//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - 4DMYN

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 29
91
foto-foto ini saya comot dari website berbahasa mandarin, jadi maap gue gak bisa baca kronologisnya dan gak ngerti . jadi gue post fotonya aja. kalo ada yang bisa mandarin gue kasih aja lewat email :)

94
[at] 4DMYN,
ada link ke sumber beritanya bro? untuk mencocokkan dengan data tempat dan waktunya.

surat undangan itu tidak membuktikan penyerahan kekuasaan Buddhisme Tibet kepada LSY oleh Dalai Lama dan Ganden Tripa Rinpoche
wah.wah. . saya ini heran apakah undangan itu berarti penyerahan kekuasaan?  anda ini bagaimana sih jalan pikirannya? undangan itu adalah undangan untuk berceramah dharma saja.
kalo soal gelar mentereng, gurunya master Lu Sheng Yen berasal dari desa, dan bukan orang terkenal. sehingga tidak memiliki gelar-gelar mentereng seperti aliran tibetan non-tbsn.

95
After a meeting in November 1996 with the Dalai Lama and a meeting with the 100th Ganden Tri Rinpoche, Lu asserted that both the Dalai Lama and Ganden Tripa Rinpoche had endorsed him as an authority in Tibetan Buddhism. This was rebutted by sources close to the Dalai Lama in Dharamsala, who asserted that it was merely an individual meeting. His claims that he has millions of disciples have also been heavily questioned by Tibetan sources, as well as his claim to have attained lineage from various Tibetan lineages. bThe source also dismissed claims made by Lu that he had been afforded an audience of between 1500 and 2000 lamas upon a 1996 visit to Tibet and India. Since then, Tibetan monasteries have been advised to avoid contact with Lu, so as to diminish the possibility that they could be misrepresented for his own benefit.

siapakah yg berbohong di sini?

ada bukti fotonya tuh..

Shixiong  4DMYN foto2nya saya post ya di blog owe?

silahkan, gue masih ada foto2 lainnya kalo mau gue post semua ya

97
After a meeting in November 1996 with the Dalai Lama and a meeting with the 100th Ganden Tri Rinpoche, Lu asserted that both the Dalai Lama and Ganden Tripa Rinpoche had endorsed him as an authority in Tibetan Buddhism. This was rebutted by sources close to the Dalai Lama in Dharamsala, who asserted that it was merely an individual meeting. His claims that he has millions of disciples have also been heavily questioned by Tibetan sources, as well as his claim to have attained lineage from various Tibetan lineages. bThe source also dismissed claims made by Lu that he had been afforded an audience of between 1500 and 2000 lamas upon a 1996 visit to Tibet and India. Since then, Tibetan monasteries have been advised to avoid contact with Lu, so as to diminish the possibility that they could be misrepresented for his own benefit.

siapakah yg berbohong di sini?

ada bukti fotonya tuh..

98
 [at] saceng,
selama ini gak pernah ada sertifikasi gelar Rinpoche.  :) jadi harap maklum kalo banyak rinpoche dimana-mana..

99
Iya bisa saya pahami.Namun dahulu Sang Buddha masih menggunakan kuda ketika meninggalkan kerajaanya untuk mencari kebenarn. Yang pada akhirnya dia tinggalkan.
Yang menggunakan kuda meninggalkan kerajaannya adalah Pangeran Siddhata, bukan Buddha. Di tengah jalan, setelah merasa cukup jauh untuk dikejar, ia meninggalkan kudanya. Dia juga meninggalkan semua aksesoris kerajaan dan hidup sebagai petapa dengan hanya jubah & mangkuk saja. 


Quote
Dalam hal ini ,gurunya bro pariahana dan admyn,
Menerima dana tsb ,karena tidak ingin mengecewakan hati pemberi dana.
Namun setelah dana itu diterima,dana tsb didanakan lagi ke yayasannya. Entah sudah diuangkan atau apa,karena itu urusan pihak yayasan.jika mohon transparansinya seperti kehendak johan3000 hendaknya lsg ke pihak bersangkutan.
Selama ini pihak yayasan tsb sering melakukan bentuk sosialnya,terbukti ketika banyak bencana melanda China dan Taiwan dan tempat lainnya.Bukti bisa kroscek lsg.Yayasannya kalau tidak salah Lotus Light Charity Society,namanya bisa dicari di page2 awal
Saya memang tidak tahu masalah RR. Tetapi di Wikipedia dikatakan itu adalah kendaraannya. Saya juga tidak peduli transparansi sampai sejauh itu.

