//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: GURU  (Read 9109 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: GURU
« Reply #15 on: 22 April 2008, 12:04:46 AM »


dengan mengandalkan guru dengan tepat, kita akan semakin cepat mencapai realisasi-realisasi.

disebutkan dalam sutra dan tantra bahwa apabila kita marah kepada guru, maka akan membuat kita terlempar ke neraka sangat lama sekali.


waitt... koq bisa masuk neraka gara-gara marah ama guru?  :o jadi tambah bingung nih... bisa kasih penjelasan lebih lanjut toh? ada sutra yang mendukung ga?


Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: GURU
« Reply #16 on: 22 April 2008, 01:31:41 PM »

dengan mengandalkan guru dengan tepat, kita akan semakin cepat mencapai realisasi-realisasi.

disebutkan dalam sutra dan tantra bahwa apabila kita marah kepada guru, maka akan membuat kita terlempar ke neraka sangat lama sekali.

waitt... koq bisa masuk neraka gara-gara marah ama guru?  :o jadi tambah bingung nih... bisa kasih penjelasan lebih lanjut toh? ada sutra yang mendukung ga?


kalo pendapatku, hal itu berkaitan dengan tindakan [action] buruk yang kita lakukan terhadap orang yang berjasa kepada kita, apalagi orang tersebut memiliki kualitas-kualitas baik.
analoginya, mirip2 dgn tindakan2 kita thd ortu kita, yang telah berjasa sangat besar kepada hidup kita; memberi kita tubuh manusia ini, memberi kehidupan, memberi cinta, memberi kehangatan, mendidik kita, menjaga kita, menjamin kesejahteraan kita, membiayai sekolah kita, mengkhawatirkan kita ketika kita sakit atau dalam perjalanan jauh, sepanjang waktu, sampai akhir hayat mereka, dsb [ga abis2 kalo direnungin semuanya. :)]
demikian juga dengan para guru [formal maupun non formal], baik dari SD sampai perguruan tinggi, yang telah membimbing kita, mengajarkan pengetahuan kepada kita, memberi kita ketrampilan yang berguna bagi hidup kita, menjadikan kita manusia yang lebih baik.

juga kepada para guru spiritual, yang mengajarkan dharma kepada kita, menginspirasi kita agar mempraktikkan dharma, mengingatkan kita akan tindakan bajik dan buruk beserta akibatnya, mengembangkan kualitas-kualitas baik kita dan membuat kita meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk kita, dsb. apapun yang mereka lakukan thd kita, adalah agar kita memperoleh kebahagiaan. baik pada masa kini, untuk kelahiran-kelahiran yang lebih baik di masa mendatang, maupun kebahagiaan tertinggi, pembebasan sejati.

kata pepatah kuno : jangan jadi kacang yang lupa sama kulitnya.

so, jika kita bertindak buruk [mis. dgn bersikap marah] thd mereka [ortu maupun guru], hasilnya tentu sangat tidak bermanfaat, baik bagi kita maupun orang lain. that is just my opinion... CMIIW :)


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: GURU
« Reply #17 on: 23 April 2008, 10:45:51 AM »
kalo pendapatku, hal itu berkaitan dengan tindakan [action] buruk yang kita lakukan terhadap orang yang berjasa kepada kita, apalagi orang tersebut memiliki kualitas-kualitas baik.
analoginya, mirip2 dgn tindakan2 kita thd ortu kita, yang telah berjasa sangat besar kepada hidup kita; memberi kita tubuh manusia ini, memberi kehidupan, memberi cinta, memberi kehangatan, mendidik kita, menjaga kita, menjamin kesejahteraan kita, membiayai sekolah kita, mengkhawatirkan kita ketika kita sakit atau dalam perjalanan jauh, sepanjang waktu, sampai akhir hayat mereka, dsb [ga abis2 kalo direnungin semuanya. :)]
demikian juga dengan para guru [formal maupun non formal], baik dari SD sampai perguruan tinggi, yang telah membimbing kita, mengajarkan pengetahuan kepada kita, memberi kita ketrampilan yang berguna bagi hidup kita, menjadikan kita manusia yang lebih baik.

