DIRGHA ĀGAMA VOLUME I
SUTRA 1
AWAL MULA BESAR
(Padanan Pāli: DN 14 Mahāpadāna Suttanta)
Demikianlah telah kudengar. Pada suatu ketika, Sang Buddha sedang berdiam di Śrāvastī di tempat kediaman Kareri-kuṭikā dari Vihara Jetavana, bersama-sama dengan seribu dua ratus lima puluh orang bhikkhu.
Pada waktu itu, setelah berkeliling mengumpulkan dana makanan pada pagi hari, beberapa bhikkhu berkumpul di aula yang berdekatan dengan Kareri-kuṭikā, dan masing-masing berdiskusi satu sama lain, dengan berkata:
Para bhikkhu yang mulia, hanya Yang Tiada Bandingnya (
anuttarā) yang luar biasa. Kekuatan luar biasanya berjangkauan luas dan memiliki pengaruh yang luas dan besar. Demikianlah beliau [sendiri] mengetahui para Buddha masa lampau yang tak terhitung yang telah memasuki nirvana, dengan mengakhiri semua kekotoran dan memadamkan konseptualisasi yang mengobsesi [pikiran]. Lagi, beliau mengetahui jumlah kalpa-kalpa yang lampau ketika para Buddha ini masing-masing muncul, gelar dan nama mereka, keluarga di mana mereka terlahir, jenis-jenis makanan yang mereka makan, apakah masa kehidupan mereka masing-masing panjang atau pendek, dan dalam lingkungan sosial apakah mereka mengalami perubahan antara penderitaan dan kebahagiaan. Lagi, beliau mengetahui bahwa masing-masing dari para Buddha itu menegakkan aturan disiplin tertentu, mengajarkan ajaran tertentu, merealisasi pengetahuan mendalam tertentu, memperoleh pemahaman tertentu, dan berdiam dalam keadaan realisasi tertentu. Betapa luar biasanya pengetahuan beliau, teman-teman yang mulia! Sang Tathāgata dengan jelas mengetahui sifat-sifat alami berbagai hal. Karena ia mengetahui hal-hal dari masa lampau ini, para dewa (
deva) datang berbicara dengan beliau.
Pada waktu itu Sang Bhagavā sedang berdiam di tempat yang sunyi. Karena kekuatan pendengarannya yang luar biasa adalah sangat murni, beliau tidak sengaja mendengarkan diskusi yang sedang berlangsung di antara para siswa itu. Beliau langsung bangkit dari tempat duduknya, pergi ke aula Kareri-kuṭikā, dan mengambil tempat duduk yang telah ditentukan. Kemudian, dengan sadar, Sang Bhagavā dengan sengaja bertanya kepada para siswanya, “O para bhikkhu, setelah berkumpul di sini, apakah yang telah kalian diskusikan?” Para bhikkhu menceritakan pokok bahasan diskusi mereka secara terperinci. Oleh sebab itu Sang Bhagavā berkata kepada mereka:
Sangat bagus, sangat bagus. Kalian telah meninggalkan kehidupan berkeluarga, yang masing-masing didorong oleh keyakinan, dan telah berlatih dalam sang jalan. Dari praktek-praktek yang dianjurkan [bagi para bhikkhu yang berkumpul bersama], terdapat dua jenis secara umum. Pertama, [mendiskusikan] pengajaran [Dharma] para bijaksana; dan kedua, [melaksanakan] keheningan luhur. O para bhikkhu, pokok bahasan diskusi kalian seharusnya dirumuskan sebagai berikut: “Kekuatan batin Sang Tathāgata memiliki pengaruh yang luas dan bijaksana. Demikianlah, beliau sendiri mengetahui semua kejadian masa lampau selama tak terhitung kalpa. Karena beliau sepenuhnya memahami sifat alami berbagai hal, dan karena para dewa datang berbicara kepada Sang Buddha, hal-hal ini diketahui oleh beliau.”
