

hal ini ditujukan bukan hanya org bodoh saja, ttp ke semuanya.
Kelahiran telah terjadi, sukha dan dukha silih berganti. Kehidupan tidak kekal, menggapai pembebasan terakhir (nibbana).

Offline akuilusi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 37
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #14 on: 19 February 2010, 01:42:05 PM »
berikut adalah kisah bikkhu Culapanthaka
Spoiler: ShowHide
Kisah Culapanthaka ( II:5 )

Bendahara Kerajaan di Rajagaha mempunyai dua orang cucu laki-laki bernama Mahapanthaka dan Culapanthaka. Mahapanthaka, yang tertua, selalu menemani kakeknya mendengarkan khotbah Dhamma. Kemudian Mahapanthaka bergabung menjadi murid Sang Buddha.

Culapanthaka mengikuti jejak kakaknya menjadi bhikkhu pula. Tetapi, karena pada kehidupannya yang lampau pada masa keberadaan Buddha Kassapa, Culapanthaka telah menggoda seorang bhikkhu yang sangat bodoh, maka dia dilahirkan sebagai orang dungu pada kehidupannya saat ini. Dia tidak mampu mengingat meskipun hanya satu syair dalam empat bulan. Mahapanthaka sangat kecewa dengan adiknya dan mengatakan bahwa adiknya tidak berguna.

Suatu waktu, Jivaka datang ke vihara mengundang Sang Buddha dan para bhikkhu yang ada, untuk berkunjung makan siang di rumahnya. Mahapanthaka, yang diberi tugas untuk memberitahu para bhikkhu tentang undangan makan siang tersebut, mencoret Culapanthaka dari daftar undangan. Ketika Culapanthaka mengetahui hal itu dia merasa sangat kecewa dan memutuskan untuk kembali hidup sebagai seorang perumah tangga.

Mengetahui keinginan tersebut, Sang Buddha membawanya dan menyuruhnya duduk di depan Gandhakuti. Kemudian Beliau memberikan selembar kain bersih kepada Culapanthaka dan menyuruhnya untuk duduk menghadap ke Timur dan menggosok-gosok kain itu. Pada waktu bersamaan dia harus mengulang kata "Rajoharanam", yang berarti "kotor". Sang Buddha kemudian pergi ke tempat kediaman Jivaka, menemani para bhikkhu.

Culapanthaka mulai menggosok selembar kain tersebut, sambil mengucapkan "Rajoharanam", Berulang kali kain itu digosok dan berulang kali pula kata-kata rajoharanam meluncur dari mulutnya.

Berulang dan berulang kali.

Karena terus-menerus digosok, kain tersebut menjadi kotor. Melihat perubahan yang terjadi pada kain tersebut, Culapanthaka tercenung. Ia segera menyadari ketidak-kekalan segala sesuatu yang berkondisi.

Dari rumah Jivaka, Sang Buddha dengan kekuatan supranatural-Nya mengetahui kemajuan Culapanthaka. Beliau dengan kekuatan supranatural-Nya menemui Culapanthaka, sehingga seolah-olah Beliau tampak duduk di depan Culapanthaka, dan berkata:

"Tidak hanya selembar kain yang dikotori oleh debu; dalam diri seseorang ada debu hawa nafsu (raga), debu keinginan jahat (dosa), dan debu ketidak-tahuan (moha), seperti ketidak-tahuan akan empat kesunyataan mulia. Hanya dengan menghapuskan hal-hal tersebut seseorang dapat mencapai tujuannya dan mencapai arahat".

Culapanthaka mendengarkan pesan tersebut dan meneruskan bermeditasi. Dalam waktu yang singkat mata batinnya terbuka dan ia mencapai tingkat kesucian arahat, bersamaan dengan memiliki "Pandangan Terang Analitis". Maka Culapanthaka tidak lagi menjadi orang dungu.

Di rumah Jivaka, para umat akan menuang air sebagai tanda telah melakukan perbuatan dana; tetapi Sang Buddha menutup mangkoknya dengan tangan dan berkata bahwa masih ada bhikkhu yang ada di vihara. Semuanya mengatakan bahwa tidak ada bhikkhu yang tertinggal. Sang Buddha menjawab bahwa masih ada satu orang bhikkhu yang tertinggal dan memerintahkan untuk menjemput Culapanthaka di vihara.

Ketika pembawa pesan dari rumah Jivaka tiba di vihara, dia menemukan tidak hanya satu orang, tetapi ada seribu orang bhikkhu yang serupa. Mereka semua diciptakan oleh Culapanthaka, yang sekarang telah memiliki kekuatan supranatural. Utusan tersebut kagum dan dia pulang kembali dan melaporkan hal ini kepada Jivaka.

Utusan itu kembali diutus ke vihara untuk kedua kalinya dan diperintahkan untuk mengatakan bahwa Sang Buddha mengundang bhikkhu yang bernama Culapanthaka. Tetapi ketika dia menyampaikan pesan tersebut, seribu suara menjawab, "Saya adalah Culapanthaka". Dengan bingung, dia kembali ke rumah Jivaka untuk kedua kalinya.

Untuk ketiga kalinya dia disuruh kembali ke vihara. Kali ini, dia diperintahkan untuk menarik bhikkhu yang dilihatnya pertama kali mengatakan bahwa dia adalah Culapanthaka. Dengan cepat dia memegangnya dan semua bhikkhu yang lain menghilang, dan Culapanthaka menemani utusan tersebut ke rumah Jivaka.

Setelah makan siang, seperti yang diperintahkan oleh Sang Buddha, Culapanthaka menyampaikan khotbah Dhamma, khotbah tentang keyakinan dan keberanian, mengaum bagaikan raungan seekor singa muda. Ketika masalah Culapanthaka dibicarakan di antara para bhikkhu. Sang Buddha berkata bahwa seseorang yang rajin dan tetap pada perjuangannya akan mencapai tingkat kesucian arahat.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 25 berikut ini:

Dengan usaha yang tekun, semangat, disiplin dan pengendalian diri, hendaklah orang bijaksana membuat pulau bagi dirinya sendiri yang tidak dapat ditenggelamkan oleh banjir.



kita manusia awam, atau para bikkhu sangha sekarang...saya jamin tidak mungkin sebodoh dan pelupa seperti Bikkhu Culapanthaka...

1.dikatakan adalah hanya 1 syair dalam 4 bulanitu pun "tidak mampu" jadi...saya pikir apakah cerita ini sungguhan atau rekaan?

2.apabila cerita ini benar...apakah "sati" tidak ada hubungannya dengan "mengingat/kemampuan mencerap"?

3.lalu bagaimana dengan bikkhu sangha yg sekarang berlatih giat dan dengan di berkahi ke-normalan-nya...masih kesulitan mencapai "arahat" apalagi kita umat awam?

4.berapa lama waktu bikkhu tersebut mencapai arahat di hitung mulai dari belajar dhamma?

mungkin intinya adalah karma..
dengan karma kita terlahir, dan akan menjadi apa sesuai karma..