Dan kembali ke topik, yang saya tanyakan adalah apa saja kecukupan seorang petapa, menurut ZFZ.

 

gue gak tau bagaimana batasan kecukupan menurut ZFZ. tapi menurut opini pribadi saya, kecukupan Materi seorang petapa umat awam adalah: memiliki penghasilan pasif  atau bekerja selama 2-3 jam perhari namun hasilnya masih cukup buat memenuhi kebutuhan: makanan, pakaian, dan rumah.
banyak orang bekerja 8-12 jam sehari sampai-sampai tidak memiliki waktu lagi untuk bersadhana dan melatih diri.
kalau sebagai bhiksu lain lagi ceritanya. karena seorang bhiksu tidak perlu memikirkan bagaimana menghidupi diri sendiri, umat sudah membiayai seluruh kebutuhan hidupnya.



100
tentang materi, saya tambahkan sedikit pendapat saja. Saya pernah mendengar seorang fashe di vihara saya (TBSN) berceramah bahwa untuk melatih diri dalam dunia ini dibutuhkan 4 hal:
1. Materi
2. Pengetahuan Dharma
3. Teman Sedharma
4. Tempat dan lingkungan yang memadai.

Memang materi bukan segalanya, tapi untuk mensupport kehidupan seorang sadhaka, harus ada cukup materi.
Mau tanya sedikit.
Orang yang mengatakan materi tidak diperlukan adalah orang yang tidak realistis, terutama di zaman seperti ini. Namun, yang masalah adalah batasan kecukupannya. Misalnya saja dalam Theravada, materi yang dibutuhkan seorang bhikkhu adalah hanya 1 set jubah luar & dalam, serta mangkuk untuk makan. Mereka makan sekali sehari sebelum pukul 12 siang dan makan dari dana umat. Kalau tidak dapat dana atau telat, mereka tidak makan. Dengan materi sedemikian, sudah dianggap berkecukupan dari sisi seorang yang meninggalkan rumah tangga.

Menurut ZFZ, bagaimanakah batas minimal materi yang dimiliki seorang petapa sehingga dikatakan cukup?

gue kira gue sudah menjelaskan bahwa dalam ceramahnya itu dia menjelaskan dalam konteks sebagai umat awam, bukan sebagai bhiksu.

101
Jadi sampai sejauh ini gw telah membuktikan bahwa ajaran Guru gw sejalan dengan Tripitaka Mahayana.
Pertanyaan berikutnya yang mungkin timbul (sebenarnya ini kaga ada hubungannya dengan guru gw, melainkan berkaitan dengan isi Sutra2 tersebut): Apakah itu mengajarkan kemelekatan? Masalahnya gini. Ada orang2 tertentu yang lebih mudah ditarik ke jalan praktik Dharma dengan cara seperti itu. Ibaratnya anak kecil yang hanya mau tenang jika dikasih permen. Lagipula dengan praktik penjapaan mantra, ia secara tak langsung telah bermeditasi. Lalu dengan membenarkan perilaku sehari2, ia secara tak langsung melatih sila. Demikian sementara penjelasan owe.

maaf saya tidak setuju dg ini.
kalau ingin narik orang, bisa juga selain dengan materi, bisa dengan kesaktian, wanita, alcohol, dll :)
sederhananya, mahayana yg begini bukanlah sahabat dalam dhamma saya, namun tetap sahabat dalam kehidupan sosial.

