//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Pitu Kecil

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8
46
Ulasan Buku, Majalah, Musik atau Film / Youtube Buddha
« on: 08 October 2008, 12:28:45 PM »

47
Keluarga & Teman / Kalau Sertifikat Rumah Kita Diambil Orang Cemana ya?
« on: 07 October 2008, 11:11:38 PM »
Kalau Sertifikat Rumah Kita Diambil Orang and tidak mau dikembalikan, cemana caranya ya? bisakah bikin yang baru kembali? apa syarat2nya?

Sertfikat rumah itu sebenarnya dititipkan ke pihak ke 2 untuk dijual dan dibuat surat tanda terima nya, di teken oleh pihak ke 2. masalahnya seritifikat rumah sekarang pihak ke 2 tidak mau kembalikan, so bisa gak anggap lapor hilang and buat yang baru lagi?

48
Kafe Jongkok / [Pic] Percaya gak kalo ini adalah kue tart??
« on: 03 October 2008, 04:36:40 PM »
Koki jaman sekarang emang udah makin pinter & kreatif, lihat ajah sama etalasenya yang memamerkan Keindahan Art Kuliner. Mereka sekarang bukan hanya pintar masak, tapi juga pintar melukis, memahat, dan menyihir para tangan-tangan gatal  ;D Siap-siap buat mengicip-icip...


Kalo yang ini jangan sampai kelihatan sama Mr.Crabs... nanti dirampok lagi  ;D


Nah, kalau yang ini jangan sampai diperlihatkan sama adiknya Shinchan yang gila akan kilauan perhiasan.


Kayaknya sih cocoknya... buat dipajang dimeja kantor (mumpung belom punya tanggalan)


Yang ini buat yang demen Nge-Drunk!! (Ginny / Saddhamitta)


Yang ini buat yang gila fashion & Design pakaian  :rose: 


Ini untuk si Dia yang suka Travel, ayo silahkan masukan pakaianny  :P


Yang ini buat yang punya jiwa Romantic & buat replika siArsitek (lumayan buat inspirasi ya gak??  8) )


Nah.. yang ini buat yang punya jiwa petualang..   ;)


Buat yang tinggal didaerah pantai..


Yang ini buat yang Demen sama permesinan, Kasir, atau yang gila angka!!


nah, yang terakhir... Buat kalian yang suka sekali dengan Automotif :jempol:


Yang Suka rumah-rumahan


Natal Liao


Cocok untuk yang lagi pacaran


Untuk yang suka lagu

49
Diskusi Umum / Tokoh-Tokoh Buddhis
« on: 01 October 2008, 11:00:54 PM »

1. Bhikkhu Munindo


Bhikkhu Munindo lahir pada tahun 1951 di Teawamutu (Selandia Baru). Nama kecilnya Keith Morgan, ia dibesarkan di kota Morrinsville, Selandia Baru (New South Wales). Ia adalah putra dari seorang pendeta Presbiterian dan cucu dari dua pendeta yang telah dinobatkan. Pertama kali beliau mengenal agama Buddha ketika sedang membaca buku psikologi di Universitas Waikato.

Ketika dalam perjalanannya ke Australia pada tahun 1972, ia bertemu dengan para bhikkhu di Vihara Thai, Sydney. Ketika tinggal di New South Wales utara, ia menghadiri pertemuan meditasi dengan Bhikkhu Khantipalo.

Ia meninggalkan Australia pada tahun 1973 menuju Indonesia dengan tujuan akhir tiba di Jepang untuk memperaktikkan Zen.

Ia mengajar Bahasa Inggris untuk sementara waktu di Bangkok dan bertemu dengan Bhante Sumedho beserta para bhikkhu lainnya dari Vihara Bovornives. Beliau akhirnya memutuskan menjadi samanera. Ia diupasampada di sana oleh Phra Somdet Ñanasamvara pada tahun 1974 dan menjalani vassa pertamanya dengan Bhikkhu Thate di Vihara Hin Mark Peng di perbatasan daerah Laotian (Laos).

Setelah melewati beberapa waktu di sebuah Rumah Sakit di kota Bangkok dengan masalah kesehatan yang serius. Beliau bertemu dengan Bhikkhu Sumedho lagi dan pergi ke Vihara Pah Pong. Beliau kemudian ditahbiskan kembali oleh Y.M. Ajahn Chah pada tahun 1975.

Kesehatan yang buruk menyebabkannya kembali ke Selandia Baru selama enam bulan pada tahun 1979.

Selama di sana, timbul keinginan untuk mengajak para bhikkhu yang tinggal di daerah Auckland dan Wellington untuk menetap secara permanen (sesuai dengan peraturan residen para bhikkhu yang telah disepakati).

Pada tahun 1980, beliau berkeliling Inggris dan bergabung dengan perkumpulan Chithurst. Tiga tahun kemudian, Bhikkhu Munindo diberikan tanggung jawab atas pembangunan vihara di Devon, barat daya Inggris. Sekitar tahun 1989, ia menetap di Chithurst, membantu pimpinan (Sangha) dengan pengajaran dan pelatihan kepada bhikkhu-bhikkhu baru.