_/\_

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #15 on: 19 February 2010, 01:50:17 PM »
jadi begitu ya menurut anda bro...menyadari ga ada hubungannya dengan "mengingat".

jawabnya...
apakah orang pelupa mempengaruhi kebijaksanaannya?
atau di balik sendikit
apakah orang yang pelupa semuanya tidak bijaksana?
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #16 on: 19 February 2010, 02:08:22 PM »
Setelah makan siang, seperti yang diperintahkan oleh Sang Buddha, Culapanthaka menyampaikan khotbah Dhamma, khotbah tentang keyakinan dan keberanian, mengaum bagaikan raungan seekor singa muda. Ketika masalah Culapanthaka dibicarakan di antara para bhikkhu. Sang Buddha berkata bahwa seseorang yang rajin dan tetap pada perjuangannya akan mencapai tingkat kesucian arahat.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 25 berikut ini:

Dengan usaha yang tekun, semangat, disiplin dan pengendalian diri, hendaklah orang bijaksana membuat pulau bagi dirinya sendiri yang tidak dapat ditenggelamkan oleh banjir.[/spoiler]


kita manusia awam, atau para bikkhu sangha sekarang...saya jamin tidak mungkin sebodoh dan pelupa seperti Bikkhu Culapanthaka...

1.dikatakan adalah hanya 1 syair dalam 4 bulanitu pun "tidak mampu" jadi...saya pikir apakah cerita ini sungguhan atau rekaan?

2.apabila cerita ini benar...apakah "sati" tidak ada hubungannya dengan "mengingat/kemampuan mencerap"?

3.lalu bagaimana dengan bikkhu sangha yg sekarang berlatih giat dan dengan di berkahi ke-normalan-nya...masih kesulitan mencapai "arahat" apalagi kita umat awam?

4.berapa lama waktu bikkhu tersebut mencapai arahat di hitung mulai dari belajar dhamma?

kepintaran itu korelasinya dengan konsentrasi/ekaggata bro yg termasuk salah satu dari 6 sabbacittasadharana cetasika (cetasika yg selalu ada dlm semua citta)

Ekaggata = konsentrasi terhadap satu objek, merupakan faktor batin yang mengkonsentrasikan batin terhadap satu objek. Faktor batin ini membuat kokoh batin di dalam mengalami objek

knp ga bs konsentrasi? krn batinnya goyah, bnyk ragu2, dsbnya.......

sati termasuk dalam sobhana cetasika, jadi kalo ada sati, PASTI ada ekaggata
tapi kalo ada ekaggata, belum tentu ada sati.... bisa aja konsentrasi pada hal2 yg akusala

diatas juga udh jelas khan bhw yg penting adalah :
1. usaha yang tekun,
2. semangat,
3. disiplin dan
4. pengendalian diri

dari cerita ini, saya justru melihat bhw jika org terus berusaha dengan giat dan sungguh2, dia PASTI akan memetik hasilnya....  _/\_

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #17 on: 19 February 2010, 02:12:10 PM »
ya donk... kan rasanya tidak adil kalo hanya karna pelupa alias bodoh lantas ga bisa mencapai kesucian... semua org punya kesempatan yang sama untuk mencapai kesucian asalkan tekun berlatih... dan bertemu guru yang tepat. (dengan persepsi sudah mengenal dhamma)
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #18 on: 19 February 2010, 02:24:30 PM »
kalau saya boleh revisi, sis..... mungkin bukan kesempatan yg sama namun semua org mempunyai kesempatan utk mencapai kesucian

tapi kesempatannya ga sama, misal yg tekun lebih berpotensi lebih cepat
yg konsentrasinya lebih bagus, berpotensi lebih cepat
dstnya

Itu yg disebut : Semua orang mempunyai bibit kebuddhaan

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #19 on: 19 February 2010, 02:36:37 PM »
kalau saya boleh revisi, sis..... mungkin bukan kesempatan yg sama namun semua org mempunyai kesempatan utk mencapai kesucian

tapi kesempatannya ga sama, misal yg tekun lebih berpotensi lebih cepat
yg konsentrasinya lebih bagus, berpotensi lebih cepat
dstnya

Itu yg disebut : Semua orang mempunyai bibit kebuddhaan

Ok lah... sama2 punya kesempatan mencapai kesucian ;D
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #20 on: 21 February 2010, 01:16:38 AM »
Ikut komentar yah...Kalau saya pikir,karena kebodohannya lah maka dia bisa mencapai arahat.Karena bodoh dia jadi lebih fokus.Usaha yang dilakukan hanya itu saja.Dan karmanya yang didapatnya sungguh baik karena lahir dan hidup di lingkungan buddhisme.

Kalau kita mau memperhatikan,semakin pintar seseorang.Semakin jauh pikirannya berkembang.Merencanakan ini itu..memikirkan ini itu.Orang bodoh tidak akan sebesar dan sejauh itu pemikirannya.Mereka lebih besar keyakinannya dari pada orang pintar.Mereka tidak pernah menganalisa seperti yang dilakukan orang pintar.

Disaat kita mendengarkan sesuatu pasti kita berpikir dulu..apakah ini benar??Apa maksud dari semua ini??Kenapa harus seperti ini???

Saya berkata karena saya memperbandingkan diri saya dengan bikhu itu.Untuk mencapai tahap yakin saja sampai hari ini belum.Untuk konsentrasi dalam meditasi saja susah.Karena pikirannya terlalu sering dipakai.Orang bodoh tidak akan banyak menggunakan pikirannya.Untuk mencapai arahat itu akan sangat membantu tapi untuk bersaing dalam kehidupan,orang bodoh akan mati.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #21 on: 21 February 2010, 10:49:08 AM »
Pertama-tama, "kebodohan" Culapanthaka adalah rintangan kamma, bukan berarti dari dulu tidak pernah berlatih. (Menurut kisah-kisahnya, ia telah berlatih 20.000 tahun penuh di masa Buddha Kassapa.) Ke dua, "kebodohan"-nya bukan berkaitan dengan pencerapan atau seperti orang autistik, tetapi tidak mampu "mengingat". Ingatan berkenaan dengan masa lampau, Sati berkenaan dengan "saat ini". Jadi bisa-bisa saja orang mengembangkan Sati walaupun mengalami gangguan ingatan. Ke tiga, Culapanthaka memang bertekad menjadi maha-savaka dan parami-nya belum cukup pada masa Buddha Kassapa. Jadi bukannya Buddha Kassapa yang "payah", tetapi memang belum waktunya saja. Terakhir, Buddha Gotama memang memiliki "ikatan" masa lampau dengan Culapanthaka di mana dikisahkan "Culapanthaka" belajar dari seorang guru (Bodhisatta) namun tidak bisa ingat apa-apa, jadi diberikan sebaris "mantra", yang kemudian menyelamatkan dirinya dari pencuri. "Mantra" itu kemudian juga menyelamatkan raja dari usaha pembunuhan. Dalam kisah lain, bermodal bangkai tikus dan petunjuk dari Bodhisatta, "Culapanthaka" yang baru datang ke kota dengan tangan kosong, mampu menjadi orang yang kaya raya dalam 4 bulan.
Jadi tidaklah mengherankan kalau Culapanthaka di kehidupan terakhir pun memiliki kecocokan untuk belajar dari Buddha Gotama.

Saya setuju dengan pernyataan Bro Kainyn  di atas.


Ikut komentar yah...Kalau saya pikir,karena kebodohannya lah maka dia bisa mencapai arahat.Karena bodoh dia jadi lebih fokus.Usaha yang dilakukan hanya itu saja.Dan karmanya yang didapatnya sungguh baik karena lahir dan hidup di lingkungan buddhisme.

Kalau kita mau memperhatikan,semakin pintar seseorang.Semakin jauh pikirannya berkembang.Merencanakan ini itu..memikirkan ini itu.Orang bodoh tidak akan sebesar dan sejauh itu pemikirannya.Mereka lebih besar keyakinannya dari pada orang pintar.Mereka tidak pernah menganalisa seperti yang dilakukan orang pintar.

