Tiongkok demikian luasnya, etnisnya pun demikian banyaknya.
Masing-masing etnis memiliki tata cara sembahyang diwariskan dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, ada banyak ragam yang kita temui saat ini, ketika media komunikasi & informasi begitu mudah digunakan.
Di masa lalu masing-masing kelompok hidup terpisah-pisah.
Alat transportasi pun terbatas.
Oleh karena itu masing-masing etnis memiliki
ciri khas-nya sendiri dalam tata cara sembahyang.
Kawin silang antar etnis pun sudah terjadi sejak lama, tradisi antar suku pun sudah banyak yang tercampur.
Aliran-aliran agama di Tiongkok pun ada banyak.
Dari agama Buddha, agama Tao, maupun agama Kong Hu Cu.
Masing-masing aliran pun ada tata cara / ritual-nya sendiri.
Sekarang, di masa ketika arus informasi demikian mudah di akses, kita generasi muda malah jadi bingung.
Mau ikut yang mana?
Yang mana yang benar, yang mana yang salah?
Kalau
menurut pendapat saya,
Tidak ada yang salah, juga tidak ada yang paling benar.
Pilihlah / ikuti yang paling cocok bagi kita.
Jika umat Buddha Theravada, silahkan tanya kepada Banthe.
Jika umat Buddha Mahayana, silahkan tanya kepada Biksu.
>>> Ini jika ingin mengacu pada ajaran agama Buddha.
Jika ingin mengacu pada agama Kong Hu Cu, tinggal tanya kepada Wenshu di Litang
Jika ingin mengacu pada agama Tao, bisa tanya kepada taoshi di kelenteng / kuil Tao
Jika suku Hokkian, silahkan ikuti tradisi yang diwariskan dari kakek buyut, kakek, dst...
Jika suku Hakka, silahkan ikuti tradisi yang diwariskan dari kakek buyut, kakek, dst...
>>> Ini jika ingin mengacu pada tradisi suku / leluhur sendiri.
Jika
saya pribadi,
1. Sembahyang kepada Thian
Antara jam 00.30 - 06.00.
Pasang altar di depan rumah (kebetulan di kompleks, jadi tidak mengganggu & aman).
Gunakan kain merah sebagai alas.
Gunakan kaca untuk alas hiolo (supaya kain merah/meja tidak terbakar kalau ada batang hio yang jatuh).
5 set buah-buahan (biasanya pear, apel, jeruk, pisang, anggur). Jumlah masing-masing 5 butir, kecuali anggur.
5 set teh dalam cangkir .
1 Hiolo.
Kepala keluarga menggunakan 1 batang hio besar (max se-jempol) & 12 batang hio kecil.
Anggota keluarga menggunakan 12 batang hio kecil..
Sepasang lilin merah.
Sepasang rangkaian bunga dalam vas.
Nian gao & permen.
2. Sembahyang leluhur
Tata cara penyusunan altar sama seperti di atas.
Hanya saja pakai foto leluhur.
3. Sembahyang kepada Dewa/Dewi
Tata cara penyusunan altar sama seperti di atas.
Hanya saja memang ada altarnya sendiri, ada patungnya.
Keterangan:
1 batang hio besar sebagai simbol 1 tahun
12 batang hio kecil sebagai simbol 12 bulan
Hio yang digunakan bergagang merah, dengan warna dupa kuning/coklat.
Warna kuning sebagai simbol mulia / agung
5 cangkir teh & 5 macam buah-buahan sebagai simbol 5 rejeki yang didambakan umat manusia
--- Sekedar Sharing ---