//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Sukma Kemenyan

Pages: 1 2 3 [4] 5 6
46
Jangan Lari Dari Diri Sendiri
oleh: YM Bhikkhu Sri Paññavaro Mahathera


Lebih dari 2530 tahun yang lalu, kurang lebih 600 tahun sebelum Masehi, ketika banyak negara di dunia ini belum beradab, saat teknologi sama sekali belum maju seperti sekarang; Petapa Gautama dengan kekuatan sendiri, mancari, berjuang, mempertaruhkan hidupnya, hingga tercapai Penerangan Sempurna. Perjuangan itu semata-mata didorong keagungan rasa kemanusiaan Beliau. Persoalan-persoalan penderitaan, kesengsaraan, kegagalan, menggerakkan nurani Beliau, untuk meninggalkan kedudukan sebagai putera mahkota, memilih menjadi Pengabdi Agung bagi dunia ini hingga hari ini.

Meskipun lebih dari 2500 tahun yang lalu, suara Manusia Luar Biasa, Sang Buddha Gautama itu masih terdengar, semakin terdengar, dan lebih jelas didengar. Mengapa demikian? Suara Beliau mungkin kurang menarik. Kurang menarik bagi sementara orang, karena Sang Buddha Gautama hadir di tengah-tengah kita dengan pertama sekali meminta kita untuk: Jangan mengingkari diri sendiri!

Salah satu kesulitan terbesar manusia adalah melihat kekurangan dan kesulitan dirinya sendiri. Berat, pahit, untuk melihat kekurangan diri sendiri. Kita ingin berpaling cepat, lari, dari segala macam kesulitan dan kegagalan. Dengan berbagai harapan berusaha menutupi segala macam persoalan-persoalan kehidupan ini. Dan memang, harapan adalah paling menyenangkan untuk menyembunyikan penderitaan.

Cukup berat ajakan Sang Buddha, tetapi ajakan Beliau yang berat itu adalah benar. Lihatlah kehidupan ini dengan wajar. Apa adanya. Lihatlah dengan segala kekurangan, dan penderitaannya. Dengan berpandangan demikian, kita tiak melihat kehidupan ini sebagai emas dan juga tidak hanya sebagai kotoran. Sulit melihat kenyataan, lebih-lebih kenyataan diri sendiri. Tetapi dengan mau melihat kenyataan akan membuat kita berpikir dewasa.

Berani melihat kenyataan dengan wajar, mengetahui sebab penderitaan, mengatasi sebab itu, untuk: Mewujudkan hidup harmoni dan bahagia; inilah pandangan Sang Buddha Gautama tentang kehidupan.

Tanpa pandangan yang benar tentang kehidupan ini, manusia sering melarikan diri dari kenyataan. Menutupi persoalan dengan mencari kenikmatan. Menghindari kesukaran dengan mengejar kesenangan. Ini bukan menyelesaikan persoalan, tetapi bahkan membuat penderitaan baru.

Saya ingin mengajak saudara, terutama kepada segenap umat Buddha, menjelang tibanya saat-saat Trisuci Waisak 2532 ini, untuk: Jangan lari dari diri sendiri! Kembalilah kepada diri sendiri seutuhnya. Dengan kembali kepada diri sendiri, akan melihat diri sendiri. Dengan melihat diri sendiri, maka akan menyadari kekurangan dirinya. Menyadari kekurangan dirinya membangkitkan semangat untuk membangun mencapai kehidupan sejahtera. Dan Sang Buddha Gautama menunjukkan dengan jelas ke arah mana kita harus bangkit membangun kehidupan ini, menuju kedamaian dan kebahagiaan yang utuh.

Sejak tercapainya Penerangan Sempurna pada purnama di bulan Waisak, Sang Buddha Gautama melihat hakikat Tuhan. Selama manusia tidak melihat hakikat Tuhan, tidak mungkin manusia bebas dari persoalan penderitaan.

Tuhan itulah Esa, Tidak Dilahirkan, Tidak tercipta, Tidak Menjelma, dan Mutlak. Hakikat tertinggi dari segala sesuatu. Tuhan adalah Asankhata Dhamma, bukan dukkha, bukan penderitaan, bukan kesengsaraan, bukan kelahiran kembali, bukan dewa, bukan semesta alam ini.

Karena tidak menyadari hakikat Tuhan, tidak melihat hakikat itu, manusia lahir kembali berulang-ulang. Berulang-ulang dalam penderitaan. Sehingga setiap mereka mengatasi persoalan-persoalan hidup tidak membawanya menuju Tuhan, tetapi malah menambah penderitaan dan persoalan-persoalan baru.

Tuhan adalah hakikat tertinggi, Tuhan adalah tujuan tertinggi. Dan, keyakinan ini adalah keyakinan yang harus hidup dalam sanubari setiap umat Buddha. Bukan keyakinan mati.