Sejak tahun 1990, beliau memegang jabatan tinggi di Vihara Aruna Ratanagiri, Harnham Hall Cottages, Harnham, Belsay, Northumberland. Vihara ini merupakan bagian dari vihara-vihara yang didirikan sesuai dengan anjuran dan didikan guru beliau yaitu Bhante Ajahn Chah. Di sana tinggal pula dua orang bhikkhu lainnya yaitu Bhikkhu Punnyo yang berasal dari Ampleforth di North Yorkshire dan diupasampada oleh Bhante Maha Amon di Thailand tahun 1996. Ia kembali membantu Aruna Ratanagiri sejak bulan April 1998 hingga sekarang 2002, dan Bhikkhu Abhinando berasal dari Hamburg-Jerman, diupasampada menjadi bhikkhu pada tahun 1994 oleh Bhante Sumedho. Ia bergabung di Aruna Ratangiri baru beberapa bulan beserta para anagarika, Yuri (dari Rusia yang bergabung sejak November 2001), Richard (dari Leeds, Inggris sejak Agustus 2001), Jaroslav (dari Slovakia sejak Agustus 2001), dan Vladimir (dari Republik Czech sejak September 2001).


_/\_ :lotus: :)

Diambil dari Indo Forum :)

50
DhammaCitta PEDULI / Dana Masuk Untuk Rupang Buddha Pindapatta
« on: 25 September 2008, 03:47:12 PM »
link nya : Klik Sini

 _/\_  :) :lotus:

51
Kafe Jongkok / Kaya Karena Sederhana
« on: 25 September 2008, 12:33:17 PM »
Kaya Karena Sederhana

If we look at what we have in life,  we'll always have more.
If we look at what we don't have in life,  we'll never have enough.

Oprah Winfrey

Menjadi orang kaya, itulah cita-cita banyak sekali orang. Hal yang sama juga pernah melanda saya. Dulu, ketika masih duduk di bangku SMU, kemudian menyaksikan ada rumah indah dan besar, dan di depannya duduk sepasang orang tua lagi menikmati keindahan rumahnya, sering saya bertanya ke diri sendiri : akankah saya bisa sampai di sana ? Sekian tahun setelah semua ini berlalu, setelah berkenalan dengan beberapa orang pengusaha yang kekayaan perusahaannya bernilai triliunan rupiah, duduk di kursi tertinggi perusahaan, atau menjadi penasehat tidak sedikit orang kaya, wajah-wajah hidup yang kaya sudah tidak semenarik dan seseksi bayangan dulu.

Penyelaman saya secara lebih mendalam bahkan menghasilkan sejumlah ketakutan untuk menjadi kaya.

Ada orang kaya yang memiliki putera-puteri yang bermata kosong melompong sebagai tanda hidup yang kering. Ada pengusaha yang menatap semua orang baru dengan tatapan curiga karena sering ditipu orang, untuk kemudian sedikit-sedikit marah dan memaki. Ada sahabat yang berganti mobil termewah dalam ukuran bulanan, namun harus meminum pil tidur kalau ingin  tidur nyenyak. Ada yang memiliki anak tanpa Ibu karena bercerai, dan masih banyak lagi wajah-wajah kekayaan yang membuat saya jadi takut pada kekayaan materi.

Dalam tataran pencaharian seperti ini, tiba-tiba saja saya membaca karya Shakti Gawain dalam jurnal Personal Excellence edisi September 2001 yang menulis : 'If we have too many things we don't truly need or want, our live become overly complicated' . Siapa saja yang memiliki terlalu banyak hal yang tidak betul-betul dibutuhkan, kehidupannya akan berwajah sangat rumit dan kompleks.

Rupanya saya tidak sendiri dalam hal ketakutan bertemu hidup yang amat rumit karena memiliki terlalu banyak hal yang tidak betul-betul diperlukan. Shakti Gawain juga serupa. Lebih dari sekadar takut, di tingkatan materi yang amat berlebihan, ketakutan, kecemasan, dan bahkan keterikatan berlebihan mulai muncul.

Masih segar dalam ingatan, bagaimana tidur saya amat terganggu di hari pertama ketika baru bisa membeli mobil. Sebentar-sebentar bangun sambil melihat garasi.

Demikian juga ketika baru duduk di kursi orang nomer satu di perusahaan. Keterikatan agar duduk di sana selamanya membuat saya hampir jadi paranoid. Setiap orang datang dipandang oleh mata secara mencurigakan.

Benang merahnya, kekayaan materi memang menghadirkan kegembiraan (kendati hanya sesaat), namun sulit diingkari kalau ia juga menghadirkan keterikatan, ketakutan dan kekhawatiran. Kemerdekaan, kebebasan, keheningan semuanya diperkosa habis oleh kekayaan materi.

Disamping merampok kebebasan dan keheningan, kekayaan materi juga menghasilkan harapan-harapan baru yang bergerak maju. Lebih tinggi, lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Demikianlah kekayaan dengan amat rajin mendorong manusia untuk memproduksi harapan yang lebih tinggi.

