//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: A Key Points of Mahamudra Instruction  (Read 12176 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
A Key Points of Mahamudra Instruction
« on: 04 October 2007, 12:22:59 PM »
helo
« Last Edit: 27 March 2008, 12:05:55 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #1 on: 04 October 2007, 12:25:39 PM »
Waduh... kmaren ada mp3-Ceramah-nya Mahamudra
tapi... dagh hilank skrg...  ^:)^

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #2 on: 13 June 2008, 02:22:51 AM »
wew ni isinya paan? ko ga ada keterangan apapun ttg Mahamudra??
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #3 on: 06 August 2008, 06:52:37 AM »
dahulu sempet ada teksnya, but kayaknya diedit ama om suchamda. :D
setahu saya mahamudra ada kaitannya dgn Tathagathagarbha... cmiiw


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #4 on: 06 August 2008, 08:54:06 AM »
dahulu sempet ada teksnya, but kayaknya diedit ama om suchamda. :D
setahu saya mahamudra ada kaitannya dgn Tathagathagarbha... cmiiw


By : Zen

Ya benar. Mahamudra utk melihat sesuatu sebagai dharmata. Kalau di Theravada disebut melihat sesuatu apa adanya.
Tapi bedanya adalah :
- Bila di tradisi shravakayana maka realita masih terlihat sebagai nama vs rupa (versi sutta), ataupun nibbana, citta, cetasika, rupa (versi abhidhamma).
- Maka seorang yg berhasil dalam tradisi anuttarayoga Mahamudra tidak akan melihat lagi nama berbeda dengan rupa. Rupa akan terlihat sbg hal yg ilusif juga. Oleh karena itu, para mahasiddha dan yogi yg realisasi bisa melakukan hal2 yang sepertinya tidak masuk akal, spt berjalan di atas air, menembusi gunung, terbang, dsb. Tapi hendaknya hal itu jangan dijadikan tujuan.

Saya remove tulisan tentang syair pointing out mahamudra tsb, krn belakangan baru saya mengetahui adanya samaya yg melarang seseorang yg tidak memiliki otorisasi utk menyampaikan hal tersebut.
Apa yg saya sampaikan disini sekarang hanyalah hal2 pengetahuan umum belaka.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #5 on: 06 August 2008, 06:56:03 PM »
dahulu sempet ada teksnya, but kayaknya diedit ama om suchamda. :D
setahu saya mahamudra ada kaitannya dgn Tathagathagarbha... cmiiw


By : Zen

Ya benar. Mahamudra utk melihat sesuatu sebagai dharmata. Kalau di Theravada disebut melihat sesuatu apa adanya.
Tapi bedanya adalah :
- Bila di tradisi shravakayana maka realita masih terlihat sebagai nama vs rupa (versi sutta), ataupun nibbana, citta, cetasika, rupa (versi abhidhamma).
- Maka seorang yg berhasil dalam tradisi anuttarayoga Mahamudra tidak akan melihat lagi nama berbeda dengan rupa. Rupa akan terlihat sbg hal yg ilusif juga. Oleh karena itu, para mahasiddha dan yogi yg realisasi bisa melakukan hal2 yang sepertinya tidak masuk akal, spt berjalan di atas air, menembusi gunung, terbang, dsb. Tapi hendaknya hal itu jangan dijadikan tujuan.

Saya remove tulisan tentang syair pointing out mahamudra tsb, krn belakangan baru saya mengetahui adanya samaya yg melarang seseorang yg tidak memiliki otorisasi utk menyampaikan hal tersebut.
Apa yg saya sampaikan disini sekarang hanyalah hal2 pengetahuan umum belaka.

ehm... ehm...
kayaknya diem2 ada praktisi tantra nih... ;D


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #6 on: 06 August 2008, 11:12:23 PM »
begitu eksklusifnya sampai-sampai takut untuk diceritakan. Dengan latar belakang  menakut-nakuti murid dengan menggunakan sila samaya, apa bedanya dengan takut akan kutukan LaoMu?  kembalilah ke nalar sejati anda bung.

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #7 on: 07 August 2008, 06:30:27 AM »
kalo saya sih, liatnya bkn eksklusif, bro sandal jepit.
menurutku, hal ini tergantung kedewasaan spiritual seseorang.
ibaratnya : anda ga mungkin jelasin cara2 ML kpd anak kecil kan? <-- cth duniawi banget, heheheheh
ato menjelaskan rumitnya hubungan antar personal orang2 dewasa kepada anak2.
karena dunianya beda, pemahamannya bisa berbeda pula.
saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain adalah satu hal yang baik.
IMO, kita perlu open-minded, dan mempelajari tradisi ini lebih mendalam dan menyeluruh...
biar ga negative thinking, dan terkesan men-generalisasi suatu jalan spritual.


By : Zen

ps : saya bukan seorang praktisi tantra. :)
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #8 on: 07 August 2008, 12:56:09 PM »
saya tidak negative thinking, namun saya tertarik dengan adanya ajaran yang disembunyikan dari publik,  Kalau ajaran membawa manfaat bagi banyak orang kenapa harus disembunyikan?  Pernakah anda mengkritisi, menelaah, ber-ehipashiko terhadap "sila samaya"? atau bisa jadi dengan adanya sila samaya ini, ditambahkan sila-sila politik yang tidak akan membiarkan nalar sejati anda bekerja dengan baik..

