Noted ; tujuan saya turunkan tulisan ini bukanlah untuk membela Nama Tuhan pada kepercayaan sdr/i lain
pengen tanya donk kok Setan lebih aktif kuasanya daripada Tuhan yah?
Bisa kah saya juga memakai cara sobat-sobat yang dengan yakinnya berbicara setan-setan, dengan mengasumsi dewa-dewi dan tuhan yang tumbuh dengan ratusan pribadi di zaman Gautama juga adalah setan-setan seperti yang kalian tulis diatas ini.?
perasaan sang Buddha tidak pernah mengambil rujukan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa"
di sutta mana yah ?
to sukma:
apakah Ketuhanan yang maha esa itu menurut Sdr.sukma?
Bisa di COPAS ga tante ;Dperasaan sang Buddha tidak pernah mengambil rujukan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa"
di sutta mana yah ?
Pernah baca buku ; Pedoman Penghayatan dan Pembabaran Agama Buddha Mazhab Theravada di Indonesia, Jakarta, Yayasan Dhammadipa-arama. thn 1979. Ketuhanan Yang Maha Esa di bahas di buku ini.
perasaan sang Buddha tidak pernah mengambil rujukan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa"
di sutta mana yah ?
Pernah baca buku ; Pedoman Penghayatan dan Pembabaran Agama Buddha Mazhab Theravada di Indonesia, Jakarta, Yayasan Dhammadipa-arama. thn 1979. Ketuhanan Yang Maha Esa di bahas di buku ini.
[at] sukmaQuoteBisa kah saya juga memakai cara sobat-sobat yang dengan yakinnya berbicara setan-setan, dengan mengasumsi dewa-dewi dan tuhan yang tumbuh dengan ratusan pribadi di zaman Gautama juga adalah setan-setan seperti yang kalian tulis diatas ini.?
kalo begitu, tunjukkan lah tanda-tanda bahwa Tuhan ada berdasarkan sifat yang selama ini telah kita kenal
Bisa di COPAS ga tante ;Dperasaan sang Buddha tidak pernah mengambil rujukan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa"
di sutta mana yah ?
Pernah baca buku ; Pedoman Penghayatan dan Pembabaran Agama Buddha Mazhab Theravada di Indonesia, Jakarta, Yayasan Dhammadipa-arama. thn 1979. Ketuhanan Yang Maha Esa di bahas di buku ini.
adoh buku itu dijadikan referensi...bu de. zaman orba gitu,siapapun yang tidak percaya mr.tuhan bisa digorok.
Mau tau apa yang ditemukan Buddha pada saat pencerahan?Beliau menemukan tidak ada satupun yang dinamakan Tuhan di seluruh alam semesta. Manusia oleh kammanya telah berputar2 di dunia ini,justru dengan tidak ada namanya Tuhan ini,orang bisa keluar dari siklus kehidupan dan menemukan nibbana.
At Reenzia, tidak ada manusia yang bisa berbicara tentang Tuhan tanpa memakai ilmu Teologi, dan dalam Teologi berbicara tentang kemampuan manusia menanggapi Tuhan adalah melalui "Iman" sedang kan apakah itu Iman.? adalah suatu yang perlu kita bahas sebelum berbicara tentang Tuhan. Jadi, pertanyaan Anda tidak mau saya jawab, bukan karena tidak bisa.
Theologi bukanlah sesuatu yang disandingkan dengan Buddhavacana.sudah berbeda konteksnya.
[at] sukma
apakah dalam menelusuri "kebenaran" melalui iman ini diperlukan "percaya dan sangat percaya" terlebih dahulu?
namun Filsafat ketakberhinggaan ini dalam makna kata eksterior merujuk pada suatu Realitas yang transenden, realitas yang melampaui dunia kesadaran manusia, yaitu suatu realitas yang tidak masuk dalam konteks pemahaman ku di Dhamma. Yang eksterior adalah yang transenden, yang melampaui pengetahuan ku.
[at] sukma
apakah dalam menelusuri "kebenaran" melalui iman ini diperlukan "percaya dan sangat percaya" terlebih dahulu?
Tidak selalu harus di mulai dari "percaya dan sangat percaya terlebih dahulu", sebab sifat Tuhan ada lah Kasih, di mana Dia tidak memaksa si manusia harus datang dan menyembah NYA, karena sebagai manusia kita BEBAS karena mempunyai Free Will / Kehendak Bebas.....
[at] ryu
postingannya i baru denger tuh..
kalau begitu mungkin yg dikiran sebagai tuhan itu adalah maha brahma tersebut.
apakah maha brahma tersebut masih ada dan masih berpikir dialah yg maha segalanya setelah adanya samma sambuddha?
[at] sukma
apakah dalam menelusuri "kebenaran" melalui iman ini diperlukan "percaya dan sangat percaya" terlebih dahulu?
Tidak selalu harus di mulai dari "percaya dan sangat percaya terlebih dahulu", sebab sifat Tuhan ada lah Kasih, di mana Dia tidak memaksa si manusia harus datang dan menyembah NYA, karena sebagai manusia kita BEBAS karena mempunyai Free Will / Kehendak Bebas.....
adoh buku itu dijadikan referensi...bu de. zaman orba gitu,siapapun yang tidak percaya mr.tuhan bisa digorok.
Mau tau apa yang ditemukan Buddha pada saat pencerahan?Beliau menemukan tidak ada satupun yang dinamakan Tuhan di seluruh alam semesta. Manusia oleh kammanya telah berputar2 di dunia ini,justru dengan tidak ada namanya Tuhan ini,orang bisa keluar dari siklus kehidupan dan menemukan nibbana.
Lantas dasar apa Anda bisa percaya ada Nibbana.? Ikut-ikutan kelompok.? Supaya di terima di kelompok.? Atau type manusia yang terima dari pengalaman meditasi orang-orang bahwa mereka telah merasakan Nibbana.? Bagaimana pula pendapat pribadi sendiri bisa di pakai menjadi barometer Umat.? and bleh...blehhh lagi sobat ku. ^:)^
Lantas dasar apa Anda bisa percaya ada Nibbana.? Ikut-ikutan kelompok.? Supaya di terima di kelompok.? Atau type manusia yang terima dari pengalaman meditasi orang-orang bahwa mereka telah merasakan Nibbana.? Bagaimana pula pendapat pribadi sendiri bisa di pakai menjadi barometer Umat.? and bleh...blehhh lagi sobat ku.
Lantas kenapa anda percaya ada Tuhan di agama Buddha?gara2 Maitreya yang jelas2 blm lahir ke dunia tapi diklaim sekelompok orang untuk menyatakan diri mereka Maitreya?
Pendapat saya bukan pribadi tapi didukung oleh Sutta yang sudah jelas diposting sama ryu
[at] sukma
apakah dalam menelusuri "kebenaran" melalui iman ini diperlukan "percaya dan sangat percaya" terlebih dahulu?
Tidak selalu harus di mulai dari "percaya dan sangat percaya terlebih dahulu", sebab sifat Tuhan ada lah Kasih, di mana Dia tidak memaksa si manusia harus datang dan menyembah NYA, karena sebagai manusia kita BEBAS karena mempunyai Free Will / Kehendak Bebas.....
kalo boleh nanya, apakah sukma dari kristiani ?
bukan maksud apa2 ^:)^
saya sendiri salut dengan iman seorang kr****n terhadap keberadaan Tuhan,
semula saya beranggap iman mereka hanyalah karena faktor psikologis dan emosional semata.
lalu kalau melihat tulisan anda, sepertinya anda dapat berpikir terbuka untuk "meneliti" Tuhan.
namun, apakah arah dari "meneliti" ini adalah mencari "pembenaran" atau "penyangkalan" atau "Kebenaran" itu sendiri.
saya lebih menghargai bila yg dicari adalah "kebenaran" bukan 2 hal lainnya.