Disaat kita mendengarkan sesuatu pasti kita berpikir dulu..apakah ini benar??Apa maksud dari semua ini??Kenapa harus seperti ini???

Untuk memahami Dhamma justru dibutuhkan kecerdasan namun bukan semata-mata kecerdasan dalam mengingat. Memang Culapanthaka dikatakan bodoh karena tidak mampu menghapal lebih dari satu bait, namun beliau mempunyai kebijaksanaan yang diperoleh dari pengembangan sati. Kebijaksanaan ini bukan diperoleh dari menghapal bait-bait Sutta namun dari pengalaman langsungnya tentang 'saat ini', tentang pemahaman fenomena batin dan jasmaninya.

Saya mengakui bahwa teori sutta memang penting, namun bila kita hanya menghapalnya, kita tidak akan memahami Dhamma. Walaupun hanya satu bait Dhamma yang kita ketahui, namun bila kita laksanakan dengan baik maka akan memberikan manfaat yang besar.

Lalu yang Sriyeklina katakan bahwa orang pintar terlalu mikir macam-macam, bertanya ini itu, merencanakan, menganalisa, dsb. IMO, bertanya, berencana, dan menganalisa, dalam batas tertentu adalah hal yang baik. Namun mengapa pertanyaan, rencana, dan analisis kemudian membuat kita bingung? Hal itu dikarenakan kita tidak mengimbanginya dengan kebijaksanaan. Kita hanya tau teori daripada praktik, sehingga otak kita hanya dipenuhi teori dan konsep-konsep. Bahkan selanjutnya, bila kita terus tidak melakukan praktik, kita akan mengembangkan pertanyaan, rencana, dan analisis yang tidak penting, mengembangkan kekhawatiran, kebingungan, dan ketakutan yang tidak perlu. 

Seperti yang Sriyeklina katakan pula, bahwa orang pintar punya banyak pertanyaan ini itu. IMO, punya banyak pertanyaan adalah hal yang baik. Jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin bisa kita temukan dengan 'menggali' sutta. Namun balik lagi, itu hanya menambah pengetahuan kita, dan selama kita belum mempraktikkannya, maka kebijaksanaan kita belum berkembang. Pada akhirnya ada satu pertanyaan yang harus bisa kita jawab sendiri, yaitu bagaimana hakikat sesungguhnya kita dan segala hal. Dan pertanyaan ini hanya bisa kita jawab seiring berkembangnya kebijaksanaan kita. Kita bisa mengutip sutta dengan mengatakan bahwa, "ooh saya tau, isi itu kosong, kosong itu isi. Semua hal adalah anatta". Tapi itu hanya sekedar kata-kata sutta bukan kata-kata dari kebijaksanaan kita.

Orang bodoh tidak akan banyak menggunakan pikirannya.Untuk mencapai arahat itu akan sangat membantu tapi untuk bersaing dalam kehidupan,orang bodoh akan mati.

Saya mengatakan pikiran saya sendiri sebagai "talkative mind". Pikiran saya terlalu cerewet, berpikir ini itu. Tapi saya merasa bodoh, karena terlalu banyak berpikir hal yang tidak penting. Bila ada orang bodoh yang tidak banyak berpikir, dan dia tau alasannya untuk tidak banyak berpikir (hal-hal yang tidak penting). Dan dia juga tau bagaimana mengendalikan pikirannya untuk hanya memikirkan hal-hal yang penting sehingga dia bisa hidup "saat ini",  maka saya akan mengatakannya sebagai orang yang cerdas/bijak.

Btw, orang yang bodoh secara intelektual, belum tentu akan mati ketika bersaing dalam kehidupan lho. Selain Kecerdasan Intelektual (IQ), juga dibutuhkan EQ dan SQ. Contohnya, bila seseorang yang sangat pintar namun tidak mempunyai interpersonal skill yang baik, tidak jujur, atau tidak rajin, belum tentu bisa berhasil juga.
« Last Edit: 21 February 2010, 10:50:57 AM by Mayvise »

Offline maya devi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 159
  • Reputasi: 16
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #22 on: 21 February 2010, 12:08:14 PM »
^^  :)

Culapanthaka dikatakan bodoh kerena tidak dapat mengingat 1 syair dalam 4 bulan, tapi berkat parami yg telah dikumpulkannya menyebabkan beliau mencapai arahat hanya dengan merenungkan perubahan yg terjadi pada kain tersebut.

Berarti kebodohan, kemalasan, kemarahan dkk bisa diperbaiki sehingga membuka jalannya kamma baik yg akan berbuah, sebaliknya kebodohan, kemalasan, kemarahan, kebencian dkk merintangi jalan kamma baik yg akan berbuah.  ;D

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #23 on: 21 February 2010, 01:57:14 PM »
Saya mempunyai seorang kenalan yg bisa dibilang 'tidak begitu pintar', juga pendidikannya tidak tamat SD sehingga tidak begitu bisa baca tulis.

Namun sikap kenalan sy ini betul2 sy kagumi. Saya tidak pernah melihat dia marah satu kali pun, tidak pernah iri, tidak pernah benci, selalu mengalah, sangat-sangat pemurah hati, dan tidak pernah berkeinginan lebih. orangnya selalu puas diri, rajin dan tidak pernah mengeluh, juga tidak pernah menyalahkan orang lain.... Saya melihat sikap seorang dewa bahkan mendekati Buddha pada diri kenalan sy yg 'tidak pintar ini'...

Kenalan sy ini sama sekali tidak mengenal teks2 Dhamma, bahkan tidak tau satu pun apa yg Buddha babarkan, namun pencapaian level Bathin-nya menurut saya jauh jauh jauh sekali dibanding saya yg jago hanya ngoceh doang...

Sy melihat keterkaitan kenyataan ini dengan bahasan kita, bahwa terdapat perbedaan antara level/pencapaian bathin dan kepintaran intelektual...

::
« Last Edit: 21 February 2010, 01:58:55 PM by williamhalim »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #24 on: 22 February 2010, 12:12:14 AM »
Yang dicontohkan bro williamhalim itulah yang saya maksudkan.

Kalau cuma sekedar teori mungkin kita bisa mengatakan orang bodoh juga bisa begini juga bisa begitu.Tapi dalam keseharian yang saya lihat sendiri.Mereka jauh bahagia dalam hidup karena keadaannya.

Mereka tidak menjadi serakah karena keterbatasan pikirannya.Coba Bro mayvise memperhatikan dan berdiskusi dengan orang bodoh.Coba suruh mereka mencuri dan lihat berapa takutnya mereka.Bahkan lebih besar rasa takut dari pada orang yang pintar/jenius.Kenapa???Orang pintar mempunyai kemampuan berpikir luas dan jauh.mereka melakukan sesuatu dan mencari jalan keluarnya.orang bodoh tidak sampai berpikir seperti itu.

Kalau saya memperhatikan diri saya sendiri.Dan bertanya kenapa bisa melekat pada banyak hal??Karena memuaskan nafsu duniawi saya ,karena panca indera saya.Dan semuanya itu diolah dipikiran.