Tidak ada yang salah dengan memiliki harapan yang lebih tinggi, sejauh seseorang bisa menyeimbangkannya dengan rasa syukur. Apa lagi kalau harapan bisa mendorong orang bekerja amat keras, plus keikhlasan untuk bersyukur pada sang hidup. Celakanya, dalam banyak hal terjadi, harapan ini terbang dan berlari liar. Dan kemudian membuat kehidupan berlari seperti kucing yang mengejar ekornya sendiri.

Berefleksi dan bercermin dari sinilah, saya sudah teramat lama meninggalkan kehidupan yang demikian ngotot mengejar kekayaan materi.

Demikian tidak ngototnya, sampai-sampai ada rekan yang menyebut saya bodoh, tidak mengerti bisnis, malah ada yang menyebut teramat lugu. Untungnya, badan kehidupan saya sudah demikian licin oleh sebutan-sebutan.

Sehingga setiap sebutan, lewat saja tanpa memberikan bekas yang berarti.

Ada sahabat yang bertanya, bagaimana saya bisa sampai di sana ? Entah benar entah tidak, dalam banyak keadaan terbukti kalau saya bisa berada di waktu yang tepat, tempat yang tepat, dengan kemampuan yang tepat.

Ketika ada perusahaan yang membutuhkan seseorang sebagai pemimpin yang cinta kedamaian, saya ada di sana . Tatkala banyak perusahaan kehilangan orientasi untuk kemudian mencari bahasa-bahasa hati, pada saat yang sama saya suka sekali berbicara dan menulis dengan bahasa-bahasa hati. Dikala sejumlah kalangan di pemerintahan mencari-cari orang muda yang siap untuk diajak bekerja dengan kejujuran, mereka mengenal dan mengingat nama saya. Sebagai akibatnya, terbanglah kehidupan saya dengan tenang dan ringan. Herannya, bisa sampai di situ dengan energi kengototan yang di bawah rata-rata kebanyakan orang. Mungkin tepat apa yang pernah ditulis Rabin Dranath Tagore dalam The Heart of God : 'let this be my last word, that I trust in Your Love'. Keyakinan dan keikhlasan di depan

Tuhan, mungkin itu yang menjadi kendaraan kehidupan yang paling banyak membantu hidup saya.

Karena keyakinan seperti inilah, maka dalam setiap doa saya senantiasa memohon agar seluruh permohonan saya dalam doa diganti dengan keikhlasan, keikhlasan dan hanya keikhlasan. Tidak hanya dalam doa, dalam keseharian hidup juga demikian. Ada yang mau menggeser dan memberhentikan, saya tidak melawan. Ada yang mengancam dengan kata-kata kasar, saya imbangi secukupnya saja. Ada sahabat yang menyebut kehidupan demikian sebagai kehidupan yang terlalu sederhana dan jauh dari kerumitan. Namun saya meyakini, dengan cara demikian kita bisa kaya dengan jalan sederhana.

Orang yang berjiwa besar bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, tetapi orang yang lebih besar daripada kesalahan yang diperbuatnya.

52
Sebelumnya ada permintaan dari Donatur kalau dibuka rekening mandiri, dikarenakan beberapa donatur di daerahnya tidak mempunyai BCA.
Nah Ayooo.... Musim Polling nih :)) Dibuka Per Tanggal 23 September 2008 and akan ditutup tanggal 30 Semptember 2008  ;D  _/\_ :lotus: :)

53
Seremonial / Happy Birthday To Nanda
« on: 22 September 2008, 05:50:13 PM »
Happy Birthday To You  :x
Ini Hadiah Special dari Lothar => + +

Jangan Lupa

54
Ulasan Buku, Majalah, Musik atau Film / Kisah Segenggam Biji Lada
« on: 21 September 2008, 08:02:12 PM »
Disebuah pegunungan yang berhawa sejuk dimana tumbuh pohon-pohonan yang besar dan rindang, bersemayam Sang Guru seorang yang maha bijaksana, maha suci dan maha pengasih dan penyayang.

Sang Guru sedang duduk bersamadhi. Tiba-tiba seorang wanita dengan langkah gontai, berjalan terhuyung-huyung datang mendekati Ananda. Sesampai di samping Apanda, ia duduk bersimpuh sambil memandang Sang Guru. Wanita itu bernama Khissa Gotami, wanita yang sedang dirundung malang. la datang dengan menggendong anaknya yang masih kecil, yang wajahnya kelihatan kehijau-hijauan. Anak itu nampaknya tidur dengan tenang. Khissa Gotami hendak menghadap Sang Guru, dicegah oleh Ananda. ( Ananda adalah assisten dari Sang Guru)

Ananda : Siapa kau? Mengapa engkau hendak menghadap Sang Guru?

Khissa Gotami : Tolonglah saya perempuan yang malang ini. Namaku Khissa Gotami. Aku datang kemari memohon pertolongan Sang Guru, yang maha pengasih dan penyayang, yang dipuja dan dipuji oleh umat manusia dan para dewa.

Ananada : Apakah anakmu sakit Khissa?

