Hari ke – 7 Borobudur – Cirebon.
Hari Jum’at pas Idul Adha, pagi hari kita sembunyi saja di kompleks Manohara menikmati suasana yang sunyi senyap. Breakfast yg disediakan memang kurang menarik dan juga kurang enak, maklum pembuatnya lulusan sekolah Parwis, dan kebanyakan bukan yg hobby masak.
Kesimpulan dari pengalaman berkali kali ke Manohara/Borobudur, kalau mau menikmati Borobudur, saat yg paling tepat, pagi hari pas Idul Adha; sangat nyaman karena sedikit pengunjung, bisa meditasi di tingkat Rupadhatu. Sekitar jam 10 rombongan turis asing baru mulai bermunculan.
Jam 12 check out dari hotel, dan langsung menuju Magelang utk berkuliner yang mengandung B2, karena diduga hanya yang ini yg masih buka saat libur besar seperti itu; lagi pula teman saya yg bapaknya masih tembak langsung dari Fuzhou, ngga bisa lama lama tanpa vitamin B2, badan jadi lemah katanya. Di Magelang putar putar mencari jalan Daha, disitu ada resto Kondang yang direferensikan teman sebagai penyedia hidangan mengandung B2.
Memang enak, terutama bakut sayur asinnya.
Beberapa contoh menu yang dipasang besar besar di dinding.
Sambil santap siang kita diskusi pilih rute, mau lewat Semarang atau lewat Temanggung – Parakan – Weleri yang jalannya lebih banyak tikungan tapi sepi. Akhirnya pilih lewat Temanggung. Sepanjang jalan cuaca mendung, dan selewat Parakan, jalanan sangat sepi, kadang kadang sampai 10 menit hanya mobil kita sendirian, tidak ada truk sama sekali.
Mendekati Ngadiredjo ada tanda penunjuk jalan jalur alternatif belok kiri lewat Jumprit, lokasi pengambilan air utk upacara Waisak di Borobudur; karena ingin tahu, kitapun lewat jalur alternatif yang amat sangat sepi , tidak ada rumah penduduk sama sekali, setelah sekitar 10 km ada tanda lagi, belok kiri ke Jumprit 25 km, ke Weleri 32 km apa boleh buat, pilih ke Weleri saja, mengingat cuaca saat itu mendung dan juga supaya sampai di Cirebon tidak terlalu malam.
Setelah melewati Weleri, menjelang Pekalongan si teman sudah gelisah, mau kencing katanya; tapi yang pasti tujuannya memperdalam ilmu hisap dan ngopi. Di sebuah SPBU yg cukup besar , kita istirahat sejenak sambil isi bensin, kuras kandung kemih , dan teman saya merokok + ngopi.
Perjalanan di lanjut menuju ke Cirebon, melewati tol Pejagan – Kanci. Sengaja keluar tol Kanci karena ingin mengunjungi Pak Kliwon di Pelabuhan Nelayan Kejawanan; ternyata Pak Kliwon hari itupun libur, padahal ikan bakar dan udang rebusnya top banget karena selalu fresh.
Putar putar mencari kuliner yang buka, akhirnya dipilih rumah makan Gambirlaya yang khusus menyediakan “ayam air” alias swiekee.
Selesai makan , waktu sudah jam 7:30 malam, saya mengantar teman ke rumahnya, kita berpisah disitu dan saya meluncur ke hotel Amaris, yang baru buka di Cirebon; langsung istirahat.
End hari ke -7.
Hari ke 8 . Cirebon – Jakarta.
Setelah breakfast jam 6:30 pagi, langsung check out dan berangkat ke Jakarta melalui Indramayu, karena dari pengalaman minggu lalu, kalau hari Sabtu adalah hari pasar di Tegalgubug, dan pasarnya pun tumpah ruah ke jalan raya memacetkan lalulintas.
Perjalanan sangat mulus sama sekali tidak ada macet, jam 9:30 sdh sampai di rest area km 62, langsung masuk starbuck untuk ngopi .
Selanjutnya ke Jakarta dan tiba di rumah jam 11:00.
End hari ke - 8
Kesimpulan: Kalau mau travelling ke Jawa Tengah dan Jawa Timur naik mobil sendiri, paling enak menjelang Idul Adha; kembali ke Jakarta , pas hari Idul Adha jalanan sangat sepi.
Untuk tahun 2013, Idul Adha jatuh pada hari Selasa 15 Oktober 2013, dengan cuti bersama pada tgl 14; sehingga ada libur sejak 12 sd 15 Oktober.
Ayo siapkan diri anda utk wisata ke Jateng atau sampai ke Jatim.