Keyakinan yang hidup adalah keyakinan yang membuat kita berani menghadapi kenyataan kehidupan ini. Keyakinan yang hidup membawa manusia tidak lari mengingkari dirinya sendiri. Keyakinan demikian membangkitkan semangat mengatasi kesulitan, menyelesaikan persoalan, menghancurkan penderitaan, memutuskan kelahiran penderitaan, memutuskan kelahiran kembali, dengan cara yang benar, dengan Jalan Dhamma; untuk: Mencapai kebahagiaan utuh.

Tanpa keyakinan yang hidup kita akan semakin jauh dari Jalan Dhamma. Saya ingin memberikan contoh-contoh bila seseorang menghadapi persoalan tidak dengan Jalan Dhamma. Misalnya: Anak nakal, dimaki-maki di depan umum; atau, anak nakal kemudian digebuki. Istri nakal langsung diceraikan. Suami khilaf langsung ditinggalkan. Karyawan salah, langsung dipecat, dan sebagainya, dan sebagainya. Cara-cara ini adalah bukan cara Dhamma. Mereka tidak berpijak di Jalan Dhamma. Menyelesaikan persoalan tidak dengan cara Dhamma, bukan menyelesaikan —tetapi sekali lagi —malah menambah kesulitan.

Jalan Dhamma menghendaki melihat setiap persoalan dan peristiwa dari berbagai faktor. Jalan Dhamma menghendaki mawas diri, mengendalikan diri, kasih dan pengabdian. Jalan Dhamma menghendaki kesungguhan, kejujuran, kesabaran, dan rela berkorban demi kesejahteraan bersama.

Jalan Dhamma telah ditunjukkan Sang Buddha Gautama. Jalan Buddha Gautama sendiri. Dengan mengikuti Jalan Dhamma seolah-olah kita bertemu dengan Sang Buddha meskipun Beliau telah mangkat lebih 25 abad yang lampau. Pada saat-saat terakhir menjelang mangkat, Beliau berpesan, bahwa Dhamma dan Vinaya yang telah Beliau tunjukkan itulah pengganti Beliau setelah Beliau tiada lagi. Mereka yang melihat Dhamma akan melihat Sang Buddha.

Jalan Dhamma masih utuh. Sang Buddha masih berada di tengah-tengah kita. Seorang Manusia Luar Biasa yang telah berjuang dan mengabdi dengan sempurna. Ajaran Beliau, Jalan Dhamma yang logika, yang menghargai semua kehidupan, kehidupan terkecil sekalipun; yang membimbing kita berpikir dewasa, bertanggung jawab atas kehidupan ini; yang mengajak kita untuk membuka diri melihat hidup dengan wajar; merupakan perwujudan kasih sayang dan kebijaksanaan agung Sang Buddha Gautama demi kebahagiaan dunia ini.

Dalam sebuah syair bahasa Pali disebutkan:

"Mahâkaruniko nâtho,
sukhâya sabbâ paninam
Puretvâ pârami sabbâ,
patto sambodhi muttamam"

"Beliau —Sang Buddha —yang penuh kasih sayang,
demi kebahagiaan semua makhluk,
Telah berjuang menyempurnakan kebajikan,
hingga tercapai penerangan Sempurna"

KEYAKINAN YANG HIDUP
MEMBAWA KITA TIDAK LARI
MENGINGKARI DIRI SENDIRI

***

Sumber:
Kumpulan "Dhammadesana", Sri Paññavaro Thera Jilid 2

47
Namo Buddhaya,

Bersama ini kami dari Yayasan Hadaya Vatthu memberitahukan akan diadakannya retreat meditasi Samatha dan Vipassana selama 3 bulan penuh yang akan dibimbing oleh Y.M. Pa Auk Sayadaw, guru meditasi yang sangat terkenal dari Myanmar. Selain itu ada juga retreat meditasi 9 hari yang akan dibimbing oleh Sayalay Dipankara, asisten dari Pa Auk Sayadaw dengan perincian sebagai berikut:

Retreat Samatha dan Vipassana Pa Auk Sayadaw dan asistennya Sayadaw U Agganna
Tanggal: 10 Desember 2008 - 10 Maret 2009 (3 bulan penuh)
Tempat : Kayagata-sati Meditation Centre, Cibodas

Retreat Samatha dan Vipassana Sayalay Dipankara, asisten dari Pa Auk Sayadaw
Tanggal: 13 - 21 Desember 2008
Tempat : Jhana Manggala Meditation Centre, Gunung Geulis, Bogor


 
Berbahagialah bagi yang dapat mengikuti retreat 3 bulan yg akan dibimbing oleh Y.M. Pa Auk Sayadaw ini karena cukup jarang ada kesempatan untuk dibimbing langsung oleh beliau selama 3 bulan penuh. Semoga Dhamma dan kualitas batin umat Buddhis di Indonesia dapat terus berkembang.

Retreat ini akan diikuti oleh 70 peserta umat dan lebih dari 20 Bhikkhu/ Bhiksuni/ Sayalay dari dalam dan luar negeri.

