Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Pengembangan Buddhisme => Penerjemahan dan penulisan Teks Buddhisme => Topic started by: Sumedho on 13 August 2010, 08:35:44 PM
-
Topik ini digunakan utk mengumpulkan temuan2x salah penerjemahan. Diharapkan dengan ditulis disini pembaca bisa mengetahui dan tidak salah mengerti karena salahnya penerjemahan.
Catatan: topik ini bukan untuk menjatuhkan/mendiskreditkan tetapi utk memperbaiki kualitas dan agar pembaca tidak salah memahami.
-
Yang paling familiar dalam lingkungan Buddhis...
Empat Kesunyataan Mulia = Cattari Ariya Saccani
Seharusnya "Saccani" artinya adalah "Kebenaran". Kalau "Kesunyataan" seharusnya "Sunna(?)".
-
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id
pada Upali Sutta (MN 56)
sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.
yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."
secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."
mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."
-
Yang paling familiar dalam lingkungan Buddhis...
Empat Kesunyataan Mulia = Cattari Ariya Saccani
Seharusnya "Saccani" artinya adalah "Kebenaran". Kalau "Kesunyataan" seharusnya "Sunna(?)".
saya sependapat dg anda bro, yg benar adalah EMPAT KEBENARAN MULIA, karena ajaran sang Buddha adalah KEBENARAN (sacca, truth).
-
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id
pada Upali Sutta (MN 56)
sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.
yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."
secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."
mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."
mungkin bisa lebih membantu agar mendekati yg paling pas menerjemahkan juga membandingkan dari Pali (sory bro jangan salah paham ya)....
-
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id
pada Upali Sutta (MN 56)
sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.
yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."
secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."
mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."
Inggris: "Having tamed himself, he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."
Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."
Nippapañcassa = nis+papañca
Papañca = Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress
(Sbr:PTS)
IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/
-
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id
pada Upali Sutta (MN 56)
sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.
yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."
secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."
mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."
Inggris: "Having tamed himself, he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."
Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."
Nippapañcassa = nis+papañca
Papañca = Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress
(Sbr:PTS)
IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/
thanks atas informasinya, tapi IMO sebenarnya tidak perlu repot begitu, "proliferasi" ada dalam KBBI
-
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id
pada Upali Sutta (MN 56)
sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.
yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."
secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."
mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."
Inggris: "Having tamed himself, he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."
Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."
Nippapañcassa = nis+papañca
Papañca = Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress
(Sbr:PTS)
IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/
thanks atas informasinya, tapi IMO sebenarnya tidak perlu repot begitu, "proliferasi" ada dalam KBBI
Benar. Tapi KBBI yang saya punya mengatakan "proliferasi": penyebarluasan, pengembangbiakan. Jika mengacu pada KBBI ini ya berarti terjemahan SP benar donk.
-
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id
pada Upali Sutta (MN 56)
sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.
yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."
secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."
mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."
Inggris: "Having tamed himself, he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."
Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."
Nippapañcassa = nis+papañca
Papañca = Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress
(Sbr:PTS)
IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/
thanks atas informasinya, tapi IMO sebenarnya tidak perlu repot begitu, "proliferasi" ada dalam KBBI
Benar. Tapi KBBI yang saya punya mengatakan "proliferasi": penyebarluasan, pengembangbiakan. Jika mengacu pada KBBI ini ya berarti terjemahan SP benar donk.
saya tidak mengatakan salah, hanya saja "Sang Buddha tidak lagi berkembang biak" menyiratkan bahwa dulunya "Sang Buddha pernah berkembang biak", ini pun masih benar secara literal, tapi maknanya jadi aneh.
terlebih lagi kata "Papañca" itu lebih mengarah pada konteks pikiran bukan perkembang-biakan dalam arti beranak-cucu
-
kebetulan saya sedang menggarap MN,
demi akurasi biasanya saya membandingkan pekerjaan saya dengan beberapa sumber lain, salah satunya adalah yg ada di website samaggi-phala.or.id
pada Upali Sutta (MN 56)
sumber dari SP menuliskan:
Setelah menjinakkan dirinya sendiri, Beliau tak lagi berkembangbiak:
Beliau adalah Yang Terberkahi, dan saya adalah siswa Beliau.
yg aslinya dari English adalah
"Having tamed himself, he no more proliferates
The Blessed One is he, and I am his disciple."
secara literal "proliferate" memang adalah "berkembang biak"
tapi jadi aneh jika dikatakan "Sang Buddha tidak berkembang biak."
mohon maaf, bukan maksud saya untuk mencela pekerjaan mulia orang lain, tapi sesuai tujuan thread ini yang oleh TS ditetapkan sebagai "untuk memperbaiki kualitas."
Inggris: "Having tamed himself, he no more proliferates The Blessed One is he, and I am his disciple."
Pali: "...Dantassa nippapañcassa, bhagavato tassa sāvakohamasmi."