Sebenar nya materi yang dimaksud di sini cakupan nya lebih sempit dan tentunya tidak bertentangan dengan Sila. Misalnya seorang yang cukup serakah akan harta, menjadi tertarik dengan Ajaran Buddha, karena di dalam Sutra ada Cara untuk mendapatkan rejeki, sehingga ia mulai belajar Dharma. Dari sana setelah mulai belajar, ia akan menjadi sadar bahwa materi memang diperlukan di dunia, tetapi tujuan Utama dari belajar Dharma bukanlah materi, melainkan mencari jalan menuju pembebasan Agung, dengan demikian ia akan mulai melaksankan praktek Bodhictta, dan menapaki jalan menuju Pencerahan. Yang lebih penting lagi ada nya cara untuk mendapatkan rejeki di Sutra Buddhis dan juga berbagai PRactice yang berhubungan dengan rejeki di dalam Ajaran Tantra, sama sekali tidak mengajarkan keserakahan, KArena Practice yang berhubungan dengan Rejeki, misalnya Jambhala tidak akan berhasil bila motivasi nya adalah mendapatkan Rejeki untuk kekayaan pribadi saya, namun akan berhasil, apa bila malksanaknnya dengan motivasi yang benar. Motivasi yang baik adalah, memperoleh Rejeki untuk mendukung Pembabaran Dharma, dan memberikan manfaat bagi makhluk luas
saya rasa perumpamaan anda dengan menggunakan seorang yg serakah akan harta adalah tidak cocok, sebab hingga saat ini, saya belum menemukan sebuah sutra yg digunakan untuk mendapatkan rejeki titik tanpa koma, yg dimana jika tanpa koma, maka diartikan mendapatkan rejeki untuk diri sendiri.

seseorang yg serakah akan harta menyimpulkan bahwa ada sebuah sutra yg memberikan rejeki karena ketidak tahuannya akan tujuan sutra itu, dan atau karena sendiri tidak mencari tahu terlebih dahulu isi sutra tsb, dan atau karena tidak dijelaskan dengan jelas oleh si penyampai tsb.

bagi saya, adalah sebuah kesalahan bila penyampai informasi sutra tsb tidak menjelaskan secara detail manfaat dan tujuan dari sutra tsb dan membuat seolah2 tujuannya adalah untuk memperoleh rejeki untuk diri sendiri, apapun alasannya baik termasuk mencari/menarik umat.
sebab seorang guru seharusnya memberikan ajaran yg sebenar2nya dan apa adanya kepada muridnya tanpa alasan pribadi dibaliknya.

tentang materi, saya tambahkan sedikit pendapat saja. Saya pernah mendengar seorang fashe di vihara saya (TBSN) berceramah bahwa untuk melatih diri dalam dunia ini dibutuhkan 4 hal:
1. Materi
2. Pengetahuan Dharma
3. Teman Sedharma
4. Tempat dan lingkungan yang memadai.

Memang materi bukan segalanya, tapi untuk mensupport kehidupan seorang sadhaka, harus ada cukup materi.

artinya orang miskin tidak mungkin melatih diri? Bodhisatta Gotama malah meninggalkan materi untuk melatih diri dan akhirnya sukses mencapai Kebuddhaan. jika materi diperlukan untuk melatih diri, kenapa Bodhisatta Gotama harus meninggalkan keduniawian? di sini kita menggunakan referensi Buddha Gotama, sosok yang kita sama2 yakini sebagai Guru dan telah mencapai Pencerahan Sempurna, tidak bisa menggunakan referensi LSY, karena saya tidak menganggapnya spt yg anda anggap.
orang miskin malah lebih gampang untuk melatih diri, karena gak ada kemelekatan materi. tapi kalo di jaman sekarang gak demikian keliatannya. orang masih butuh materi untuk penghidupannya selama dia bersadhana, kecuali yang bersangkutan menjadi bhiksu dan menerima dana  dari umatnya. Fashe tersebut membicarakan dalam konteks sebagai sadhaka umat awam.



102
Jadi sampai sejauh ini gw telah membuktikan bahwa ajaran Guru gw sejalan dengan Tripitaka Mahayana.
Pertanyaan berikutnya yang mungkin timbul (sebenarnya ini kaga ada hubungannya dengan guru gw, melainkan berkaitan dengan isi Sutra2 tersebut): Apakah itu mengajarkan kemelekatan? Masalahnya gini. Ada orang2 tertentu yang lebih mudah ditarik ke jalan praktik Dharma dengan cara seperti itu. Ibaratnya anak kecil yang hanya mau tenang jika dikasih permen. Lagipula dengan praktik penjapaan mantra, ia secara tak langsung telah bermeditasi. Lalu dengan membenarkan perilaku sehari2, ia secara tak langsung melatih sila. Demikian sementara penjelasan owe.

maaf saya tidak setuju dg ini.
kalau ingin narik orang, bisa juga selain dengan materi, bisa dengan kesaktian, wanita, alcohol, dll :)
sederhananya, mahayana yg begini bukanlah sahabat dalam dhamma saya, namun tetap sahabat dalam kehidupan sosial.