Sang Buddha kemudian melanjutkan dalam syair:
Para bhikkhu berkumpul di aula ceramah,
Berdiskusi tentang sifat-sifat alami para bijaksana.
Sang Tathāgata berdiam di ruangan yang sunyi,
Mengetahui semuanya melalui pendengarannya yang luar biasa.
Bagaikan cahaya matahari, Sang Buddha menerangi dunia,
Membedakan ruang lingkup unsur-unsur, dan
Mengetahui semua hal pada masa lampau.
Beliau mengetahui nirvana akhir para yang tercerahkan sempurna,
Gelar, nama, silsilah keluarga, dan tempat kelahiran mereka.
Mengikuti kehidupan mereka di mana pun mereka berada dalam tempat dan waktu,
Sang Buddha mengingat segalanya
Melalui kesaksiannya dengan penglihatan murni.
Para dewa muncul dengan kekuasaan besar dan keagungan,
Turun untuk memberitahukanku nirvana ketiga kelompok para Buddha masa lampau,
Gelar dan nama mereka, dan suara dukacita ketika mereka [memasuki] nirvana.
Yang Tiada Bandingnya di antara para dewa dan manusia
Dengan demikian telah mengingat [kehidupan] para Buddha masa lampau.
Sang Bhagavā lagi berkata kepada para siswanya:
O para bhikkhu, apakah kalian ingin [Sang Tathāgata] menyampaikan pengetahuan luar biasa tentang kehidupan para Buddha masa lampau dan sebab dan kondisi mereka? [Jika kalian menginginkannya], aku akan menceritakannya kepada kalian.
Para siswa menjawab:
Sang Bhagavā, ini adalah waktu yang paling tepat, yang mulia. Kami adalah para pendengarmu yang bergembira. Kabulkanlah [harapan] kami, Sang Bhagavā! Semoga yang mulia menurunkan kepada kami kebijaksanaan para Buddha masa lampau dengan segera. Kami akan mengikuti dengan sungguh-sungguh pengajaran yang disampaikan, yang mulia.
Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu: “Dengarkanlah dengan seksama, kalian harus mengingat dan merenungkan dengan baik hal-hal berikut. Aku akan menyampaikan analisis dan penjelasan demi kepentingan kalian.” Setelah itu para bhikkhu mendengarkan ajaran itu.
Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu:
Sembilan puluh satu kalpa yang lampau terdapat seorang Buddha di dunia ini; Sang Tathāgata dan Arhat, bernama Vipaśyin, muncul di dunia. Lagi, O para bhikkhu, seorang Buddha berikutnya muncul tiga puluh satu kalpa yang lampau; Sang Tathāgata dan Arhat bernama Śikhin muncul di dunia ini. Lagi, O para bhikkhu, selama kalpa yang sama itu, terdapat lagi seorang Buddha lainnya; Sang Tathāgata dan Arhat bernama Viśvabhū muncul di dunia ini. Lagi, O para bhikkhu, dalam kalpa sekarang yang menguntungkan (
bhadrakalpa) muncul di dunia ini serangkaian para Buddha, bernama Krakucchanda, Kanakamuni, dan Kāśyapa, dan sekarang juga, selama kalpa yang menguntungan yang sama, aku sendiri telah merealisasi pencerahan yang sempurna, yang tertinggi (
anuttara samyaksaṃbodhi).
Sang Buddha kemudian melanjutkan dalam syair:
Sembilan puluh satu kalpa yang lampau,
Terdapat Buddha Vipaśyin;
Berikutnya, tiga puluh satu kalpa yang lampau,
Muncul Buddha Śikhin;
Dalam kalpa yang sama itu,
Muncul Tathāgata Viśvabhū.
Sekarang, selama kalpa yang menguntungkan ini,
Suatu masa dari banyak tak terhitung
nayuta tahun,
Muncul empat orang maha bijaksana,
Yang terkemuka karena belas kasihnya terhadap semua makhluk hidup:
Krakucchanda, Kanakamuni, Kāśyapa, dan Śākyamuni.
