Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Pengembangan Buddhisme => Penerjemahan dan penulisan Teks Buddhisme => Topic started by: Sumedho on 13 August 2010, 08:35:44 PM

Title: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Sumedho on 13 August 2010, 08:35:44 PM
Topik ini digunakan utk mengumpulkan temuan2x salah penerjemahan. Diharapkan dengan ditulis disini pembaca bisa mengetahui dan tidak salah mengerti karena salahnya penerjemahan.

Catatan: topik ini bukan untuk menjatuhkan/mendiskreditkan tetapi utk memperbaiki kualitas dan agar pembaca tidak salah memahami.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Nevada on 13 August 2010, 10:06:55 PM
Yang paling familiar dalam lingkungan Buddhis...

Empat Kesunyataan Mulia = Cattari Ariya Saccani

Seharusnya "Saccani" artinya adalah "Kebenaran". Kalau "Kesunyataan" seharusnya "Sunna(?)".
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 13 August 2010, 10:35:30 PM
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id

pada Upali Sutta (MN 56)

sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.

yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."

secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."

mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: pannadevi on 13 August 2010, 10:42:11 PM
Yang paling familiar dalam lingkungan Buddhis...

Empat Kesunyataan Mulia = Cattari Ariya Saccani

Seharusnya "Saccani" artinya adalah "Kebenaran". Kalau "Kesunyataan" seharusnya "Sunna(?)".

saya sependapat dg anda bro, yg benar adalah EMPAT KEBENARAN MULIA, karena ajaran sang Buddha adalah KEBENARAN (sacca, truth).
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: pannadevi on 13 August 2010, 10:43:53 PM
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id

pada Upali Sutta (MN 56)

sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.

yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."

secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."

mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."

mungkin bisa lebih membantu agar mendekati yg paling pas menerjemahkan juga membandingkan dari Pali (sory bro jangan salah paham ya)....
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 13 August 2010, 11:46:36 PM
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id

pada Upali Sutta (MN 56)

sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.

yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."

secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."

mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."

Inggris: "Having tamed himself,  he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."

Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."

Nippapañcassa = nis+papañca

Papañca
= Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress

(Sbr:PTS)

IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 13 August 2010, 11:49:29 PM
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id

pada Upali Sutta (MN 56)

sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.

yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."

secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."

mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."

Inggris: "Having tamed himself,  he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."

Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."

Nippapañcassa = nis+papañca

Papañca
= Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress

(Sbr:PTS)

IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/


thanks atas informasinya, tapi IMO sebenarnya tidak perlu repot begitu, "proliferasi" ada dalam KBBI
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 13 August 2010, 11:55:50 PM
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id

pada Upali Sutta (MN 56)

sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.

yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."

secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."

mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."

Inggris: "Having tamed himself,  he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."

Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."

Nippapañcassa = nis+papañca

Papañca
= Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress

(Sbr:PTS)

IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/


thanks atas informasinya, tapi IMO sebenarnya tidak perlu repot begitu, "proliferasi" ada dalam KBBI

Benar. Tapi KBBI yang saya punya mengatakan "proliferasi": penyebarluasan, pengembangbiakan. Jika mengacu pada KBBI ini ya berarti terjemahan SP benar donk.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 14 August 2010, 12:06:35 AM
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id

pada Upali Sutta (MN 56)

sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.

yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."

secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."

mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."

Inggris: "Having tamed himself,  he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."

Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."

Nippapañcassa = nis+papañca

Papañca
= Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress

(Sbr:PTS)

IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/


thanks atas informasinya, tapi IMO sebenarnya tidak perlu repot begitu, "proliferasi" ada dalam KBBI

Benar. Tapi KBBI yang saya punya mengatakan "proliferasi": penyebarluasan, pengembangbiakan. Jika mengacu pada KBBI ini ya berarti terjemahan SP benar donk.

saya tidak mengatakan salah, hanya saja "Sang Buddha tidak lagi berkembang biak" menyiratkan bahwa dulunya "Sang Buddha pernah berkembang biak", ini pun masih benar secara literal, tapi maknanya jadi aneh.
terlebih lagi kata "Papañca" itu lebih mengarah pada konteks pikiran bukan perkembang-biakan dalam arti beranak-cucu
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 14 August 2010, 12:48:15 AM
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id

pada Upali Sutta (MN 56)

sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.

yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."

secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."

mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."

Inggris: "Having tamed himself,  he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."

Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."

Nippapañcassa = nis+papañca

Papañca
= Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress

(Sbr:PTS)

IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/


thanks atas informasinya, tapi IMO sebenarnya tidak perlu repot begitu, "proliferasi" ada dalam KBBI

Benar. Tapi KBBI yang saya punya mengatakan "proliferasi": penyebarluasan, pengembangbiakan. Jika mengacu pada KBBI ini ya berarti terjemahan SP benar donk.

saya tidak mengatakan salah, hanya saja "Sang Buddha tidak lagi berkembang biak" menyiratkan bahwa dulunya "Sang Buddha pernah berkembang biak", ini pun masih benar secara literal, tapi maknanya jadi aneh.
terlebih lagi kata "Papañca" itu lebih mengarah pada konteks pikiran bukan perkembang-biakan dalam arti beranak-cucu

Sebaliknya menurut saya, penggunaan kata bahasa Inggris "proliferates" sebagai padanan kata "papanca" jika dikaitkan dengan kalimat sebelumnya adalah salah (bahasa halusnya: tidak tepat). Dalam PTS ada padanan kata yang lain seperti illusion, obsession, hindrance to spiritual progress. Kata-kata ini justru lebih mendekati pengertian dari papanca, daripada kata  "proliferates".

