//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pendapat dan Dugaan Seputar Jhana  (Read 38973 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #15 on: 07 July 2011, 11:24:28 AM »
Untuk kasus diatas coba anda cari dulu literatur mengenai cara melatih iddhi viddhi, kalau anda sudah mengetahui cara melatih kemampuan batin adi duniawi itu nantinya anda akan mengerti pentingnya kemampuan keluar masuk jhana secara cepat.
Jhana yang digunakan untuk mengaktifkan kemampuan adi duniawi itu bukan sekedar jhana IV yang biasa.  Kalau hanya sekedar jhana IV biasa, maka semua orang yang berlatih sampai jhana IV tentunya sudah akan kebal, tapi pada prakteknya bukan demikian yang terjadi.

Thanks infonya, saya memang tidak tahu tentang idhi, kalo membicarakan tentang idhi selain ane memang tidak tahu apa-apa pembahasan menjadi amat melebar dan keluar dari topik jhana dan aktivitas.
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #16 on: 07 July 2011, 11:29:33 AM »
ini sebenarnya perdebatan klasik antara teori dengan praktek.

Dalam prakteknya jika seseorang mencapai jhana IV misalnya, sehingga hanya tinggal keseimbangan batin saja, jika orang tersebut membuka mata, maka tidak serta merta Jhana itu drop ke bawah atau hilang sama sekali.


Btw, yang dipertanyakan adalah saat beraktivitas, apakah jhana tersebut tetap bertahan pada saat berktivitas?

yaa... gitu deh

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #17 on: 07 July 2011, 11:38:23 AM »
Bisa
Btw, yang dipertanyakan adalah saat beraktivitas, apakah jhana tersebut tetap bertahan pada saat berktivitas?



Bisa dipertahankan!
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #18 on: 07 July 2011, 11:44:19 AM »
Sang Guru mengajarkan 4 postur dlm meditasi. Duduk merem adalah postur yg paling nyaman tapi bukan satu2nya. Utk alasan apakah Sang Buddha mengajarkan postur berdiri dan berjalan jika postur  ini tidak dapat masuk jhana?

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #19 on: 07 July 2011, 11:46:34 AM »
Bisa
Bisa dipertahankan!

Nah, kalo begitu bagaimana dengan dengan contoh yang diberikan pada post sebelumnya:
Yang ane bingung, misalnya seseorang sedang makan, dan pada saat sendok mulai masuk dan mulut menganga, orang tersebut masuk ke dalam jhana, katakanlah selama 10 menit, apakah proses menyuap makanan tsb terhenti atau selama 10 menit walaupun masuk dalam keadaan jhana, aktivitas menyuap dan mengunyah makanan juga terjadi beberapa kali ? Sementara proses aktivitas makan tersebut memerlukan pikiran yang memberikan perintah. Lain hal dengan bernafas yang cenderung proses alami tubuh sama dengan denyut jantung misalnya.

Apabila bisa dipertahankan apakah berarti, pada saat masuk ke dalam jhana, proses memasukan makanan dan mengunyah tersebut dilakukan dalam kondisi Jhana,

Kalo saya lebih setuju pada pernyataan anda dibawah ini:


Tergantung pada kedalaman dan tingkat konsentrasi orang tersebut, makin dalam dan tinggi konsentrasi orang tersebut, makin mudah mempertahankan keseimbangan batin dalam beraktifitas.


Bahwa orang yang mencapai jhana mempunyai keseimbangan batin yang lebih baik daripada yang tidak, hanya saja dalam beraktivitas bukan dalam keadaan jhana, tetapi konsentrasi di bawahnya. Kemampuan mencapai jhana itulah yang sebenarnya berpengaruh pada aktivitas, bukan jhananya.
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #20 on: 07 July 2011, 11:49:42 AM »
Sang Guru mengajarkan 4 postur dlm meditasi. Duduk merem adalah postur yg paling nyaman tapi bukan satu2nya. Utk alasan apakah Sang Buddha mengajarkan postur berdiri dan berjalan jika postur  ini tidak dapat masuk jhana?