Nippapañcassa = nis+papañca
Papañca = Sk. prapañca (pra+pañc to spread out; meaning "expansion, diffuseness, manifoldedness") delay, illusion, obsession, hindrance to spiritual progress
(Sbr:PTS)
IMO, Nippapañcassa = bebas dari obsesi (pikiran yang mengganggu, dalam hal ini pikiran dengan konsep keberadaan atta/diri). Hal ini berhubungan juga dengan papanca sanna sankha: http://pathpress.wordpress.com/2010/08/01/papanca-sanna-sankha/
thanks atas informasinya, tapi IMO sebenarnya tidak perlu repot begitu, "proliferasi" ada dalam KBBI
Benar. Tapi KBBI yang saya punya mengatakan "proliferasi": penyebarluasan, pengembangbiakan. Jika mengacu pada KBBI ini ya berarti terjemahan SP benar donk.
saya tidak mengatakan salah, hanya saja "Sang Buddha tidak lagi berkembang biak" menyiratkan bahwa dulunya "Sang Buddha pernah berkembang biak", ini pun masih benar secara literal, tapi maknanya jadi aneh.
terlebih lagi kata "Papañca" itu lebih mengarah pada konteks pikiran bukan perkembang-biakan dalam arti beranak-cucu
Sebaliknya menurut saya, penggunaan kata bahasa Inggris "proliferates" sebagai padanan kata "papanca" jika dikaitkan dengan kalimat sebelumnya adalah salah (bahasa halusnya: tidak tepat). Dalam PTS ada padanan kata yang lain seperti illusion, obsession, hindrance to spiritual progress. Kata-kata ini justru lebih mendekati pengertian dari papanca, daripada kata "proliferates".
Demikian menurut saya. :)
-
masih dari sumber SP, untuk Apannaka Sutta (MN 60)
paragraf 8, tertulis:
Sebenarnya ada dunia yang lain, bila ada yang mengatakan bahwa tak ada dunia yang lain, maka orang itu mempunyai perhatian yang salah.
dari english:
"Since there actually is another world, one who intends 'there is no other world' has wrong intention."
mengartikan "intend" menjadi "mengatakan" dan "intention" menjadi "perhatian" menurut saya ini sangat fatal dan berpotensi menyesatkan.
-
MN 60
sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)
9. Mengenai ini seorang bijaksana berpikiran seperti ini: Jika tidak ada dunia yang lain, pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, orang yang saleh akan membuat dirinya selamat. Tetapi jika ada dunia yang lain, maka pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, setelah kematian, ia akan muncul kembali dalam bentuk yang lain, dalam keadaan yang tidak bahagia, walaupun di neraka.
Sumber: MN bhikkhu bodhi
9. "About this a wise man considers thus: 'If there is no other world, then on the dissolution of the body this good person will have made himself safe enough. But if there is another world, then on the dissolution of the body, after death, he will reappear in a state of deprivation, in an unhappy destination, in perdition, even in hell.
ada 2 point disini
1. on the dissolution of the body -> peristiwa terputusnya rasa badan ini -----> harusnya hancurnya badan
2. state of deprivation -> dalam bentuk lain -----> harusnya dalam kondisi kekurangan
-
MN 60
sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)
9. Mengenai ini seorang bijaksana berpikiran seperti ini: Jika tidak ada dunia yang lain, pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, orang yang saleh akan membuat dirinya selamat. Tetapi jika ada dunia yang lain, maka pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, setelah kematian, ia akan muncul kembali dalam bentuk yang lain, dalam keadaan yang tidak bahagia, walaupun di neraka.
Sumber: MN bhikkhu bodhi
9. "About this a wise man considers thus: 'If there is no other world, then on the dissolution of the body this good person will have made himself safe enough. But if there is another world, then on the dissolution of the body, after death, he will reappear in a state of deprivation, in an unhappy destination, in perdition, even in hell.
ada 2 point disini
1. on the dissolution of the body -> peristiwa terputusnya rasa badan ini -----> harusnya hancurnya badan
2. state of deprivation -> dalam bentuk lain -----> harusnya dalam kondisi kekurangan
selain yg di atas, saya tambahkan lagi untuk kata mudah "even" diterjemahkan jadi "walaupun", selain salah, kalimatnya pun jadi ikan kembung rambut kribo
-
harusnya di tanya dulu sumber dari SP itu dari mana.
-
harusnya di tanya dulu sumber dari SP itu dari mana.
sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)
-
harusnya di tanya dulu sumber dari SP itu dari mana.
sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)
maksudnya mereka ambil sumber dari penterjemaah siapa, misalnya dari bahasa pali atau inggris.
-
harusnya di tanya dulu sumber dari SP itu dari mana.
sumber: (Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)
maksudnya mereka ambil sumber dari penterjemaah siapa, misalnya dari bahasa pali atau inggris.
kalau dari pengamatan sih sptnya sama, dari Bhikkhu Bodhi juga, tapi gak pasti juga
-
ntu bukannya cetak ulang?
-
ntu bukannya cetak ulang?
ada link untuk versi yg lebih baru? dan kenapa SP tidak updated?
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
bisa di quote kan pali nya ga bro?
jika kita lihat ke pali nya maka akan ketemu terjemahan yg pas....
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
bisa di quote kan pali nya ga bro?
jika kita lihat ke pali nya maka akan ketemu terjemahan yg pas....