Sebenar nya materi yang dimaksud di sini cakupan nya lebih sempit dan tentunya tidak bertentangan dengan Sila. Misalnya seorang yang cukup serakah akan harta, menjadi tertarik dengan Ajaran Buddha, karena di dalam Sutra ada Cara untuk mendapatkan rejeki, sehingga ia mulai belajar Dharma. Dari sana setelah mulai belajar, ia akan menjadi sadar bahwa materi memang diperlukan di dunia, tetapi tujuan Utama dari belajar Dharma bukanlah materi, melainkan mencari jalan menuju pembebasan Agung, dengan demikian ia akan mulai melaksankan praktek Bodhictta, dan menapaki jalan menuju Pencerahan. Yang lebih penting lagi ada nya cara untuk mendapatkan rejeki di Sutra Buddhis dan juga berbagai PRactice yang berhubungan dengan rejeki di dalam Ajaran Tantra, sama sekali tidak mengajarkan keserakahan, KArena Practice yang berhubungan dengan Rejeki, misalnya Jambhala tidak akan berhasil bila motivasi nya adalah mendapatkan Rejeki untuk kekayaan pribadi saya, namun akan berhasil, apa bila malksanaknnya dengan motivasi yang benar. Motivasi yang baik adalah, memperoleh Rejeki untuk mendukung Pembabaran Dharma, dan memberikan manfaat bagi makhluk luas
saya rasa perumpamaan anda dengan menggunakan seorang yg serakah akan harta adalah tidak cocok, sebab hingga saat ini, saya belum menemukan sebuah sutra yg digunakan untuk mendapatkan rejeki titik tanpa koma, yg dimana jika tanpa koma, maka diartikan mendapatkan rejeki untuk diri sendiri.

seseorang yg serakah akan harta menyimpulkan bahwa ada sebuah sutra yg memberikan rejeki karena ketidak tahuannya akan tujuan sutra itu, dan atau karena sendiri tidak mencari tahu terlebih dahulu isi sutra tsb, dan atau karena tidak dijelaskan dengan jelas oleh si penyampai tsb.

bagi saya, adalah sebuah kesalahan bila penyampai informasi sutra tsb tidak menjelaskan secara detail manfaat dan tujuan dari sutra tsb dan membuat seolah2 tujuannya adalah untuk memperoleh rejeki untuk diri sendiri, apapun alasannya baik termasuk mencari/menarik umat.
sebab seorang guru seharusnya memberikan ajaran yg sebenar2nya dan apa adanya kepada muridnya tanpa alasan pribadi dibaliknya.

tentang materi, saya tambahkan sedikit pendapat saja. Saya pernah mendengar seorang fashe di vihara saya (TBSN) berceramah bahwa untuk melatih diri dalam dunia ini dibutuhkan 4 hal:
1. Materi
2. Pengetahuan Dharma
3. Teman Sedharma
4. Tempat dan lingkungan yang memadai.

Memang materi bukan segalanya, tapi untuk mensupport kehidupan seorang sadhaka, harus ada cukup materi.

103

saya ingat beberapa hari lalu ada postingan tentang claim lsy..
"tentang ngopi"
mungkin itu sudah dibahas,saya hendak membahas tentang klaim dia secara keseluruhan..
dimana dia mengklaim tentang sakyamuni juga..
saya agak heran kenapa dia suka banget mengklaim tentang sakyamuni,seakan2 hendak menegaskan/menvalidkan diri sendiri.
ditambah dengan kalimat yg dibold yg saya quote tersebut..
dari penafsiran saya,saya merasa dia berusaha menjual diri.
di agama lain,mungkin orang akan menerima dia secara langsung..tapi di agama buddhist,kita diajarkan berpikir kritis..
dan dalam penafsiran saya,saya tidak merasa LSY seseorang yg spesial/patut saya ikuti.
tapi itu pendapat saya,utk bro2 sekalian,pilihan anda andalah yg bisa menentukan sendiri.
beda hal kalau  tentang dalai lama.

saya rasa pertanyaan 4dmin dl sudah terjawab.
sekian utk hari ini...thanks.