Saya merasakan benci juga lewat pikiran.Marah,senang dll semuanya diolah di pikiran.Saya bisa mengatakan begini sejak saya belajar mengamati pikiran saya sendiri.Dan saya berpikir bahwa pikiran adalah pusat pabrik-nya.Dan kebijaksanaanlah yang diperlukan untuk mengendalikan pikiran.Dan orang bodoh tidak berpikir macam-macam.Orang bodoh yang hidup dalam lingkungan tidak baik sangat susah diluruskan.Begitu juga orang bodoh yang hidup dilingkungan Buddhisme akan susah dibelokkan.

Kenapa saya bilang orang bodoh akan mati dalam persaingan???Orang bodoh umumnya mengambil jalan itu cuma lurus saja.Jadi dia jika dia percaya,dia tidak akan berpikir panjang.Sangat mudah ditipu..

Maaf yah,saya masih belajar.Jadi mungkin ada yang bisa melengkapi...:)
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #25 on: 22 February 2010, 10:37:45 AM »
Yang dicontohkan bro williamhalim itulah yang saya maksudkan.

Kalau cuma sekedar teori mungkin kita bisa mengatakan orang bodoh juga bisa begini juga bisa begitu.Tapi dalam keseharian yang saya lihat sendiri.Mereka jauh bahagia dalam hidup karena keadaannya.

Mereka tidak menjadi serakah karena keterbatasan pikirannya.Coba Bro mayvise memperhatikan dan berdiskusi dengan orang bodoh.Coba suruh mereka mencuri dan lihat berapa takutnya mereka.Bahkan lebih besar rasa takut dari pada orang yang pintar/jenius.Kenapa???Orang pintar mempunyai kemampuan berpikir luas dan jauh.mereka melakukan sesuatu dan mencari jalan keluarnya.orang bodoh tidak sampai berpikir seperti itu.

Kalau dari pernyataan di atas, saya rasa (mohon dikoreksi bila salah), bro menilai orang bodoh sama dengan orang bijak, dan orang pintar sama dengan orang tidak bijak. Jadi saya rasa kita harus meluruskan pengertiannya dulu. Ada perbedaan antara “bodoh vs pintar” dan “bijak vs tidak bijak”.
1.Bodoh vs pintar: Perbedaan antara bodoh dan pintar adalah dari kecerdasan intelektual (IQ). Contoh: orang bodoh adalah orang yang tidak tamat SD (karena tidak mampu belajar, bukan karena tidak ada biaya), sedangkan orang pintar adalah seorang Cumlaude atau pemenang olimpiade matematika.
2.Bijak vs tidak bijak: Kita tidak menilai seseorang bijak atau tidak dari indeks prestasinya, tapi dari karakternya, dari bagaimana dia bersikap, dan memecahkan masalah. Kalau mau lebih dalam lagi, bagaimana dia mengendalikan pikirannya.

Nah, kita ambil contohnya bro Williamhalim. Sebut saja kenalannya itu dengan A. Si A tidak begitu pintar secara intelektual. Dia tidak tamat SD namun di sisi lain, dia tidak pernah marah, selalu mengalah, tidak pernah membenci, dsb.

Kalau si A tau alasan bahwa marah adalah sesuatu yang buruk, dia tau alasan untuk selalu mengalah, dan dia tau alasan untuk tidak membenci, maka sekalipun dia bodoh secara intelektual, saya katakan dia adalah orang yang bijak.

Tapi kalau si A itu, karena “kepolosannya”, dia selalu mengalah tapi dia tidak tau mengapa dia selalu mengalah. Mungkin karena dia “pecinta damai”. Dia mungkin selalu mengalah atau tidak pernah marah, karena dia takut dan tidak mau terjadi perselisihan dengan orang lain. Bahkan ekstrimnya, dia merasa bahwa gak apa kepentingannya diinjak-injak yang penting dia tidak menambah musuh. Nah, kalau seperti ini, belum bisa disebut bijaksana.

Saya pernah baca, ada seorang gadis yang terkenal sangat baik, manis, dan penolong. Kenapa? Karena dia tidak pernah mengatakan “Tidak”. Ada yang minta tolong, dia selalu menolong kapanpun, dimanapun. Ada yang marah, dia mengalah. Ada yang curhat, dia bersabar mendengarkan sekalipun dia sedang ada urusan penting. Dikatakan dalam cerita itu bahwa gadis itu terkenal seperti seorang peri yang baik hati. Ternyata jauh di lubuk hatinya dia tidak berbahagia. Dia merasa dia tidak pernah menyayangi dirinya sendiri. Dia selalu berkorban untuk orang lain. Dan ketika dia mulai belajar untuk berkata “tidak” pada hal-hal yang tidak bisa dia penuhi, dia pun merasa berbahagia.

Jadi, di sini saya hanya ingin menekankan bahwa bodoh vs pintar, tidak menentukan apakah dia bahagia atau tidak, dan tidak menentukan apakah dia bisa merealisasikan Dhamma atau tidak.

Tapi bijak vs tidak bijak, menentukan apakah dia bahagia atau tidak, dan menentukan apakah dia bisa merealisasikan Dhamma atau tidak.

Kalau misalnya ada orang yang saya suruh mencuri tapi dia gak mau. Jangan buru-buru menilai bahwa karena dia bodoh, maka dia tidak serakah. Tapi mungkin juga dia takut digebukin. Kalau misalnya saya bilang, “tenang aja” gak bakal ketahuan karena saya punya alat canggih ini itu. Ups, dia mungkin mau. Jadi harus tau juga alasan di balik tindakan. Jangan buru-buru menilai.

Akar dari keserakahan adalah keinginan. Semakin besar keinginan, semakin serakahlah jadinya. Bahkan orang bodohpun bisa sangat serakah lho, bukan hanya orang pintar. Kalau misalnya di suatu daerah miskin dan orang-orangnya bodoh. Coba kita bagikan beras, pasti berebutan bahkan ada yang terinjak-injak. Mengapa bisa terjadi? Karena keinginan mereka untuk makan, seringkali tidak terpenuhi. Dan api keinginan ini, makin lama makin besar. Atau ketika lagi nungguin busway dalam keadaan panas dan banyak polusi. Ketika bus datang, langsung dorong-dorongan, tidak peduli orang bodoh atau orang pintar semua mau didahulukan. Jadi intinya, bijak atau tidak bijak, lebih penting diperhatikan, daripada bodoh atau pintar.

Dan orang bodoh tidak berpikir macam-macam.Orang bodoh yang hidup dalam lingkungan tidak baik sangat susah diluruskan.Begitu juga orang bodoh yang hidup dilingkungan Buddhisme akan susah dibelokkan.

Mungkin kalimat ini perlu diperbaiki. Orang yang memegang suatu keyakinan atau prinsip dan dia punya alasan kuat untuk mempertahankannya, dia tidak percaya secara membuta, maka dia tidak mudah dibelokkan. Tapi orang yang memegang suatu prinsip atau keyakinan tanpa punya alasan yang kuat, maka dia mudah dibelokkan.

Kenapa saya bilang orang bodoh akan mati dalam persaingan???Orang bodoh umumnya mengambil jalan itu cuma lurus saja.Jadi dia jika dia percaya,dia tidak akan berpikir panjang.Sangat mudah ditipu..

Kalo yang ini sih, dia mudah ditipu karena kurangnya pengalaman. Coba nanti kalo kena tipu terus, lama-lama dia bisa bikin buku “tips tolak penipu”. Tapi bila dia tidak bijaksana, dia malah belajar jadi penipu.