juga kepada para guru spiritual, yang mengajarkan dharma kepada kita, menginspirasi kita agar mempraktikkan dharma, mengingatkan kita akan tindakan bajik dan buruk beserta akibatnya, mengembangkan kualitas-kualitas baik kita dan membuat kita meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk kita, dsb. apapun yang mereka lakukan thd kita, adalah agar kita memperoleh kebahagiaan. baik pada masa kini, untuk kelahiran-kelahiran yang lebih baik di masa mendatang, maupun kebahagiaan tertinggi, pembebasan sejati.

kata pepatah kuno : jangan jadi kacang yang lupa sama kulitnya.

so, jika kita bertindak buruk [mis. dgn bersikap marah] thd mereka [ortu maupun guru], hasilnya tentu sangat tidak bermanfaat, baik bagi kita maupun orang lain. that is just my opinion... CMIIW :)


By : Zen

waktu sekolah dulu,  ada juga guru yang nyebelin, suka cari-cari kesalahan gitu, suka maksa-maksa pendapat dia, dan memaksakan agama dia untuk diterima murid-muridnya, maksa pergi ke gereja, dll...    nah kalo bandel ama guru kayak gitu gimana ya?  apa iya juga masuk neraka toh?  wah.. gawat nih...  :'(

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: GURU
« Reply #18 on: 23 April 2008, 04:53:57 PM »
waktu sekolah dulu,  ada juga guru yang nyebelin, suka cari-cari kesalahan gitu, suka maksa-maksa pendapat dia, dan memaksakan agama dia untuk diterima murid-muridnya, maksa pergi ke gereja, dll...    nah kalo bandel ama guru kayak gitu gimana ya?  apa iya juga masuk neraka toh?  wah.. gawat nih...  :'(

dulu daku juga pernah ada guru sekolah like that, bro sandaljepit, kalo ga salah inget waktu smp.
kalo ada yg memaksakan suatu agama, ya dijelasin, bro. kalo apa yg kita yakini berbeda dgn dia, juga menyampaikan alasannya.
so far, selama kita ga emosional waktu menjelaskannya, ga ada masalah. orgnya bisa menerima.
kalo orgnya masih nekad maksa aje, ya didiemin [bkn dibenci loh]. :)
biarpun begitu kan tetep aja ada jasanya dgn kita, ilmunya dpt kan?

daku juga teringat waktu smu, ada guru matematika dikenal dengan sebutan 'mami killer'. :P
maklum, tiap kali guru itu masuk kelas, suasana rame bisa jd sunyi kayak di kuburan. :))
kalo ada yg isa jawab, kena keramas rambutnya, sampe kena lempar kapur ataupun rotan.
nilai tes maupun ujian, rata2 muridnya sekitar 20-30, bahkan ga jarang kasih angka nol gede2, ada bonusnya lagi.
bagi yg dpt nilai kecil, kena PR tambahan. :P

walau usianya sudah tidak bisa dibilang muda, tapi semangat mengajarnya luar biasa.
kalo ga salah, waktu saya smu usia beliau udah 50++.
sekarang harusnya sekitar 60 thn, namun beliau masih mengajar hingga sekarang.
karena seremnya, jd teringat2 terus kalo harus belajar matematika dengan baik...
pelajari berulang kali, evaluasi, kerjakan latihan, dsb.
koq jadi curhat ya, hehehe....  ;D


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: GURU
« Reply #19 on: 25 April 2008, 10:29:23 PM »
Ikutan yah....
Secara umum saya sependapat dengan posting2 sebelumnya, Samanera Nyana Bhadra dan Hikoza. Jadi mungkin tidak ada yang baru, hanya berusaha menambahkan sedikit sudut pandang lain.