Meditasi bukan hanya jhana, lebih tepat istilahnya bhavana, jadi termasuk vipassana.
Obyek samatha juga tidak mengharuskan dan dapat masuk ke dalam jhana, tetapi tetap diajarkan karena obyek tersebut, salah satunya Metta, akan membawa pada kemajuan batin.

Sekali lagi, yang disebut meditasi tidak hanya soal mencapai jhana.
yaa... gitu deh

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #21 on: 07 July 2011, 11:54:53 AM »
Contohnya, meditasi dengan objek anapannasati, masuk jhana IV.   Yang tertinggal hanya keseimbangan batin dengan konsentrasi yang kuat pada objek nafas.  Tinggal alihkan saja konsentrasi itu pada gerakan makan, bukan pada nafas lagi.  Selagi batin masih seimbang berarti masih belum jatuh dari jhana.

Konsentrasi itu kan bukan sesuatu yang mati, bagi yang mahir itu bisa diarahkan ke objek yang diinginkan.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #22 on: 07 July 2011, 11:57:37 AM »
Meditasi bukan hanya jhana, lebih tepat istilahnya bhavana, jadi termasuk vipassana.
Obyek samatha juga tidak mengharuskan dan dapat masuk ke dalam jhana, tetapi tetap diajarkan karena obyek tersebut, salah satunya Metta, akan membawa pada kemajuan batin.

Sekali lagi, yang disebut meditasi tidak hanya soal mencapai jhana.

setahu saya 40 objek kammathanna itu ujung2nya jhana juga, minimal jhana I

menurut guru saya, objek metta itu kalo berhasil dilatih kekuatannya setara dengan jhana I
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #23 on: 07 July 2011, 12:00:41 PM »
Contohnya, meditasi dengan objek anapannasati, masuk jhana IV.   Yang tertinggal hanya keseimbangan batin dengan konsentrasi yang kuat pada objek nafas.  Tinggal alihkan saja konsentrasi itu pada gerakan makan, bukan pada nafas lagi.  Selagi batin masih seimbang berarti masih belum jatuh dari jhana.

Konsentrasi itu kan bukan sesuatu yang mati, bagi yang mahir itu bisa diarahkan ke objek yang diinginkan.

Kalo begitu, berarti vipassana bisa dilakukan dalam kondisi ekagatta?
Setahu saya vipassana hanya bisa dilakukan pada tingkat konsentrasi di bawah jhana. Jadi harus keluar dulu dari kondisi jhana untuk melakukan pengamatan. Orang yang melakukan perjalanan tidak dapat sambil berhenti beristirahat. Pada saat berjalan ia berjalan, pada saat beristirahat dia berhenti.
yaa... gitu deh

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #24 on: 07 July 2011, 12:04:47 PM »
Kalo begitu, berarti vipassana bisa dilakukan dalam kondisi ekagatta?
Setahu saya vipassana hanya bisa dilakukan pada tingkat konsentrasi di bawah jhana. Jadi harus keluar dulu dari kondisi jhana untuk melakukan pengamatan. Orang yang melakukan perjalanan tidak dapat sambil berhenti beristirahat. Pada saat berjalan ia berjalan, pada saat beristirahat dia berhenti.

Makanya pada postingan saya yang terdahulu saya tuliskan, untuk orang yang melatih vipasanna murni, mungkin terasa aneh kedengarannya, melakukan aktifitas dalam jhana.

Tapi bagi yang berlatih metode jhana dan vipasanna secara berbarengan, hal itu bukan sesuatu yang aneh.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #25 on: 07 July 2011, 12:08:02 PM »
setahu saya 40 objek kammathanna itu ujung2nya jhana juga, minimal jhana I

menurut guru saya, objek metta itu kalo berhasil dilatih kekuatannya setara dengan jhana I

Kekuatan boleh sama, tapi apakah identik dengan Jhana?
Mettabhavana sepengetahuan saya memang bukan menargetkan jhana, tetapi memupuk metta.
Makanya pada postingan saya yang terdahulu saya tuliskan, untuk orang yang melatih vipasanna murni, mungkin terasa aneh kedengarannya, melakukan aktifitas dalam jhana.

Tapi bagi yang berlatih metode jhana dan vipasanna secara berbarengan, hal itu bukan sesuatu yang aneh.