 
Bagi yang ingin info lebih lanjut, berdana tenaga (sebagai volunteer), makanan maupun uang, dapat menghubungi:

    * Karman: daftarhadaya [at] gmail.com ; telpon ke 0812 832 5692
    * charles : 0812 105 0996, 9276 3112

 

Riwayat singkat Y.M. Pa Auk Sayadaw :

Bhikkhu Bhaddanta Acinna, yang lebih dikenal sebagai Pa Auk Sayadaw lahir tahun 1934 dan sejak tahun 1981 menjadi kepala vihara dan guru utama dari Pa Auk Forest Monastery.

Beliau diupasampada menjadi Samanera pada saat berusia 10 tahun, kemudian saat belajar Vinaya, Sutta dan Abhidhamma, Beliau juga telah menyelesaikan Bahasa Pali tingkat terakhir.

Tahun 1954,  Beliau diupasampada menjadi bhikkhu dan terus mempelajari Tipitaka hingga dua tahun kemudian, sehingga tahun 1956 mendapat gelar Dhammacariya.

Tahun 1964, Setelah memperdalam Dhamma dari beberapa orang Sayadaw terkemuka di Myanmar, di masa vasa kesepuluh, Beliau memperdalam meditasinya secara intensif dan menjalani kehidupan kebhikkhuan di hutan.

Setelah 16 tahun menjalani praktek utamanya sebagai "bhikkhu hutan", tahun 1981 Beliau diminta untuk memimpin Pa Auk Tawya Forest Monastery, menggantikan Sayadaw Aggapanna yang meninggal. Dan sejak itu Beliau dikenal sebagai Pa Auk Tawya Sayadaw, selama memimpin Monastery, beliau selalu menyediakan sebagian besar waktunya untuk bermeditasi di kuti bambu sederhana.

Sejak 1983 beliau mulai membimbing meditasi dan sejak tahun 1990 banyak orang asing yang mulai datang untuk dibimbing oleh beliau. Dengan semakin terkenalnya reputasi beliau, dari sebuah kuti bambu berkembang menjadi Pa Auk Forest Monastery yang sekarang ini dimana sekitar lebih dari 1000 orang asing dan ribuan orang Myanmar yang berlatih setiap tahunnya di Monastery.

Tahun 1997, Pa Auk Sayadaw menerbitkan buku karya terbesarnya, berisi 5 volume yang berjudul "The Practice that Leads to Nibbana". Buku ini menjelaskan seluruh pengajaran secara detil dan didukung dengan kutipan-kutipan dari TIPITAKA– sekarang ini tersedia hanya dalam bahasa Burma dan Sinhalese. Pada 4 Januari 1999, atas pencapaian/hasil Sayadaw yg sudah diketahui secara umum, pemerintah menganugerahinya Agga Maha Kammatthanacariya, yang berarti "Guru Meditasi Yang Sangat Terhormat".


Metode Meditasi oleh Pa-Auk Sayadaw :

Seperti kita ketahui sila, samadhi dan panna merupakan 3 tahap dari praktek ajaran Buddha. Melalui praktek dengan melatih ketiga hal tersebut, seorang umat biasa dapat mencapai kesucian dan Nibbana.

Visuddhi Magga yang dirangkum oleh Bhikkhu Buddhaghosa merupakan penjelasan  akan 3 tahap latihan tersebut. Itu berdasarkan Tipitaka dan kitab penjelasannya, menjelaskan tujuh tahap  pemurnian batin dan enam belas pencapaian pengetahuan-batin.  Tetapi bagaimana caranya mencapai?Mereka mempunyai suatu pertanyaan yang sulit untuk semua umat Buddha diatas banyak generasi.

Untuk ini, kita beruntung masih memiliki YM. Pa-Auk Tawya Sayadaw dari Pa-Auk Forest Monastery. Pengajarannya adalah sama dan lebih detail seperti apa yang digambarkan di dalam Visuddhi Magga. Yang didasarkan pada sumber yang sungguh sama, komentar-komentar teks-teks Pali dan Visuddhi Magga diri sendiri, Sayadaw mengajar yogi-yogi, secara bertahap, bagaimana caranya mencapai langkah-langkah pemurnian batin dan pencapaian pengetahuan batin.

Arah pengajaran Pa-Auk Forest Monastery adalah sesuai dengan otentik tipitaka, untuk merealisasikan Nibbana dalam kehidupan ini. Untuk merealisasikan Nibbana, yogi-yogi harus memahami semua unsur mental, material, yang dikenal sebagai lima khanda/ kumpulan, sebagai ketidak-kekalan, ketidak-puasan, dan tidak adanya aku.

Perihal dengan objek meditasi Vipassana-nya, bukan hanya lima khanda yang internal dan eksternal, tetapi juga lima khanda dari yang lampau, saat ini dan yang mendatang,  kasar dan halus, kuat dan lemah, jauh dan dekat. Hanya setelah mengerti semuanya dengan penembusan sebagai ketidak-kekalan, ketidak-puasan, dan tidak adanya aku,  yogi-yogi dapat merealisasikan jalan dan buah dari Jalan Mulia, dan secara berangsur-angsur mengurangi berbagai kekotoran batin.