Demikian menurut saya. :)

Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 14 August 2010, 07:44:02 PM
masih dari sumber SP, untuk Apannaka Sutta (MN 60)

paragraf 8, tertulis:

Sebenarnya ada dunia yang lain, bila ada yang mengatakan bahwa tak ada dunia yang lain, maka orang itu mempunyai perhatian yang salah.

dari english:
"Since there actually is another world, one who intends 'there is no other world' has wrong intention."

mengartikan "intend" menjadi "mengatakan" dan "intention" menjadi "perhatian" menurut saya ini sangat fatal dan berpotensi menyesatkan.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Sumedho on 14 August 2010, 09:57:42 PM
Quote
MN 60

sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)



9. Mengenai ini seorang bijaksana berpikiran seperti ini: Jika tidak ada dunia yang lain, pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, orang yang saleh akan membuat dirinya selamat. Tetapi jika ada dunia yang lain, maka pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, setelah kematian, ia akan muncul kembali dalam bentuk yang lain, dalam keadaan yang tidak bahagia, walaupun di neraka.


Sumber: MN bhikkhu bodhi

9. "About this a wise man considers thus: 'If there is no other world, then on the dissolution of the body this good person will have made himself safe enough. But if  there is another world, then on the dissolution of the body, after death, he will reappear in a state of deprivation, in an unhappy destination, in perdition, even in hell.

ada 2 point disini
1. on the dissolution of the body    ->    peristiwa terputusnya rasa badan ini   ----->  harusnya hancurnya badan
2. state of deprivation   ->   dalam bentuk lain   -----> harusnya dalam kondisi kekurangan
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 14 August 2010, 10:03:57 PM
Quote
MN 60

sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)



9. Mengenai ini seorang bijaksana berpikiran seperti ini: Jika tidak ada dunia yang lain, pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, orang yang saleh akan membuat dirinya selamat. Tetapi jika ada dunia yang lain, maka pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, setelah kematian, ia akan muncul kembali dalam bentuk yang lain, dalam keadaan yang tidak bahagia, walaupun di neraka.


Sumber: MN bhikkhu bodhi

9. "About this a wise man considers thus: 'If there is no other world, then on the dissolution of the body this good person will have made himself safe enough. But if  there is another world, then on the dissolution of the body, after death, he will reappear in a state of deprivation, in an unhappy destination, in perdition, even in hell.

ada 2 point disini
1. on the dissolution of the body    ->    peristiwa terputusnya rasa badan ini   ----->  harusnya hancurnya badan
2. state of deprivation   ->   dalam bentuk lain   -----> harusnya dalam kondisi kekurangan

selain yg di atas, saya tambahkan lagi untuk kata mudah "even" diterjemahkan jadi "walaupun", selain salah, kalimatnya pun jadi ikan kembung rambut kribo
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: ryu on 14 August 2010, 10:08:36 PM
harusnya di tanya dulu sumber dari SP itu dari mana.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 14 August 2010, 10:25:35 PM
harusnya di tanya dulu sumber dari SP itu dari mana.
sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: ryu on 14 August 2010, 10:51:14 PM
harusnya di tanya dulu sumber dari SP itu dari mana.
sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)
maksudnya mereka ambil sumber dari penterjemaah siapa, misalnya dari bahasa pali atau inggris.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 14 August 2010, 10:57:37 PM
harusnya di tanya dulu sumber dari SP itu dari mana.
sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)
maksudnya mereka ambil sumber dari penterjemaah siapa, misalnya dari bahasa pali atau inggris.

kalau dari pengamatan sih sptnya sama, dari Bhikkhu Bodhi juga, tapi gak pasti juga
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 14 August 2010, 11:02:04 PM
ntu bukannya cetak ulang?
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 14 August 2010, 11:10:04 PM
ntu bukannya cetak ulang?

ada link untuk versi yg lebih baru? dan kenapa SP tidak updated?
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: ryu on 15 August 2010, 08:22:19 AM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: pannadevi on 15 August 2010, 11:26:39 AM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


bisa di quote kan pali nya ga bro?
jika kita lihat ke pali nya maka akan ketemu terjemahan yg pas....
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 15 August 2010, 07:43:48 PM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


bisa di quote kan pali nya ga bro?
jika kita lihat ke pali nya maka akan ketemu terjemahan yg pas....

Mungkin yang ini Neri,:

So vata, cunda, attanā adanto avinīto aparinibbuto paraṃ damessati vinessati parinibbāpessatīti netaṃ ṭhānaṃ vijjati. So vata , cunda, attanā danto vinīto parinibbuto paraṃ damessati vinessati parinibbāpessatīti ṭhānametaṃ vijjati.

Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: pannadevi on 15 August 2010, 09:04:51 PM
thanks bro Kelana, sbg ucapan trm kasih GRP sent.
kalo lihat dari pali nya memang artinya not tamed, not well-trained, not peace. jadi bro Indra berusaha mendekati palinya dg menerjemahkan tidak jinak, namun arti yg lebih luwes SP. saya sih lebih suka yg luwes aja (sorry lo bro Indra, jgn salah paham) karena di campus kami diajari agar menerjemahkan pali itu bisa menggunakan kata2 yg indah dan luwes tapi tidak menghilangkan arti yg sebenarnya. semoga bro Indra dapat menerima penjelasan saya.

mettacittena,
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 15 August 2010, 09:10:21 PM
thanks bro Kelana, sbg ucapan trm kasih GRP sent.
kalo lihat dari pali nya memang artinya not tamed, not well-trained, not peace. jadi bro Indra berusaha mendekati palinya dg menerjemahkan tidak jinak, namun arti yg lebih luwes SP. saya sih lebih suka yg luwes aja (sorry lo bro Indra, jgn salah paham) karena di campus kami diajari agar menerjemahkan pali itu bisa menggunakan kata2 yg indah dan luwes tapi tidak menghilangkan arti yg sebenarnya. semoga bro Indra dapat menerima penjelasan saya.

mettacittena,

Sammi salah alamat, bukan saya yg menerjemahkan itu, silahkan ajukan keberatan anda kepada Bhikkhu Bodhi
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: pannadevi on 15 August 2010, 10:00:09 PM
 ;D ya udah klo gtu....di retour dg alasan salah alamat.... ;D
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Hendra Susanto on 15 August 2010, 11:08:24 PM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: ryu on 16 August 2010, 07:15:21 AM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.

itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 16 August 2010, 10:16:21 AM
thanks bro Kelana, sbg ucapan trm kasih GRP sent.

Thanks Neri.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 16 August 2010, 10:19:28 AM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.

itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.

Hmmm...setahu saya Sallekha Sutta di Access diterjemahkan oleh Nyanaponika Thera bukan B. Bodhi  :-?
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: ryu on 16 August 2010, 10:21:43 AM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.

itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.

Hmmm...setahu saya Sallekha Sutta di Access diterjemahkan oleh Nyanaponika Thera bukan B. Bodhi  :-?
betul, nah SP ga tau ngambil dari mana.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Hendra Susanto on 16 August 2010, 10:22:19 AM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.

itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.

Hmmm...setahu saya Sallekha Sutta di Access diterjemahkan oleh Nyanaponika Thera bukan B. Bodhi  :-?

kel: maksudnya source text yang kita pake itu terjemahan B. Bodhi
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 16 August 2010, 10:26:23 AM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.

itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.

"tidak jinak" atau "tidak terkendali" tidak bisa dikatakan salah terjemahan, hanya beda sumber (mungkin), apalagi dijelaskan dalam lanjutannya keduanya mengandung "tidak disiplin", pembaca masih dapat memahami maksudnya dengan benar. jadi ini tidak fatal. tapi pada kasusnya "right intention" menjadi "perhatian benar" padahal yg seharusnya adalah "kehendak benar" ini tentu salah, karena ini merupakan komponen dari JMB8, ini fatal karena bisa menyesatkan.

dalam postingan saya, saya tidak bermaksud untuk membenarkan saya dan menyalahkan orang lain, tapi adalah baik sekali jika kita bisa mempertahankan apa yang benar dan  memperbaiki apa yg salah.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: ryu on 16 August 2010, 10:35:52 AM
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.

itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.

"tidak jinak" atau "tidak terkendali" tidak bisa dikatakan salah terjemahan, hanya beda sumber (mungkin), apalagi dijelaskan dalam lanjutannya keduanya mengandung "tidak disiplin", pembaca masih dapat memahami maksudnya dengan benar. jadi ini tidak fatal. tapi pada kasusnya "right intention" menjadi "perhatian benar" padahal yg seharusnya adalah "kehendak benar" ini tentu salah, karena ini merupakan komponen dari JMB8, ini fatal karena bisa menyesatkan.

dalam postingan saya, saya tidak bermaksud untuk membenarkan saya dan menyalahkan orang lain, tapi adalah baik sekali jika kita bisa mempertahankan apa yang benar dan  memperbaiki apa yg salah.
setuju, kadang ada yang menterjemaahkan ke arti yang salah dan memang harus di luruskan.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 16 August 2010, 11:10:17 AM
Ini sebenarnya masalah 3 tahun yang lalu, namun belum juga ada perubahan. Sempat berbicara dengan penerjemahnya, dan katanya akan ditinjau, tapi saya lihat belum ada kepastian.

Kumpulan Beberapa Sutra Buddhisme Mahayana, hal 54 http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-beberapa-sutra-buddhisme-mahayana-1/
Arśapraśamanasūtra(佛說療痔病經 - Foshuo Liaozhibingjing), Taisho Tripitaka 1325

Penerjemah baik ke bahasa Inggris maupun Indonesia, sama-sama mengatakan bahwa sutra ini berjudul Sutra Penyembuhan Penyakit Berat (Kanker) Yang Disabdakan Buddha, The Buddha Speaks the Cancer Healing Sutra.

Intinya ada pada kata zhibing(痔病), yang diartikan oleh penerjemah sebagai Penyakit berat atau Kanker. Menurut saya ini salah besar.

Kata ini seharusnya dipisah menjadi zhi bing, yang arti sebenarnya adalah Hemorrhoids atau dalam bahasa Indonesianya adalah Wasir. Jadi sutra ini bukan mengenai penyembuhan Kanker tapi penyembuhan Wasir.

Ciri-ciri, indikasi bahwa ini adalah penyakit Wasir sangat jelas terdapat dalam sutra. Adanya darah dan nanah, serta yang terjadi ketika penyakit itu sembuh yaitu mengering dan layu yang diibaratkan seperti bunga pada pohon Brahma. Sama dengan wasir yang saat sembuh akan layu dan putus. Wasir juga terjadi karena terlalu banyak duduk, sebuah indikasi yang sesuai dengan keseharian para bhikkhu yang sering duduk bermeditasi.