Kalian seharusnya mengetahui bahwa ketika Buddha Vipaśyin muncul, masa kehidupan manusia adalah delapan puluh ribu tahun. Ketika Buddha Śikhin muncul, masa kehidupan manusia adalah tujuh puluh ribu tahun. Ketika Buddha Viśvabhū muncul, masa kehidupan manusia adalah enam puluh ribu tahun. Ketika Buddha Krakucchanda muncul, masa kehidupan manusia adalah empat puluh ribu tahun. Ketika Buddha Kanakamuni muncul, masa kehidupan manusia adalah tiga puluh ribu tahun. Ketika Buddha Kāśyapa muncul, masa kehidupan manusia adalah dua puluh ribu tahun. Saat ini ketika aku muncul, masa kehidupan manusia adalah kebanyakan kurang dari seratus tahun, dengan hanya sedikit yang hidup lebih panjang daripada itu.
Kemudian Sang Buddha melanjutkan dalam syair:
Pada masa Vipaśyin,
Masa kehidupan manusia adalah delapan puluh empat ribu tahun;
Pada masa Buddha Śikhin,
Masa kehidupan manusia adalah tujuh puluh ribu tahun;
Pada masa Viśvabhū,
Masa kehidupan manusia adalah enam puluh ribu tahun;
Pada masa Krakucchanda,
Masa kehidupan manusia adalah empat puluh ribu tahun;
Pada masa Kanakamuni,
Masa kehidupan manusia adalah tiga puluh ribu tahun;
Pada masa Kāśyapa,
Masa kehidupan manusia adalah dua puluh ribu tahun;
Sekarang, aku sendiri tidak melebihi
Masa kehidupan manusia sekarang dari seratus tahun.
Buddha Vipaśyin berasal dari kasta
kṣatriya, yang memakai nama keluarga Kauṇḍinya (Pāli: Koṇḍañña). Buddha Śikhin dan Buddha Viśvabhū juga berasal dari kasta
kṣatriya yang sama, yang memakai nama keluarga yang sama. Buddha Krakucchanda berasal dari kasta
brāhmaṇa, yang memakai nama keluarga Kāśyapa. Buddha Kanakamuni dan Buddha Kāśyapa berasal dari kasta
brāhmaṇa yang sama, yang memakai nama keluarga yang sama. Diriku sendiri, sebagai yang tertinggi dan paling dimuliakan, berasal dari kasta
kṣatriya dan memakai nama keluarga Gautama.
Sang Buddha kemudian melanjutkan dalam syair:
Tathāgata Vipaśyin, Śikhin, dan Viśvabhū,
Tiga makhluk tercerahkan sempurna ini
Berasal dari kasta
kṣatriya dengan nama keluarga Kauṇḍinya.
Tiga Tathāgata berikutnya
Berasal dari kasta
brāhmaṇa dengan nama Kāśyapa.
Diriku sendiri sekarang, yang tertinggi dan paling dimuliakan,
Demi tujuan membimbing para makhluk hidup,
Berasal dari keluarga para pemberani,
Yang terutama di antara semua dewa,
Dengan nama Gautama.
Tiga makhluk tercerahkan sempurna yang pertama
Berasal dari kasta
kṣatriya,
Sedangkan tiga Tathāgata yang kedua
Berasal dari kasta
brāhmaṇa.
Sekarang aku sendiri, yang tertinggi dan paling dimuliakan,
Berasal dari kasta
kṣatriya yang berani.