Setelah merealisasikan Nibbana untuk pertama kali, yogi dapat melihat jelas bahwa mereka sudah mencapai jalan dan buahnya yang pertama; kekotoran batin apa yang sudah ditinggalkan, dan kekotoran batin yang mereka masih perlu untuk ditinggalkan. Untuk kemudian mereka melanjutkan untuk berlatih Vipassana untuk merealisasikan jalan dan buahnya lebih tinggi sampai ke tingkat Arahat, dimana tidak ada lagi sebab kelahiran-kembali, dan merealisasikan Nibbana sepenuhnya setelah kematian.


Biography of Pa Auk Sayadaw :

The Venerable Acinna, commonly referred to as the "Venerable Pa-Auk Tawya Sayadaw" (and, in less formal circumstances, as "Pa-Auk Sayadaw"), is the current abbot and principal teacher at Pa-Auk Forest Monastery. "Sayadaw" is a Burmese honorific title meaning "respected teacher."

The Sayadaw was born in 1934, in Leigh-Chaung Village, Hinthada Township, in the delta region about one hundred miles northwest of the capital, Yangon. In 1944, at age ten, he ordained as a novice monk (*samanera) at a monastery in his village. During the next decade, he pursued the life of a typical scholar-novice, studying the Pali Texts (including Vinaya, Suttas and Abhidhamma) under various teachers. He passed the three Pali language examinations while still a novice.
In 1954, at age twenty, the Sayadaw received the higher ordination as a bhikkhu. He continued his studies of the Pali Texts under the guidance of learned elder monks. In 1956 he passed the prestigious Dhammacariya examination. This is equivalent to a BA in Buddhist Pali Studies and confers the title of "Dhamma Teacher."

During the next eight years, the Sayadaw continued his investigation into the Dhamma, travelling throughout Myanmar to learn from various well-known teachers. In 1964, during his tenth "rains retreat" (vassa), he turned his attention to intensifying his meditation practice and began to practise "forest dwelling." Although he continued with his study of the Pali Texts, he now sought out and gained instruction from the revered meditation teachers of those times.

For the next sixteen years, he made forest dwelling his primary practice. He spent these years in the southern part of Myanmar, in Mon State: three years in Mudon Township (just south of Mawlamyine) and thirteen years in Ye Township (approximately one hundred miles down the coast). During this period, he lived a very simple life, devoting his time to meditation and study of the Pali Texts.

In 1981 the Sayadaw received a message from the abbot of Pa-Auk Forest Monastery, the Venerable Aggapañña. The abbot was dying and asked the Venerable Acinna to look after his monastery. Five days later, the Venerable Aggapañña passed away. As the new abbot of the monastery, the Venerable Acinna became known as the "Pa-Auk Tawya Sayadaw." Although he oversaw the running of the monastery, the Sayadaw would spend most of his time in seclusion, meditating in a bamboo hut in the upper forested area, which covered a deserted range of hills running along the base of the Taung Nyo Mountain Range. This area later came to be known as the Upper Monastery.

Since 1983, both monastics and laity have been coming to study meditation with the Sayadaw. Foreign meditators began to arrive at the monastery in the early 1990's. As the Sayadaw's reputation steadily grew, the Upper Monastery gradually expanded from a simple bamboo hut and a handful of disciples to more than two hundred and fifty kutis (meditators' huts) in the forest; a large two-storey meditation hall for the men; a library (with office, computer room and  men's dormitory on the lower levels); a clinic; a hospital; an almsgiving hall; a two-storey refectory; and a reception hall and dwelling for the Sayadaw. In the Lower Monastery, facilities include more than 180 kutis, a new kitchen and, for the women, a large three-storey meditation hall (with sleeping quarters on the ground floor) and a five-storey dormitory (still under construction).

In March 2007, there are more than one hundred and thirty foreign monks, nuns and lay practitioners residing at Pa-Auk Forest Monastery. During our three-month rains retreat, the total monastic population averages between six and seven hundred. Together with laypeople, the monastery population sometimes tops fifteen hundred during festival times.

In 1997 the Sayadaw published his Magnum Opus, an enormous five-volume tome titled The Practice that Leads to Nibbana, explaining the entire course of teaching in detail and supported by copious quotations from the Pali Texts – it is currently available only in Burmese and Sinhalese. On January 4, 1999, in public recognition of the Sayadaw's achievements, the government bestowed upon him the title Agga Maha Kammatthanacariya, which means "Highly Respected Meditation Teacher."

The Sayadaw speaks fluent English and has lectured and led retreats outside of Myanmar since 1997. In December of 2006, he travelled to Sri Lanka to undertake a long-term personal retreat, staying in seclusion and suspending his teaching schedule throughout 2007. As of this printing, his teaching schedule for 2008 includes a four-month retreat in the United States, July – October, to be held at the Forest Refuge in Barre, Massachusetts.


Goal of Meditation

by Pa-Auk Sayadaw


As most of us know, the three trainings of morality, concentration, and wisdom, are the three stages of Buddhist practice. Through the practice of the three trainings, an ordinary person can attain supreme Nibbāna, and become a noble one.