Tidak selalu harus di mulai dari "percaya dan sangat percaya terlebih dahulu", sebab sifat Tuhan ada lah Kasih, di mana Dia tidak memaksa si manusia harus datang dan menyembah NYA, karena sebagai manusia kita BEBAS karena mempunyai Free Will / Kehendak Bebas.....
Kalau begitu dia bukan tuan dari semua makhluk yang dia ciptakan karena dia sendiri tidak pernah sanggup mengontrol ciptaannya sendiri. seperti main The Sims saja.
Tidak selalu harus di mulai dari "percaya dan sangat percaya terlebih dahulu", sebab sifat Tuhan ada lah Kasih, di mana Dia tidak memaksa si manusia harus datang dan menyembah NYA, karena sebagai manusia kita BEBAS karena mempunyai Free Will / Kehendak Bebas.....
Kalau begitu dia bukan tuan dari semua makhluk yang dia ciptakan karena dia sendiri tidak pernah sanggup mengontrol ciptaannya sendiri. seperti main The Sims saja.
Boleh kah saya bertanya kepada Anda.? Dari dasar apa seh Anda bisa dengan Mantap and PD mengungkapkan bahwa Dia tidak pernah sanggup mengontrol ciptaan NYA?
untuk tema yg diangkat sekarang yaitu "Tuhan" sendiri, apakah bagi Sukma sendiri sudah menemukan "Kebenaran" akan hal tersebut?
untuk tema yg diangkat sekarang yaitu "Tuhan" sendiri, apakah bagi Sukma sendiri sudah menemukan "Kebenaran" akan hal tersebut?
SATU POINT UTAMA .! ; dengan Kesadaran saya menulis ; bahwa saya sedang dalam PROSES menuju jalan "KEBENARAN" yang sudah saya temukan, arti kata "proses" hendak mengatakan bahwa saya setiap detik bisa jatuh atau melenceng dari JALAN KEBAHAGIAN SEJATI, yang gampang sebagai contoh; dialog kita pada Web DC ini mempunyai Peluang /Potensi yang sangat Besar untuk terpeleset dari JALAN itu ^:)^ bila....? _/\_
bahwa saya sedang dalam PROSES menuju jalan "KEBENARAN" yang sudah saya temukan
Tidak selalu harus di mulai dari "percaya dan sangat percaya terlebih dahulu", sebab sifat Tuhan ada lah Kasih, di mana Dia tidak memaksa si manusia harus datang dan menyembah NYA, karena sebagai manusia kita BEBAS karena mempunyai Free Will / Kehendak Bebas.....
Kalau begitu dia bukan tuan dari semua makhluk yang dia ciptakan karena dia sendiri tidak pernah sanggup mengontrol ciptaannya sendiri. seperti main The Sims saja.
Boleh kah saya bertanya kepada Anda.? Dari dasar apa seh Anda bisa dengan Mantap and PD mengungkapkan bahwa Dia tidak pernah sanggup mengontrol ciptaan NYA?
nah ini kan mirip pertanyaan saia tadi, atas dasar apa siapapun mengungkapkan Dia sanggup mengontrol ciptaan Nya?
Quotenamun Filsafat ketakberhinggaan ini dalam makna kata eksterior merujuk pada suatu Realitas yang transenden, realitas yang melampaui dunia kesadaran manusia, yaitu suatu realitas yang tidak masuk dalam konteks pemahaman ku di Dhamma. Yang eksterior adalah yang transenden, yang melampaui pengetahuan ku.
bagaimana bisa disadari kalo hal itu sendiri melampaui dunia kesadaran manusia?[at] sukma
apakah dalam menelusuri "kebenaran" melalui iman ini diperlukan "percaya dan sangat percaya" terlebih dahulu?
Tidak selalu harus di mulai dari "percaya dan sangat percaya terlebih dahulu", sebab sifat Tuhan ada lah Kasih, di mana Dia tidak memaksa si manusia harus datang dan menyembah NYA, karena sebagai manusia kita BEBAS karena mempunyai Free Will / Kehendak Bebas.....
kalo tidak percaya dan tidak menyembahnya gimana?
Quotenamun Filsafat ketakberhinggaan ini dalam makna kata eksterior merujuk pada suatu Realitas yang transenden, realitas yang melampaui dunia kesadaran manusia, yaitu suatu realitas yang tidak masuk dalam konteks pemahaman ku di Dhamma. Yang eksterior adalah yang transenden, yang melampaui pengetahuan ku.
bagaimana bisa disadari kalo hal itu sendiri melampaui dunia kesadaran manusia?[at] sukma
apakah dalam menelusuri "kebenaran" melalui iman ini diperlukan "percaya dan sangat percaya" terlebih dahulu?
Tidak selalu harus di mulai dari "percaya dan sangat percaya terlebih dahulu", sebab sifat Tuhan ada lah Kasih, di mana Dia tidak memaksa si manusia harus datang dan menyembah NYA, karena sebagai manusia kita BEBAS karena mempunyai Free Will / Kehendak Bebas.....
kalo tidak percaya dan tidak menyembahnya gimana?
Kenapa kita harus tunduk dan menyembah Tuhan.? Bukan kah kita punya Free Will.? Sama seperti kenapa saya harus percaya dengan S. Gautama yang mengajarkan cara manusia terlepas dari penderitaan dengan tidak terlahir kembali.? Kenapa Free Will ku mau mengikuti Ajaran Dhamma Theravada, dan bukan sekte Sukhavati.? Jadi, se-bebas-bebas nya kita wong manusia bebas berkendak memilih toch.?
jadi maksud anda, Tuhan memang menciptakan segala dan merencanakan segalanya
tapi manusia tetap memiliki free will?
so buat apa orang berdoa? buat apa orang memuja-muja dan memujinya, dan bagaimana dengan mempercayainya akan membawa kita ke surga? dengan adanya free will, berarti Tuhan gk punya otoritas lagi terhadap manusia donk yah? harusnya berarti dia menciptakan tus gak ikut campur lagi donk?
Quotenamun Filsafat ketakberhinggaan ini dalam makna kata eksterior merujuk pada suatu Realitas yang transenden, realitas yang melampaui dunia kesadaran manusia, yaitu suatu realitas yang tidak masuk dalam konteks pemahaman ku di Dhamma. Yang eksterior adalah yang transenden, yang melampaui pengetahuan ku.
bagaimana bisa disadari kalo hal itu sendiri melampaui dunia kesadaran manusia?[at] sukma
apakah dalam menelusuri "kebenaran" melalui iman ini diperlukan "percaya dan sangat percaya" terlebih dahulu?
Tidak selalu harus di mulai dari "percaya dan sangat percaya terlebih dahulu", sebab sifat Tuhan ada lah Kasih, di mana Dia tidak memaksa si manusia harus datang dan menyembah NYA, karena sebagai manusia kita BEBAS karena mempunyai Free Will / Kehendak Bebas.....
kalo tidak percaya dan tidak menyembahnya gimana?
Kenapa kita harus tunduk dan menyembah Tuhan.? Bukan kah kita punya Free Will.? Sama seperti kenapa saya harus percaya dengan S. Gautama yang mengajarkan cara manusia terlepas dari penderitaan dengan tidak terlahir kembali.? Kenapa Free Will ku mau mengikuti Ajaran Dhamma Theravada, dan bukan sekte Sukhavati.? Jadi, se-bebas-bebas nya kita wong manusia bebas berkendak memilih toch.?