Mungkin yang ini Neri,:
So vata, cunda, attanā adanto avinīto aparinibbuto paraṃ damessati vinessati parinibbāpessatīti netaṃ ṭhānaṃ vijjati. So vata , cunda, attanā danto vinīto parinibbuto paraṃ damessati vinessati parinibbāpessatīti ṭhānametaṃ vijjati.
-
thanks bro Kelana, sbg ucapan trm kasih GRP sent.
kalo lihat dari pali nya memang artinya not tamed, not well-trained, not peace. jadi bro Indra berusaha mendekati palinya dg menerjemahkan tidak jinak, namun arti yg lebih luwes SP. saya sih lebih suka yg luwes aja (sorry lo bro Indra, jgn salah paham) karena di campus kami diajari agar menerjemahkan pali itu bisa menggunakan kata2 yg indah dan luwes tapi tidak menghilangkan arti yg sebenarnya. semoga bro Indra dapat menerima penjelasan saya.
mettacittena,
-
thanks bro Kelana, sbg ucapan trm kasih GRP sent.
kalo lihat dari pali nya memang artinya not tamed, not well-trained, not peace. jadi bro Indra berusaha mendekati palinya dg menerjemahkan tidak jinak, namun arti yg lebih luwes SP. saya sih lebih suka yg luwes aja (sorry lo bro Indra, jgn salah paham) karena di campus kami diajari agar menerjemahkan pali itu bisa menggunakan kata2 yg indah dan luwes tapi tidak menghilangkan arti yg sebenarnya. semoga bro Indra dapat menerima penjelasan saya.
mettacittena,
Sammi salah alamat, bukan saya yg menerjemahkan itu, silahkan ajukan keberatan anda kepada Bhikkhu Bodhi
-
;D ya udah klo gtu....di retour dg alasan salah alamat.... ;D
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.
itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.
-
thanks bro Kelana, sbg ucapan trm kasih GRP sent.
Thanks Neri.
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.
itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.
Hmmm...setahu saya Sallekha Sutta di Access diterjemahkan oleh Nyanaponika Thera bukan B. Bodhi :-?
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.
itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.
Hmmm...setahu saya Sallekha Sutta di Access diterjemahkan oleh Nyanaponika Thera bukan B. Bodhi :-?
betul, nah SP ga tau ngambil dari mana.
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.
itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.
Hmmm...setahu saya Sallekha Sutta di Access diterjemahkan oleh Nyanaponika Thera bukan B. Bodhi :-?
kel: maksudnya source text yang kita pake itu terjemahan B. Bodhi
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.
itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.
"tidak jinak" atau "tidak terkendali" tidak bisa dikatakan salah terjemahan, hanya beda sumber (mungkin), apalagi dijelaskan dalam lanjutannya keduanya mengandung "tidak disiplin", pembaca masih dapat memahami maksudnya dengan benar. jadi ini tidak fatal. tapi pada kasusnya "right intention" menjadi "perhatian benar" padahal yg seharusnya adalah "kehendak benar" ini tentu salah, karena ini merupakan komponen dari JMB8, ini fatal karena bisa menyesatkan.
dalam postingan saya, saya tidak bermaksud untuk membenarkan saya dan menyalahkan orang lain, tapi adalah baik sekali jika kita bisa mempertahankan apa yang benar dan memperbaiki apa yg salah.
-
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;
dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25] But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:
dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak
dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.
karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.
itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.
"tidak jinak" atau "tidak terkendali" tidak bisa dikatakan salah terjemahan, hanya beda sumber (mungkin), apalagi dijelaskan dalam lanjutannya keduanya mengandung "tidak disiplin", pembaca masih dapat memahami maksudnya dengan benar. jadi ini tidak fatal. tapi pada kasusnya "right intention" menjadi "perhatian benar" padahal yg seharusnya adalah "kehendak benar" ini tentu salah, karena ini merupakan komponen dari JMB8, ini fatal karena bisa menyesatkan.
dalam postingan saya, saya tidak bermaksud untuk membenarkan saya dan menyalahkan orang lain, tapi adalah baik sekali jika kita bisa mempertahankan apa yang benar dan memperbaiki apa yg salah.
setuju, kadang ada yang menterjemaahkan ke arti yang salah dan memang harus di luruskan.
-
Ini sebenarnya masalah 3 tahun yang lalu, namun belum juga ada perubahan. Sempat berbicara dengan penerjemahnya, dan katanya akan ditinjau, tapi saya lihat belum ada kepastian.
Kumpulan Beberapa Sutra Buddhisme Mahayana, hal 54 http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-beberapa-sutra-buddhisme-mahayana-1/
Arśapraśamanasūtra(佛說療痔病經 - Foshuo Liaozhibingjing), Taisho Tripitaka 1325
Penerjemah baik ke bahasa Inggris maupun Indonesia, sama-sama mengatakan bahwa sutra ini berjudul Sutra Penyembuhan Penyakit Berat (Kanker) Yang Disabdakan Buddha, The Buddha Speaks the Cancer Healing Sutra.
Intinya ada pada kata zhibing(痔病), yang diartikan oleh penerjemah sebagai Penyakit berat atau Kanker. Menurut saya ini salah besar.