The Visuddhi Magga compiled by the Venerable Buddhaghosa is an exposition of the three trainings. It is based on the Pāëi texts and commentaries, and explains the seven stages of purification, and sixteen insight-knowledges. But how to attain them has been a difficult question for all Buddhists over many generations. For this, we are fortunate to have the Venerable Pa-Auk Tawya Sayadaw of Pa-Auk Forest Monastery. His teaching is the same as, Indeed it is in much more detail than, what is described in the Visuddhi Magga. Based on the very same sources, the Pāëi texts commentaries and the Visuddhi Magga itself, the Sayadaw teaches yogis, step by step, how to attain those stages of purification, and insight-knowledges.

The goal of the teaching at Pa-Auk Forest Monastery is, in accordance with the ancient texts, to realize Nibbāna in this very life. To achieve that end, yogis must comprehend all mentality-materiality, also known as the five aggregates, as impermanence, suffering, and non-self. As for the objects of Vipassanā meditation, they are not only the internal and external five aggregates, but also the five aggregates of past, future and present, gross and subtle, superior and inferior, far and near. Only after comprehending all of them penetratively as impermanence, suffering, and non-self, can yogis attain the noble paths and fruitions, and thereby gradually eradicate or reduce various defilements. After having seen Nibbana for the first time, yogis can see clearly that they have attained the first path and fruition; whatd efilements they have abandoned; and what defilements they still need to abandon. Then they continue to practise Vipassanā to attain the higher paths and fruitions up to Arahantship, whereby they are no longer subject to rebirth, and will attain final Nibbāna after death.

48
Buddhisme untuk Pemula / Anatta & Rebirth (Tumimbal Lahir)
« on: 08 October 2008, 12:25:40 PM »
Kematian adalah berpisahnya Nama dan Rupa, dan
Kelahiran adalah proses bertemunya Nama dan Rupa...

Disebutkan,
Tidak adanya atta yang kekal,
Tidak adanya roh...

Lalu...
Jikalau tidak ada atta (Anatta), Lalu apa yang lahir kembali (tumimbal lahir) ?

nama [naama]: Mental phenomena. This term refers to the mental components of the five khandhas, and includes: vedana (feeling), sañña (perception), sankhara (mental fashionings), and viññana (consciousness).

rupa [ruupa]: Body; physical phenomenon; sense datum. The basic meaning of this word is "appearance" or "form." It is used, however, in a number of different contexts, taking on different shades of meaning in each. In lists of the objects of the senses, it is given as the object of the sense of sight. As one of the khandha, it refers to physical phenomena or sensations (visible appearance or form being the defining characteristics of what is physical).

49
Buddhisme untuk Pemula / FAQ -- Buddhism
« on: 26 September 2008, 04:08:32 PM »
Rencananya mau bikin Index Page untuk segala macam pertanyaan umum dan dasar...
Mohon bantuannya dibantu reply dan di update

Jikalau menemukan Thread yang bersangkutan ataupun ada pertanyaan umum...


 _/\_

Apakah Buddhayana termasuk Aliran Buddhism ?
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5230.0

Buddhisme = Atheisme ?
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=3658.0
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=3370.0

Ngapain Jadi Buddhist ?
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2188.0

Apa itu Hukum Kamma ?
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=986.msg15368#msg15368
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1531.msg25197#msg25197
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=3196.msg49901#msg49901

50
Lingkungan / Buddhayana, Tri Dharma... (Aliran kah?)
« on: 26 September 2008, 02:07:23 PM »
Saya sedikit ragu dengan asumsi yang ada mengenai Buddhist School Buddhayana ini.

Apakah benar Buddhayana termasuk dari pada Aliran Buddhisme ?
Bagaimana dengan Tri Dharma ?

51
Diskusi Umum / Vimutti-Magga (Jalan Kebebasan)
« on: 26 September 2008, 09:56:55 AM »
Untuk alasan apakah Jalan Kebebasan diajarkan?
Ada seorang yang baik.
Ia bagaikan seorang buta yang mengembara ke tempat jauh tanpa penuntun

Karena walaupun ia ingin memperoleh kebebasan, ia tidak mendengarkan ajaran kebebasan.
Karena ia tidak mengenali kebebasan dan karena ia mengenali kebebasan secara keliru.
Karena ia dikepung oleh begitu banyak penderitaan, maka ia tidak dapat memperoleh kebebasan.

Walaupun ia ingin memperoleh kebebasan, ia tidak memiliki peralatannya.
Untuk memperoleh kebebasan, diperlukan peralatan.

Sang Buddha bersabda:
Ada makhluk-makhluk yang tertutup hanya oleh sedikit debu.
Mereka akan jatuh jika mereka tidak mendengarkan Kebenaran.

S. I, 105-6: Santi sattà apparajakkha jàtikà assavaõatà dhammassa parihàyanti.

Sang Buddha juga bersabda:
O para bhikkhu,
Melalui dua penyebab seseorang dapat memperoleh Pengertian Benar.

Apakah dua itu?
Mendengar dari orang lain adalah yang pertama.
Kecerdasan adalah yang kedua. 

Oleh karena itu aku membabarkan kebebasan.