Maaf yah,saya masih belajar.Jadi mungkin ada yang bisa melengkapi...:)

Ya, saya juga masih belajar. Kalau bro punya banyak pertanyaan yang melintas di benak, tidak apa. Orang kritis itu bagus. Semakin banyak dia menemukan jawaban yang memuaskan, semakin kuat keyakinannya. Tapi ya, jangan melupakan praktik kalau gak nanti pikiran hanya penuh dengan konsep dan teori. Sama seperti dua orang sahabat, Sariputta dan Moggalana. Mengapa Moggallana lebih cepat mencapai pencerahan? Karena sariputta “terlalu banyak mikir”. Tapi itu semua tidak masalah karena selama berada di jalur yang benar, kita akhirnya bisa merealisasikan Nibbana.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #26 on: 22 February 2010, 11:24:20 AM »
Yang dicontohkan bro williamhalim itulah yang saya maksudkan.

Kalau cuma sekedar teori mungkin kita bisa mengatakan orang bodoh juga bisa begini juga bisa begitu.Tapi dalam keseharian yang saya lihat sendiri.Mereka jauh bahagia dalam hidup karena keadaannya.
Misalnya pemakaian AC, bagi orang yang tidak tahu apa-apa yah menikmati saja. Setelah "banyak tahu" bahwa AC itu buruk bagi lingkungan, setiap pakai AC, pikiran kepedulian akan lingkungan menjadi mengganggu, jadi kurang bahagia. Akhirnya AC dimatikan, jadi kepanasan, kurang bahagia juga. Jadi bisa disimpulkan orang bodoh lebih bahagia, begitukah maksudnya?


Quote
Mereka tidak menjadi serakah karena keterbatasan pikirannya.Coba Bro Sis mayvise memperhatikan dan berdiskusi dengan orang bodoh.Coba suruh mereka mencuri dan lihat berapa takutnya mereka.Bahkan lebih besar rasa takut dari pada orang yang pintar/jenius.Kenapa???Orang pintar mempunyai kemampuan berpikir luas dan jauh.mereka melakukan sesuatu dan mencari jalan keluarnya.orang bodoh tidak sampai berpikir seperti itu.
Kalau dalam Ajaran Buddha, manakah yang lebih sesuai?
1. tidak berbuat jahat karena ditakut-takuti
2. tidak berbuat jahat karena mengerti akibatnya


Quote
Kalau saya memperhatikan diri saya sendiri.Dan bertanya kenapa bisa melekat pada banyak hal??Karena memuaskan nafsu duniawi saya ,karena panca indera saya.Dan semuanya itu diolah dipikiran.

Saya merasakan benci juga lewat pikiran.Marah,senang dll semuanya diolah di pikiran.Saya bisa mengatakan begini sejak saya belajar mengamati pikiran saya sendiri.Dan saya berpikir bahwa pikiran adalah pusat pabrik-nya.Dan kebijaksanaanlah yang diperlukan untuk mengendalikan pikiran.Dan orang bodoh tidak berpikir macam-macam.Orang bodoh yang hidup dalam lingkungan tidak baik sangat susah diluruskan.Begitu juga orang bodoh yang hidup dilingkungan Buddhisme akan susah dibelokkan.
Jika kemampuan berpikirlah yang dianggap masalah, bukankah seharusnya binatang yang lebih sedikit berpikir yang adalah lebih bahagia? Bagaimana pendapat Bro sriyeklina sendiri?



Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #27 on: 22 February 2010, 07:35:45 PM »
Maaf kalau OOT,ada yang bisa tunjukkan cara bagaimana meng-quote per bagian seperti bro Kainyn diatas??Saya tidak tahu caranya.

[at]Kainyn_Kutho n sis Mayvise

Jika kemampuan berpikirlah yang dianggap masalah, bukankah seharusnya binatang yang lebih sedikit berpikir yang adalah lebih bahagia? Bagaimana pendapat Bro sriyeklina sendiri?

Saya tidak pernah mengatakan bahwa kemampuan berpikir menjadi MASALAH.Atau mungkin kata-kata saya kurang cocok yah.Kata otak atau kesadaran mungkin lebih cocok.Bagi yang menganggap kata-kata itu lebih tepat.

Saya ada membaca sutta yang mengatakan bahwa kita menderita karena hidup di masa lalu dan dimasa datang.Tidak hidup dihari ini.Selagi lagi saya minta maaf yah,kalau saya untuk mengingat sutta yang mana.Jujur saya tidak ingat.Saya membaca sesuatu lebih senang mencari maknanya.Jadi tolong jangan ditanya balik ke saya lagi.

Jadi setelah saya membaca sutta itu,saya berpikir dan periksa diri.Dan sutta itu betul sekali.Selama ini yang membuat saya menderita karena berpikir tentang masa lalu dan mengkhawatirkan atau mengejar yang akan datang.Contoh:Jika saat ini saya belum punya rumah.Maka saya berusaha ,bagaimana mewujudkan rumah itu.Kenapa ingin punya rumah??Karena memikirkan banyak hal seperti:bagaimana jika punya anak nanti?Akan susah kontrak sana sini.Dan waktu yang tepat adalah saat belum menikah dan belum punya anak.Karena jika sudah punya anak,biaya akan semakin membesar.

Kira-kira seperti itulah contoh dalam hidup saya.Mungkin bagi sebagian orang yang punya pengalaman berbeda dalam hidup.Tidak akan memahami hal ini.

Saya bandingkan kehidupan saya dengan lingkungan lain yang saya tinggali.Sudah beberapa tahun saya hidup dikampung yang listrikpun tidak ada.Anda tahu tempat tinggal mereka hanya dari papan dengan ukuran 3x4m.Tapi mereka tidak menderita stress seperti yang saya alami.Mereka tetap ketawa walau cuma makan daun ubi hampir setiap hari.Mereka tidak pernah memusingkan hal-hal yang didepan.Mereka tidak stress karena tidak memiliki mobil atau televisi.Mereka hidup apa adanya dan menerima apa adanya.

Menurut bro Kainyn_kutho apakah karena mereka berpikir banyak/rumit/panjang sehingga bisa bahagia seperti itu?Banyak mana pikiran mereka dengan saya??

Saya bandingkan dengan penduduk lain yang masih dikampung itu juga.Menurut saya orang itu pintar.Cuma karena wawasan,pengetahuan dan pendidikan yang tidak ada.Dia cepat belajar.Apa saja yang kita ajarin dia cepat menangkap.Anda tahu apa yang terjadi???Awalnya dia orang yang lugu,tapi begitu dia pintar dan mengerti banyak hal.Bahkan saya sendiripun bisa dia buat terjungkal dalam usaha.Sangat-sangat jauh sekali perbedaannya dengan pertama kali saya kenal.

Anda tahu???Betapa awalnya saya sangat membenci orang itu.Dan semua pikiran buruk pun berjalan dipikiran saya.Saya bukan tidak bisa membalasnya.Saya bisa menghancurkan orang itu lebih parah.Tapi 1hal yang saya sadari,disaat saya merasakan benci dan berpikir buruk.Yang saya rasakan sangat menderita sekali.Apakah anda pernah merasakan hal itu????

Dan setelah membaca banyak hal sejak kenal forum ini.Saya mengerti kenapa orang itu begitu.Karena dia tidak bisa mengendalikan gejolak batinnya.Dia cenderung melepaskan dirinya dengan nafsu keduniawian.
Dari situ saya bisa katakan bahwa pikiran adalah pabriknya.Segala sesuatu hal baik atau buruk itu semua di proses disana.Selanjutnya baru terjadi tindakan.Dan kebijaksanaanlah yang sangat dibutuhkan untuk jadi pengendalinya.Sehingga disaat kita berpikir buruk,kebijaksanaan yang menyadarkan.Disaat kita berpikir baik,kebijaksanaan yang mendorong untuk mewujudkan.