Kata ini seharusnya dipisah menjadi zhi bing, yang arti sebenarnya adalah Hemorrhoids atau dalam bahasa Indonesianya adalah Wasir. Jadi sutra ini bukan mengenai penyembuhan Kanker tapi penyembuhan Wasir.
Ciri-ciri, indikasi bahwa ini adalah penyakit Wasir sangat jelas terdapat dalam sutra. Adanya darah dan nanah, serta yang terjadi ketika penyakit itu sembuh yaitu mengering dan layu yang diibaratkan seperti bunga pada pohon Brahma. Sama dengan wasir yang saat sembuh akan layu dan putus. Wasir juga terjadi karena terlalu banyak duduk, sebuah indikasi yang sesuai dengan keseharian para bhikkhu yang sering duduk bermeditasi.
Selain itu, kata zhi bing ini berasal dari kata dalam bahasa sanskerta arsa (arza) dan jelas berarti wasir (hemorrhoids).
Arsa+prasamana = wasir + penyembuhan
Demikian, semoga rekan-rekan yang lain, ikut menelaah hal ini, khususnya Mahayanis.
-
bener wasir...
* keterangan dari seorang guru mandarin di rumah ;D
-
Kebetulan ketemu ini, gak tau ya uda pernah dibahas ato belom..
Dhammpada Bab 1, nomor 6. (tentang pertengkaran di Kosambi).
Pare ca na vijananti, mayam-ettha yamæmase;
Ye ca tattha vijananti, tato sammanti medhaga.
Terjemahan yang beredar di internet maupun buku Dhammapada yang sudah dicetak:
Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa,
dalam pertengkaran mereka akan binasa;
tetapi mereka,yang dapat menyadari kebenaran ini;
akan segera mengakhiri semua pertengkaran.
Inggrisnya di Access to Insight:
There are those who do not realize that one day we all must die. But those who do realize this settle their quarrels.
Sebagian orang tidak menyadari bahwa suatu saat nanti kita semua akan meninggal (oleh karena itu mereka terus bertengkar).
Mereka yang menyadari kebenaran ini; akan segera mengakhiri semua pertengkaran.
-
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.
Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".
Bagaimana menurut teman-teman?
-
[at] Mayvise: good finding
-
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.
Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".
Bagaimana menurut teman-teman?
Jadi mpu gandring dan mpu tantular dan mpu kanwa dan mpu prapanca dan mpu sedah dan mpu mpu lainnya itu golongan sudra? buset dah.
-
Jadi mpu gandring dan mpu tantular dan mpu kanwa dan mpu prapanca dan mpu sedah dan mpu mpu lainnya itu golongan sudra? buset dah.
Mungkin saja mereka berada dalam silsilah Mpu yang sudah menyebar ke luar India... Atau kalau memang keliru, adakah yang bisa memberikan penjelasan?
-
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.
jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.
-
jadi yang tepat apa?
-
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.
jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.
Saya sedang menunggu konfirmasi dari orang yang lebih mengerti istilah-istilah ini. Sepertinya Sam Peacemind juga punya pengetahuan mengenai istilah-istilah ini. Mungkin kita juga bisa menunggu jawabannya...
-
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.
jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.
Saya sedang menunggu konfirmasi dari orang yang lebih mengerti istilah-istilah ini. Sepertinya Sam Peacemind juga punya pengetahuan mengenai istilah-istilah ini. Mungkin kita juga bisa menunggu jawabannya...
Sambil nunggu konfirmasi dari yang berpengetahuan, saya cari2 di DPN (http://www.palikanon.com/english/pali_names/dic_idx.html) maupun Pali Dictionary (http://dsal.uchicago.edu/dictionaries/pali) tidak ada menemukan entry "Bhagavā" ini.
Cuma ada dalam Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Bhagavan):
Bhagavan, also written Bhagwan or Bhagawan, from the Sanskrit nt-stem bhaga-vant- (nominative/vocative भगवान् Bhagavān) literally means "possessing fortune, blessed, prosperous" (from the noun bhaga, meaning "fortune, wealth", cognate to Slavic bog "god"), and hence "illustrious, divine, venerable, holy", etc.[1]
In some traditions of Hinduism it is used to indicate the Supreme Being or Absolute Truth, but with specific reference to that Supreme Being as possessing a personality (a personal God)[2]. This personal feature indicated in Bhagavan differentiates its usage from other similar terms[3] such as Brahman, the "Supreme Spirit" or "spirit", and thus, in this usage, Bhagavan is in many ways analogous to the general Christian conception of God.
Bhagavan used as a title of veneration is often translated as "Lord", as in "Bhagavan Krishna", "Bhagavan Shiva", "Bhagavan Swaminarayan", etc. In Buddhism and Jainism, Gautama Buddha, Mahavira and other Tirthankaras, Buddhas and bodhisattvas are also venerated with this title. The feminine of Bhagavat is Bhagawatī and is an epithet of Durga and other goddesses.
The title is also used as a respectful form of address for a number of contemporary spiritual teachers in India.
Sepertinya benar jika Bhagava (Sanskrit: Bhagavan) diterjemahkan sebagai "the Blessed One" (Yang Terberkahi) atau boleh juga "Lord" (mungkin sama dengan "Yang Dimuliakan/Dijunjungi" dalam konteks Buddhis).
-
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.
Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".
Bagaimana menurut teman-teman?
Jadi mpu gandring dan mpu tantular dan mpu kanwa dan mpu prapanca dan mpu sedah dan mpu mpu lainnya itu golongan sudra? buset dah.
kayaknya Rev.Peacemind yang bisa jawab nih, saya juga baru baca ini sekarang...
-
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.
jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.
Saya sedang menunggu konfirmasi dari orang yang lebih mengerti istilah-istilah ini. Sepertinya Sam Peacemind juga punya pengetahuan mengenai istilah-istilah ini. Mungkin kita juga bisa menunggu jawabannya...
Sambil nunggu konfirmasi dari yang berpengetahuan, saya cari2 di DPN (http://www.palikanon.com/english/pali_names/dic_idx.html) maupun Pali Dictionary (http://dsal.uchicago.edu/dictionaries/pali) tidak ada menemukan entry "Bhagavā" ini.
Cuma ada dalam Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Bhagavan):
Bhagavan, also written Bhagwan or Bhagawan, from the Sanskrit nt-stem bhaga-vant- (nominative/vocative भगवान् Bhagavān) literally means "possessing fortune, blessed, prosperous" (from the noun bhaga, meaning "fortune, wealth", cognate to Slavic bog "god"), and hence "illustrious, divine, venerable, holy", etc.[1]
In some traditions of Hinduism it is used to indicate the Supreme Being or Absolute Truth, but with specific reference to that Supreme Being as possessing a personality (a personal God)[2]. This personal feature indicated in Bhagavan differentiates its usage from other similar terms[3] such as Brahman, the "Supreme Spirit" or "spirit", and thus, in this usage, Bhagavan is in many ways analogous to the general Christian conception of God.
Bhagavan used as a title of veneration is often translated as "Lord", as in "Bhagavan Krishna", "Bhagavan Shiva", "Bhagavan Swaminarayan", etc. In Buddhism and Jainism, Gautama Buddha, Mahavira and other Tirthankaras, Buddhas and bodhisattvas are also venerated with this title. The feminine of Bhagavat is Bhagawatī and is an epithet of Durga and other goddesses.
The title is also used as a respectful form of address for a number of contemporary spiritual teachers in India.
Sepertinya benar jika Bhagava (Sanskrit: Bhagavan) diterjemahkan sebagai "the Blessed One" (Yang Terberkahi) atau boleh juga "Lord" (mungkin sama dengan "Yang Dimuliakan/Dijunjungi" dalam konteks Buddhis).
bro Seniya yang baik,
selama ini saya juga menggunakan asli Bhagava, atau klo ga kadang juga "The Blessed One", tapi klo "Lord" utk menerjemahkan "bhante"...ini yang saya terima dari bangku kuliah lo...
sebaiknya kita tanya ama Rev.Peacemind aja deh....
mettacittena,
-
[at] Bro Seniya
Terimakasih atas referensinya. Kalau gelar yang lain seperti "Bhadanta" (Bhadante), "Isi" (Rsi) dan "Mpu" (Mpu) punya referensinya?
[at] Sam Pannedevi
Iya. Mari kita tunggu orang yang lebih mengetahui hal ini untuk berkomentar.
-
Ini sebenarnya bukan kesalahan, tapi tidak menuruti bahasa indonesia yang benar.
sumber, masih dari SP
Sandaka Sutta (76)
Kepada Sandaka
Sumber : Majjhima Nikaya 4
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris
Oleh : Dra. Wena Cintiawati, Dra. Lanny Anggawati
"Fourteen hundred thousand" -> "empat-belas ratus ribu"
"Sixty hundred" -> "enam puluh ratus"
kalau menulis cek spt ini pasti ditolak bank
-
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.
Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".
Bagaimana menurut teman-teman?
Setahu saya, Sang Buddha berasal dari keluarga Khattiya, bukan dari keluarga Brahmana, jadi sepertinya tidak keliru jika digunakan kata "Bhagava" untuk menyebutNya.
-
Setahu saya, Sang Buddha berasal dari keluarga Khattiya, bukan dari keluarga Brahmana, jadi sepertinya tidak keliru jika digunakan kata "Bhagava" untuk menyebutNya.
Maksud saya, yang jadi pertanyaan adalah: "Apakah benar ada panggilan khusus untuk petapa di India (dulu) berdasarkan asal kastanya?"
-
Setahu saya, Sang Buddha berasal dari keluarga Khattiya, bukan dari keluarga Brahmana, jadi sepertinya tidak keliru jika digunakan kata "Bhagava" untuk menyebutNya.
Maksud saya, yang jadi pertanyaan adalah: "Apakah benar ada panggilan khusus untuk petapa di India (dulu) berdasarkan asal kastanya?"
OOo IC,
saya belum ketemu literaturnya.
-
OOo IC,
saya belum ketemu literaturnya.
It's OK. :)
-
Kebetulan ketemu ini, gak tau ya uda pernah dibahas ato belom..
Dhammpada Bab 1, nomor 6. (tentang pertengkaran di Kosambi).
Pare ca na vijananti, mayam-ettha yamæmase;
Ye ca tattha vijananti, tato sammanti medhaga.