Selain itu, kata zhi bing ini berasal dari kata dalam bahasa sanskerta arsa (arza) dan jelas berarti wasir (hemorrhoids).

Arsa+prasamana = wasir + penyembuhan

Demikian, semoga rekan-rekan yang lain, ikut menelaah hal ini, khususnya Mahayanis.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Hendra Susanto on 16 August 2010, 11:41:08 AM
bener wasir...

* keterangan dari seorang guru mandarin di rumah  ;D
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: dhammadinna on 18 August 2010, 11:32:52 AM
Kebetulan ketemu ini, gak tau ya uda pernah dibahas ato belom..

Dhammpada Bab 1, nomor 6. (tentang pertengkaran di Kosambi).

Quote
Pare ca na vijananti, mayam-ettha yamæmase;
Ye ca tattha vijananti, tato sammanti medhaga.

Terjemahan yang beredar di internet maupun buku Dhammapada yang sudah dicetak:

Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa,
dalam pertengkaran mereka akan binasa;
tetapi mereka,yang dapat menyadari kebenaran ini;
akan segera mengakhiri semua pertengkaran.

Inggrisnya di Access to Insight:

Quote
There are those who do not realize that one day we all must die. But those who do realize this settle their quarrels.

Sebagian orang tidak menyadari bahwa suatu saat nanti kita semua akan meninggal (oleh karena itu mereka terus bertengkar).
Mereka yang menyadari kebenaran ini; akan segera mengakhiri semua pertengkaran.

Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Nevada on 20 August 2010, 12:08:55 AM
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".

Bagaimana menurut teman-teman?
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Sumedho on 20 August 2010, 05:28:38 AM
 [at] Mayvise: good finding
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 August 2010, 07:45:49 AM
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".

Bagaimana menurut teman-teman?

Jadi mpu gandring dan mpu tantular dan mpu kanwa dan mpu prapanca dan mpu sedah dan mpu mpu lainnya itu golongan sudra? buset dah.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Nevada on 20 August 2010, 11:31:48 AM
Jadi mpu gandring dan mpu tantular dan mpu kanwa dan mpu prapanca dan mpu sedah dan mpu mpu lainnya itu golongan sudra? buset dah.

Mungkin saja mereka berada dalam silsilah Mpu yang sudah menyebar ke luar India... Atau kalau memang keliru, adakah yang bisa memberikan penjelasan? 
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 20 August 2010, 11:49:19 AM
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Hendra Susanto on 20 August 2010, 11:53:49 AM
jadi yang tepat apa?
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Nevada on 20 August 2010, 11:59:39 AM
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.

Saya sedang menunggu konfirmasi dari orang yang lebih mengerti istilah-istilah ini. Sepertinya Sam Peacemind juga punya pengetahuan mengenai istilah-istilah ini. Mungkin kita juga bisa menunggu jawabannya...
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: seniya on 20 August 2010, 09:19:20 PM
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.

Saya sedang menunggu konfirmasi dari orang yang lebih mengerti istilah-istilah ini. Sepertinya Sam Peacemind juga punya pengetahuan mengenai istilah-istilah ini. Mungkin kita juga bisa menunggu jawabannya...

Sambil nunggu konfirmasi dari yang berpengetahuan, saya cari2 di DPN (http://www.palikanon.com/english/pali_names/dic_idx.html) maupun Pali Dictionary (http://dsal.uchicago.edu/dictionaries/pali) tidak ada menemukan entry "Bhagavā" ini.

Cuma ada dalam Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Bhagavan):

Quote
Bhagavan, also written Bhagwan or Bhagawan, from the Sanskrit nt-stem bhaga-vant- (nominative/vocative भगवान् Bhagavān) literally means "possessing fortune, blessed, prosperous" (from the noun bhaga, meaning "fortune, wealth", cognate to Slavic bog "god"), and hence "illustrious, divine, venerable, holy", etc.[1]

In some traditions of Hinduism it is used to indicate the Supreme Being or Absolute Truth, but with specific reference to that Supreme Being as possessing a personality (a personal God)[2]. This personal feature indicated in Bhagavan differentiates its usage from other similar terms[3] such as Brahman, the "Supreme Spirit" or "spirit", and thus, in this usage, Bhagavan is in many ways analogous to the general Christian conception of God.

Bhagavan used as a title of veneration is often translated as "Lord", as in "Bhagavan Krishna", "Bhagavan Shiva", "Bhagavan Swaminarayan", etc. In Buddhism and Jainism, Gautama Buddha, Mahavira and other Tirthankaras, Buddhas and bodhisattvas are also venerated with this title. The feminine of Bhagavat is Bhagawatī and is an epithet of Durga and other goddesses.

The title is also used as a respectful form of address for a number of contemporary spiritual teachers in India.

Sepertinya benar jika Bhagava (Sanskrit: Bhagavan) diterjemahkan sebagai "the Blessed One" (Yang Terberkahi) atau boleh juga "Lord" (mungkin sama dengan "Yang Dimuliakan/Dijunjungi" dalam konteks Buddhis).
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: pannadevi on 20 August 2010, 10:13:19 PM
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".

Bagaimana menurut teman-teman?