Khissa Gotami : Benar. Anakku sakit. Pagi-pagi dua hari yang lalu anakku sedang bermain-main di halaman rumah dengan teman-temannya. la menyanyi dan menari. Kelihatannya anakku begitu gembira begitu bahagia. Tetapt tiba-tiba terdengar jeritan anakku, keras sekaii… ya keras sekali. Aku berlari mendekati anakku. Oh, Dewata… seekor ular hitam kecil… ya kecil sekai telah menggigit urat nadi tangan anakku. Kulihat anakku menggeletak di tanah tidak sadarkan diri. Sudah dua hari ia diam membisu. Aku datang kemari untuk memohon kepada Sang Guru, agar sudi menyembuhkan anakku ini.

Ananda : Menyembuhkan anakmu? Tidak mungkin Khissa, Sang Guru menyembuhkan anakmu, karena kalau Sang Guru sakit, ia juga pergi ke seorang tabib untuk berobat?

Khissa Gotami: Apa katamu, Sang Guru yang maha bijaksana, yang maha suci dan maha pengasih dan penyayang tidak mau menolong menyembuhkan anakku ini? Tidak mungkin aku tidak percaya.

Ananda: Sang Guru tidak bisa menyembuhkan orang yang sakit, tetapi Sang Guru akan dapat menyembuhkan seorang yang menderita karena batinnya re-sah, tidak seimbang.

Khissa gotami : Tidak, Sang Guru harus dapat menolong anakku yang malang ini.

Khissa Gotami memandang sejenak kepada Sang Guru, dan kemudian berjalan perlahan menghadap Sang Guru. Sang Guru perlahan-lahan membuka matanya dan mengakhiri samadhinya. Dengan pancaran hati yang pengasih dan penyayang Sang Guru memandang Khissa Gotami, yang berjalan terhuyung-huyung mendekatinya. Sesampai di hadapan Sang Guru Khissa Gotami menjatuhkan dirinya dan duduk bersimpuh memandang Sang Guru.

Khissa Gotami : Oh Sang Guru, tolonglah hamba wanita yang sangat malang dan menderita ini. Anakku telah dua hari tidak sadarkan diri. Telah berulang kali hamba memanggil-manggil namanya,namun ia diam membisu. Telah berkali-kali hamba menggoncang-goncangkan tubuhnya, ia juga diam dan tidak mau membuka matanya. Tetangga-tetanggaku mengatakan bahwa, anakku telah mati. Tidak, tidak, aku tidak percaya Sang Guru, bahwa anakku telah mati. Masa hanya seekor ular kecil, kecil sekali Sang Guru, dapat membunuh anakku yang segar bugar ini.

Sang Guru : Lalu, apa yang dapat kutolong Khissa?

Khissa Gotami : Hidupkan kembali anakku yang telah mati ini. Hamba yakin bahwa Sang Guru yang maha pengasih dan penyayang pasti akan dapat menghidupkan anakku yang malang ini.

Sang Guru : Menghidupkan kembali anak-mu? Tidak ada di dunia ini orang yang telah mati, akan dapat dihidupkan kembali, Khissa.

Khissa Gotami : Apa? Tidak ada yang dapat menghidupkan orang yang telah mati. Tidak… tidak. Hamba tidak percaya. . Sang Guru yang maha bijaksana pasti akan dapat menghidupkan anakku ini.

Sang Guru : Tidak mungkin Khissa. Aku tidak dapat menghidupkan, anakmu Khissa.

Khissa Gotami : Apa Sang Guru tidak dapat menghidupkan anakku ini? Oh, Sang Guru yang maha pengasih dan penyayang tolonglah hidupkan anakku yang malang ini.

Sang Guru memandang Khissa Gotami dengan penuh rasa kasih sayang. Perempuan yang malang, yang sedang jatuh kedalam lautan penderitaan yang sangat dalam sekali.

Khissa Gotami memandang anaknya, ia terus memandang anaknya sambil menangis terisak-isak.

Kemudian ia memandang Sang Guru dengan tangisnya meledak tidak terkendalikan lagi. Teta'pi kemudian ia berkata kepada anaknya, dengan pikiran yang kosong. la terus berkata dengan anaknya yang sudah tidak bernyawa itu.

Khissa Gotami tangisnya meledak, ketika Sang Guru tidak sanggup menghidupkan anaknya kembali. Khissa Gotami menangis, hatinya sedih, kecewa ketika mendengar bahwa Sang Guru tidak dapat menghidupkan anaknya yang telah mati. Khissa Gotami bangun, berjalan perlahan meninggalkan Sang Guru. Hatinya sudah hancur dan kecewa karena Sang Guru tidak dapat menghidupkan kembali anaknya yang sangat dicintainya. Tiba-tiba, Sang Guru memanggilnya.

Sang Guru : Khissa Gotami kembalilah kemari. Aku dapat menghidupkan kembali anakmu. Khissa Gotami nampak wajah-nya cerah ketika mendengar sabda Sang Guru, bahwa ia dapat menghidupkan kembali anaknya.