Dengan demikian ada tuhan ato tidak toh tidak ada bedanya kan??...terus kenapa kita harus berputar-putar dengan makhkuk yang tidak jelas ini?..
dalam kr****n kalau tidak salah (CMIIW) konsep Tuhan ini adalah sebagai "yang sepatutnya"
ibaratnya seperti yg pernah i kemukakan dulu. yaitu penggembala dengan dombanya.
setiap domba memiliki free will sendiri, namun bila ia tidak mematuhi sang penggembala (Tuhan) maka sang penggembala tentunya tidak dapat melindungi domba2 tersebut.
maka itu dalam kr****n ditanamkan bahwa kita sebagai domba, bersyukur dan menuruti apa kata sang penggembala karena dialah yg melindungi kita dari serangan serigala liar, dialah yang memberikan kandang tempat bernaung, dialah yang memberikan makan (jangan dianggap secara harafiah), dialah pemilik domba.
untuk tema yg diangkat sekarang yaitu "Tuhan" sendiri, apakah bagi Sukma sendiri sudah menemukan "Kebenaran" akan hal tersebut?
SATU POINT UTAMA .! ; dengan Kesadaran saya menulis ; bahwa saya sedang dalam PROSES menuju jalan "KEBENARAN" yang sudah saya temukan, arti kata "proses" hendak mengatakan bahwa saya setiap detik bisa jatuh atau melenceng dari JALAN KEBAHAGIAN SEJATI, yang gampang sebagai contoh; dialog kita pada Web DC ini mempunyai Peluang /Potensi yang sangat Besar untuk terpeleset dari JALAN itu ^:)^ bila....? _/\_
oooh saia mengerti maksud anda.....
nah kalo begitu, bagaimana Tuhan itu sendiri menurut anda? [hingga saat ini, apa yang telah anda dapatkan mengenai kebenaran tentang Tuhan?]
[at] sukmaQuotebahwa saya sedang dalam PROSES menuju jalan "KEBENARAN" yang sudah saya temukan
"jalan" tersebut seperti apa? dan apa saja hasil2 yg setidaknya sudah dicapai?
[at] sukmaQuotebahwa saya sedang dalam PROSES menuju jalan "KEBENARAN" yang sudah saya temukan
"jalan" tersebut seperti apa? dan apa saja hasil2 yg setidaknya sudah dicapai?
untuk tema yg diangkat sekarang yaitu "Tuhan" sendiri, apakah bagi Sukma sendiri sudah menemukan "Kebenaran" akan hal tersebut?
SATU POINT UTAMA .! ; dengan Kesadaran saya menulis ; bahwa saya sedang dalam PROSES menuju jalan "KEBENARAN" yang sudah saya temukan, arti kata "proses" hendak mengatakan bahwa saya setiap detik bisa jatuh atau melenceng dari JALAN KEBAHAGIAN SEJATI, yang gampang sebagai contoh; dialog kita pada Web DC ini mempunyai Peluang /Potensi yang sangat Besar untuk terpeleset dari JALAN itu ^:)^ bila....? _/\_
oooh saia mengerti maksud anda.....
nah kalo begitu, bagaimana Tuhan itu sendiri menurut anda? [hingga saat ini, apa yang telah anda dapatkan mengenai kebenaran tentang Tuhan?]
yg ini dijawab donk sis, mungkin tambah sedikit lagi, selain mengenai kebenaran ttg Tuhan, tapi juga apa sih yg telah anda pahami hingga saat ini setelah mengungkapkan apa yg telah anda babarkan diatas?
Bro hatRed...
Saya plesetin dikit yah... :)
dalam kr****n kalau tidak salah (CMIIW) konsep Tuhan ini adalah sebagai "yang sepatutnya"
ibaratnya seperti yg pernah i kemukakan dulu. yaitu Boss dengan pegawainya
setiap pegawai memiliki free will sendiri, namun bila ia tidak mematuhi sang Boss maka sang Boss tentunya tidak dapat menggaji pegawai-pegawainya tersebut.
maka itu dalam kantor ditanamkan bahwa kita memang pegawai, bekerja sesuai dengan apa kata sang Boss karena dialah yg menggaji kita untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, dialah yang memberikan tempat untuk kita bekerja, dialah yang memberikan uang, dialah pemilik kantor.
Nah kalau begini apakah Tuhan = Boss ? :)
Namo Buddhaya... _/\_ ...
loh kok tidak etik :o
apakah ada unsur penyalahgunaan SARA atau apa. kalau i sih justru kesaksian sukma itu penting sekali tuk membangun diskusi ini, karena kita ingin membahas tentang pengalaman pribadi sendiri toh, bukan hanya berdasar suatu kitab.
dhamma diajarkan sang Buddha juga karena kesaksian loh
[at] sis sukma
berdasarkan pendapat dari citra
berarti menurut anda, Tuhan yg maha Kuasa itu bukan berarti ia berkuasa atas free will?
berarti anda tak menyetujui mengenai : "semua terjadi atas kehendak-Nya"?
Tuhan yg anda maksudkan disini tak seperti Tuhan dengan sifat-sifat Tuhan yg pada umumnya? ato mungkin anda mempunyai refrensi sendiri tentang sifat Tuhan yg lain?
boleh minta referensi nya tante :)
3 . Tuhan dalam Masyarakat yang mana.? Tuhan nya orang Atheis lain , Tuhan orang Agnotisisme lain lagi, Tuhan orang Indiferentisme.? Yang Benar saya membicarakan Tuhan dalam Sejarah /Historis manusia, karena Sejarah ada di dalam Ruang dan Waktu nya manusia.
[at] sis sukma
1. nah dari mana tau kalo Tuhan maha kuasa yg meciptakan dunia dan isinya? apa uda diketahui kebenaran bahwa Dia lah yg mencipta?
2. apa mungkin si Tuhan tak memberi Izin-Nya?
3. Tuhan agama samawi la
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?
gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu
yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?
saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?
kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?
gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu
yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?
saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?
kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?
gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu
yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?
saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?
kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?
Baik, saya jawab : dari Iman.! Sdr/i kita men-Imani bahwa Tuhan adalah Sang PENCIPTA, sekali lagi hanya dengan Iman. Apa itu Iman.?
i atheis tapi gak ngaku tuhan tuh :whistle:
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?
gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu
yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?
saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?
kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?
Baik, saya jawab : dari Iman.! Sdr/i kita men-Imani bahwa Tuhan adalah Sang PENCIPTA, sekali lagi hanya dengan Iman. Apa itu Iman.?
Iman itu kan permainan pikiran dan perasaan..bagaimana kalo iman itu menipu??
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?
gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu
yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?
saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?
kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?
Sis Reenzia,
kayak posting CKRA di thread argumen penutup ketiadaan tuhan:
Ibarat kata Einstein, "Bila Tuhan itu memang ada, maka kekuasaan Tuhan hanyalah pada saat menciptakan sistem alam semesta ini. Setelah alam semesta ini bekerja dan hasilnya ada yang tidak sesuai dengan kehendakNya, sekalipun Tuhan menyesal sudah tidak ada gunanya. Karena Dia sudah tidak punya kuasa untuk melakukan perubahan."
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?
gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu
yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?
saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?
kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?
Baik, saya jawab : dari Iman.! Sdr/i kita men-Imani bahwa Tuhan adalah Sang PENCIPTA, sekali lagi hanya dengan Iman. Apa itu Iman.?