Jadi mpu gandring dan mpu tantular dan mpu kanwa dan mpu prapanca dan mpu sedah dan mpu mpu lainnya itu golongan sudra? buset dah.

kayaknya Rev.Peacemind yang bisa jawab nih, saya juga baru baca ini sekarang...
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: pannadevi on 20 August 2010, 10:16:04 PM
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.

Saya sedang menunggu konfirmasi dari orang yang lebih mengerti istilah-istilah ini. Sepertinya Sam Peacemind juga punya pengetahuan mengenai istilah-istilah ini. Mungkin kita juga bisa menunggu jawabannya...

Sambil nunggu konfirmasi dari yang berpengetahuan, saya cari2 di DPN (http://www.palikanon.com/english/pali_names/dic_idx.html) maupun Pali Dictionary (http://dsal.uchicago.edu/dictionaries/pali) tidak ada menemukan entry "Bhagavā" ini.

Cuma ada dalam Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Bhagavan):

Quote
Bhagavan, also written Bhagwan or Bhagawan, from the Sanskrit nt-stem bhaga-vant- (nominative/vocative भगवान् Bhagavān) literally means "possessing fortune, blessed, prosperous" (from the noun bhaga, meaning "fortune, wealth", cognate to Slavic bog "god"), and hence "illustrious, divine, venerable, holy", etc.[1]

In some traditions of Hinduism it is used to indicate the Supreme Being or Absolute Truth, but with specific reference to that Supreme Being as possessing a personality (a personal God)[2]. This personal feature indicated in Bhagavan differentiates its usage from other similar terms[3] such as Brahman, the "Supreme Spirit" or "spirit", and thus, in this usage, Bhagavan is in many ways analogous to the general Christian conception of God.

Bhagavan used as a title of veneration is often translated as "Lord", as in "Bhagavan Krishna", "Bhagavan Shiva", "Bhagavan Swaminarayan", etc. In Buddhism and Jainism, Gautama Buddha, Mahavira and other Tirthankaras, Buddhas and bodhisattvas are also venerated with this title. The feminine of Bhagavat is Bhagawatī and is an epithet of Durga and other goddesses.

The title is also used as a respectful form of address for a number of contemporary spiritual teachers in India.

Sepertinya benar jika Bhagava (Sanskrit: Bhagavan) diterjemahkan sebagai "the Blessed One" (Yang Terberkahi) atau boleh juga "Lord" (mungkin sama dengan "Yang Dimuliakan/Dijunjungi" dalam konteks Buddhis).

bro Seniya yang baik,
selama ini saya juga menggunakan asli Bhagava, atau klo ga kadang juga "The Blessed One", tapi klo "Lord" utk menerjemahkan "bhante"...ini yang saya terima dari bangku kuliah lo...

sebaiknya kita tanya ama Rev.Peacemind aja deh....

mettacittena,
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Nevada on 21 August 2010, 10:24:21 AM
[at] Bro Seniya

Terimakasih atas referensinya. Kalau gelar yang lain seperti "Bhadanta" (Bhadante), "Isi" (Rsi) dan "Mpu" (Mpu) punya referensinya?


[at] Sam Pannedevi

Iya. Mari kita tunggu orang yang lebih mengetahui hal ini untuk berkomentar.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 28 August 2010, 12:59:55 AM
Ini sebenarnya bukan kesalahan, tapi tidak menuruti bahasa indonesia yang benar.

sumber, masih dari SP

Sandaka Sutta (76)
Kepada Sandaka
Sumber : Majjhima Nikaya 4
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris
Oleh : Dra. Wena Cintiawati, Dra. Lanny Anggawati

 "Fourteen hundred thousand" -> "empat-belas ratus ribu"
"Sixty hundred" -> "enam puluh ratus"

kalau menulis cek spt ini pasti ditolak bank
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 30 August 2010, 10:33:33 PM
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".

Bagaimana menurut teman-teman?

Setahu saya, Sang Buddha berasal dari keluarga Khattiya, bukan dari keluarga Brahmana, jadi sepertinya tidak keliru jika digunakan kata "Bhagava" untuk menyebutNya.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Nevada on 30 August 2010, 11:17:29 PM
Setahu saya, Sang Buddha berasal dari keluarga Khattiya, bukan dari keluarga Brahmana, jadi sepertinya tidak keliru jika digunakan kata "Bhagava" untuk menyebutNya.

Maksud saya, yang jadi pertanyaan adalah: "Apakah benar ada panggilan khusus untuk petapa di India (dulu) berdasarkan asal kastanya?"
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 31 August 2010, 02:56:52 PM
Setahu saya, Sang Buddha berasal dari keluarga Khattiya, bukan dari keluarga Brahmana, jadi sepertinya tidak keliru jika digunakan kata "Bhagava" untuk menyebutNya.

Maksud saya, yang jadi pertanyaan adalah: "Apakah benar ada panggilan khusus untuk petapa di India (dulu) berdasarkan asal kastanya?"
OOo IC,
saya belum ketemu literaturnya.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Nevada on 31 August 2010, 03:12:30 PM
OOo IC,
saya belum ketemu literaturnya.

It's OK. :)
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Kelana on 23 October 2010, 11:12:26 PM
Kebetulan ketemu ini, gak tau ya uda pernah dibahas ato belom..

Dhammpada Bab 1, nomor 6. (tentang pertengkaran di Kosambi).

Quote
Pare ca na vijananti, mayam-ettha yamæmase;
Ye ca tattha vijananti, tato sammanti medhaga.