Dan darimana kita dapatkan kebijaksanaan???Pengalamankah,wawasankah,pendidikankah???Apa semuanya itu tidak butuh kemampuan untuk berpikir dan mencerna yang diterima baik secara teori maupun praktek?Dan setelah kita cerna dan kita bisa terima.Selanjutnya apa???Keyakinan kan??

Bagaimana jika orang itu melompat langsung pada proses yakin.Dan menjalankan semua syarat untuk mendapat pencerahan.Apakah itu tidak boleh??Bukankah itu memotong jalur namanya menjadi lebih cepat?
Tapi tidak semua orang bisa seperti itu.karena orang yang biasa bermain dengan pikiran,pasti menerima sesuatu , dipikirkan dulu baru bisa yakin.Karena sudah menjadi kebiasaan jadi susah dirubah.




PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #28 on: 22 February 2010, 07:47:45 PM »
[at] Mayvise

Kalau misalnya ada orang yang saya suruh mencuri tapi dia gak mau. Jangan buru-buru menilai bahwa karena dia bodoh, maka dia tidak serakah. Tapi mungkin juga dia takut digebukin. Kalau misalnya saya bilang, “tenang aja” gak bakal ketahuan karena saya punya alat canggih ini itu. Ups, dia mungkin mau. Jadi harus tau juga alasan di balik tindakan. Jangan buru-buru menilai.

Bukankah karena bodoh dia tidak bisa memikirkan alat canggih itu?Dan karena pikirannya yang tidak sampai seperti itulah makanya membantu dia untuk tidak menjadi jahat.Tapi begitu dia menjadi tahu tentang ini itu yang bisa menyelamatkan.Dia menjadi lebih pintarkan??Sehingga dia berani melakukannya.

Dan sepertinya terjadi perbedaan pandangan tentang tingkat kebodohan antara sis dengan saya.Jadi kalau dibahas tidak akan ada selesainya.Karena kita tidak duduk sejajar.Tapi berseberangan.Berlawanan arah.Saya menghargai pandangan sis dan terima kasih atas masukkannya :)
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #29 on: 22 February 2010, 10:25:13 PM »
 [at] sriyeklina, Sang Buddha mengkategorikan 3 jenis kebijaksanaan, sutta, cinta dan bhavana maya panna.
mungkin bisa disearch di forum ini.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #30 on: 23 February 2010, 08:30:52 AM »
Bro, cara masukin Quotes: pertama kan klik 'reply' dulu. Trus  tinggal klik kata “quote” di pojok kanan atas di quote yang mau dimasukin. Bisa ganti-ganti warna tulisan juga, jadi bro bisa sisipkan komen sendiri di antara kalimat-kalimat quote yang tadi sudah dimasukin.

Menurut bro kita tidak duduk sejajar, tapi saya masih mau bantu, mudah-mudahan bisa jadi sejajar  :)

Saya akui memang orang desa biasanya lebih bahagia. Itu karena kondisi lingkungan juga sih. Di desa, tidak ada kompetisi, semua bekerja sama, dan bahu-membahu. Akhirnya mereka bahagia dan bisa hidup apa adanya dalam kesederhanaan. Tapi coba orang desa itu kita pindahkan ke kota, apakah mereka bahagia? Bisa ya, bisa tidak.

Intinya saya ingin mengatakan bahwa,  kebahagiaan orang tidak bijak, dipengaruhi lingkungannya. Tapi kebahagiaan orang bijak, terletak di dalam batinnya, entah dia pintar atau bodoh, entah dia orang desa atau orang kota.

Tentang teman bro yang tadinya lugu, lalu setelah pintar dia membuat bro terjungkal. Itulah yang saya analogikan dengan orang yang sering kena tipu. Awalnya dia lugu, tapi lama-kelamaan jadi pintar. Kalau dia bijak, dia justru bisa bikin buku “tips tolak penipu” agar tidak ada orang yang menjadi korban seperti dirinya. Tapi kalau dia tidak bijak, maka setelah pintar, dia akan belajar jadi penipu. Atau contoh lain, orang pintar alias bos-bos yang punya pabrik, sering buang limbah sembarangan. Tapi kita jangan lupa ada juga orang pintar yang menciptakan mobil berbahan bakar panas matahari atau mesin daur ulang plastik untuk merawat alam.

Nah, orang-orang pintar ini, bro bisa menilai sendiri, mana yang akan berbahagia dan mana yang (lebih) bisa mengerti Dhamma.

Lalu, tentang alat canggih:
1.Orang bodoh (tidak mengerti alat canggih) tapi dia tidak mudah terhasut untuk mencuri ketika dikatakan ada suatu benda yang bisa membuatnya tidak ketahuan, maka dia adalah orang bijak. Dia punya prinsip.
2.Orang bodoh (tidak mengerti alat canggih) tapi dia mudah terhasut ketika dikatakan ada suatu benda yang bisa membuatnya tidak ketahuan, maka dia adalah orang tidak bijak.

Nah, kedua orang ini bodoh, bro bisa menilai sendiri, mana yang akan berbahagia, mana yang (lebih) bisa mengerti Dhamma, atau mana yang mudah dibelokkan.

[at] sriyeklina, Sang Buddha mengkategorikan 3 jenis kebijaksanaan, sutta, cinta dan bhavana maya panna.

Silahkan disearch untuk lebih detilnya, tapi saya memberi contoh ringkasnya dulu ya (contoh ini saya ambil dari buku, Perempuan-perempuan pejuang (Lanny Anggawati))

1. Sutta Maya Panna (Pengetahuan/Kebijaksanaan dari buku/sutta atau sumber eksternal)

Kita bisa mendapatkan kebijaksaan dari sutta, tapi jangan sampai kita seperti cerita berikut ini.
Ada cerita dari SN Goenka saat pengarahan meditasi. Ada orang sakit yg pegi ke dokter. Dokter itu memberi resep. Krn dia amat percaya dgn dokter itu, maka resep itu ditaruh di altar. Tiap hari dia membaca: "Tiga kali sehari sesudah makan.". Lalu dia menyalakan lilin dan dupa. Lalu bernamaskara, dan mengelilingi resep itu 108 kali sambil terus membaca "Tiga kali sehari sesudah makan... Tiga kali sehari sesudah makan..."
Inilah yang terjadi bila Ajaran (Dhamma) hanya didengarkan dan dipercaya.

2. Cinta Maya Panna (Kebijaksanaan intelektual)

Mudah-mudahan kebijaksanaan kita tidak hanya kebijaksanaan intelektual seperti berikut ini.
Bila orang tersebut pergi ke dokter dan bertanya. Lalu dokter ini memberi penjelasan: "penyakitmu adalah ini, dan penyebabnya adalah itu. Obat ini akan menghilangkan penyebabny, sehingga penyakitmu akan hilang". Orang itu amat gembira. Kepercayaannya bertambah pada dokter itu. Maka dia kembali dan memberitahu semua teman "Dokterku luar biasa. Dia pintar sekali. Beda dengan doktermu. Cuma dokterku yg pintar" Perselisihan terjadi. seru. Tapi tetap saja org itu tidak meminum obatnya.