Iman itu kan permainan pikiran dan perasaan..bagaimana kalo iman itu menipu??
Luar biasa, cari dulu di dictionary apakah itu Iman.?
sepertinya jadi debat tidak berguna lagi :)
LOCK!!!!
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?
gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu
yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?
saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?
kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?
Sis Reenzia,
kayak posting CKRA di thread argumen penutup ketiadaan tuhan:
Ibarat kata Einstein, "Bila Tuhan itu memang ada, maka kekuasaan Tuhan hanyalah pada saat menciptakan sistem alam semesta ini. Setelah alam semesta ini bekerja dan hasilnya ada yang tidak sesuai dengan kehendakNya, sekalipun Tuhan menyesal sudah tidak ada gunanya. Karena Dia sudah tidak punya kuasa untuk melakukan perubahan."
lah kan itu uda jelas...seandainya Tuhan memang ada, berarti blm 100% donk? siapa yg bs membuktikan bahwa Tuhan 100% memang ada? kenapa hanya berandai-andai bahwa Tuhan memang ada, berandai-andai Tuhan begini, Tuhan begitu, tau darimana kalo Tuhan emank begini ato begitu sesuai yg anda katakan? emank anda Tuhan? kok tahu kalo Tuhan begini ato begitu?
bukankah sikap seperti ini malah seperti membodohi diri sendiri saja?
kalo emank mo tau kenapa gk dibuktikan saja? kalo blm bs membuktikan fair aja kan kalo gk percaya? saia sendiri pun sebenarnya bukannya tidak percaya, tapi BELUM PERCAYA, hanya meragukan saja...
lagian pa gunanya mengetahui hal itu ato ngga? toh dia gk bs ngapa-ngapain kan? cm liat doank dari atas?
masalahnya topic ini sudah terlalu sering di bahas, dan akhirnya masing2 punya pilihan sendiri toh :)sepertinya jadi debat tidak berguna lagi :)
LOCK!!!!
Sobat Ryu, bagaimana agar dialog ini jadi berguna.? saya tidak melihat posting dari posting ini ada yang di debatkan.? mereka bertanya saya menjawab, dan belum ada kata dan kalimat yang menohok ke sentimen negativ toch.?
masalahnya topic ini sudah terlalu sering di bahas, dan akhirnya masing2 punya pilihan sendiri toh :)sepertinya jadi debat tidak berguna lagi :)
LOCK!!!!
Sobat Ryu, bagaimana agar dialog ini jadi berguna.? saya tidak melihat posting dari posting ini ada yang di debatkan.? mereka bertanya saya menjawab, dan belum ada kata dan kalimat yang menohok ke sentimen negativ toch.?
Anda berjalan dipantai dan melihat sesuatu yang berkilat-kilat terkena sinar matahari, anda memungutnya, suatu benda logam kecil, bulat dan permukaannya dilapisi kaca. Anda memerhatikan ada suara tik-tik-tik, dan anda melihat di balik kaca itu ada gigi-gigi, per, sekrup dan tanda-tanda ukuran. Semua benda itu digabungkan dengan tepat dan kompak. Nah, apakah benda itu.? Dan bagaimana proses keberadaannya.?. Apakah karena hasil dari gelombang yang tak terbilang banyaknya yang melandai pantai, mengerus karang jadi pasir yang kemudian dibentuk kembali oleh angin dan kemudian menghasilkan konfigurasi yang bergerak dengan sangat tepat itu.?
bukankah lebih bijaksana bila melihat objek adalah apa adanya, atau bila ingin mengetahui secara jelasnya yaitu dengan melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung, daripada membuat kesimpulan dan asumsi bagaimana semua ini bisa terjadi
seperti contoh analogi iniQuoteAnda berjalan dipantai dan melihat sesuatu yang berkilat-kilat terkena sinar matahari, anda memungutnya, suatu benda logam kecil, bulat dan permukaannya dilapisi kaca. Anda memerhatikan ada suara tik-tik-tik, dan anda melihat di balik kaca itu ada gigi-gigi, per, sekrup dan tanda-tanda ukuran. Semua benda itu digabungkan dengan tepat dan kompak. Nah, apakah benda itu.? Dan bagaimana proses keberadaannya.?. Apakah karena hasil dari gelombang yang tak terbilang banyaknya yang melandai pantai, mengerus karang jadi pasir yang kemudian dibentuk kembali oleh angin dan kemudian menghasilkan konfigurasi yang bergerak dengan sangat tepat itu.?
bagaimana jika orang yg menemukan benda itu adalah manusia jaman batu? yg malah berasumsi benda tersebut memiliki kekuatan gaib didalamnya dan digerakkan oleh mahluk penunggu, ini salah satu cara berasumsi juga, yah mending kalo anda memang tau itu benda apa dan paham cara pembuatan dan cara kerjanya
lah kalo ngga? apakah anda malah akan berasumsi yg lebih aneh-aneh lagi, nah ini lah yg akhirnya menjadi kepercayaan yg lama kelamaan diyakini secara total sebagai suatu kebenaran
Maksud tante yang lain itu sudah tahu atau senang bermain2 dengan ciptaannya?
Sekedar masukan... :))
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8018.0
Namo Buddhaya ... _/\_ ...
dari artikel diatas tak satupun yg membuktikan adanya Tuhan secara nyata dan rasional, secara logis maupun ilmiah
semuanya hanya argumen, pemikiran dan kemungkinan semata....
dan hal itu jelas-jelas tak cukup untuk dapat diterima oleh pikiran rasionalitas ..........
sejujurnya memang blm semua dhamma dapat saia telusuri secara ilmiah, terutama dari kisah-kisahnya
namun berbeda dengan yang diungkapkan dalam agama samawi, yang dengan jelas sekali telah melenceng jauh dari rasionalitas, sejauh ini hanya dhamma lah yang paling bisa diterima dari sisi rasionalitas dan logika saia
sejak sd,smp,sma saia sekolah di sekolah K, dlu lumayan sering ke G juga, bahkan pernah dibaptis
tapi ternyata semua mengecewakan sekali, benar-benar melenceng dari rasionalitas
setidaknya dalam dhamma, tak satupun yg keluar dari pemahaman rasionalitas saia, mungkin bbrp tak dapat saia jelaskan, itu karena memang saia sadari belum saia pahami, tapi tak keluar dari pemahaman rasionalitas
namun tingkat pemahaman tiap org kan berbeda, mungkin anda paham tentang hal tsb, dan saia sendiri lebih dapat menerima dhamma dari sisi rasionalitas saia, jadi saia rasa itu fair saja, deal?
sejujurnya memang blm semua dhamma dapat saia telusuri secara ilmiah, terutama dari kisah-kisahnya
namun berbeda dengan yang diungkapkan dalam agama samawi, yang dengan jelas sekali telah melenceng jauh dari rasionalitas, sejauh ini hanya dhamma lah yang paling bisa diterima dari sisi rasionalitas dan logika saia
sejak sd,smp,sma saia sekolah di sekolah K, dlu lumayan sering ke G juga, bahkan pernah dibaptis
tapi ternyata semua mengecewakan sekali, benar-benar melenceng dari rasionalitas
setidaknya dalam dhamma, tak satupun yg keluar dari pemahaman rasionalitas saia, mungkin bbrp tak dapat saia jelaskan, itu karena memang saia sadari belum saia pahami, tapi tak keluar dari pemahaman rasionalitas
namun tingkat pemahaman tiap org kan berbeda, mungkin anda paham tentang hal tsb, dan saia sendiri lebih dapat menerima dhamma dari sisi rasionalitas saia, jadi saia rasa itu fair saja, deal?
