Suatu ketika, seorang wanita yang pernah berselingkuh dengan adik iparnya bersikukuh di hadapan saya. Dia mengatakan bahwa seorang wanita tidak mengkin berselingkuh kalau tidak sakit hati. Saat itu, di pertengahan tahun 2006, saya tidak banyak berkomentar. Belakangan saya mempunyai seorang teman yang memiliki kecenderungan berselingkuh sangat kuat. Akhirnya saya melakukan penelitian dalam hal ini. Saya membaca berbagai macam cerita yang memiliki tema perselingkuhan. Terus terang saya juga berniat untuk menulis buku tentang perselingkuhan; bukan teknik perselingkuhan melainkan menganalisis perselingkuhan dari sisi etik.
Dalam penelitian tersebut, saya menemukan ada lima macam alasan yang dapat memicu perselingkuhan.
1. Karena kurang puas dalam hubungan badan,
2. Karena sakit hati,
3. Karena tidak mendapatkan keturunan,
4. Karena lingkungan atau kesempatan,
5. Karena kesepian.
Itulah lima alasan yang saya temukan. Mungkinkah masih ada alasan lain yang memicu munculnya perselingkuhan? Atau kalau ada yang memiliki pengalaman dalam berselingkuh atau memiliki cerita tentang selingkuh, boleh disharing di sini. Kalau itu memang merupakan pengalaman pribadi, lebih baik ditulis dalam bentuk orang ketiga kalau memang anda merasa malu. Hal ini juga baik demi menjaga nama baik keluarga.
Thanks!
menurut saya pribadi, penyebab utamanya adalah tidak puas.
ada sesuatu yg tidak ada di suami/istri atau pacar sehingga tidak puas, lalu selingkuh. meskipun ada di pacar/istri atau pacar, tapi tidak puas. tidak puas karena tidak sempurna untuk memenuhi kepuasannya, sehingga akhirnya selingkuh.
jika bisa menerima ketidakpuasan tsb, segala hal yg ada di suami/istri ato pacar menjadi terpenuhi yg akhirnya semuanya menjadi sebuah rasa puas.
kl dilihat dari awal sewaktu pdkt, sebenarnya pdkt adalah proses mencari yg paling bisa memuaskan diri sendiri. setelah di tahap berikutnya(pacaran/nikah), tinggal bagaimana rasa terpuaskannya itu. apakah selalu puas atau tiba2 berubah menjadi tidak puas.
Saya melihatnya terlalu subyektif kalau harus dikaitkan dengan karma lampau, dan kita akan terlalu banyak berspekulasi. Karena alasan karma lampau, justru bisa dijadikan sarana untuk melegalkan perselingkuhan.
mmm.. menurut saya lagi
jika dikaitkan dengan karma masa lalu, mungkin bisa di tinjau dari karma sifat orang tersebut.
disatu sisi, bisa seolah2 menjadi melegalkan sebuah perselingkuhan karna ini adalah karma masa lalu. namun, kita saat ini hidup di saat ini. bukan di masa lalu maupun masa depan. jika ini memang sifat dari karma masa lalu, seharusnya sifat ini yg diubah menjadikan diri sendiri lebih baik dan tidak mengulangi karma yg sama.
jika dikatakan ini adalah karma yg tidak bisa diubah, saya rasa ini hanya sebuah pembelaan diri sendiri untuk melegalkan perselingkuhan demi memuaskan kepuasannya. mungkin di sisi ini bisa di perdalam agar si pembaca bisa menyadari agar tidak selalu berpatok pada karma masa lalu sebagai sebuah pembelaan diri.
pertanyaan pribadi yg sedikit out of topic
apakah benar, seorang hypnotherapy yg paling hebat pun tidak bisa menghinopsis seseorang yg memiliki negatif thingking yg sangat tinggi. yg seolah2 orang tersebut telah membuat dinding negatif thinking yg sangat tinggi dan kokoh di alam bawah sadar nya?