Khissa Gotami: Sang Guru dapat menghi-dupkan kembali anakku? Oh, adakah kebahagiaan yang lebih tinggi dari kebahagiaan yang hamba rasakan, Oh, Sang Guru yang maha pengasih dan penyayang.

Sang Guru : Aku akan dapat menghidupkan kembali anakmu Khissa, kalau kau dapat mencari segenggam biji lada dari keluarga yang belum pernah ada kematian sanak keluarganya.

Khissa Gotami : Hanya segenggam? Hanya segenggam Sang Guru? Biar sepuluh karung Sang Guru, hamba sanggup mencarinya.

Sang Guru : Hanya segenggam, Khissa, yang kuperlukan untuk dapat menghidupkan kembali anakmu. Tetapi segenggam biji lada itu, hendaknya kau peroleh dari suatu keluarga yang belum pernah ada kematian sanak keluarganya.

Khissa Gotami bersujud kepada , Sang Guru untuk menyatakan terimakasih dan kebahagiaan serta kegembiraan hatinya.

Khissa Gotami : Biar sampai keujung langit, akan hamba cari segenggam biji lada itu, demi untuk kepentingan anakku yang tercinta. Hamba mohon diri. Tetapi, hamba mohon titip anak hamba, disini, sampai hamba kembali membawa segenggam biji lada itu, Sangi Guru.

Sang Guru : Pergilah Khissa. Tinggalkanlah anakmu disini.

Khissa Gotami dengan harapan yang penuh, pergi mencari segenggam biji lada, untuk menghi-dupkan kembali anaknya yang telah mati. Sesampai di hadapan Ananda, Khissa Gotami lalu menegur Ananda dengan kata-kata yang ketus.

Khissa Gotami : Kau tadi mengatakan bahwa Sang Guru tidak mungkin menghidupkan anakku. Tetapi kenyataannya sekarang?

Ananda diam membisu tidak menanggapi ucapannya Khissa Gotami.

Hari sudah rembang petang. Khissa Gotami belum juga pulang: Sang Guru dengan para siswanya sedang menunggunya.

Ananda : Kasihan Khissa Gotami, kepergiannya untuk mencari segenggam biji lada adalah upaya yang sangat sia-sia. Mengapa Sang Guru menyuruh Khissa Gotami mencari segenggam biji lada dari suatu keluarga yang tidak pernah kematian sanak keluarganya. Bukankah di dunia ini tidak ada orang yang belum pernah kematian sanak keluarganya?

Sang Guru : Ananda, Khissa Gotami sedang mengalami penderitaan yang sangat berat, akibat dari kematian anaknya yang sangat dicintainya. Batinnya menjadi sangat gelap, sehingga ia tidak dapat berpikir yang wajar. Bilamana seorang dalam keadaan gelap batin, ia harus dihadapkan kepada suatu kenyataan. Aku suruh ia mencari segenggam biji lada dari suatu keluarga yang tidak pernah kematian sanak keluarganya, agar ia melihat kenyataan bahwa semua orang pernah kematian anak-anaknya yang sangat dicintainya, kematian sanak keluarganya. Dengan menyadari akan adanya kenyataan ini, ku-harap Khissa Gotami menyadari hakekat dari hidup ini.

Ananda : Kalau demikian maksud Sang Guru, saya mengerti.

Sang Guru : Lihat itu Khissa Gotami telah datang. la nampaknya sangat lelah. Maitri, jemputlah dan tolonglah bantu Khissa Gotami.

Maitri bangun lalu bersujud kepada Sang Guru dan setelah itu ia bergegas pergi menjemput Khissa Gotami. Khissa Gotami berjalan terhuyung-huyung. la nampaknya benar-benar sudah sangat letih sekali. Maitri lalu memapahnya, membawanya menghadap Sang Guru.
Khissa Gotami telah berjalan jauh untuk mendapatkan segenggam biji lada dari suatu keluarga yang belum pernah kematian sanak keluarganya. la telah mendatangi semua rumah, bertemu dengan penghuni rumah itu untuk mendapatkan segenggam biji lada. Semua keluarga yang didatanginya dengan suka rela memberikan segenggam biji lada itu. Tetapi ketika Khissa Gotami menanyakan, apakah mereka pernah kematian sanak keluarganya, mereka semua menyatakan pernah kematian sanak keluarganya. Ada yang mengatakan bahwa anaknya baru seminggu meninggal dunia. Ayahnya atau suaminya baru meninggal sebulan yang lalu.
Jawaban itu sungguh sangat mengecewakan hati Khissa Gotami Sekarang ia telah sampai di Aramanya Sang Guru, la berjalan dengan gontai, dituntun oleh Maitri.

Tiba-tiba sinar terang bersinar menyinari batin-nya yang didekap oleh kegelapan. Tiba-tiba Khissa Gotami dapat merasakan, bahwa semua orang pernah kematian sanak keluarganya. Semua orang pernah kematian anaknya. Jadi bukan dirinya saja yang mengalami nasib malang, tetapi semua orang akan mengalami semua penderitaan, karena ditinggalkan oleh orang yang sangat dicintainya.