Hal ini mirip seperti kasusnya dorje shugden. Tradisi Dorje Shugden dipraktekkan selama beratus-ratus tahun dan menjadi bagian dari sila samaya (= ajaran disembunyikan, hanya murid-murid yang telah menerima "sesuatu" boleh mempelajari) , koq tiba-tiba saja dilarang oleh Dalai Lama... hubungannya dengan Dalai Lama? Beliau mendobrak apa yang menjadi Tradisi Samaya  Dorje Shugden.  Dalai Lama pada masa mudanya juga seorang murid dari praktisi Dorje Shugden.  Saya salut dengan keberanian Dalai Lama yang berpikir kritis, menelaah dan meneliti suatu tradisi.  Dan secara kebetulan, muridnya yang lain Geshe Kelsang gyatso,  memegang samaya dengan kuat, tidak berani mengkritisi dan menelaah, meneruskan tradisi Dorje Shugden. 





« Last Edit: 07 August 2008, 12:58:28 PM by SandalJepit »

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #9 on: 15 August 2008, 04:17:33 PM »
Hehehe....saya jadi geli.
Menurut saya, orang yang berjalan dalam path sutrayana pasti tidak bisa memahami tantra.
Daripada menjadikan orang salah mengerti, lebih baik saya tidak usah jelaskan disini.
Karena :
- ajaran tantra terlalu dalam, dan butuh direct experiences untuk batu pijakan penjelasannya.
- paradigma sutra (apalagi hinayana) terlalu sempit utk memahami tantra, apalagi atiyogayana.
- penjelasan dalam ruang diskusi yg sempit spt ini tidak memungkinkan.
- keterbatasan dalam komunikasi dengan tulisan.
- atmosfir forum yg tidak kondusif utk memberi penjelasan.

Bagi mereka yg benar2 berminat mengetahui ajaran tantra (tapi yg mainstream yah), silakan bikin forum diskusi diluar Dhammacitta ini, yang sifatnya closed.
Silakan undang saya utk bergabung, barangkali saya bisa membantu menjelaskan asalkan membernya memiliki guru silsilah yang jelas.
« Last Edit: 15 August 2008, 04:20:19 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #10 on: 15 August 2008, 09:32:22 PM »
kalau mau cepet sampai tujuan
pakailah pesawat terbang!
tapi hati2, Pilotnya,Pesawatnya, harus yg benar2 sipp..
pesawat yg sip pun masih bisa jatuh..tuh..tuh...
Samma Vayama

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #11 on: 16 August 2008, 01:38:55 AM »
Apa yang anda katakan ada benarnya.

Kalau tidak salah, Padmasambhava pernah mengatakan bahwa melalui jalur tantric maka seseorang bisa mencapai Kebuddhaan dalam satu kali kehidupan saja, tanpa perlu menunggu berkali-kali kehidupan spt pada mahayana, ataupun berkalpa-kalpa spt dalam ajaran small vehicle.
Meskipun demikian, dalam belajar tantra, adalah bagaikan ular dalam tabung vertikal : hanya ada dua pilihan : bergerak naik, artinya tercerahkan, atau bergerak turun, jatuh ke vajra hell.

Memang jalur tantric bukan buat main-main, dan mengandung resikonya sendiri karena ajarannya sangat dalam dan subtil.
Untuk bisa memahami ajaran secara tepat, membutuhkan tingkat intelektual yang cukup dan keseriusan dalam belajar. Penalaran dalam vajrayana sudah bukan lagi menggunakan logic basic, tapi lebih ke arah ecologic (per definisi Gregory Bateson).
Per filosofinya, harus memahami madhyamaka dan yogacara terlebih dahulu. Dua2nya mahayana.
Barulah kemudian melalui praktek, seseorang mengumpulkan 'vocabulary' experience yang menggunakan bahasa simbolisme.

Oleh karena itu, seseorang dalam menempuh jalur tantric, biasanya memulai dulu pembelajaran ttg hinayana, kemudian mahayana. Dua2nya disebut sutric path, atau jalur yg menggunakan kitab2.
Tibetan Buddhism sendiri pada dasarnya meliputi dari hinayana, mahayana, dan tantric.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #12 on: 16 August 2008, 01:51:18 AM »
Perlu saya tambahkan.

Saat ini sudah mulai banyak rinpoche masuk indonesia utk mengadakan acara2 puja dan inisiasi ini itu. Anda tidak perlu khawatir mengikuti acara2 dan inisiasi itu, karena pada dasarnya lebih bersifat mahayana daripada tantric yg benar2.
Dalam acara2 tersebut biasanya belum dikenakan tantric vow, paling2 hanya puja2 untuk memenuhi permintaan konsumen buddhis indonesia yg masih senang dengan blessing2 dan penghiburan wishful thinking. Rinpoche terpaksa harus jadi sinterklas.
Belum masuk ke ajaran tantric yg sebenarnya.

Apa boleh buat. Itulah kondisi konsumen buddhis indonesia. :)

Ada beberapa yg mulai serius, tapi digojlok dulu dengan ngondro.
Ada pula yg lebih ke arah gaya gelug, memulainya dari pembelajaran lamrim.
« Last Edit: 16 August 2008, 01:54:33 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Delusion

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 15
  • Gender: Female
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #13 on: 16 August 2008, 12:12:41 PM »
Kog pake bahasa "gojlok"?
:)

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: A Key Points of Mahamudra Instruction
« Reply #14 on: 16 August 2008, 12:19:19 PM »
digojlok = digembleng.

Memang tidak tepat kalau sekedar penggemblengan, tapi ngondro merupakan metode utk menumbuhkan fondasi yg kuat sbg praktisi serius serta utk menumbuhkan devosi, mempurifikasi dan memupuk karma baik. Baru setelah kekotoran batin agak menipis, pelajaran2 berikutnya baru bisa dipahami dengan baik.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

 

anything