Reenzia, harus saya akui Anda termasuk pe Dialog Ulung.! Saya bangga dengan Ungkapan Jujur dan Bijaksana ANDA. Yah.. satu sisi Anda sudah benar dalam hal Rasionalitas, tapi perlu di tambah lagi buat hal Transenden ini, karena sangat terbantu buat meditasi kita.
Menurut tante, "yang lain" itu sebenarnya sekarang lagi ngapain, trus menurut tante berarti semua bencana itu juga keteraturan ya untuk memusnahkan ciptaannya? kok terdengar seperti psikopat yang senang bermain2 dengan ciptaannya :))Maksud tante yang lain itu sudah tahu atau senang bermain2 dengan ciptaannya?
Ryu, rupanya pertanyaan Anda terlewatkan ya.? Apa seh maksud pertanyaannya bila bisa diperjelas please.
Bukti-bukti Positif ;
Selama berabad-abad, para Filsuf dan orang Suci mengajukan berbagai-bagai petunjuk tentang keberadaan Tuhan. Sebagian orang menyebutnya "bukti atau argumen" (dalih). Mungkin yang paling terkenal adalah yang berasal dari St Thomas Aquinas, dan biasanya disebut sebagai "Lima Cara" atau "Lima Jalan".
Cara yang ditempuh ;
Thomas mengawali ke Lima Cara nya dengan "argumen gerakan". Kita juga dapat menyebutnya argumen dari "perubahan" atau "perkembangan". Mulainya dari suatu fakta sederhana segala sesuatu di dunia yang kita alami dan kita ketahui mengalami perubahan, bergerak dari potensi menjadi nyata. Segala sesuatu bergerak atau berubah. Namun, tak ada yang bergerak atau berubah sendiri. Semua yang bergerak pasti digerakan oleh sesuatu yang sudah bergerak. Namun, rangkaian pengerak itu tidak bisa dirunut mundur sampai tak terhingga. Pasti ada sesuatu permulaan yang tidak bergerak. Pengerak pertama (Prime Mover) yang tidak bergerak itu di sebut Thomas adalah Tuhan.
Cara Thomas yang kedua ; argumen penyebab efisien. Argumen ini sama dengan argumen yang pertama. Mulanya dengan memerhatikan bahwa setiap Akibat punya suatu Sebab. Namun, rangkaian sebab-akibat tidak dapat melampaui rangkaian gerak dalam hal ketidak-terhinggaannya. Namun, setiap Sebab dalam rangkaian itu tidak dapat dianggap sebagai permulaan yang paling ujung ; sebab, jika kita menyangkal adanya Akibat yang sekaligus Sebab, kita menihilkan seluruh rangkaian Akibat itu. Kita tidak dapat mundur Tak Terhingga merunut Sebab-Sebab, kita harus menempatkan suatu Argumen dasar tentang Sebab Pertama yang Tidak Ada Penyebabnya lagi, dan Sebab Pertama itu adalah Tuhan.
Cara yang Ketiga berdasarkan 1. Kemungkinan dan Keniscayaan. Kita memperhatikan semua hal berubah. Keberadaannya berasal dari suatu yang lain. Semua yang kita lihat di dunia ini tidak muncul tiba-tiba dari ketiadaan, melainkan berasal dari sesuatu Yang Lain, terkait dengan keberadaan sesuatu yang lain itu. Dan sekali lagi, 2. rantai asal muasal yang tak terhingga adalah Tak Terpikirkan, absurd. Tidaklah cukup menyatakan suatu rangkaian keberadaan, yang masing-masing dan semuanya, membutuhkan adanya suatu Sebab. Jika keberadaan-keberadaan bersifat bergantung pada yang lain, 3. maka harus ada keberadaan terakhir yanf Tidak Berubah dan Tidak Bergantung pada Yang Lain, namun, niscaya -berada dalam dan dari dirinya sendiri. Dan Keniscayan itu kita sebut Tuhan.1. dilihat lagi itu adalah kemungkinan, dari situ saja saya sudah dapat memprediksi kalimat selanjutnya tidak dapat dijadikan pegangan
Cara keempat berkenan dengan "derajat kesempurnaan", St Thomas memerhatikan bahwa kita semua menilai segala sesuatu punya tingkatan kesempurnaan lebih atau kurang dari yang lain. Kita mengatakan sesuatu Lebih Benar atau Kurang Benar, Lebih Bagus atau Kurang Bagus, dan sebagainya. Pengukuran semacam itu mengandaikan adanya suatu ukuran standard (baku) yang mutlak. Suatu pita pengukur tentu menunjukan jarak diantara kedua ujung. Kadarnya mungkin dalam inchi(atau sentimeter),kaki, atau meter, atau mil (kilometer) di cantumkan pada pita itu berkaitan dengan standar yang mutlak atau konstan(tetap). Ini berlaku untuk segala kualitas. Namun, pasti ada semacam Standard yang Sempurna yang merupakan dasar pengukuran segala kualitas itu, Dan kepenuhan segala kesempurnaan itu kita sebut Tuhan.
Cara yang Kelima, adalah "argumen rancangan" atau "finalitas"
Cara Kelima ini. Bagi Charles Darwin dan Thomas, alam mengikuti hukum besi tertentu dan mengejar tujuan tertentu dalam tatanan yang teratur dan dapat diramalkan. Sekalipun dalam Darwinisme alam mengikuti suatu proses seleksi ; yang terkuat akan bertahan. Semuanya ini menyiratkan adanya tujuan, tatanan, standar dan akhir.
Pencipta itu Tuhan
makanya walau bagaimanapun orang berusaha menggambarkan Sosok " Yang Lain" tidak akan ada yang benar2 benar, kebanyakan pastinya punya kebenaran argumen sendiri dan itu masih dapat di bantah :))
"Johan saceng mode=on"
Pertanyaan :
Kenapa harus Tuhan?
Karena ini BRAND udah lama dan mantep... taukah bertapa besarnya membangun suatu BRAND?
Kebaikan di identikan dengan Tuhan kejahatan di identikan dengan Setan kenapa?
Memang jawaban ini tidak memuaskan.... tetapi begitulah kehidupan... BOSS IS ALWAYS RIGHT!
Apabila manusia punya kehendak bebas, apa kerja Tuhan selama ini? Menonton? mengatur? Menghakimi? Menghidupkan?
Itu kan semua disesuaikan BESARNYA PASAR, dan SEGMEN nya PASAR... selama pasar menginginkan...
Apabila Tuhan ada, apakah Tuhan menyesal menciptakan manusia?
Kalau itu gw ngak bisa jawab...yg menciptakan.....
Tapi kalau ada yg MULUS2 spt di foto Ryu... bisa gw BUKTIKAN gimana menciptakan manusia...
walaupun tidak sekali nyoba langsung berhasil..........
Tahun berapa Tuhan itu menciptakan semuanya? ;D
Tidak ada cacatan... karna TUHAN lupa menciptakan komputer (MIS) sebelum menciptakan manusia
Apa Tuhan sudah Lapor RT/RW ketika hendak menciptakan?
Kelihatannya ngak .... para2 RT/RW juga sedang sibuk menciptakan....
Apakah Tuhan itu berkeluarga?
Ya keluarga besar tuh.... banyak bidadarinya.... sayang gw ngak kebagian...
Apakah Tuhan itu adanya di Surga?
Ya tidaklah.... setiap hari makan pecel kan bosan.... pindah2 deh DIA...
Apakah di surga ada TV LCD super mega yang terhubung kedunia?
Merk apa TV LCD nya kalau boleh tahu?