Pertama-tama, mungkin kita perlu tahu juga definisi "guru" itu sendiri. Di bawah ini saya kutip dari webside Alexander Berzin (setahuku beliau adalah mantan penerjemah HH Dalai Lama)

(http://www.berzinarchives.com/web/en/archives/e-books/published_books/spiritual_teacher/pt1/spiritual_teacher_02.html)

The most well-known Sanskrit term for a spiritual teacher is guru. Although in several Western countries, the word guru negatively connotes the head of a cult, the term literally means someone weighty or heavy. This does not mean that gurus are necessarily fat, although many are in fact overweight. Nor does it mean that gurus provide oppressively serious company. Most Buddhist teachers, especially Tibetan ones, have great senses of humor. His Holiness the Fourteenth Dalai Lama, for example, laughs and jokes whenever something strikes him funny, even when teaching the most profound subjects. The connotation, instead, as the founder of the Sakya Tsar tradition, Tsarchen, explained in A Commentary on [Ashvaghosha's] "Fifty Stanzas [on the Guru]", is that gurus are weighty with qualifications. Gu is short for guna, good qualities, and ru stands for ruchi, a collection.
...

The Tibetans translated guru as lama (bla-ma). La means unsurpassable or sublime, while ma means mother. Lamas resemble mothers in that they have given birth internally to what is sublime. In other words, lamas are people who are extraordinarily advanced in spiritual development. Moreover, lamas help others to give birth to their own achievements of similar states. The word lama, however, connotes far more.

Terlepas dari berbagai makna yang terkandung di dalamnya, secara sederhana kita bisa katakan bahwa guru adalah seseorang yang berat, yaitu berat dengan kualitas-kualitas baik/unggul/mulia.

Tentu saja zaman sekarang ada berbagai jenis guru dengan berbagai jenis kualitas pula. Jd, untuk mengingatkan dan agar tidak terlalu melebar kita perlu tahu bahwa yang kita acu di sini adalah guru spiritual, maka ia harus memenuhi kriteria2 tertentu yang sesuai pula. (Mohon dicatat: ini bukan berarti meremehkan guru jenis lain ya, tolong baca postingan Hikoza juga)

Hanya sekedar mengingatkan saja karena semua sudah ada dalam postingan samanera sebelumnya  (Silakan baca postingan Samanera Nyana Bhadra sebelumnya tentang kualitas seorang guru, seorang murid dan bagaimana hubungan guru dan murid terjalin), kita perlu tahu bahwa seorang guru spiritual pun ada kriteria yang berbeda apakah berdasarkan vinaya, mahayana, tantra ataupun sutra. Berdasarkan tradisi Lamrim yang merupakan tradisi mahayana, dikatakan seorang guru harus memiliki minimal 5 dari 10 kualitas. Atau paling minimal lagi, berdasarkan tradisi lisan Lamrim, seorang guru paling minimal-minimalnya harus memiliki  4 kualitas (lebih mementingkan kehidupan berikut, lebih mementingkan orang lain daripada dirinya, punya pengetahuan yang baik/akurat ttg bahan yang diajarkan, menerima ajaran tersebut dari gurunya dalam silsilah tak terputus yang juga termasuk tidak merusak hubungan dengan gurunya)

Kita tentu saja juga perlu tahu bagaimana hubungan guru dan murid terjalin, agar konsekuensi guru murid terjalin. Sebenarnya cukup mudah untuk menjalin murid seorang calon guru. Klo kita dengan motivasi untuk menjadi murid dari calon guru kita, datang mendengar ajarannya 4baris saja maka hubungan itu terjalin. Oleh karena itulah, sangat2 disarankan untuk tidak buru2 mengambil seorang sebagai guru (kita bisa menganggapnya brother/sister in dharma, senior in dharma atau sejenisnya), karena ada konsekuensinya. Kita sebelum mengangkat seseorang sebagai guru, kita masih punya banyak kebebasan (misal mengkritiknya, mengajaknya berdebat, dsj), dan kita TIDAK WAJIB mengangkatnya menjadi guru kita, namun sekali hubgn guru murid terjalin kebebasan itu hilang, kita tidak bisa bertingkah laku sembarangan lagi. Hilang di sini juga harus dipahami bahwa hal itu hanya akan merugikan diri kita sendiri.

Sekarang secara umum kita tahu bahwa semua hal2 tidak menyenangkan yang kita alami, berasal dari perbuatan2 negatif kita. Dan perbuatan negatif itu tentu saja dimulai dengan pikiran2 negatif. Jadi, pikiran2 negatif kitalah sumber semua masalah kita. Nah, bila pikiran negatif terhadap makhluk biasa saja dapat membuat kita menderita bahkan terjatuh ke alam rendah maka kira2 apa jadinya berpikiran negatif terhadap seseorang yang punya kualitas luar biasa, yang memperhatikan kebahagiaan kita bukan hanya kehidupan ini, tapi berkehidupan2 yang akan datang dan bahkan menginginkan kita bebas dari samsara?