Terjemahan yang beredar di internet maupun buku Dhammapada yang sudah dicetak:

Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa,
dalam pertengkaran mereka akan binasa;
tetapi mereka,yang dapat menyadari kebenaran ini;
akan segera mengakhiri semua pertengkaran.

Inggrisnya di Access to Insight:

Quote
There are those who do not realize that one day we all must die. But those who do realize this settle their quarrels.

Sebagian orang tidak menyadari bahwa suatu saat nanti kita semua akan meninggal (oleh karena itu mereka terus bertengkar).
Mereka yang menyadari kebenaran ini; akan segera mengakhiri semua pertengkaran.


Terjemahan Indonesia yang sudah beredar mungkin dari Dhammapada yang diterjemahkan oleh Ven. Narada Mahathera

http://www.metta.lk/english/Narada/01-Yamaka%20Vagga.htm#T12







Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Gwi Cool on 15 November 2017, 02:55:33 PM
kalau bisa di buku-baru dipajang kritik&saran saja karena kritik&saran sangat membantu, terutama untuk terjemahan/karya besar yang jumlah halaman yang gede. Kemungkinan ada sedikit kesalahn, jika ada kritik&saran, pembaca yang kebetulan dapat, bisa dilaporkan demi mendapatkan hasil yang sempurna.

saya ingin mengatakan bahwa di sutta, kata "dungu" diterjemahkan "bego" saja, lebih halus dan lebih tepat.
Untuk kata "bodoh", diganti orang "yang tidak mengetahui/tidak mengetahui".
Pada beberapa kasus, masukkan saja kata "dungu" atau "bodoh" sebagai tanda kurung siku.

lainnya:
1. somanassa = kenikmatan
2. domanassa = sesengsaraan (tidak nikmat). Ini berdua lawan kata (antonim). Di terjemahana kerap kali diterjemahkan sebagai "bahagia" atau "kegembiraan".
3. piti = kegiuran
4. sukha = sukacita
5. pamojja = gembira

Sebenarnya ada beberapa lagi, cuman saya komen segini saja.
Hanya saran, terimakasih.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Arya Karniawan on 24 December 2017, 09:24:39 AM
Dapet saran koreksi dari seseorang Bhikkhu untuk MN 83 Maghadeva Sutta di SC :

...
“Selama delapan puluh empat ribu tahun Raja Makhādeva MEMAINKAN PERMAINAN ANAK-ANAK; selama delapan puluh empat ribu tahun ia bertindak sebagai WAKIL KEPALA DAERAH
“For eighty-four thousand years King Makhādeva played childish games; for eighty-four thousand years he acted as viceregent;
“rājā kho panānanda, maghadevo caturāsītivassasahassāni KUMĀRAKĪḶITAṂ KĪḶI, caturāsītivassasahassāni OPARAJJAṂ kāresi,
Oparajja itu wakil raja atau gubernur (kepala daerah), bukan wakil kepala daerah.
Terus, masa dari orang yang masih memainkan permainan anak-anak langsung bisa jadi wakil raja. Kalau diartikan secara harafiah memang bisa benar, tetapi maknanya jadi lucu, tidak nyambung dengan kalimat berikutnya.
Menurut bhante, kurang lebih artinya dalam bahasa sederhadanya adalah ‘menikmati masa mudanya.’

Berikutnya, ini mudah, jadi bhante tidak kasih petunjuk, harusnya sih kamu tahu di mana salahnya.
Anakku Pangeran, jika ada dua orang yang hidup bersama, ia yang di bawah siapa melakukan pelanggaran atas praktik yang baik ini—ia adalah orang terakhir di antara keduanya.
Dear prince, when there are two men living, he under whom there occurs a breach of this good practice - he is the last man among them.
yasmiṃ kho, tāta kumāra, purisayuge vattamāne evarūpassa kalyāṇassa vattassa samucchedo hoti so tesaṃ antimapuriso hoti.
Untuk bagian ini ...cek juga paragraf kedua dari terakhir.

Berikutnya, coba cek apakah terjemahannya benar?
“Keturunan putera Raja Makhādeva hingga berjumlah delapan puluh empat ribu berturut-turut,...
10. “The descendants of King Makhādeva’s son to the number of eighty-four thousand kings in succession,...
“rañño kho panānanda, maghadevassa puttapaputtakā tassa paramparā caturāsītirājasahassāni {caturāsītikhattiyasahassāni (sī. pī.), caturāsītisahassāni (syā. kaṃ.)}
Kalau tidak yakin, coba lihat penjelasan nimi jataka di DPPN (Dictionary Pali Proper Name)

Berikutnya,
19. “Sekarang pada akhir dari banyak tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, xPUTERAx Raja Nimi berkata kepada tukang cukurnya sebagai berikut: … (seperti di atas §§4–6, dengan menggantikan “Raja Makhādeva” menjadi “Raja Nimi” pada seluruh bagian) … …
...