sebaliknya saya merasa Mahaguru Lu Sheng Yen ini sosok yang berterus terang.
 kalau berusaha menjual diri, beliau gak akan cerita tentang pertemuannya dengan agama Buddha itu dibantu oleh dewata Taoisme. :)).. tentunya dengan gampang dia menyembunyikan pengalaman pribadinya itu, ganti saja sosok dewata Yao Che Cing Mu dengan dewata Budhisme.
padahal kalau hal itu dilakukannya, hari ini TBSN gak bakalan dituduh aliran gado-gado :)



kayaknya yg nanggapin saya ttg LSY cuma bro 4dmin.
mungkin bro2 lain mengetahui intent saya membicarakan intent dari LSY..

jadi saya harap 4dmin yg menjawab comment saya.

bro bilang kalau LSY berusaha menjual diri dia tidak akan mengklaim bahwa dewa tao yg menunjukkan ajaran buddha?dia bisa mengganti dewata tao dengan dewata buddhist?

Pertama,menjual diri,tujuan menjual diri adalah mendapatkan pengikut.
apakah LSY tidak mendapatkan org2 dari tao krn klaim dia itu?bahwa dia mendapat petunjuk dari dewa tao?
orang-orang diluar sana tidaklah bodoh asal mengklaim lalu percaya. kalau saya disini mengklaim mendapat petunjuk dari dewa Tao, apakah anda percaya saja dengan kata-kata saya?  public itu percaya dengan kata-kata Master Lu Sheng Yen karena kemampuannya dalam hal fengshui.



Quote
Kedua,dia bisa saja mengganti dewata tao dengan dewata buddhist?
untuk apa dia menggantikan dewata tao dengan dewata buddhist?
toh dia kemudian mengklaim tentang dia bertemu sakyamuni,dan sakyamuni menyampaikan kepada dia agar bersabar krn dia menjadi korban dan memberikan gelar kepadanya
bersabar krn dicela2,dia hendak mengklaim kalau dia itu bener2 guru asli.
ditambah lagi buddha sampai memberikan gelar kepadanya.credential dia seolah2 tervalidkan
sekali lagi kalau cuma asal mengklaim tapi gak ada buktinya dan ajarannya gak masuk akal, saya pun juga gak bakalan percaya. Misalkan saya dulu juga mempelajari aliran Tantrayana - non- TBSN. Jangan tanya lagi mantan guru besar saya itu punya gelarnya kayak apa, bejibun dan mentereng  deh. Asal anda tau, mantan guru saya itu dulu titisan Avalokitesvara. Jadi beliau bukan saja bertemu dengan Buddha Shakyamuni, tapi sudah merupakan titisan Makhluk Suci yang wajib disembah-sembah.  Master Lu Sheng Yen  jelas kalah jauh dari segi Gelar, pengaruh politik, dsb.


Quote
terakhir dituduh ajaran gado2?
soal gado2 tidak pernah menjadi concern saya.krn sebelum melihat ajarannya gado2 apa tidak,saya melihat intent dari klaim dia
mungkin tidak menjadi concern bagi anda, tapi bagi umat-umat Buddha yang lain hal ini menjadi concern. coba anda amati saja para peserta diskusi ini. Karena gado2 ajaran , maka TBSN tidak dimasukkan ke dalam aliran Budhisme yang umum, tapi dimasukkan dalam "Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain".
Quote
mungkin 4dmin bisa menafsirkan intent positif dari klaim LSY?
ngopi bersama sakyamuni,mendapat gelar dari sakyamuni?
apa ada pengaruhnya untuk yg mendengarkan(murid2)?
apa dia cuma ingin curhat soal pengalaman pribadi dia?
apa supaya murid2nya tidak putus asa dikatakan sesat,krn gurunya telah mendapat pengakuan sakyamuni sendiri?
kejadian ngopi bareng itu menjelaskan ajaran Mahayana dimana seorang Buddha setelah parinibbana itu masih dapat ditemui, dan diajak ngobrol. kejadian ngopi bareng itu adalah sebuah penjelasan terhadap sutra Sadharma Pundharika, dan sutra-sutra mahayana lain.


saya rada bingung quotenya yg begini..
anda memberikan pendapat kalau orang2 tidak lah bodoh.
saya rasa anda terlalu optimis.seperti saya yg pesimis.ada bagusnya anda tidak mengasumsikan orang2 tidak lah bodoh dalam perdebatan.