Kalau demikian, ini adalah merupakan hakekat yang nyata dari kehidupan ini, bahwa semua yang dilahirkan dan diciptakan di alam semesta ini, tidak ada yang kekal.

Akhirnya Khissa Gotami sampai di hadapan Sang Guru, la kelihatan masih bersedih. la termenung, pikirannya terasa kosong. la tidak mengerti apa yang harus diperbuatnya. Tiba-tiba ia tersentak dari lamunannya, ketika Sang Guru menegurnya.

Sang Guru : Khissa, bagaimana? Apakah kau telah mendapatkan segenggam biji lada itu?

Khissa Gotami tersentak dari lamunannya. Kemudian dengan suara terputus-putus ia berkata:

Khissa Gotami : Sang Guru, junjungan hamba. Hamba tidak berhasil mendapatkan segenggam biji lada itu. Hamba telah pergi kemana-mana. Setiap rumah telah hamba masuki. Kuminta segenggam biji lada kepada setiap keluarga yang hamba datangi. Mereka semua baik kepada hamba. Mereka memberikan segenggam biji lada itu.Tetapi ketika hamba tanya, apakah pernah kematian salah seorang sanak keluarganya? Semua mereka menjawab bahwa mereka baru saja kematian anaknya, suaminya, istrinya, neneknya dan lain-lainnya. Mereka semua pernah kematian orang yang sangat dicin-tainya. Mereka juga pernah bersedih seperti hamba, karena ditinggalkan mati oleh anaknya yang sangat dicintainya. Hamba sekarang telah mengerti hakekat dari hidup dan kehidupan ini.

Sang Guru : Khissa, kini kau telah menyadari hakekat dari kehidupan ini. Ditinggalkan oleh orang yang dicintai adalah menderita. Ini merupakan tantangan yang sangat berat. Tantangan ini harus dilawan, dengan tabah. Jangan bersedih, jangan menangis, pandanglah hidup ini dengan keberanian. Tabahkanlah hati-mu Khissa.

Khissa Gotami : Benar, Sang Guru. Ditinggalkan oleh orang yang dicintai adalah menderita. Ini merupakan kenyataan yang telah hamba alami sendiri. Semua orang telah mencucurkan air matanya karena ditinggalkan oleh orang yang sangat dicintainya. Ini merupakan tantangan bagi hamba yang harus hamba hadapi dengan kepala tegak dan dengan hati yang tabah.

Sang Guru : Betapa banyak sudah Khissa air mata penderitaan yang telah mengalir dari mereka yang ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Kalau air mata penderitaan itu dikumpulkan, maka air mata itu akan sama banyaknya dengan air samudra. Banyak orang yang tidak menyadari kenyataan hidup ini, yang tidak menyadari bahwa semua yang dilahirkan itu tidak kekal adanya. Mereka yang menyadari hal ini, akan dapat menghadapi semua penderitaan ini dengan hati yang tabah serta dapat melawan penderitaan ini. Sekarang bagaimana keadaanmu Khissa Gotami?

Khissa Gotami : Dimanakah anak hamba Sang Guru?

Sang Guru : Anakmu telah dikebumikan tadi siang Khissa. Apakah Khissa masih bersedih dengan kematian anakmu?

Khissa Gotami : Walaupun hamba telah menyadari hakekat dari hidup ini yang tidak kekal yang telah menimbulkan penderitaan ini, namun secercah derita masih terasa di dalam hati hamba. Hanya hati hamba bertanya, apakah hamba dapat berbahagia tanpa ' anak, Sang Guru?

Sang budha: Khissa, lihatlah disekelilingmu, begitu banyak kau dapat bertemu dengan orang yang telah tua. Pandanglah orang tua itu sebagai orang tuamu sendiri. Kau bertemu dengan orang yang umurnya lebih tua darimu, pandanglah ia sebagai kakakmu. Yang lebih muda kau anggap sebagai adikmu. Kasihilah mereka itu sebagaimana kau mengasihi orang tuamu, saudara-saudaramu. Pandanglah mereka semua sebagai sahabat-sahabatmu yang baik, yang juga mengasihi Khissa. Dengan mengasihi sesama, maka kau akan berbahagia Khissa.

Khissa gotami: Tetapi hamba masih merindu-kan kehadiran seorang anak Sang Guru. Betapa bahagianya hati hamba, kalau hamba mempunyai seorang anak, sebagai tumpahan kasihku.

Sang Guru: Khissa di sekelilingmu banyak anak-anak yang menderita karena ditinggalkan mati oleh ibunya atau oleh ayah dan ibunya, sehingga mereka menjadi yatim piatu. Anak-anak itu hidup menderita karena kehilangan kasih ibunya. Karena itu Khissa, datanglah kepada mereka ambillah salah seorang dari mereka untuk menjadi anakmu. Cintai dan kasihilah anak angkatmu itu, sebagaimana kau menyintai anak tunggal-mu Khissa. Cinta kasih adalah merupakan sumber kebahagiaan, karena itu barang siapa yang hidup dengan cinta kasih, maka ia akan selalu hidup berbahagia. Semua kesedihan, penderitaan, karena membenci, marah akan musnah, dengan cinta kasih. Tidak pernah kebencian akan berakhir kalau dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian itu akan berakhir kalau dibalas dengan cinta kasih.