Buddha Vipaśyin duduk di bawah sebatang pohon
pippala dan merealisasi pencerahan sempurna. Buddha Śikhin duduk di bawah sebatang pohon
puṇḍarīka dan merealisasi pencerahan sempurna. Buddha Viśvabhū duduk di bawah sebatang pohon
śāla dan merealisasi pencerahan sempurna. Buddha Krakucchanda duduk di bawah sebatang pohon
śirīsā dan merealisasi pencerahan sempurna. Buddha Kanakamuni duduk di bawah sebatang pohon
udumbara dan merealisasi pencerahan sempurna. Buddha Kāśyapa duduk di bawah sebatang pohon
nyagrodha dan merealisasi pencerahan sempurna. Sekarang aku, Sang Buddha dan Arhat, duduk di bawah sebatang pohon
paṭala dan merealisasi pencerahan sempurna.
Sang Buddha kemudian melanjutkan dalam syair:
Tathāgata Vipaśyin mendekati sebatang pohon
pippalaDan di bawah pohon itu ia merealisasi pencerahan sempurna.
Tathāgata Śikhin memadamkan kekotoran di bawah sebatang pohon
puṇḍarīkaTathāgata Viśvabhū duduk di bawah sebatang pohon
śālaDan di sana ia merealisasi pengetahuan dan penglihatan pembebasan,
Kekuatan batinnya tidak terhalangi.
Tathāgata Krakucchanda duduk di bawah sebatang pohon
śirīsāDan merealisasi kemahatahuannya, yang murni,
Tidak terkotori ataupun terikat.
Kanakamuni duduk di bawah sebatang pohon
udumbaraDan di bawah pohon itu memadamkan keinginan, dukacita, dan kesengsaraan.
Tathāgata Kāśyapa duduk di bawah sebatang pohon
nyagrodhaDan di bawah pohon itu mengakhiri awal mula berbagai kehidupan.
Aku sendiri, sekarang, sebagai Śākyamuni, duduk di bawah sebatang pohon
paṭalaDan sebagai Tathāgata, aku telah memperoleh sepuluh kekuatan,
Mengakhiri banyak kekotoran,
Mengatasi serangan [Māra], Si Jahat, dan
Sekarang telah menyampaikan pengetahuan agung kepada para siswa.
Kekuatan pengerahan usaha tujuh Buddha
Memancarkan berkas cahaya yang menghancurkan kegelapan ketidaktahuan.
Masing-masing para Buddha duduk di bawah sebatang pohon
Dan di sana merealisasi pencerahan sempurna.
Tathāgata Vipaśyin mengajarkan Dharma-nya di hadapan perkumpulan para siswa dalam tiga kesempatan; kehadiran sejumlah seratus enam puluh ribu [siswa] pada perkumpulan pertama, seratus ribu [siswa] pada perkumpulan kedua, dan delapan puluh ribu [siswa] pada perkumpulan ketiga. Tathāgata Śikhin juga mengajarkan Dharma-nya di hadapan perkumpulan para siswa dalam tiga kesempatan; kehadiran sejumlah seratus ribu [siswa] pada perkumpulan pertama, delapan puluh ribu [siswa] pada perkumpulan kedua, dan tujuh puluh ribu [siswa] pada perkumpulan ketiga. Tathāgata Viśvabhū mengajarkan Dharma-nya di hadapan perkumpulan para siswa dalam dua kesempatan; kehadiran sejumlah tujuh puluh ribu [siswa] pada perkumpulan pertama dan enam puluh ribu [siswa] pada perkumpulan kedua. Tathāgata Krakucchanda mengajarkan Dharma-nya di hadapan perkumpulan para siswa dalam satu kesempatan, dengan kehadiran empat puluh ribu [siswa]. Tathāgata Kanakamuni mengajarkan Dharma-nya di hadapan perkumpulan para siswa dalam satu kesempatan, dengan kehadiran tiga puluh ribu [siswa]. Tathāgata Kāśyapa mengajarkan Dharma-nya di hadapan perkumpulan para siswa dalam satu kesempatan, dengan kehadiran dua puluh ribu [siswa]. Aku sekarang mengajarkan Dharma di hadapan perkumpulan para siswa dalam satu kesempatan, dengan kehadiran seribu dua ratus lima puluh [siswa].