Terjemahan yang beredar di internet maupun buku Dhammapada yang sudah dicetak:
Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa,
dalam pertengkaran mereka akan binasa;
tetapi mereka,yang dapat menyadari kebenaran ini;
akan segera mengakhiri semua pertengkaran.
Inggrisnya di Access to Insight:
There are those who do not realize that one day we all must die. But those who do realize this settle their quarrels.
Sebagian orang tidak menyadari bahwa suatu saat nanti kita semua akan meninggal (oleh karena itu mereka terus bertengkar).
Mereka yang menyadari kebenaran ini; akan segera mengakhiri semua pertengkaran.
Terjemahan Indonesia yang sudah beredar mungkin dari Dhammapada yang diterjemahkan oleh Ven. Narada Mahathera
http://www.metta.lk/english/Narada/01-Yamaka%20Vagga.htm#T12
-
kalau bisa di buku-baru dipajang kritik&saran saja karena kritik&saran sangat membantu, terutama untuk terjemahan/karya besar yang jumlah halaman yang gede. Kemungkinan ada sedikit kesalahn, jika ada kritik&saran, pembaca yang kebetulan dapat, bisa dilaporkan demi mendapatkan hasil yang sempurna.
saya ingin mengatakan bahwa di sutta, kata "dungu" diterjemahkan "bego" saja, lebih halus dan lebih tepat.
Untuk kata "bodoh", diganti orang "yang tidak mengetahui/tidak mengetahui".
Pada beberapa kasus, masukkan saja kata "dungu" atau "bodoh" sebagai tanda kurung siku.
lainnya:
1. somanassa = kenikmatan
2. domanassa = sesengsaraan (tidak nikmat). Ini berdua lawan kata (antonim). Di terjemahana kerap kali diterjemahkan sebagai "bahagia" atau "kegembiraan".
3. piti = kegiuran
4. sukha = sukacita
5. pamojja = gembira
Sebenarnya ada beberapa lagi, cuman saya komen segini saja.
Hanya saran, terimakasih.
-
Dapet saran koreksi dari seseorang Bhikkhu untuk MN 83 Maghadeva Sutta di SC :
...
“Selama delapan puluh empat ribu tahun Raja Makhādeva MEMAINKAN PERMAINAN ANAK-ANAK; selama delapan puluh empat ribu tahun ia bertindak sebagai WAKIL KEPALA DAERAH
“For eighty-four thousand years King Makhādeva played childish games; for eighty-four thousand years he acted as viceregent;
“rājā kho panānanda, maghadevo caturāsītivassasahassāni KUMĀRAKĪḶITAṂ KĪḶI, caturāsītivassasahassāni OPARAJJAṂ kāresi,
Oparajja itu wakil raja atau gubernur (kepala daerah), bukan wakil kepala daerah.
Terus, masa dari orang yang masih memainkan permainan anak-anak langsung bisa jadi wakil raja. Kalau diartikan secara harafiah memang bisa benar, tetapi maknanya jadi lucu, tidak nyambung dengan kalimat berikutnya.
Menurut bhante, kurang lebih artinya dalam bahasa sederhadanya adalah ‘menikmati masa mudanya.’
Berikutnya, ini mudah, jadi bhante tidak kasih petunjuk, harusnya sih kamu tahu di mana salahnya.
Anakku Pangeran, jika ada dua orang yang hidup bersama, ia yang di bawah siapa melakukan pelanggaran atas praktik yang baik ini—ia adalah orang terakhir di antara keduanya.
Dear prince, when there are two men living, he under whom there occurs a breach of this good practice - he is the last man among them.
yasmiṃ kho, tāta kumāra, purisayuge vattamāne evarūpassa kalyāṇassa vattassa samucchedo hoti so tesaṃ antimapuriso hoti.
Untuk bagian ini ...cek juga paragraf kedua dari terakhir.
Berikutnya, coba cek apakah terjemahannya benar?
“Keturunan putera Raja Makhādeva hingga berjumlah delapan puluh empat ribu berturut-turut,...
10. “The descendants of King Makhādeva’s son to the number of eighty-four thousand kings in succession,...
“rañño kho panānanda, maghadevassa puttapaputtakā tassa paramparā caturāsītirājasahassāni {caturāsītikhattiyasahassāni (sī. pī.), caturāsītisahassāni (syā. kaṃ.)}
Kalau tidak yakin, coba lihat penjelasan nimi jataka di DPPN (Dictionary Pali Proper Name)
Berikutnya,
19. “Sekarang pada akhir dari banyak tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, xPUTERAx Raja Nimi berkata kepada tukang cukurnya sebagai berikut: … (seperti di atas §§4–6, dengan menggantikan “Raja Makhādeva” menjadi “Raja Nimi” pada seluruh bagian) … …
...
_/\_
-
Dapet saran koreksi dari seseorang Bhikkhu untuk MN 83 Maghadeva Sutta di SC :
...
“Selama delapan puluh empat ribu tahun Raja Makhādeva MEMAINKAN PERMAINAN ANAK-ANAK; selama delapan puluh empat ribu tahun ia bertindak sebagai WAKIL KEPALA DAERAH
“For eighty-four thousand years King Makhādeva played childish games; for eighty-four thousand years he acted as viceregent;
“rājā kho panānanda, maghadevo caturāsītivassasahassāni KUMĀRAKĪḶITAṂ KĪḶI, caturāsītivassasahassāni OPARAJJAṂ kāresi,
Oparajja itu wakil raja atau gubernur (kepala daerah), bukan wakil kepala daerah.