Ngak ada... karna disana ngak ada services center....
Para malaikat yang menghibur Tuhan itu Pakai alat musiknya apa saja?
Yang paling baik adalah alat musik GESEK! karna mutu suaranya paling indah!
Apa cantik2 malaikatnya?
Jelas cantik lah... mana ada produk yg PACKAGINGNYA ngak NGEHHHH
Mohon bersabar ya menjawabnya thanks, nanti kalau bisa menjawab nanti di kasih GRP ;D
"Johan saceng mode=off"
;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D
Adakah yang bisa mengatakan bahwa seorang Buddhisme bila berbicara tentang Tuhan maka orang itu bukanlah Buddhisme.?
Apakah yang Tidak Membicarakan Tuhan, lebih Buddhisme dari sdr/i nya yang juga adalah sesama Buddhisme.? ^:)^
_/\_
Adakah yang bisa mengatakan bahwa seorang Buddhisme bila berbicara tentang Tuhan maka orang itu bukanlah Buddhisme.?
Apakah yang Tidak Membicarakan Tuhan, lebih Buddhisme dari sdr/i nya yang juga adalah sesama Buddhisme.? ^:)^
_/\_
Adakah yang bisa mengatakan bahwa seorang Buddhisme bila berbicara tentang Tuhan maka orang itu bukanlah Buddhisme.? Seorang Buddhisme mau ngomong tuhan atau tidak bukan masalah yg penting. Yang paling penting pengertianya. PENGERTIAN BENAR--Ini baru bisa dibilang seorang buddhis
Apakah yang Tidak Membicarakan Tuhan, lebih Buddhisme dari sdr/i nya yang juga adalah sesama Buddhisme.? ^:)^ tentu tidak. Tidak ada yg tabu untuk membicarakan tuhan atau tidak dalam buddhisme. Hanya seseorang harus memiliki dasar pengertian benar dengan cara membuktikan bukan berteori saja
_/\_
Upasaka Posting ; Artikel Anda menarik... Namun tetap saja belum mampu menyanggah Konsep Buddhisme mengenai anatta, bahkan tidak pula sampai mengguncangkannya dari sisi penalaran...
Sama sekali saya tidak ada kemampuan untuk "mengguncangkannya", lantas terpaksa saya memakai kata ;
U = ntung
S = aya
A = pa.
;D
Upasaka Posting ; Artikel Anda menarik... Namun tetap saja belum mampu menyanggah Konsep Buddhisme mengenai anatta, bahkan tidak pula sampai mengguncangkannya dari sisi penalaran...
Sama sekali saya tidak ada kemampuan untuk "mengguncangkannya", lantas terpaksa saya memakai kata ;
U = ntung
S = aya
A = pa.
;D
Maksud saya, konseptional artikel Anda itu belum mampu memberikan satu cara pandang baru yang berbeda dari selama ini mengenai konsep anatta di Buddhisme... :)
[at] sis sukma
hemmm...maap untuk bbrp artikel terakhir ini saia kurang bs menangkap apa isinya....
soalnya panjang buanggeet...jd binun mo comment apaan...
yg dikasi artikel terus sih....ini artikelnya sis sukma yg tulis sndr ato cuma copas saja?
kalo copas, kenapa tak sekali-sekali anda mengutarakan pendapat sendiri saja?
yg pasti dari sudut rasional, saia tak menangkap apa yg bisa dijadikan alasan kuat
bahwa si Tuhan memang nyata adanya....
[at] sis sukma
nah..kebenaran yg anda sebutkan diatas, seperti moral, norma, kebudayaan, tradisi, trend, adat istiadat, dan itu semua kan adalah kebenaran konvensional yang terbentuk dari hubungan sosial manusia, bukannya kebenaran hakiki
kebenaran konvensional tsb tidak mutlak
tiap jaman, daerah, kebiasaan, lingkungan, budaya membentuk kebenaran konvensional
yang berbeda sesuai dengan tingkat intelegensi, dan kebiasaan dilingkup masyarakat itu sendiri
special thankz untuk xuvie atas refrensi vocab saia :))
Nah, sekarang ini banyak orang menyatakan bahwa ada perilaku-perilaku tertentu yang sudah biasa terjadi dimana- mana dan terutama dikalangan masyarakat Barat. Misalnya banyak orang mendustai pasangan hidupnya, memalsukan angka laporan pajak, dan bahkan merencanakan pemusnahan bayi mereka yang masih dalam kandungan.
Apakah mereka ini sungguh tahu bahwa mereka melakukan hal yang SALAH.? Jawabannya aku yakin ; YA.!
14/11/08 16:22
Gereja: Tidak Ada Komuni Bagi Pendukung Obama
Columbia, Carolina Selatan (ANTARA News) - Seorang pendeta Gereja ka****k Roma di Carolina Selatan berkhotbah pada jemaatnya bahwa mereka tidak boleh menerima Komuni Suci jika mereka memilih Barack Obama karena Presiden terpilih dari Partai Demokrat itu mendukung aborsi dan menyebut ka****k pendukung Obama telah bekerjasama dengan iblis.
Pendeta Jay Scott Newman mengatakan dalam satu surat yang ditujukannya Minggu kepada para jemaat Gereja ka****k St. Mary, Greenville, bahwa mereka telah menaruh jiwanya dalam bahaya besar jika menghadiri Komuni Suci tanpa melakukan dulu "pengakuan dosa" karena telah memilih Obama.
"Bangsa kita telah memilih politisi pendukung aborsi paling radikal selama karirnya di Senat dan kampanye presidensialnya, sebagai pemimpin negara ini," tulis Jay yang menyebut nama Obama secara penuh, termasuk nama tengah presiden AS baru itu, Hussein.
Memilih politisi proaborsi saat ada alternatif prokehidupan yang lebih terpercaya, sama artinya bekerjasama dengan iblis, dan jemaat ka****k yang mendukung politisi itu telah menempatkan dirinya berada di luar Komuni penuh Gereja ka****k dan akan menghadapi hukum Tuhan, tegasnya.
"Orang yang berada dalam kondisi seperti itu tidak boleh menerima Komuni Suci sampai dia berekonsiliasi dengan Tuhan di bawah Sakramen Pengakuan Dosa. Jangan sampai mereka memakan dan meminum kutukannya sendiri," kata Pendeta Jay.
Sepanjang kampanye Pemilu 2008 ini, uskup-uskup bersuara jauh lebih nyaring mengenai aborsi dibanding empat tahun sebelumnya.
Mereka mendesak para politisi dan pemilih ka****k menempatkan isu aborsi sebagai bahan pertimbangan terpenting dalam merumuskan kebijakan dan menentukan kandidat mana yang boleh dipilih.
Sejumlah kecil pemuka gereja bahkan menyebut para jemaat telah merusak jiwa suci mereka jika memilih kandidat yang mendukung aborsi.
Namun, para uskup berbeda pendapat dalam soal apakah para pengambil kebijakan dan pemilih ka****k dilarang menerima Komuni jika mereka tidak mengikuti ajaran gereja mengenai aborsi.
Sebenarnya, masing-masing uskup mempunyai kebijakannya sendiri-sendiri, tergantung paroki atau lingkup keuskupannya.
Dalam pertemuan tahunan lalu, para uskup Gereja ka****k AS dengan sangat jelas menentang kebijakan Obama yang mendukung hak-hak warga negara untuk melakukan aborsi.
Tetapi, berdasarkan jajak pendapat nasional, 54 persen orang ka****k justru memilih Obama yang adalah seorang pemeluk Protestan.