Khissa Gotami merenung sejenak. Kemudian dengan suara terbata-bata ia berkata:

Khissa Gotami : Tetapi, kalau anak yang hamba ambil, kemudian juga meninggal, bukankah hamba akan kembali menderita?

Sang Guru : Lahir, berkembang, menjadi tua dan mati, adalah merupakan suatu kenyataan dimana setiap orang tidak akan dapat menghindarinya. Semaa yang dilahirkan pasti akan mengalami kematian. Ini merupakan hukum kesunyataan. Hanya ada satu jalan yang dapat membebaskan dirimu dari penderitaan yakni dengan melepaskan dirimu dari segala ikatan kesenangan hidup ini, misalnya tidak lagi terikat dengan anak.

Khissa gotami : Hanya dengan membebaskan diri dari segala bentuk keterikatan, kebahagiaan hakiki akan dapat diwujudkan. Oh, Sang Guru, setitik cahaya terang menyinari hatiku Sangi Guru. Sekarang hamba benar-benar merasa bahagia. Walaupun anakku misalnya sekarang dapat dihidupkan kembali, rasanya tidak akan dapat menyamai kebahagiaan yang hamba rasakan, kebahagiaan yang timbul dari kesadaran, kebahagiaan yang timbul dari kebebasan terhadap semua ikatan.

Sang Guru : Lalu, sekarang apa rencanamu Khissa?

Khissa Gotami : Sekiranya Sangi Guru mengijinkan, hamba ingin menjadi siswi Sang Guru.

Sang Guru : Sebelum aku menerimamu sebagai siswiku, jawablah pertanyaanku: Jika pada suatu malam, lampu-lampu rumah tetanggamu mati, yang masih hidup hanya lampu yang ada di rumahmu saja. Apakah yang hendak kaulakukan Khissa?

Khissa Gotami : Hamba akan nyalakan sebuah obor. Hamba akan datangi tiap rumah dan hamba akan nyalakan semua lampu-lampu yang ada di rumah-rumah tetangga hamba, agar mereka mendapatkan sinar terang.

Sang Guru : Bagus, Khissa, kau kuterima sebagai siswiku.

Disusun oleh Drs. Oka Diputhera

Kiriman Email dari Juank Ek Halim _/\_ :lotus: :)

55
Kafe Jongkok / Tak Sesulit Yang Anda Bayangkan
« on: 21 September 2008, 07:50:47 PM »
Di sebuah ladang terdapat sebongkah batu yang amat besar.  Dan seorang petani tua selama bertahun-tahun membajak tanah yang ada di sekeliling batu besar itu. Sudah cukup banyak mata bajak yang pecah gara-gara membajak di sekitar batu itu. Padi-padi yang ditanam di sekitar batu itu pun tumbuh tidak baik.

Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu. Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah

batu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar 6 inchi saja. Sebenarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat

bahwa semua kesulitan yang di alaminya selama bertahun-tahun oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan cepat.

Renungan:
                               
Kita sering ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang kita hadapi tampak besar, padahal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali diatasi. Maka, atasi persoalan anda sekarang. Karena belum tentu sebesar yang anda takutkan, dan belum tentu sesulit yang anda bayangkan. 


Kiriman Email dari Juan Ek Halim _/\_ :lotus: :)

56
Buddhisme untuk Pemula / 18 Arahat
« on: 17 September 2008, 03:02:38 PM »
Ada yang tahu 18 Arahat yang biasa ada di Vihara2, nama2 para arahat apa ya & masing2 naiki apa...
saya ada melihat ada arahat yang naek singa, ambil buku, dll.....
ada yang bisa memberikan pencerahan? terima kasih  _/\_ :) :lotus:

57
DhammaCitta PEDULI / Dana Untuk Keperluan Apa Ya?
« on: 12 September 2008, 02:06:22 PM »
1. 03 September 2008 Rp. 100.000,- ( Surya Wanty )
2. 03 September 2008 Rp. 100.000,- ( Ida )
3. 05 September 2008 Rp. 300.000,- ( She Siung )
4. 11 September 2008 Rp. 10.000,- ( Tan Frans Sinata )

Dananya untuk project apa ya? Mohon Konfirmasi  _/\_ :) :lotus:

58
Jakarta , 04 September 2008
 
 
 
Omitofo.
 
Melalui milis ini kami ingin berbagi ladang menanam karma baik kepada
temen-teman sedharma.
 
Kesan pertama dari pertemuan pertama kami dengan Christine; ia adalah seorang
gadis mandiri, periang dan baik hati, tidak heran jika banyak teman dan kerabat
yang membantunya. Hal ini tentu karena didikkan seorang ibu yang tangguh dan
sangat sabar dalam menghadapi segala cobaan hidup. Dalam pertemuan kami, ibu
Christine tidak banyak bicara, ia hanya memandang anaknya dengan perasaan bangga
dan sesekali senyum terlihat dibibirnya, memang bukan senyum bahagia tetapi
senyum ketabahan. Christine adalah saudari kita yang sedang membutuhkan ulur
tangan kita.
 