Terus, masa dari orang yang masih memainkan permainan anak-anak langsung bisa jadi wakil raja. Kalau diartikan secara harafiah memang bisa benar, tetapi maknanya jadi lucu, tidak nyambung dengan kalimat berikutnya.
Menurut bhante, kurang lebih artinya dalam bahasa sederhadanya adalah ‘menikmati masa mudanya.’
Berikutnya, ini mudah, jadi bhante tidak kasih petunjuk, harusnya sih kamu tahu di mana salahnya.
Anakku Pangeran, jika ada dua orang yang hidup bersama, ia yang di bawah siapa melakukan pelanggaran atas praktik yang baik ini—ia adalah orang terakhir di antara keduanya.
Dear prince, when there are two men living, he under whom there occurs a breach of this good practice - he is the last man among them.
yasmiṃ kho, tāta kumāra, purisayuge vattamāne evarūpassa kalyāṇassa vattassa samucchedo hoti so tesaṃ antimapuriso hoti.
Untuk bagian ini ...cek juga paragraf kedua dari terakhir.
Berikutnya, coba cek apakah terjemahannya benar?
“Keturunan putera Raja Makhādeva hingga berjumlah delapan puluh empat ribu berturut-turut,...
10. “The descendants of King Makhādeva’s son to the number of eighty-four thousand kings in succession,...
“rañño kho panānanda, maghadevassa puttapaputtakā tassa paramparā caturāsītirājasahassāni {caturāsītikhattiyasahassāni (sī. pī.), caturāsītisahassāni (syā. kaṃ.)}
Kalau tidak yakin, coba lihat penjelasan nimi jataka di DPPN (Dictionary Pali Proper Name)
Berikutnya,
19. “Sekarang pada akhir dari banyak tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, xPUTERAx Raja Nimi berkata kepada tukang cukurnya sebagai berikut: … (seperti di atas §§4–6, dengan menggantikan “Raja Makhādeva” menjadi “Raja Nimi” pada seluruh bagian) … …
...
_/\_
84.000 tidak berarti 84.000. Saat itu, 84.000 maknanya adalah jumlah yang banyak. Sekarang istilahnya 1.001. Kalau ada yang bilang 1.001 cara, itu tidak berarti 1.001, tetapi banyak cara.
-
84.000 tidak berarti 84.000. Saat itu, 84.000 maknanya adalah jumlah yang banyak. Sekarang istilahnya 1.001. Kalau ada yang bilang 1.001 cara, itu tidak berarti 1.001, tetapi banyak cara.
Benar, tapi bukan itu fokusnya... :)
-
AN 10.169 isinya gabung 2 Sutta ya dengan AN 10.170? :-? https://suttacentral.net/id/an10.169 (https://suttacentral.net/id/an10.169)
-
Dapet saran koreksi dari seseorang Bhikkhu untuk MN 83 Maghadeva Sutta di SC :
...
“Selama delapan puluh empat ribu tahun Raja Makhādeva MEMAINKAN PERMAINAN ANAK-ANAK; selama delapan puluh empat ribu tahun ia bertindak sebagai WAKIL KEPALA DAERAH
“For eighty-four thousand years King Makhādeva played childish games; for eighty-four thousand years he acted as viceregent;
“rājā kho panānanda, maghadevo caturāsītivassasahassāni KUMĀRAKĪḶITAṂ KĪḶI, caturāsītivassasahassāni OPARAJJAṂ kāresi,
Oparajja itu wakil raja atau gubernur (kepala daerah), bukan wakil kepala daerah.
Terus, masa dari orang yang masih memainkan permainan anak-anak langsung bisa jadi wakil raja. Kalau diartikan secara harafiah memang bisa benar, tetapi maknanya jadi lucu, tidak nyambung dengan kalimat berikutnya.
Menurut bhante, kurang lebih artinya dalam bahasa sederhadanya adalah ‘menikmati masa mudanya.’
Berikutnya, ini mudah, jadi bhante tidak kasih petunjuk, harusnya sih kamu tahu di mana salahnya.
Anakku Pangeran, jika ada dua orang yang hidup bersama, ia yang di bawah siapa melakukan pelanggaran atas praktik yang baik ini—ia adalah orang terakhir di antara keduanya.
Dear prince, when there are two men living, he under whom there occurs a breach of this good practice - he is the last man among them.
yasmiṃ kho, tāta kumāra, purisayuge vattamāne evarūpassa kalyāṇassa vattassa samucchedo hoti so tesaṃ antimapuriso hoti.
Untuk bagian ini ...cek juga paragraf kedua dari terakhir.
Berikutnya, coba cek apakah terjemahannya benar?
“Keturunan putera Raja Makhādeva hingga berjumlah delapan puluh empat ribu berturut-turut,...
10. “The descendants of King Makhādeva’s son to the number of eighty-four thousand kings in succession,...