Sang Buddha kemudian melanjutkan dalam syair:
Vipaśyin terkemuka dalam perenungan nama;
Pengetahuan mendalamnya tak terhitung.
Ia tidak memiliki ketakutan apa pun dalam berkotbah
Di hadapan perkumpulan para siswanya dalam tiga kesempatan.
Cahaya [kebijaksanaan] Śikhin tidak tergoyahkan dan
Dengan demikian menghancurkan semua kekotoran.
Tidak ada yang dapat mengukur kekuasaan dan kebaikannya,
Begitu tak terhitung dan besar.
Buddha ini juga mengadakan dalam tiga kesempatan
Perkumpulan para siswanya
Yang berkumpul bersama dari semua tempat.
Viśvabhū mengakhiri kekotoran, dan
Banyak orang maha bijaksana berkumpul dalam pengajarannya.
Namanya terdengar di semua wilayah, dan
Nama besar dari Dharma-nya muncul.
Para siswa dari dua perkumpulan menyebarkan ke mana-mana
Makna mendalam [dari ajarannya].
Krakucchanda mengajarkan Dharma-nya
Di hadapan perkumpulan dalam satu kesempatan,
Dan sebagai pembimbing mereka membantu, dengan belas kasihnya,
Para siswa dengan demikian berkumpul
Untuk mengatasi penderitaan dan menyempurnakan perubahan [keyakinan].
Tathāgata Kanakamuni
Merealisasi pencerahan tertinggi dan
Dengan cara yang sama mengajarkan Dharma-nya.
Ciri khas fisiknya tampak mengagumkan, berwarna ungu keemasan,
Setiap aspek bentuk jasmaninya sama sempurnanya.
Perkumpulan para siswanya menyebarkan ajarannya di mana-mana.
[Ketika Kāśyapa mengajarkan Dharma-nya di hadapan perkumpulan,]
Tidak ada rambutnya yang berdiri,
Ataupun kebingungan dalam pikirannya,
Ataupun perkataan apa pun dari perulangan yang tidak perlu.
Para siswa dari perkumpulan tunggalnya
Menghormati perenungan belas kasihnya dalam kedamaian [sempurna].
Aku, dari keluarga Śākya,
Yang unggul di antara semua
śramaṇaPusat dari semua kediaman surgawi, paling dimuliakan,
Memiliki para siswa dari perkumpulan tunggalku.
Adalah keinginanku muncul di hadapan perkumpulan itu
Untuk menyebarkan ajaran yang murni dan sejati.
Dengan pikiranku dipenuhi dengan kegembiraan,
Aku tidak memiliki kehidupan berikutnya.
Vipaśyin dan Śikhin mengajarkan Dharma mereka di hadapan tiga perkumpulan,
Buddha Viśvabhū mengajar di hadapan dua perkumpulan,
Empat Buddha yang tersisa masing-masing mengajarkan [Dharma]
Dalam kesempatan tunggal di hadapan suatu perkumpulan para bijaksana.
Buddha Vipaśyin memiliki dua orang siswa, Khaṇḍa dan Tiṣya; mereka melampaui semua siswa lainnya. Buddha Śikhin memiliki dua orang siswa, Abhibhū dan Saṃbhava; mereka melampaui semua siswa lainnya. Buddha Viśvabhū memiliki dua orang siswa, Soṇa dan Uttama; mereka melampaui semua siswa lainnya. Buddha Krakucchanda memiliki dua orang siswa, Sañjīva dan Vidhūra; mereka melampaui semua siswa lainnya. Buddha Kanakamuni memiliki dua orang siswa, Bhiyyosa dan Uttara; mereka melampaui semua siswa lainnya. Buddha Kāśyapa memiliki dua orang siswa, Tiṣya dan Bharadvāja; mereka melampaui semua siswa lainnya. Aku memiliki dua orang siswa, Śāriputra dan Maudgalyāyana; mereka melampaui semua siswa lainnya.