Jadi apakah menurut anda orang yang melakukan samatha dan vipassana, melakukan pengamatan batin dalam kondisi jhana?
Mengapa dikatakan bahwa vipassana hanya dapat dilakukan pada tingkat konsentrasi di bawah jhana, upacara samadhi.
Apakah ada literatur yang menyatakan bahwa ada orang yang bervipassana dalam kondisi jhana?
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #26 on: 07 July 2011, 12:10:46 PM »
Contohnya, meditasi dengan objek anapannasati, masuk jhana IV.   Yang tertinggal hanya keseimbangan batin dengan konsentrasi yang kuat pada objek nafas. 

Pada jhana IV, obyek meditasi sudah bukan pada nafas tetapi keseimbangan batin itu sendiri.
bahkan pada jhana 2 perhatian pada nafas sudah ditinggalkan, tetapi dimulai dari piti.
yaa... gitu deh

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #27 on: 07 July 2011, 01:02:47 PM »
Kalo begitu, berarti vipassana bisa dilakukan dalam kondisi ekagatta?
Setahu saya vipassana hanya bisa dilakukan pada tingkat konsentrasi di bawah jhana. Jadi harus keluar dulu dari kondisi jhana untuk melakukan pengamatan. Orang yang melakukan perjalanan tidak dapat sambil berhenti beristirahat. Pada saat berjalan ia berjalan, pada saat beristirahat dia berhenti.

Sekedar intermezzo, untuk orang yang ingin pergi ke suatu tempat tujuan dan hanya mengetahui dengan berjalan (vipasanna) baru bisa mencapai tujuan, maka orang ini tidak bisa berjalan sambil beristirahat.

Tetapi bagi yang lain, bila ingin pergi ke suatu tempat tujuan dia mengetahui cara lain (samatha & vipassana) dimana dia bisa melakukan perjalanan sambil beristirahat.

Caranya, beli tiket kereta api, kemudian naik kereta api, duduk dan istirahat, beberapa saat kemudian dia akan tiba di tempat tujuan.  Melakukan perjalanan sambil beristirahat :) :) :)
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #28 on: 07 July 2011, 01:06:25 PM »
Kekuatan boleh sama, tapi apakah identik dengan Jhana?
Mettabhavana sepengetahuan saya memang bukan menargetkan jhana, tetapi memupuk metta.
Jadi apakah menurut anda orang yang melakukan samatha dan vipassana, melakukan pengamatan batin dalam kondisi jhana?
Mengapa dikatakan bahwa vipassana hanya dapat dilakukan pada tingkat konsentrasi di bawah jhana, upacara samadhi.
Apakah ada literatur yang menyatakan bahwa ada orang yang bervipassana dalam kondisi jhana?

Coba saya tanya dulu, jika anda berlatih dengan objek metta, apa ukuran dan petunjuk bahwa metta yang anda latih itu sudah benar dan berhasil?

Contoh kasus seperti yang disebutkan rekan2 sebelumnya, sang buddha yang bervipassana dibawah badai petir dan guntur tapi tidak terpengaruh.

Kalau anda menganggap vipasanna hanya bisa dilakukan pada tingkat konsentrasi di bawah jhana jelas2 petir dan guntur itu akan sangat mengganggu Sang Buddha.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #29 on: 07 July 2011, 01:16:21 PM »
Pada jhana IV, obyek meditasi sudah bukan pada nafas tetapi keseimbangan batin itu sendiri.
bahkan pada jhana 2 perhatian pada nafas sudah ditinggalkan, tetapi dimulai dari piti.

Kayaknya salah deh pengertian anda, objek itu tetap diperlukan.  Faktor-faktor jhana itu yang disingkirkan satu persatu untuk mencapai tahap yang lebih tinggi.

Misalnya anda ingin mencapai tahap yang lebih tinggi, bukan kegiuran itu yang diperhatikan, tapi perhatian tetap fokus pada objek (nafas misalnya), kegiuran itu diabaikan, jangan terlibat dalam kegiuran.  Begitu kegiuran itu hilang, otomatis anda akan masuk dalam tahap lainnya.

Kalau kegiuran itu yang diperhatikan terus menerus dan tidak disingkirkan, yah akhirnya tetap disana.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan