//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: KEBIJAKSANAAN WAKTU DHARMA  (Read 2425 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
KEBIJAKSANAAN WAKTU DHARMA
« on: 28 August 2007, 03:21:43 PM »
KEBIJAKSANAAN WAKTU DHARMA
 
Ada sinar masa lalu yg rasanya begitu pilu harus hilang namun terasa berkas-berkasnya , sementara sinar masa depan yg datang masih belum juga dikenali kepastian dan optimisnya. Apakah kita perlu melakukan ramalan masa depan dan mengubur dan menyesali tuntas masa lalu?
                Meramalkan masa depan dan menyesali masa lalu hanya akan menyusahkan kita. Tindakan itu sia-sia. Kalau kita bisa menahan diri dari penghargaan masa datang dan menyesali masa lalu, maka kita pasti tidak membawa kesusahan pada diri kita sendiri.
                Untuk itu, konsentrasi penuh pada keadaan yg sedang kita hadapi, pada tugas-tugas yg telah tersusun di tahun lalu yg mungkin belum sempat kita laksanakan. Kalau saja kita bisa menjaga supaya kaki kita tetap menginjak tanah, maka secara alamiah kita akan memiliki harapan, optimisme dan bahkan kesehatan fisik dan mental.
                Kita akan menjadi orang yang bijaksana, tidak hanya menyangkut diri kita semata namun juga orang lain. Orang bijaksana itu tidak egois. Mereka hanya mengobservasi dan menyelam secara hati-hati dan lebih dalam. Mereka mencelupkan diri ke dalam ruang waktu, dan keadaan dimana mereka berada. Karenanya mereka tidak egois dan tidak perlu menghakimi masa lalu dan masa depan serta mana yg baik dan mana yg buruk.
                Mereka tidak memproyeksikan senang atau susah yg akan dialaminya dalam setiap keadaan. Karenanya mereka dapat bergaul dengan masyarakat. Penuh perhatian dan tidak menderita. Orang bijaksana tidak mengkhawatirkan masa depan. Orang yg bijak tidak menyesali masa lalu atau takut akan masa depan. Meraka hidup di masa sekarang, karenanya mata mereka akan selalu berbinar-binar dan kecerahan meliputi wajahnya dan memberi terang ke sekelilingnya.
                Berbeda dengan orang bijaksana, maka orang bodoh selalu menyesali masa lalu dan takut akan masa depan serta mengacuhkan masa sekarang. Orang bodoh ini kekeringan seperti bambu hijau yg patah dan kering dihanguskan matahari.
                Tidak peduli berapa tahun harapan hidup kita, kita cuma bisa berpegangan pada masa sekarang, Orang bijaksana menikmati masa sekarang sepenuh hati. Karenanya, mereka berkonsentrasi penuh setiap detiknya dan hidup dengan penuh kegembiraan.
                Orang bodoh sering kali berharap datangnya nasib baik…., tapi biasanya mereka kehilangan nasib baik itu tepat di hadapan mereka. Orang yg bebal sangat menyandarkan nasibnya pada bintang……..Tapi apa yang bisa diberikan bintang-bintang itu bila tanpa usaha kita sendiri.
                Buddha pernah berkata : “Kepandaian benar-benar merupakan Bintang keberuntungan kita. Kita jangan menghabiskan banyak waktu dengan kegiatan ramal meramal dan memilih hari keberuntungan untuk melaksanakan suatu harapan. Kita adalah tuan untuk diri kita sendiri. Melakukan yg terbaik dan berkonsentrasi pada masa sekarang adalah tanda-tanda datangnya bintang keberuntungan.
                Orang bijaksana tahu bahwa semuanya tidak abadi. Dunia ini merupakan suatu fenomena yg tidak abadi. Kita merupakan bagian dari dunia ini dalam suatu segmen waktu yg singkat. Setiap kata yg ditulis, setiap batu yg dipahat, setiap lukisan artistic, setiap struktur kebudayaan, setiap generasi manusia pada akhirnya akan hilang. Seperti halnya daun gugur di musim semi yg akhirnya akan dilupakan.
                Dimana saja ada keberadaan maka disitu ada perubahan. Dimana tidak ada perubahan maka tidak ada apa-apa di situ. Semua fenomena baik yg terlihat maupun yg tidak terlihat selalu berubah.
                Karena selalu berdiri pada pandangan yg menguntungkan dirinya, orang seringkali berharap agar segala sesuatu yg indah itu abadi dan bencana tak pernah menimpa. Karena keacuhannya pada hukum universal, mereka memaksakan diri untuk mengejar hal yg mustahil.
                Orang bijaksana tak akan menderita oleh khayalan masa depan atau kekelaman masa lalu. Mereka hidup sesuai hukum kebenaran umum tentang waktu dhamma, saat ini juga dalam tugas yg ada dihadapan. ( Jo Priastana ).   

 _/\_  :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are