Sementara di Keresidenan Greenville --secara tradisional dikenal salah satu diantara wilayah-wilayah paling konservatif-- 61 persen pemilih memberikan suaranya kepada kandidat Republik, sedangkan Obama hanya mendapat 37 persen.
"Larangan mengikuti Komuni bukanlah upaya partisan. Kalaupun kandidat Republik yang proaborsi dan kandidat Demokrat yang justru prokehidupan, apapun yang telah saya tuliskan tak akan berubah," tandas Jay.
Pada Pemilu 2004, kalangan ka****k konservatif mengkritik kandidat Demokrat John Kerry karena mendukung aborsi, dan tidak sedikit yang mengingatkan John untuk tidak menerima Komuni Suci karena pandangannya berseberangan dengan ajara gerejani.
Namun, Biarawati Mary Ann Walsh, juru bicara untuk Konferensi Uskup ka****k AS justru mengatakan dia tidak mendengar gereja-gereja lain akan mengambil posisi anti kemenangan Obama seperti ditunjukkan Pendeta Jay.
Bahkan, sebuah kelompok ka****k Demokrat yang berpusat di Boston menyebut larangan menerima Komuni Suci itu terlalu ekstrem.
"Romo Newman keterlaluan. Dia bertindak di atas kewenangan parokinya dengan mengatakan apa yang dikerjakannya benar. Sayang, dia telah mengorbankan kepentingan para jemaat yang telah memilih Senator Obama dan Biden. Akan ada risiko spiritual akibat perkataannya itu," komentar kelompok itu.
Sebaliknya, seorang pria yang selama 18 tahun setia menjadi jemaat Gereja St. Mary menyambut pesan Newman dan memperkirakan larangan itu akan mengilhami diskusi lebih mendalam mengenai aborsi di gerejanya.
"Saya tak bisa memahami seseorang yang mengaku kr****n, khususnya ka****k, lalu memilih kandidat yang pro aborsi. Kalian sedang membicarakan pembunuhan anak tidak berdosa," kata Ted Kelly (64) yang dalam sisa hidupnya mengabdikan diri sebagai relawan untuk gereja St. Mary. (*)
Moral bukanlah semata-mata suatu masalah preferensi pribadi. Sedikit sekali orang yang dapat menerima pembunuhan berantai atau perkosaan sebagai suatu gaya hidup alternatif. Namun, setiap kecaman atas tindakan-tindakan ini memerlukan pengertian tentang suatu Standard Universal yang sudah pasti. Setiap pengakuan atas hak-hak asasi dan kewajiban manusia lintas budaya se-bumi mengandaikan pengakuan atas hak dan kewajiban dasar yang dinyatakan oleh Penguasa Tertinggi. Dan Penguasa itu di sebut orang "Tuhan".
Nah, sekarang ini banyak orang menyatakan bahwa ada perilaku-perilaku tertentu yang sudah biasa terjadi dimana- mana dan terutama dikalangan masyarakat Barat. Misalnya banyak orang mendustai pasangan hidupnya, memalsukan angka laporan pajak, dan bahkan merencanakan pemusnahan bayi mereka yang masih dalam kandungan.
Apakah mereka ini sungguh tahu bahwa mereka melakukan hal yang SALAH.? Jawabannya aku yakin ; YA.!
Mereka tahu pada kadar tertentu, melakukan hal-hal yang SALAH. Aku kenal beberapa orang yang berbohong, bahkan biasa berbohong ; namun, pembohong yang paling hebat sekalipun tidak mau dibohongi oleh orang lain. Banyak orang berselingkuh ; tetapi orang yang paling sering selingkuh pun tidak mau di balas dengan di khianati. Para penipu pajak tidak ingi di dustai orang lain. Dan tidak seorang pelaku aborsi pun yang menginginkan peralatan yang di gunakan untuk aborsi itu memotong anggota badan atau bagian tubuhnya yang Vital. Maka mereka yang bertindak melawan kaidah moral yang paling dasar pun tetap berpegang pada kaidah-kaidah itu terhadap hal-hal yang melawan dirinya, dan berdasarkan rasa keadilan yang paling dalam. Mereka mungkin bertindak tidak adil, tetapi mereka itu tetap mengharapkan orang lain berlaku adil pada mereka.
Bukanlah suatu kebetulan bahwa pembunuhan, pencurian, dusta, dan perzinahan ada diantara dosa-dosa yang terlarang di dalam Sepuluh Perintah Allah, yaitu Hukum Dasar yang diberikan Allah kepada Musa di Gunung Sinai. Namun tidak ada warna yang khas dalam Hukum-Hukum ini, bukan warna yang khas "Yahudi" dan juga bukan khas "Christiani". Hukum-Hukum itu berlaku Umum, Universal.
Ada orang yang meragukan adanya kemungkinan Norma-Norma yang berlaku Universal. Namun, pernyataan-pernyataan dasar mereka, seperti alasan yang melawan logika bersifat kontradiktif (melawan diri sendiri)
Yang saya mau bahas pada kalimat yang di bold biru ini, dari mana bisa terjadi kesepakatan tanpa diatur di seluruh bumi dalam hati nurani si manusia.? apakah karena hukum sebab-akibat.? atau adakah kekuatan "Yang Lain"?
Oh..,malah saya tidak berpikiran masuk ke koridor Anatta di Buddhisme...saya hanya mau berdiri diatas Kebenaran Universal dengan Ajaran Buddhisme, maka judulnya pun "Yang Lain",serta dari awal sengaja saya masukan ilmu Filsafat baik Barat mau pun akhirnya saya pilih Filsafat dari India demi go back to the basic nya kebudayaan Hindu nya Sang Buddha Gautama :) , paling tidak bila berbicara nama Tuhan, saya tidak sendirian lagi khususnya di thread ini.
Contoh ;
Ketika orang mengunjungi kamp pembantaian di Auswitch, orang-orang tidak tersenyum dan berkata ; "Para Algojo Auswitch itu mempunyai nilai-nilai yang berbeda dengan ku. Dunia ini memang sangat kejam!". Tidak.! mereka berkata "Itu jahat sekali". Seseorang tak perlu mengadakan telaah untung-rugi untuk mengecam pembunuhan dan tindakan sadis yang bersifat massal itu. Darah para korban sepertinya berseru-seru meminta keadilan dari tempat-tempat itu.
Orang biasanya akan segera mengenali mana yang JAHAT, walaupun mereka lamban mengakui Kebaikan. Orang bisa saja melihat suatu tindakan yang tampaknya bersifat kepahlawanan dan membayangkan adanya motif yang mementingkan diri sendiri atau sebaliknya -hasrat untuk menjadi terkenal, keinginan untuk mendapat pujian, tetapi sedikit sekali orang yang lamban mengecam sesuatu yang Jahat, tapi sangat cepat Claim Tuhan itu tidak ada, mana keadilan, etc ^:)^
Secara naluri kehewanan, seekor singa yang buas tidak akan membunuh sesama saudara sendiri.Maap mengecewakan bro sebagai pecinta singa hehe :D
Bukti-bukti Positif ;
QuoteSecara naluri kehewanan, seekor singa yang buas tidak akan membunuh sesama saudara sendiri.Maap mengecewakan bro sebagai pecinta singa hehe :D
bunuh-bunuhan dan kanibalisme di kalangan singa juga udah biasa bro. Terutama membunuh singa jantan yg masih kecil yg di masa depan bs menjadi pesaing. Begitu pula jika singa jantan dewasa kelaparan. Bahkan terkadang singa betina menjadi inceran.
Makanye aye lebih suka harimau. Koq jd bahas wild-life yak :)) :hammer:
kalau laba2 yang baru lahir dan memakan induknya?