ok,percaya krn fengshuinya?
mungkin krn itu dihubungkan dengan gado2.
apakah ada di ajaran buddha tentang fengshui?

ok,kalau anda mengatakan pengikut tao mengikuti dia krn fengshuinya..
tentang pendapat kedua anda tentang dibuktikan dan gak masuk akal,tidak akan diikuti,ok,saya sependapat.

agak OOT dl,tentang gelar2,Avalokitesvara darimanakah mantan guru anda mendapatkannya?terus terang banyak sekali klaim yg saya rasa tidak berguna.saya tidak mengerti bagaimana seseorang bisa mengganggap dirinya avalokistesvara.
anda rupanya belum pernah berkecimpung dalam aliran Tantrayana, begini saya jelaskan saja sedikit. di aliran Tantrayana Tibetan. Dalai Lama itu dianggap sebagai emanasi Avalokitesvara, Panchen Lama adalah emanasi Amitabha, Tai Situ emanasi Maitreya, Karmapa juga emanasi Avalokitesvara.  Semakin lama anda mengenal aliran Tantrayana Tibetan , semakin banyak emanasi-emanasi Makhluk Suci dalam wujud Rinpoche yang akan anda kenal.
Quote

mungkin saya akan menanyakan bagaimana anda membuktikannya?
terus terang saya jg mau menanyakan apa yg membuat anda tertarik dgn LSY?fengshuinya kah?
mengapa saya tertarik. karena kebijaksanaannya, pencapaian samadhinya yang tertulis dalam buku-bukunya. walaupun Mahaguru Lu Sheng Yen adalah ahli fengshui, saya kurang begitu paham soal fengshui.
Quote

tentang ngopi bareng,anda memakai tafsiran dia hendak menjelaskan sutra?
dalam occasion apakah dia melakukan itu?
dan mengapa dia harus membicarakan tentang gelar2 dan bersabar krn dizalimin?
apa ini berhubungan dgn sutra?
tidak bukan?
saya merasa anda tidak memiliki penjelasan tentang intent klaim LSY dan menghubung2kan dengan sutra.

tapi bagus lah kalau anda merasa sudah membuktikan LSY..at least anda sudah menimbang2 dl
Tidak berhubungan langsung dengan sutra, tapi kejadian ngopi bareng itu menunjukkan bahwa Mahaguru Lu Sheng Yen sedang membuktikan kebenaran sutra mahayana. Saya memang mengikuti TBSN dengan penuh pertimbangan dan dengan kesadaran, setelah membandingkan dengan aliran lainnya.



104

saya ingat beberapa hari lalu ada postingan tentang claim lsy..
"tentang ngopi"
mungkin itu sudah dibahas,saya hendak membahas tentang klaim dia secara keseluruhan..
dimana dia mengklaim tentang sakyamuni juga..
saya agak heran kenapa dia suka banget mengklaim tentang sakyamuni,seakan2 hendak menegaskan/menvalidkan diri sendiri.
ditambah dengan kalimat yg dibold yg saya quote tersebut..
dari penafsiran saya,saya merasa dia berusaha menjual diri.
di agama lain,mungkin orang akan menerima dia secara langsung..tapi di agama buddhist,kita diajarkan berpikir kritis..
dan dalam penafsiran saya,saya tidak merasa LSY seseorang yg spesial/patut saya ikuti.
tapi itu pendapat saya,utk bro2 sekalian,pilihan anda andalah yg bisa menentukan sendiri.
beda hal kalau  tentang dalai lama.

saya rasa pertanyaan 4dmin dl sudah terjawab.
sekian utk hari ini...thanks.

sebaliknya saya merasa Mahaguru Lu Sheng Yen ini sosok yang berterus terang.
 kalau berusaha menjual diri, beliau gak akan cerita tentang pertemuannya dengan agama Buddha itu dibantu oleh dewata Taoisme. :)).. tentunya dengan gampang dia menyembunyikan pengalaman pribadinya itu, ganti saja sosok dewata Yao Che Cing Mu dengan dewata Budhisme.
padahal kalau hal itu dilakukannya, hari ini TBSN gak bakalan dituduh aliran gado-gado :)



kayaknya yg nanggapin saya ttg LSY cuma bro 4dmin.
mungkin bro2 lain mengetahui intent saya membicarakan intent dari LSY..

jadi saya harap 4dmin yg menjawab comment saya.

bro bilang kalau LSY berusaha menjual diri dia tidak akan mengklaim bahwa dewa tao yg menunjukkan ajaran buddha?dia bisa mengganti dewata tao dengan dewata buddhist?