A. I, 87: Dve’me bikkhave paccayà sammàdiññhiyà uppàdàya. Katame dve? Parato ca ghoso yoniso ca manasikàro.


Aku membabarkan kebebasan kepada mereka yang tidak menerima kebebasan,
untuk membangkitkan perasaan melepaskan dalam diri mereka.

Ini bagaikan seorang pengembara yang pergi ke tempat jauh dengan diiringi oleh seorang penuntun yang baik.

Tiga Latihan
Jika seseorang menerima Jalan Kebebasan ini, ia memenuhi tiga kelompok (Khandhà). 
Apakah tiga ini?
kelompok moralitas (Sïlakkhandha),
    Yaitu Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar dan sejenisnya. Atau kelompok moralitas adalah kelompok kebajikan dari berbagai moralitas.

kelompok konsentrasi (Samàdhikkhandha.) dan
    Yaitu Usaha Benar, Perhatian Benar, Konsentrasi Benar dan sejenisnya. Atau (kelompok konsentrasi adalah) kelompok kebajikan dari berbagai bentuk konsentrasi.

kelompok kebijaksanaan (Paññakkhandha.).
    Yaitu Pengertian Benar, Pikiran Benar dan sejenisnya. Atau (kelompok kebijaksanaan adalah) kelompok kebajikan dari berbagai jenis kebijaksanaan. Demikianlah tiga kelompok ini menjadi lengkap.

Source: Vimutti-Magga

52
Ulasan Buku, Majalah, Musik atau Film / Vimutti Magga (Jalan Kebebasan)
« on: 26 September 2008, 09:44:57 AM »
Jalan Kebebasan (Vimutti Magga)

Kebebasan artinya lima jenis kebebasan:
  • kebebasan penindasan (Vikkhambana-vimutti)
    adalah penindasan nafsu melalui latihan meditasi pertama (Pathamajjhàna)
  • kebebasan bagian-bagian (Tadanga-vimutti)
    adalah kebebasan dari pandangan-pandangan melalui praktik konsentrasi yang berperan dalam penembusan (Nibbedhabhàgiya-samàdhi).
  • kebebasan pelenyapan (Samuccheda-vimutti)
    adalah hancurnya belenggu-belenggu melalui praktik jalan spiritual (Lokuttara-magga)
  • kebebasan ketenangan (Pañippassaddha-vimuti)
        adalah (harus dipahami) sebagai bathin yang berbahagia dari seseorang yang mendapatkan buah.
  • kebebasan pembebasan (Nissaraña-vimutti)
        adalah padamnya unsur-unsur kehidupan (Anupàdisesanibbàna) tanpa sisa


Untuk alasan apakah Jalan Kebebasan diajarkan?
Ada seorang yang baik.
Ia bagaikan seorang buta yang mengembara ke tempat jauh tanpa penuntun

Karena walaupun ia ingin memperoleh kebebasan, ia tidak mendengarkan ajaran kebebasan.
Karena ia tidak mengenali kebebasan dan karena ia mengenali kebebasan secara keliru.
Karena ia dikepung oleh begitu banyak penderitaan, maka ia tidak dapat memperoleh kebebasan.

Walaupun ia ingin memperoleh kebebasan, ia tidak memiliki peralatannya.
Untuk memperoleh kebebasan, diperlukan peralatan.

Sang Buddha bersabda:
Ada makhluk-makhluk yang tertutup hanya oleh sedikit debu.
Mereka akan jatuh jika mereka tidak mendengarkan Kebenaran.

S. I, 105-6: Santi sattà apparajakkha jàtikà assavaõatà dhammassa parihàyanti.

Sang Buddha juga bersabda:
O para bhikkhu,
Melalui dua penyebab seseorang dapat memperoleh Pengertian Benar.

Apakah dua itu?
Mendengar dari orang lain adalah yang pertama.
Kecerdasan adalah yang kedua. 

Oleh karena itu aku membabarkan kebebasan.

A. I, 87: Dve’me bikkhave paccayà sammàdiññhiyà uppàdàya. Katame dve? Parato ca ghoso yoniso ca manasikàro.


Aku membabarkan kebebasan kepada mereka yang tidak menerima kebebasan,
untuk membangkitkan perasaan melepaskan dalam diri mereka.

Ini bagaikan seorang pengembara yang pergi ke tempat jauh dengan diiringi oleh seorang penuntun yang baik.

Tiga Latihan
Jika seseorang menerima Jalan Kebebasan ini, ia memenuhi tiga kelompok (Khandhà). 
Apakah tiga ini?
kelompok moralitas (Sïlakkhandha),
    Yaitu Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar dan sejenisnya. Atau kelompok moralitas adalah kelompok kebajikan dari berbagai moralitas.

kelompok konsentrasi (Samàdhikkhandha.) dan
    Yaitu Usaha Benar, Perhatian Benar, Konsentrasi Benar dan sejenisnya. Atau (kelompok konsentrasi adalah) kelompok kebajikan dari berbagai bentuk konsentrasi.

kelompok kebijaksanaan (Paññakkhandha.).
    Yaitu Pengertian Benar, Pikiran Benar dan sejenisnya. Atau (kelompok kebijaksanaan adalah) kelompok kebajikan dari berbagai jenis kebijaksanaan. Demikianlah tiga kelompok ini menjadi lengkap.