Dengan logika sederhana, klo kita melakukan sesuatu yang berlawanan dengan tujuan kita, tentunya hasilnya adalah sesuatu yang berlawanan juga dengan tujuan kita juga. Demikian pula, bila kita melakukan sesuatu yang berlawanan dengan tujuan guru kita (artinya kita menjalin hubungan guru murid dengannya) yang menginginkan kebahagiaan kita (sekali lagi bukan hanya kebahagiaan dalam kehidupan sekarang, tapi jg kehidupan2 yg akan datang bahkan kebahagiaan kebebasan dari samsara), berarti kita melakukan sesuatu yang berlawanan pula dengan tujuan tersebut, dengan kata lain akan mendapatkan hasil yang berlawanan juga, yaitu penderitaan (sebagai lawan dari kebahagiaan).
Sederhananya: kita ingin bahagia, tetapi kita melakukan hal2 yang melawan kebahagiaan kita, yaitu hal2 yang menjauhkan kita dari kebahagiaan kita.

Semoga bermanfaat

Terima kasih  :|
 
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: GURU
« Reply #20 on: 26 April 2008, 07:30:58 PM »
waktu sekolah dulu,  ada juga guru yang nyebelin, suka cari-cari kesalahan gitu, suka maksa-maksa pendapat dia, dan memaksakan agama dia untuk diterima murid-muridnya, maksa pergi ke gereja, dll...    nah kalo bandel ama guru kayak gitu gimana ya?  apa iya juga masuk neraka toh?  wah.. gawat nih...  :'(

dulu daku juga pernah ada guru sekolah like that, bro sandaljepit, kalo ga salah inget waktu smp.
kalo ada yg memaksakan suatu agama, ya dijelasin, bro. kalo apa yg kita yakini berbeda dgn dia, juga menyampaikan alasannya.
so far, selama kita ga emosional waktu menjelaskannya, ga ada masalah. orgnya bisa menerima.
kalo orgnya masih nekad maksa aje, ya didiemin [bkn dibenci loh]. :)
biarpun begitu kan tetep aja ada jasanya dgn kita, ilmunya dpt kan?

daku juga teringat waktu smu, ada guru matematika dikenal dengan sebutan 'mami killer'. :P
maklum, tiap kali guru itu masuk kelas, suasana rame bisa jd sunyi kayak di kuburan. :))
kalo ada yg isa jawab, kena keramas rambutnya, sampe kena lempar kapur ataupun rotan.
nilai tes maupun ujian, rata2 muridnya sekitar 20-30, bahkan ga jarang kasih angka nol gede2, ada bonusnya lagi.
bagi yg dpt nilai kecil, kena PR tambahan. :P

walau usianya sudah tidak bisa dibilang muda, tapi semangat mengajarnya luar biasa.
kalo ga salah, waktu saya smu usia beliau udah 50++.
sekarang harusnya sekitar 60 thn, namun beliau masih mengajar hingga sekarang.
karena seremnya, jd teringat2 terus kalo harus belajar matematika dengan baik...
pelajari berulang kali, evaluasi, kerjakan latihan, dsb.
koq jadi curhat ya, hehehe....  ;D


By : Zen

kalo guru gue yang nyebelin itu adalah guru agama, dia suka maksa murid-murid yang non ka****k untuk pindah agama. terus suka maksa untuk pergi ke gereja. yang suka rajin ke gereja dapet nilai bagus, yang ogah pergi ke gereja dapet nilai jelek. Terus yang lebih  menjengkelkan lagi, dia suka maksa murid untuk menghapalkan ayat-ayat alkitab. padahal berapa kali gw liat dan baca pun gak pernah masuk kepala  :(.. (emang gak jodoh ama agama ini kali yee... ) gue merasa tidak mendapat pelajaran apapun dari dia, selain kecongkakan dan arogan dari dia..   :(

guru begini mau mendapat "rasa hormat" dari gue? sori yee...  :P


 

anything