 _/\_
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: abhassara on 24 December 2017, 09:41:54 AM
Dapet saran koreksi dari seseorang Bhikkhu untuk MN 83 Maghadeva Sutta di SC :

...
“Selama delapan puluh empat ribu tahun Raja Makhādeva MEMAINKAN PERMAINAN ANAK-ANAK; selama delapan puluh empat ribu tahun ia bertindak sebagai WAKIL KEPALA DAERAH
“For eighty-four thousand years King Makhādeva played childish games; for eighty-four thousand years he acted as viceregent;
“rājā kho panānanda, maghadevo caturāsītivassasahassāni KUMĀRAKĪḶITAṂ KĪḶI, caturāsītivassasahassāni OPARAJJAṂ kāresi,
Oparajja itu wakil raja atau gubernur (kepala daerah), bukan wakil kepala daerah.
Terus, masa dari orang yang masih memainkan permainan anak-anak langsung bisa jadi wakil raja. Kalau diartikan secara harafiah memang bisa benar, tetapi maknanya jadi lucu, tidak nyambung dengan kalimat berikutnya.
Menurut bhante, kurang lebih artinya dalam bahasa sederhadanya adalah ‘menikmati masa mudanya.’

Berikutnya, ini mudah, jadi bhante tidak kasih petunjuk, harusnya sih kamu tahu di mana salahnya.
Anakku Pangeran, jika ada dua orang yang hidup bersama, ia yang di bawah siapa melakukan pelanggaran atas praktik yang baik ini—ia adalah orang terakhir di antara keduanya.
Dear prince, when there are two men living, he under whom there occurs a breach of this good practice - he is the last man among them.
yasmiṃ kho, tāta kumāra, purisayuge vattamāne evarūpassa kalyāṇassa vattassa samucchedo hoti so tesaṃ antimapuriso hoti.
Untuk bagian ini ...cek juga paragraf kedua dari terakhir.

Berikutnya, coba cek apakah terjemahannya benar?
“Keturunan putera Raja Makhādeva hingga berjumlah delapan puluh empat ribu berturut-turut,...
10. “The descendants of King Makhādeva’s son to the number of eighty-four thousand kings in succession,...
“rañño kho panānanda, maghadevassa puttapaputtakā tassa paramparā caturāsītirājasahassāni {caturāsītikhattiyasahassāni (sī. pī.), caturāsītisahassāni (syā. kaṃ.)}
Kalau tidak yakin, coba lihat penjelasan nimi jataka di DPPN (Dictionary Pali Proper Name)

Berikutnya,
19. “Sekarang pada akhir dari banyak tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, xPUTERAx Raja Nimi berkata kepada tukang cukurnya sebagai berikut: … (seperti di atas §§4–6, dengan menggantikan “Raja Makhādeva” menjadi “Raja Nimi” pada seluruh bagian) … …
...

 _/\_
84.000 tidak berarti 84.000. Saat itu, 84.000 maknanya adalah jumlah yang banyak. Sekarang istilahnya 1.001. Kalau ada yang bilang 1.001 cara, itu tidak berarti 1.001, tetapi banyak cara.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Arya Karniawan on 24 December 2017, 12:17:58 PM
84.000 tidak berarti 84.000. Saat itu, 84.000 maknanya adalah jumlah yang banyak. Sekarang istilahnya 1.001. Kalau ada yang bilang 1.001 cara, itu tidak berarti 1.001, tetapi banyak cara.

Benar, tapi bukan itu fokusnya...  :)
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Arya Karniawan on 24 December 2017, 12:20:15 PM
AN 10.169 isinya gabung 2 Sutta ya dengan AN 10.170?  :-? https://suttacentral.net/id/an10.169 (https://suttacentral.net/id/an10.169)
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Indra on 24 December 2017, 12:44:14 PM
Dapet saran koreksi dari seseorang Bhikkhu untuk MN 83 Maghadeva Sutta di SC :

...
“Selama delapan puluh empat ribu tahun Raja Makhādeva MEMAINKAN PERMAINAN ANAK-ANAK; selama delapan puluh empat ribu tahun ia bertindak sebagai WAKIL KEPALA DAERAH
“For eighty-four thousand years King Makhādeva played childish games; for eighty-four thousand years he acted as viceregent;
“rājā kho panānanda, maghadevo caturāsītivassasahassāni KUMĀRAKĪḶITAṂ KĪḶI, caturāsītivassasahassāni OPARAJJAṂ kāresi,
Oparajja itu wakil raja atau gubernur (kepala daerah), bukan wakil kepala daerah.
Terus, masa dari orang yang masih memainkan permainan anak-anak langsung bisa jadi wakil raja. Kalau diartikan secara harafiah memang bisa benar, tetapi maknanya jadi lucu, tidak nyambung dengan kalimat berikutnya.
Menurut bhante, kurang lebih artinya dalam bahasa sederhadanya adalah ‘menikmati masa mudanya.’

Berikutnya, ini mudah, jadi bhante tidak kasih petunjuk, harusnya sih kamu tahu di mana salahnya.
Anakku Pangeran, jika ada dua orang yang hidup bersama, ia yang di bawah siapa melakukan pelanggaran atas praktik yang baik ini—ia adalah orang terakhir di antara keduanya.
Dear prince, when there are two men living, he under whom there occurs a breach of this good practice - he is the last man among them.
yasmiṃ kho, tāta kumāra, purisayuge vattamāne evarūpassa kalyāṇassa vattassa samucchedo hoti so tesaṃ antimapuriso hoti.
Untuk bagian ini ...cek juga paragraf kedua dari terakhir.