3. Bhavana Maya Panna (Kebijaksanaan dari pengalaman sendiri, dari melihat sendiri Kebenaran)

Mudah-mudahan kita akhirnya seperti ini:
Namun bila setelah memperoleh obatnya, org itu segera meminumnya. Karena obat itu memang pas utk penyakitnya, tentu saja dia sembuh.

Bro, saya, dan kita semua, terlepas dari kita pintar atau bodoh, kita bisa belajar untuk memiliki kebijaksanaan nomor 3. Ini diperoleh dari "hidup saat ini", dan inilah yang bisa membuat kita bahagia. Saya rasa, bro dan juga saya, masih memiliki kebijaksanaan dari sutta. Kita tau kalo kita harus hidup saat ini, tidak mengkhawatirkan masa depan atau pusing dengan masa lalu. Tapi itu hanya sebatas pengetahuan. Kita belum memiliki kebijaksanaan nomor 3, kebijaksanan dari "melihat sendiri Kebenaran". Jalan untuk "hidup saat ini", bisa bro cari di sumber-sumber dengan keyword "Meditasi Vipassana", "Sati", atau "Satipatthana".
« Last Edit: 23 February 2010, 08:55:03 AM by Mayvise »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #31 on: 23 February 2010, 09:30:35 AM »
Maaf kalau OOT,ada yang bisa tunjukkan cara bagaimana meng-quote per bagian seperti bro Kainyn diatas??Saya tidak tahu caranya.
Kalau kita reply (bukan "quick reply"), ada pilihan "Insert Quote" di bawah "Change Color". Kalau diklik akan keluar "quote" dan "/quote" di dalam kurung siku "[]". Bagian yang mau dikutip itu ditaruh di antara "quote" dan "/quote". Kalau mau 2 bagian, tinggal klik lagi "Insert Quote"-nya.


Quote
Saya tidak pernah mengatakan bahwa kemampuan berpikir menjadi MASALAH.Atau mungkin kata-kata saya kurang cocok yah.Kata otak atau kesadaran mungkin lebih cocok.Bagi yang menganggap kata-kata itu lebih tepat.

Saya ada membaca sutta yang mengatakan bahwa kita menderita karena hidup di masa lalu dan dimasa datang.Tidak hidup dihari ini.Selagi lagi saya minta maaf yah,kalau saya untuk mengingat sutta yang mana.Jujur saya tidak ingat.Saya membaca sesuatu lebih senang mencari maknanya.Jadi tolong jangan ditanya balik ke saya lagi.
Tidak masalah, saya juga rasa yang penting adalah mengingat inti ajaran, bukan menghafal sutta yang mana. Tetapi kalau bisa, juga diingat/dicatat agar bisa dibagikan ke orang lain.

Dalam konteks duniawi, perasaan menyenangkan itu ada baik di masa lalu, sekarang dan akan datang. Di masa lalu contohnya orang yang mencapai prestasi tertentu. Meski telah berlalu bertahun-tahun, ia akan tetap bahagia atas prestasinya di masa lalu, walaupun mungkin ia sudah tua dan tidak dapat melakukannya kembali. Berkenaan dengan masa depan itu contohnya gampang. BESOK anda akan bertemu dengan sang pujaan hati. Ketemunya besok (yang sebetulnya belum tentu terjadi juga) tapi senangnya sekarang. Dengan begitu, tidak bisa dibilang "hidup" di masa lalu atau masa depan itu tidak bahagia, walaupun yang paling realistis adalah yang "hidup sekarang".


Quote
Jadi setelah saya membaca sutta itu,saya berpikir dan periksa diri.Dan sutta itu betul sekali.Selama ini yang membuat saya menderita karena berpikir tentang masa lalu dan mengkhawatirkan atau mengejar yang akan datang.Contoh:Jika saat ini saya belum punya rumah.Maka saya berusaha ,bagaimana mewujudkan rumah itu.Kenapa ingin punya rumah??Karena memikirkan banyak hal seperti:bagaimana jika punya anak nanti?Akan susah kontrak sana sini.Dan waktu yang tepat adalah saat belum menikah dan belum punya anak.Karena jika sudah punya anak,biaya akan semakin membesar.
Demikian pula perasaan tidak menyenangkan juga ada pada masa lalu, sekarang dan masa depan. Contohnya sudah diberikan bro sendiri.

Namun dalam konteks Buddha-dhamma, baik masa lalu, masa sekarang, dan masa depan tetap adalah dukkha, ketika kita melekatinya. Mengapa dukkha? Karena semua senantiasa berubah. Masa 1 detik di depan akan berubah menjadi sekarang dalam 1 detik. Sekarang pun, ketika berlalu dalam sekejap, akan menjadi masa lalu. Yang menyenangkan bisa jadi tidak menyenangkan atau netral, dan juga sebaliknya. Demikianlah dukkha.

"Ia saya sebut brahmana, yang tidak melekat pada khanda lampau, masa depan dan sekarang, dan terbebas dari kotoran moral serta kemelekatan."
Khuddaka Nikaya, Dhammapada 421.


Quote
Saya bandingkan kehidupan saya dengan lingkungan lain yang saya tinggali.Sudah beberapa tahun saya hidup dikampung yang listrikpun tidak ada.Anda tahu tempat tinggal mereka hanya dari papan dengan ukuran 3x4m.Tapi mereka tidak menderita stress seperti yang saya alami.Mereka tetap ketawa walau cuma makan daun ubi hampir setiap hari.Mereka tidak pernah memusingkan hal-hal yang didepan.Mereka tidak stress karena tidak memiliki mobil atau televisi.Mereka hidup apa adanya dan menerima apa adanya.
Memang kebahagiaan bathin bukan berasal dari luar.


Quote
Menurut bro Kainyn_kutho apakah karena mereka berpikir banyak/rumit/panjang sehingga bisa bahagia seperti itu?Banyak mana pikiran mereka dengan saya??
Pangeran Siddhatta memiliki semua harta dan kenikmatan duniawi sejak lahir, namun malah memilih kehidupan petapa tanpa kepemilikan. Menurut bro sendiri, apakah karena berpikir panjang atau tidak berpikir panjang?


Quote
Saya bandingkan dengan penduduk lain yang masih dikampung itu juga.Menurut saya orang itu pintar.Cuma karena wawasan,pengetahuan dan pendidikan yang tidak ada.Dia cepat belajar.Apa saja yang kita ajarin dia cepat menangkap.Anda tahu apa yang terjadi???Awalnya dia orang yang lugu,tapi begitu dia pintar dan mengerti banyak hal.Bahkan saya sendiripun bisa dia buat terjungkal dalam usaha.Sangat-sangat jauh sekali perbedaannya dengan pertama kali saya kenal.
Kembali lagi, jika anda berpikir seperti itu, maka orang pintar tidak ada yang baik.
Saya sering mengatakan seseorang itu baik ada 2 macam:
1. Yang tidak punya niat jahat
2. Yang tidak mampu berbuat jahat (apakah karena takut atau kurang kemampuan)
Orang tipe pertama, walau memiliki kekuatan menguasai dunia pun, tetap tidak akan melakukan kejahatan.

Quote
Anda tahu???Betapa awalnya saya sangat membenci orang itu.Dan semua pikiran buruk pun berjalan dipikiran saya.Saya bukan tidak bisa membalasnya.Saya bisa menghancurkan orang itu lebih parah.Tapi 1hal yang saya sadari,disaat saya merasakan benci dan berpikir buruk.Yang saya rasakan sangat menderita sekali.Apakah anda pernah merasakan hal itu????
Ya saya pernah merasakannya.