(Source: Vimutti-Magga)



Mohon maaf, kalau di-lock...
Rencananya akan dimasukin sedikit demi sedikit...

Untuk Diskusi, saya persilahkan menuju...
[Vimutti-Magga]


53
Meditasi / Inikah Jhana?
« on: 15 September 2008, 03:43:29 PM »
Boring... Ngantuk... Males...

Itulah kesan pertama ketika melihat 3 Buku Riwayat Agung Para Buddha yang tebal-nya ampun2an....
but well... The book its here already...

Celingak-celinguk... hari masih sore.... dikit lage matahari pun lenyap...
Bacaan Lembar demi lembar yang membawa kantuk pun dimulai...
Dengan dibekali kopi en rokok... sembari telanjang dada di serambi depan...

Kuclik punya Kuclik... Jagoan bener negh orang... Tipitaka luar kepala...
but well... thats him... nothing related with me... but still... thanks... you compile this book...

Thats it... makan dolo... Lanjut lage setelah makan...

Kisah demi kisah, bacaan demi bacaan, lembaran demi lembaran...
dan sampailah pada...
bagaimana Sumedha di injek...
bagaimana Sumedha merenungkan kesempurnaan...
bagaimana Sumedha mengakibatkan gempa dashyat...
bagaimana Sumedha menjadi monyet...
bagaimana Sumedha menyumbangkan mata...

yang alih alih... membawa pikiranku pada lamunan...
Bagaimana sukarnya kesempurnaan parami,
Bagaimana sulitnya mendanakan harta, tubuh bahkan kehidupan...

wOw... Sebegitu sukarkah Pencerahan?

Dalam perenungan...
Mata membaca tulisan-tulisan yang semakin lama semakin ribet...
Alih-alih... pikiran mengelana... merenung... berkelut dalam apa itu pencerahan...
Bagaimana perjuangan Pertapa Sumedha

*JLEB*
Hari udah gelap... udah terlalu gelap...
Udah jam 2 tengah malem... Jendela udah pada ditutup...
Nyamuk udah berseliweran ditelinga gw...

tapi...
Gw merenung lage...
koq... gw ga digigit nyamuk?

54
Buddhisme untuk Pemula / P?ram? (Kesempurnaan)
« on: 14 September 2008, 12:33:57 PM »
Apa ?
Parami adalah prasyarat untuk mencapai Kearahatan.

Daftar parami berdasarkan Tipitaka:
   1. Dāna parami : Kedermawanan
   2. Sīla parami : kemoralan
   3. Nekkhamma parami : Melepaskan keduniawian
   4. Paññā parami : kebijaksanaan
   5. Viriya parami : Usaha/energi/semangat
   6. Khanti parami : kesabaran
   7. Sacca parami : kebenaran/kejujuran
   8. Adhiṭṭhāna parami : kebulatan tekad
   9. Mettā parami : cinta kasih
  10. Upekkhā parami : keseimbangan batin

dalam Mahayana disebutkan pula 6 paramita yang bersumber dari Saddharmapundarika Sutra :
Dana, Sila, Ksanti (kesabaran), Virya (semangat), Dhyana (Jhana), Prajna (kebijaksanaan).


Mengapa dan Siapa ?
adalah tidak mungkin mencapai Kearahatan tanpa memenuhi Parami.
disebutkan bahawa untuk mencapai Samma Sambuddha diperlukan praktik Parami selama paling cepat empat asankheyya dan seratus ribu kappa,
dan untuk mencapai Kearahatan sebagai siswa diperlukan praktik Parami selama seratus ribu kappa.
dan tidak mungkin mencapai Kearahatan sebelum prasyarat Parami itu benar2 dipenuhi selama waktu yg diperlukan.

Bagaimana? Pentingkah?

55
Lingkungan / Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« on: 04 September 2008, 04:48:18 AM »
Baru-baru ini Management DhammaCitta diterpa dilema simalakama
Kita diforum ini hanya sedikit kecil daripada komunitas Buddhist yang ada di Indonesia,

Ada yang ingat kapan dimulainya era "Adi Buddha" ?
Ada yang ingat bagaimana "Adi Buddha" muncul ?

Jikalau mereka (sangha) pada saat itu juga tidak mampu menahan laju "Adi Buddha"
Bagaimana dengan kita (DhammaCitta) ?

Kita bertahan pada "Tiratana, Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Beruas Delapan"
dan berakhir pada mundurnya salah satu sesepuh dhamma, salah seorang guru sebagai pembimbing kita di DhammaCitta.

Akankah kita berlepas tangan dan membiarkan yana-yana yang baru muncul?
Ataukah kita harus berpegang erat pada Orthodox bin kolotisme?

56
Diskusi Umum / Seberapa jauh Nibbana?
« on: 30 August 2008, 01:18:32 AM »
Menurut anda,
Berapa jauhkah Nibbana dari anda?
Berapa kehidupan lagi yang harus anda jalani?
atau... Mungkinkah nibbana tercapai pada kehidupan anda sekarang?

