Dalam Visuddhi-magga sati didefinisikan sebagai :
465. Saranti tāya, sayaṃ vā sarati saraṇamattameva vā esāti sati. Sā apilāpanalakkhaṇā, asammosarasā, ārakkhapaccupaṭṭhānā, visayābhimukhabhāvapaccupaṭṭhānā vā, thirasaññāpadaṭṭhānā, kāyādisatipaṭṭhānapadaṭṭhānā vā. Ārammaṇe daḷhapatiṭṭhitattā pana esikā viya, cakkhudvārādirakkhaṇato dovāriko viya ca daṭṭhabbā. (Karena saat ini saya sedang di luar kota, ada yang bisa bantu carikan terjemahan bahasa Inggrisnya di buku "The Path of Purification"?)
Jadi, sati memiliki ciri, fungsi, manifestasi serta sebab terdekat sbb :
Ciri (lakkhaṇā) : tidak hanyut (apilāpana)
Fungsi (rasā) : tidak lupa/lengah (asammosa)
Manifestasi (paccupaṭṭhānā) : mengawal (ārakkha), atau keadaan berhadapan dengan ranah objek (visayābhimukhabhāva)
Sebab Terdekat (padaṭṭhānā) : persepsi yang kuat (thirasaññā), atau landasan sati misalnya badan (kāyādisatipaṭṭhāna)
Secara harafiah, sati memiliki arti ingat (Sansekerta : smṛti; Mandarin : 念; Jawa : eling; Inggris : mindful[ness]). Di Thailand maupun di Myanmar tidak diterjemahkan, mereka tetap memakai sati. Saya pribadi juga lebih condong tetap menggunakan sati, tidak diterjemahkan.
Sati bersama manasikāra merupakan salah satu dari ke-52 cetasikā. Saya lebih condong tidak menerjemahkan sati sebagai perhatian murni karena kata perhatian sdh saya siapkan untuk kata manasikāra (attention).
Sampajāna (adjective; sampajañña, noun) : clear comprehension (pemahaman nan jernih?).