ini lah permasalahnnya....
di sini lebih menekankan visualisasi/ menghayal.
sedangkan biasanya objek yang dipakai adalah "pernah dilihat"
misalkan ingin memakai objek asubha, setidaknya gambar asubha nya pernah dilihat.....
kalau buddha amitabha beserta kerajaan-nya mau lihat dimana?
ini namanya penghayalan buta-buta.
Siapakah yang masih dalam (pandangan) cekatan khayalan aku duniawi?disinilah masalahnya pemraktek (pemelaku) jalan umum.
memang kehidupan makhluk hanya diukur dari (sebatas) nama-rupa saja?
ada tubuh Dharmakaya sambhogakaya dan nirmanakaya.
sunya dimengerti kosong, ada kekacauan (kebingungan/keraguan) pemahaman,
jalan umum diajarkan bagi awam untuk melepaskan konsep kemelakatan/ikatan/cekatan pada pengakuan diri yang anicca anatta
oleh karena masih (bersifat) keawaman, keNibannaan dibilang keterbebasaan, kekosongan,
dibilang ada, yang awam membilang tiada, dibilang tiada mereka awam membilang bukan kenihilan, tetapi tidak mengetahui hakekat kekosongan yang sebenarnya.
padahal kekosongan bagi yang tercerahkan adalah terbebas dari sifat-sifat atau kemelekatan-kemelekatan pada pandangan-pandangan dunia atau segala tubuh/bentuk yang bersifat duniawi yang anicca anatta
sehingga (bagi awam) seolah-olah yang tercerahkan dibilang lenyap (tanpa bekas atau sisa), padahal seperti yang telah dijelaskan diatas bebas dari yang segala hal yang duniawi
sehingga (bagi yang di jalan awam) keberadaan kehidupan Dharmakaya seolah-olah tak terlihat,
tetapi bagi yang pemercaya yang benar dan tulus (murni pandangannya), mereka (senantiasa) menyertai (mengajar)
semoga bagi teman yang menjalani masih memiliki keyakinan yang benar
sahabatmu, coedabgf