Bagaimana usaha yang anda lakukan untuk memperpendek jarak anda dengan tercapainya Nibbana?
dan apakah usaha anda akan efektif memperpendek jarak?
dan apakah usaha anda tidak menjadi sia-sia?

57
Kaki Lima / Dijual Cepat Sepasang Golden Retriever
« on: 12 June 2008, 12:44:57 AM »

DOB: 13 Januari 2008, Female


DOB: 5 Februari 2008, Male


BONUS (Kalau ngambil keduanya sekaligus)

CANCEL,
Keep ndiri di medan

58
Lingkungan / Kaskus ABBM ~ Rebirth
« on: 26 May 2008, 05:07:41 PM »
Mohon bantuannya untuk menghidupkan kembali ABBM (Anda Bertanya Buddhist Menjawab) di kaskus,
Saya pribadi tidak mampu untuk memberikan jawaban dari setiap pertanyaan tersebut...

http:///showthread.php?t=878014

Terima kasih sebelum dan sesudahnya
 _/\_

59
Pengembangan DhammaCitta / Dhammacitta Logo
« on: 05 April 2008, 04:52:36 PM »

60
Kesehatan / [INFO-VET] Dog Obedience Training
« on: 03 April 2008, 01:55:17 PM »
Untuk latihan mahal banget ... dan lagi ga menentu waktunya, jadi untuk saat ini latih2 begitu saja selama anjingnya patuh ..xixixi .... Ok thank you, mbah menyanz  ...
Coba latih sendiri aja...
Obedience tuh pualing penting...

Apa lage kalao tuh Herder khan tipe Ganaz ke stranger...

eni wei...
moga-moga dua YouTube ini cukup tuk Obedience Singkat...
<a href="https://www.youtube.com/v/FEqXQm37kU4" target="_blank" rel="noopener noreferrer" class="bbc_link bbc_flash_disabled new_win">https://www.youtube.com/v/FEqXQm37kU4</a>

Elliot is a very fast learner. Sometime I'll get a decent shot of her "dance" trick.. it is very cute. She started doing it all on her own too, she likes to show it off at Petsmart.


<a href="https://www.youtube.com/v/h6bX1zq5HBg" target="_blank" rel="noopener noreferrer" class="bbc_link bbc_flash_disabled new_win">https://www.youtube.com/v/h6bX1zq5HBg</a>
to walk on a lead

.... and many more ....
   Agility Training for Dogs   
   Basic Dog Obedience Training Myths & Tips   
   Basic Dog Training Techniques   
   Basic Dog Training Tips   
   Cycling Lessons For Beginners   
   Dog First Aid   
   Dog Health and Wellness   
   Dog Herding Tips on Border Collies   
   Dog Massage Tips & Techniques   
   Dog Training Tips   
   Dog Training Tips   
   Dog Yoga Poses & Positions   
   Emergency Dog Health Care   
   Homemade Dog Food Recipes   
   How to Adopt a Dog from the Pound   
   How to Buy Dog & Puppy Toys   
   How to Care for a Puppy   
   How to Care for Geriatric Dogs   
   How to Care for Multiple Dogs   
   How to Clean Dog Teeth   
   How to Groom & Color Dog Fur   
   How to Groom a Dog   
   How to Groom a Dog   
   How to Groom Long-Haired Dogs   
   How to House Train a Dog   
   How to Housebreak a Puppy   
   How to Hunt with Bird Dogs   
   How to Make a Dog Bed   
   How to Make a Dog Stay   
   How to Make Dog Food   
   How to Teach an Old Dog New Tricks   
   How to Teach your Dog to Come on Command   
   How to Train & Groom Show Dogs   
   How to Train a Beagle   
   How to Train a Boxer Puppy   
   How to Train a Drug Dog   
   How to Train a Golden Retriever   
   How to Train a Husky   
   How to Train a Labrador   
   How to Train a Poodle   
   How to Train a Rottweiler   
   How to Train a Schutzhund   
   How to Train a Show Dog for the Show Ring   
   How to Train an Italian Setter   
   How to Train Difficult Dogs   
   How to Train Dogs Not to Jump on People   
   How to Train German Shepherds   
   How to Train Puppies   
   How to Train Puppies   
   How to Train Small Dogs   
   How to Train Your Dog   
   How to Train your Dog   
   How to Train your Dog for a Rally O Show   
   How to Train your Dog to Hunt Birds   
   How to Travel with a Dog   
   How to Travel with your Dog   
   How to Walk your Dog   
   Long Haired Dog Grooming Instructions   
   Long Haired Dog Grooming Tools   
   Service Dog Training Tips   
   Tick & Flea Control for Your Pet   
   Tips on Pet Care and Vacation Sitting   
   Training Dogs for Greyhound Racing   
   Walking Your Dog in the Woods   
   Ways to Spoil Your Dog   
   Wheaten Terriers: How to Teach Your Dog: Obedience Training Tips & Tricks   
   Yorkies: How to Teach Your Dog: Obedience Training Tips for Yorkshire Terriers   

Pages: 1 2 3 [4] 5 6
anything