Berikutnya, coba cek apakah terjemahannya benar?
“Keturunan putera Raja Makhādeva hingga berjumlah delapan puluh empat ribu berturut-turut,...
10. “The descendants of King Makhādeva’s son to the number of eighty-four thousand kings in succession,...
“rañño kho panānanda, maghadevassa puttapaputtakā tassa paramparā caturāsītirājasahassāni {caturāsītikhattiyasahassāni (sī. pī.), caturāsītisahassāni (syā. kaṃ.)}
Kalau tidak yakin, coba lihat penjelasan nimi jataka di DPPN (Dictionary Pali Proper Name)

Berikutnya,
19. “Sekarang pada akhir dari banyak tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, xPUTERAx Raja Nimi berkata kepada tukang cukurnya sebagai berikut: … (seperti di atas §§4–6, dengan menggantikan “Raja Makhādeva” menjadi “Raja Nimi” pada seluruh bagian) … …
...

 _/\_

ini lagi ngomong apa sih?

permainan anak-anak

kumārakīḷitaṃ

[Kumāra] [Vedic kumāra] a young boy, son Sn 685 sq. (kuhiṃ kumāro aham api daṭthukāmo: w. ref. to the child Gotama); Pv iii.52; PvA 39, 41 (=māṇava); daharo kumāro M ii.24, 44. —a son of ( —°) rāja° PvA 163; khattiya°, brāhmaṇa° Bdhd 84; deva° J iii.392 yakkha° Bdhd 84.    -kīḷā the amusement of a boy J i.137; -pañhā questions suitable for a boy Kh iii.; -lakkhaṇa divination by means of a young male child (+kumāri°) D i.9.

[Kīḷita] [pp. of kīḷati] played or having played, playing, sporting; celebrated (of a festival) A iv.55 (hasitalapita°); PvA 76 (sādhu°). —(nt.) amusement, sport, celebration M i.229 (kīḷita-jātaṃ kīḷati). Cp. sahapaṃsu°°; see also keḷi & khiḍḍā.

PUTERA

bisa saja diartikan sesuai saran di atas, tapi itu adalah interpretasi, penerjemahan harus sebisa mungkin tidak melibatkan interpretasi. serahkan interpretasi pada pembaca.
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: abhassara on 25 December 2017, 08:26:25 AM
ini lagi ngomong apa sih?

permainan anak-anak

kumārakīḷitaṃ

[Kumāra] [Vedic kumāra] a young boy, son Sn 685 sq. (kuhiṃ kumāro aham api daṭthukāmo: w. ref. to the child Gotama); Pv iii.52; PvA 39, 41 (=māṇava); daharo kumāro M ii.24, 44. —a son of ( —°) rāja° PvA 163; khattiya°, brāhmaṇa° Bdhd 84; deva° J iii.392 yakkha° Bdhd 84.    -kīḷā the amusement of a boy J i.137; -pañhā questions suitable for a boy Kh iii.; -lakkhaṇa divination by means of a young male child (+kumāri°) D i.9.

[Kīḷita] [pp. of kīḷati] played or having played, playing, sporting; celebrated (of a festival) A iv.55 (hasitalapita°); PvA 76 (sādhu°). —(nt.) amusement, sport, celebration M i.229 (kīḷita-jātaṃ kīḷati). Cp. sahapaṃsu°°; see also keḷi & khiḍḍā.

PUTERA

bisa saja diartikan sesuai saran di atas, tapi itu adalah interpretasi, penerjemahan harus sebisa mungkin tidak melibatkan interpretasi. serahkan interpretasi pada pembaca.
iya tuh, bhikkhu karniawan sebenarnya mau protes yang mana?
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: Arya Karniawan on 25 December 2017, 09:37:43 AM
iya tuh, bhikkhu karniawan sebenarnya mau protes yang mana?

Gw masih umat awam, bukan Bhikkhu... :3
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: abhassara on 25 December 2017, 10:47:39 AM
Gw masih umat awam, bukan Bhikkhu... :3
oh maaf, saya kira bhikkhu
Title: Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
Post by: abhassara on 26 December 2017, 10:10:38 AM
Kira-kira bisa gak y, sankhara diterjemahkan imajinasi?
Saya kutip dari: MN 120 Sankhārupapatti Sutta. Ini diterjemahkan: Kemunculan Kembali Melalui Aspirasi
Komentar di bawah menulis seperti ini:
"Walaupun saya telah mencoba untuk menerjemahkan sankhārā secara konsisten sebagai “bentukan-bentukan,” di sini tampaknya bahwa isinya memerlukan terjemahan berbeda untuk membawakan makna yang dimaksudkan. Ñm menggunakan “tekad,” pilihannya yang konsisten untuk sankhārā. MA awalnya menjelaskan sankhārupapatti sebagai bermakna kemunculan kembali (yaitu, kelahiran kembali) dari hanya bentukan-bentukan, bukan makhluk atau orang, atau sebagai bermakna kemunculan kembali kelompok-kelompok unsur kehidupan dalam kehidupan baru di sepanjang bentukan-kamma baik. Akan tetapi, dalam paragraf berikutnya, MA mengemas sankhārā menjadi patthanā, kata yang tidak diragukan bermakna aspirasi."

Jadi artinya: Sankhārupapatti: kemunculan kembali melalui imajinasi. Di bawah, MA mengatakan sankhara yang dimaksud sebagai aspirasi, bisa dihubungkan dengan imajinasi. Karena dunia ini sebenarnya hanya imajinasi, ilusi, kosong (kalau bisa masuk jhana 7, pasti ngerti kekosonngan). jadi lima kelompok unsur kehidupan jadi ..... imajinasi dan kesadaran untuk 2 terakhir. Kira-kira bisa gak y, atau berlebihan?