Quote
Dan setelah membaca banyak hal sejak kenal forum ini.Saya mengerti kenapa orang itu begitu.Karena dia tidak bisa mengendalikan gejolak batinnya.Dia cenderung melepaskan dirinya dengan nafsu keduniawian.
Dari situ saya bisa katakan bahwa pikiran adalah pabriknya.Segala sesuatu hal baik atau buruk itu semua di proses disana.Selanjutnya baru terjadi tindakan.Dan kebijaksanaanlah yang sangat dibutuhkan untuk jadi pengendalinya.Sehingga disaat kita berpikir buruk,kebijaksanaan yang menyadarkan.Disaat kita berpikir baik,kebijaksanaan yang mendorong untuk mewujudkan.
Di sini saya setuju. Memang pikiran adalah "pabrik"-nya. Demikian saya katakan bahagia dan tidak bahagia, bukan dari banyak/dikit produknya, tetapi dari kualitas produk yang dihasilkan pabrik tersebut.


Quote
Dan darimana kita dapatkan kebijaksanaan???Pengalamankah,wawasankah,pendidikankah???Apa semuanya itu tidak butuh kemampuan untuk berpikir dan mencerna yang diterima baik secara teori maupun praktek?Dan setelah kita cerna dan kita bisa terima.Selanjutnya apa???Keyakinan kan??
Coba baca kisah pendek di topik Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha ini. Apakah setelah belajar secara teori dan praktek, kebijaksanaan Sariputta didapatkan dari "keyakinan"?


Quote
Bagaimana jika orang itu melompat langsung pada proses yakin.Dan menjalankan semua syarat untuk mendapat pencerahan.Apakah itu tidak boleh??Bukankah itu memotong jalur namanya menjadi lebih cepat?
Dalam Buddhisme, diajarkan menyelidiki baru percaya. Bolehkan proses penyelidikannya saya lompati saja, langsung pada proses yakin?

Quote
Tapi tidak semua orang bisa seperti itu.karena orang yang biasa bermain dengan pikiran,pasti menerima sesuatu , dipikirkan dulu baru bisa yakin.Karena sudah menjadi kebiasaan jadi susah dirubah.
Ya. Beruntunglah orang yang menyelidiki dulu baru percaya sebab ia mengetahui apa yang ia yakini.


Offline otnatus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #32 on: 23 February 2010, 01:19:35 PM »
Namo Buddhaya..

Maaf rekan2 semua saya member baru..
Sekedar ingin sedikit berkomentar.. dari apa yang saya tahu dan rasakan..
1. Bahwa Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spiritual tidaklah sama, dapat duduk bersama namun tak jarang saling melemahkan....
2. Bahwa Kebijaksanaan adalah "produk" dari kecerdasan Spiritual yang setahu saya tidak ada predikat "bodoh" maupun "pintar" karena memang tidak ada ukuran matematis layaknya Kecerdasan Intelektual..

Kecerdasan Intelektual bisa diasah dari membaca dan menganalisa sedangkan Kecerdasan Spiritual hanya Muncul dari Pengalaman, Praktek berlatih dan tentu saja bekal "karma" kita..

Saya pernah berpikir seperti ini saat saya belajar Meditasi " Mungkin lebih baik aku belum pernah membaca  buku tentang meditasi". Rekan2 mungkin pernah merasakan bahwa kita terlalu sibuk menganalisa pikiran kita sendiri yang seakan-akan itu adalah "Sati" padahal menurut saya itu adalah kecerdasan Intelektual..... Mohon maaf saya juga baru belajar. Mungkin rekan2 bisa mengkoreksinya..  ^:)^

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #33 on: 23 February 2010, 03:58:42 PM »
Kecerdasan Intelektual bisa diasah dari membaca dan menganalisa sedangkan Kecerdasan Spiritual hanya Muncul dari Pengalaman, Praktek berlatih dan tentu saja bekal "karma" kita..

Yup, betul. Menurut saya, istilah bekal karma itu adalah, praktik yang telah kita lakukan. Dikatakan bahwa walaupun praktik kita belum membuahkan hasil (kita belum merealisasikan Kebenaran) namun “pengulangan” dan usaha yang terus-menerus suatu saat nanti akan membuahkan hasil, entah dalam kehidupan ini maupun kehidupan selanjutnya.

Saya pernah berpikir seperti ini saat saya belajar Meditasi " Mungkin lebih baik aku belum pernah membaca  buku tentang meditasi". Rekan2 mungkin pernah merasakan bahwa kita terlalu sibuk menganalisa pikiran kita sendiri yang seakan-akan itu adalah "Sati" padahal menurut saya itu adalah kecerdasan Intelektual.....

Teori-teori memang tidak semua diperlukan dalam praktik. Bahkan sebagian besar justru bisa kita temukan sendiri saat praktik berkembang. Selama belum kita temukan dan lihat sendiri, kata-kata itu hanya sebatas huruf-huruf di atas kertas aja. Kalo saya sih, sering bingung sendiri kalo kebanyakan teori. Jadi, menurut saya, pelajari aja teori yang dibutuhkan sebagai fondasi praktik. Kalo bro Otnatus mau membahas tentang perbedaan sati dengan kecerdasan intelektual, mungkin bisa posting di Broad Meditasi biar bisa dibahas lebih dalam oleh teman-teman yang ngerti.
« Last Edit: 23 February 2010, 04:00:21 PM by Mayvise »

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #34 on: 23 February 2010, 04:11:41 PM »
[at] Bro Kainyn_kutho n Sis Mayvise

Terima kasih atas masukannya :)
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #35 on: 23 February 2010, 10:54:47 PM »
teori itu seperti peta, menunjukkan arah tapi bukan arah yg dituju itu sendiri

karena kita "bodoh" (baca: moha) menganggap peta itu adalah arah yg dituju.....
dan kebodohan yg sama juga yang membuat kita membuang peta itu karena dianggap menyesatkan

karna itu, gunakanlah peta dengan bijaksana, bukan dengan moha

semoga bermanfaat agar tidak menyalahkan peta, pun tidak melekati peta itu

Offline otnatus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #36 on: 25 February 2010, 11:08:22 AM »
Pada akhirnya kita-lah yang harus menempuhnya...
tidak ada Dewa, Manusia, atau "Setan" yang akan membawa kita pada tujuan akhir..
Kalo ngutip iklan " Just di it"

Jangan ragu atau bimbang..biarlah semua kita "dapatkan" pada "saat"-nya...
"Kita bisa tahu bahwa setiap ketinggian 100 M suhu udara akan Turun 1 derajat Celcius, tapi sebelum kita mendaki Gunung yang tinggi kita tidak akan pernah Merasakanya"....


Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: orang bodoh saja bisa arahat.....why?
« Reply #37 on: 27 March 2010, 12:32:17 AM »
Pribadi, menurut saya sih Culapanthaka bukanlah bodoh melainkan mengalami kelainan, sejenis defisiensi daya ingat. Pasti ada yang terjadi sehingga beliau menjadi demikian, mungkin gegar otak atau hal2 terkait. [dgn mengesampingkan jawaban karma-vipaka] Terbukti beliau dapat berkomunikasi dan beraktifitas yang artinya mampu mengingat cara komunikasi, misalnya..
appamadena sampadetha

 

anything