“rañño kho panānanda, maghadevassa puttapaputtakā tassa paramparā caturāsītirājasahassāni {caturāsītikhattiyasahassāni (sī. pī.), caturāsītisahassāni (syā. kaṃ.)}
Kalau tidak yakin, coba lihat penjelasan nimi jataka di DPPN (Dictionary Pali Proper Name)
Berikutnya,
19. “Sekarang pada akhir dari banyak tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, xPUTERAx Raja Nimi berkata kepada tukang cukurnya sebagai berikut: … (seperti di atas §§4–6, dengan menggantikan “Raja Makhādeva” menjadi “Raja Nimi” pada seluruh bagian) … …
...
_/\_
ini lagi ngomong apa sih?
permainan anak-anak
kumārakīḷitaṃ
[Kumāra] [Vedic kumāra] a young boy, son Sn 685 sq. (kuhiṃ kumāro aham api daṭthukāmo: w. ref. to the child Gotama); Pv iii.52; PvA 39, 41 (=māṇava); daharo kumāro M ii.24, 44. —a son of ( —°) rāja° PvA 163; khattiya°, brāhmaṇa° Bdhd 84; deva° J iii.392 yakkha° Bdhd 84. -kīḷā the amusement of a boy J i.137; -pañhā questions suitable for a boy Kh iii.; -lakkhaṇa divination by means of a young male child (+kumāri°) D i.9.
[Kīḷita] [pp. of kīḷati] played or having played, playing, sporting; celebrated (of a festival) A iv.55 (hasitalapita°); PvA 76 (sādhu°). —(nt.) amusement, sport, celebration M i.229 (kīḷita-jātaṃ kīḷati). Cp. sahapaṃsu°°; see also keḷi & khiḍḍā.
PUTERA
bisa saja diartikan sesuai saran di atas, tapi itu adalah interpretasi, penerjemahan harus sebisa mungkin tidak melibatkan interpretasi. serahkan interpretasi pada pembaca.
-
ini lagi ngomong apa sih?
permainan anak-anak
kumārakīḷitaṃ
[Kumāra] [Vedic kumāra] a young boy, son Sn 685 sq. (kuhiṃ kumāro aham api daṭthukāmo: w. ref. to the child Gotama); Pv iii.52; PvA 39, 41 (=māṇava); daharo kumāro M ii.24, 44. —a son of ( —°) rāja° PvA 163; khattiya°, brāhmaṇa° Bdhd 84; deva° J iii.392 yakkha° Bdhd 84. -kīḷā the amusement of a boy J i.137; -pañhā questions suitable for a boy Kh iii.; -lakkhaṇa divination by means of a young male child (+kumāri°) D i.9.
[Kīḷita] [pp. of kīḷati] played or having played, playing, sporting; celebrated (of a festival) A iv.55 (hasitalapita°); PvA 76 (sādhu°). —(nt.) amusement, sport, celebration M i.229 (kīḷita-jātaṃ kīḷati). Cp. sahapaṃsu°°; see also keḷi & khiḍḍā.
PUTERA
bisa saja diartikan sesuai saran di atas, tapi itu adalah interpretasi, penerjemahan harus sebisa mungkin tidak melibatkan interpretasi. serahkan interpretasi pada pembaca.
iya tuh, bhikkhu karniawan sebenarnya mau protes yang mana?
-
iya tuh, bhikkhu karniawan sebenarnya mau protes yang mana?
Gw masih umat awam, bukan Bhikkhu... :3
-
Gw masih umat awam, bukan Bhikkhu... :3
oh maaf, saya kira bhikkhu
-
Kira-kira bisa gak y, sankhara diterjemahkan imajinasi?
Saya kutip dari: MN 120 Sankhārupapatti Sutta. Ini diterjemahkan: Kemunculan Kembali Melalui Aspirasi
Komentar di bawah menulis seperti ini:
"Walaupun saya telah mencoba untuk menerjemahkan sankhārā secara konsisten sebagai “bentukan-bentukan,” di sini tampaknya bahwa isinya memerlukan terjemahan berbeda untuk membawakan makna yang dimaksudkan. Ñm menggunakan “tekad,” pilihannya yang konsisten untuk sankhārā. MA awalnya menjelaskan sankhārupapatti sebagai bermakna kemunculan kembali (yaitu, kelahiran kembali) dari hanya bentukan-bentukan, bukan makhluk atau orang, atau sebagai bermakna kemunculan kembali kelompok-kelompok unsur kehidupan dalam kehidupan baru di sepanjang bentukan-kamma baik. Akan tetapi, dalam paragraf berikutnya, MA mengemas sankhārā menjadi patthanā, kata yang tidak diragukan bermakna aspirasi."
Jadi artinya: Sankhārupapatti: kemunculan kembali melalui imajinasi. Di bawah, MA mengatakan sankhara yang dimaksud sebagai aspirasi, bisa dihubungkan dengan imajinasi. Karena dunia ini sebenarnya hanya imajinasi, ilusi, kosong (kalau bisa masuk jhana 7, pasti ngerti kekosonngan). jadi lima kelompok unsur kehidupan jadi ..... imajinasi dan kesadaran untuk 2 terakhir. Kira-kira bisa gak y, atau berlebihan?