Tahun ini Christine berumur 23 tahun, sejak kecil tidak merasakan kasih sayang
seorang ayah dan hidup berdua bersama ibunya yang kini berusia 53 tahun. Selama
ini mereka tinggal di Christine pinggir jalan Lenteng Agung, sebuah kios
kontrakan atas hasil bantuan dari teman-teman Christine. Kios berukuran 3 x 6
meter yang dibagi untuk menjual beras literan dan tempat tinggal.
 
Untuk memenuhi kebutuhan dan biaya hidup, Christine pernah bekerja sebagai staff
inventory, tetapi hal ini tidak dapat diteruskan karena terhambat oleh penyakit
yang sedang dideritanya.
 
Sudah 1,5 bulan ini Christine mengalami sakit ginjal, hal ini diketahui setelah
keadaan Christine kritis, saat Christine jatuh tidak sadarkan diri dan di bawa
ke rumah sakit. Sekarang Christine harus menjalani pengobatan rutin dan
pencucian darah 2x seminggu.
 
Berkat bantuan seorang saudara yang baik, sekarang Christine telah mendapatkan
Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari pihak kelurahan untuk meringankan biaya
untuk pencucian darah di Rumah Sakit POLRI. Sejak awal, semua biaya pengobatan
dibantu oleh temen-teman dengan menggalangkan dana dari para dermawan, tetapi
SKTM tidak bisa menanggung semua biaya pengobatan, hanya membantu meringankan
biaya pencucian darah, bukan untuk biaya dokter dan obat-obatan.
 
Walaupun di pundak kanannya ada 2 selang guna pencucian darah yang dalam waktu
dekat akan dipindahkan ke pergelangan tanggan kirinya, tapi Christine terlihat
tersenyum dan sangat tabah, ia menjawab semua pertanyaan dengan apa adanya,
meskipun wajahnya yang terlihat pucat tidak dapat ditutupi.
 
Sekarang keadaan Chritine sudah sedikit membaik, tubuhnya telah dapat menerima
makanan dan minuman seperti biasanya, tetapi ia masih sangat menjaga makanan
yang layak ia konsumsi.
Chritine seorang gadis dengan masa depan yang masih panjang dan cemerlang, hanya
satu yang sangat ingin ia wujudkan, yaitu membahagiakan orang yang sangat
mencintainya dan sangat ia cintai, IBUnya. Selama ini Christine masih belum
memiliki kesempatan untuk membahagiakan orang yang telah sangat berjasa dalam
hidupnya, ia mengharapkan kesempatan itu masih ada.
 
Jika ada teman-teman sedharma yang memiliki informasi untuk kesembuhan saudari
Christine kami sangat berterima kasih jika teman-teman sedharma dapat berbagi
dengan kami.
 
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi
·        Saudari Christine di nomor 936 874 63
·        Saudari Nelly Winata di nomor 0817 865 705
·        Saudara Steven di nomor 0815 1818 229
 
Penggalangan dana melalui:
BCA
A/C 527 049 6867
A/N Nelly Winata
 
Mohon untuk menambahkan angka 1 dibelakang dana yang ditransfer, guna memudahkan
administrasi pembukuan penggalangan dana.
Contoh:            Rp 100.000 menjadi Rp 100.001
Rp 500.000 menjadi Rp 500.001
 
Konfirmasi dana yang telah ditransfer:
·        Saudara Steven di nomor 0815 1818 229, e-mail: paradiso84_stv [at] ...
·        Saudara Hendra Wijana di nomor 0817 98 555 68, e-mail:
hendra_wijana [at] ...
·        Saudari Nelly Winata di nomor 0817 865 705, e-mail:
winata_nelly [at] ...
 
Laporan pemasukan dan pengeluran dana akan diupdate setiap minggu.
Terima kasih.
 
Omitofo…

Untuk Surat dan Foto, Nanti Bro Anes Tan (HP: 99762717) Bisa bantu.

_/\_ :lotus: :)

59
Keluarga & Teman / Bantuan Plz!!!!
« on: 28 August 2008, 10:23:22 AM »
Ada teman saya yang orang tua nya pisah rumah belum ampe cerai sih, gimana ya bisa membuat akur kembali orang tua teman saya?
adakah dari cara sudut pandang buddhist yang bisa membantu?
atau ada cara laen selain dari cara Buddhist?

apapun yang terjadi, sebuah keluarga yang utuh itu adalah harta yang tak ternilai  :)  _/\_ :lotus:

60
Diskusi Umum / Numpang Tanya Donk, Binggung Nih!!!!
« on: 28 August 2008, 10:19:02 AM »
Orang selalu bilang kalau untuk melangkah ke jenjang pernikahan beda 3 tahun , 6 tahun dan 9 tahun apa itu benar-benar gak boleh?
Jika dilihat dari beberapa sudut pandang, Buddhist dan Umum cemana?

 _/\_ :) :lotus:

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8
anything