Pertama,menjual diri,tujuan menjual diri adalah mendapatkan pengikut.
apakah LSY tidak mendapatkan org2 dari tao krn klaim dia itu?bahwa dia mendapat petunjuk dari dewa tao?
orang-orang diluar sana tidaklah bodoh asal mengklaim lalu percaya. kalau saya disini mengklaim mendapat petunjuk dari dewa Tao, apakah anda percaya saja dengan kata-kata saya?  public itu percaya dengan kata-kata Master Lu Sheng Yen karena kemampuannya dalam hal fengshui.

Quote
Kedua,dia bisa saja mengganti dewata tao dengan dewata buddhist?
untuk apa dia menggantikan dewata tao dengan dewata buddhist?
toh dia kemudian mengklaim tentang dia bertemu sakyamuni,dan sakyamuni menyampaikan kepada dia agar bersabar krn dia menjadi korban dan memberikan gelar kepadanya
bersabar krn dicela2,dia hendak mengklaim kalau dia itu bener2 guru asli.
ditambah lagi buddha sampai memberikan gelar kepadanya.credential dia seolah2 tervalidkan
sekali lagi kalau cuma asal mengklaim tapi  ajarannya gak masuk akal, saya pun juga gak bakalan percaya. Misalkan saya dulu juga mempelajari aliran Tantrayana - non- TBSN. Jangan tanya lagi mantan guru besar saya itu punya gelarnya kayak apa, bejibun dan mentereng  deh. Asal anda tau, mantan guru saya itu dulu titisan Avalokitesvara. Jadi beliau bukan saja bertemu dengan Buddha Shakyamuni, tapi sudah merupakan titisan Makhluk Suci yang wajib disembah-sembah.  Master Lu Sheng Yen  jelas kalah jauh dari segi Gelar, pengaruh politik, dsb.


Quote
terakhir dituduh ajaran gado2?
soal gado2 tidak pernah menjadi concern saya.krn sebelum melihat ajarannya gado2 apa tidak,saya melihat intent dari klaim dia
mungkin tidak menjadi concern bagi anda, tapi bagi umat-umat Buddha yang lain hal ini menjadi concern. coba anda amati saja para peserta diskusi ini. Karena gado2 ajaran , maka TBSN tidak dimasukkan ke dalam aliran Budhisme yang umum, tapi dimasukkan dalam "Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain".
Quote
mungkin 4dmin bisa menafsirkan intent positif dari klaim LSY?
ngopi bersama sakyamuni,mendapat gelar dari sakyamuni?
apa ada pengaruhnya untuk yg mendengarkan(murid2)?
apa dia cuma ingin curhat soal pengalaman pribadi dia?
apa supaya murid2nya tidak putus asa dikatakan sesat,krn gurunya telah mendapat pengakuan sakyamuni sendiri?
kejadian ngopi bareng itu menjelaskan ajaran Mahayana dimana seorang Buddha setelah parinibbana itu masih dapat ditemui, dan diajak ngobrol. kejadian ngopi bareng itu adalah sebuah penjelasan terhadap sutra Sadharma Pundharika, dan sutra-sutra mahayana lain.

105
Kalo dibilang menyesatkan, bearti Sutra yang perlu penafsiran juga menyesatkan. Sebenar nya di sini ditulis sperti itu karena ada orang yang dapat memahami, tetapi untuk orang yang belum dapat memahami nya, yah tentu nya tidak untuk melaksanakannya karena sebelum melaksanakan suatu hal, kita harus memahami terlebih dahulu. Di dalam Buddhis tidak ada satu pun yang menekankan kita melaksanakan suatu hal tanpa memahami nya secara jelas

Coba Quote salah satu SUTTA (pali) yang menurut sdr.Vidya perlu penafsiran ?

NB : Menurut saya yang dimaksud penafsiran adalah memberikan penjelasan dari sudut pandang tertentu, jadi kata kunci-nya adalah dari sudut pandang tertentu dan tidak universal atau berlaku untuk umum.
anda tau kitab Milinda Panha ? itu adalah kitab tafsiran.

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 29