:hammer:
kalau laba2 yang baru lahir dan memakan induknya?
:hammer:
Wew... Yang saya tahu, laba-laba jantan yang dimakan oleh laba-laba betina setelah selesai resepsi pernikahannya. ^-^
Makanya berkebalikan dr tesis 'cogito ergo sum', saat 'aku' ini tidak berpikir.. ya tidak ada 'aku'.. buddhism banget tuh heheh ;D
Setuju, pertama dgn adanya konsep 'aku' ya kemudian muncul konsep 'yang lain' dalam upaya menjawab misteri yg ada..
yg bermain itu kan 'aku' ;)
Utk bold biru underlined:
Mungkin saya salah..............
Saya melihat ujung2nya adalah,
Hati nurani sebagai pengejawantahan/emanasi/pancaran - Yang lain/ Tuhan / Allah/ Realitas Mutlak- sebagai "Kasih".
[at] Sukma
jadi menurut anda ada suatu hukum yg mempunyai kebenaran universal.
dan tentunya hukum tersebut tidak dapat diciptakan oleh peradaban. melainkan hanyalah oleh tuhan.
begitu?
kalao mo melihat pendapat saya,
"Agama telah gagal, anda menyadari gak, dari sejak jaman batu ampe sekarang tetep aja ada yg namanya penjahat."
dan bagaimana pendapat anda dengan pendapat i yg satu ini :D
"Dunia sebenarnya lebih baik bila sebelumnya tidak pernah ada istilah Tuhan"
bisa bisa nanti orang membunuh+dipenjara=two wrong :)) =))
kalau disanggah dengan Free will memang benar, agama mempunyai alibi,
tapi yg saya pertanyakan, fungsi agama itu sendiri (disini K,I, dan Buddha pun termasuk) telah berdiri cukup lama.
tetapi apa yg dihasilkan? tidak jauh berbeda dengan sebelum ada agama.
dan mengenai hukum tersebut, kalau kita berandai2, bila Tuhan tidak pernah disebut2. memangnya manusia tidak dapat membuat hukum sendiri?
:P yup i absen beberapa hari, tapi sempet liat2 yg ketinggalan dan keknya kebanyakan cuma bahan2 tuk diskusi ini aja. seperti bahan referensi doank tentang cara "mengikuti" diskusi ini.
tapi permasalahan intinya gak kentara jelas di jabarkan disini.
aga·ma n ajaran, sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kpd Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yg berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya: -- Islam; -- kr****n; -- Buddha;
-- samawi agama yg bersumberkan wahyu Tuhan, spt agama Islam dan kr****n;
ber·a·ga·ma v 1 menganut (memeluk) agama: saya ~ Islam dan dia ~ kr****n; 2 beribadat; taat kpd agama; baik hidupnya (menurut agama): ia datang dr keluarga yg ~; 3 cak sangat memuja-muja; gemar sekali pd; mementingkan: mereka ~ pd harta benda;
ke·ber·a·ga·ma·an n perihal beragama;
meng·a·ga·ma·kan v menjadikan sbg penganut atau pemeluk suatu agama;
ke·a·ga·ma·an n yg berhubungan dng agama
Quoteaga·ma n ajaran, sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kpd Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yg berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya: -- Islam; -- kr****n; -- Buddha;
-- samawi agama yg bersumberkan wahyu Tuhan, spt agama Islam dan kr****n;
ber·a·ga·ma v 1 menganut (memeluk) agama: saya ~ Islam dan dia ~ kr****n; 2 beribadat; taat kpd agama; baik hidupnya (menurut agama): ia datang dr keluarga yg ~; 3 cak sangat memuja-muja; gemar sekali pd; mementingkan: mereka ~ pd harta benda;
ke·ber·a·ga·ma·an n perihal beragama;
meng·a·ga·ma·kan v menjadikan sbg penganut atau pemeluk suatu agama;
ke·a·ga·ma·an n yg berhubungan dng agama
quote diatas dari KBBI mengenai Agama.
dan dimana Christian telah membangun agama, sama saja bertanya dimana Christian membangun iman.
entahlah, anda yg tidak bisa melihat jawaban saya
atau
saya yang tidak bisa melihat pertanyaan anda
mungkin bisa dijelaskan pertannyaannya
yg ini
"Tunjukan kepada saya, bahwa Tuhan Telah Membangun satu Agama di lihat dari pondasi Christian"
hatRed, belum perlu lari ke Alkitab hanya untuk berbicara tentang Tuhan _/\_
Saya mau counter posting anda yang dibawah ini ;
hatred ;
kalau disanggah dengan Free will memang benar, agama mempunyai alibi,
No way, agama mana seh yang bisa melumpuhkan Free Will saya sebagai manusia.? Non sense.! Jadi jawaban “agama punya Alibi” salah.! :'(
hatred ;
tapi yg saya pertanyakan, fungsi agama itu sendiri (disini K,I, dan Buddha pun termasuk) telah berdiri cukup lama.
tetapi apa yg dihasilkan? tidak jauh berbeda dengan sebelum ada agama.
Pertanyaan diatas sama juga saya balikan apa seh yang di hasilkan dari Dhamma Buddha tentang 8 Jlan Arya.? Toch tidak jauh berbeda dengan sebelum Sang Buddha Gautama membabarkan Dhamma Buddha . Apa yang di hasilkan.? Seharusnya hatred harus mengungkapkan bahwa Ajaran Buddha bukan Agama.
hatRed
dan mengenai hukum tersebut, kalau kita berandai2, bila Tuhan tidak pernah disebut2. memangnya manusia tidak dapat membuat hukum sendiri?
Kesepakatan nurani manusia se bumi apa bisa di buat hukumnya oleh manusia dari puluhan abad lalu di mana belum ada Short Massage Service selular hand phone.?
apa sudah ada trend nya dan di sepakati keluhan itu sama sampai di kampung kelahiran Sang Buddha Gautama.?
orang2 yg percaya Tuhan
[at] bro hendra
mettacittena
_/\_
Mungkin saya salah..............
Saya melihat ujung2nya adalah,
Hati nurani sebagai pengejawantahan/emanasi/pancaran - Yang lain/ Tuhan / Allah/ Realitas Mutlak- sebagai "Kasih".
Yup.! Anda tidak salah, dan lazimnya di Buddhis di sebut juga "Yang Mutlak", bagi yang kebetulan suka Filsafat tentunya tidak sulit melihat apa yang terungkapkan di Filsafat Krisna dan bagaimana pergumulan dia dalam menempatkan kembali Filsafat Klasik India di dunia Modern ini. Lihat, mayoritas bangsa India yang beragama Hindu di mana sangat aneka warna agama Hindu ini dalam perkenalan dengan nama Tuhan ini, oleh si cendikiawan Krisna melalui pencerahan Filsafat nya telah menempatkan porsi Tuhan di lihat dari sisi manusianya. Wonderful.!
sejak belasan abad lalu, di mana komunikasi sangat sangat tidak bisa diandalkan, pada masa-masa itu ; tanpa ada nya kesepakatan bersama untuk membangun hukum, tapi, pada prinsipnya manusia baik di Yunani mau pun di India di hati nurani masing-masing telah hadir suatu sikap penolakan bila sesuatu itu mengancam komunitas mereka, dan mereka akan bertahan bagi yang kuat, dan bagi yang lemah dan tertindas, hanya bisa mengungkapkan nurani mereka bahwa perbuatan pembunuhan itu "Kejam Sifat" nya, sikap ini yang saya maksud telah ada dan hadir pada si manusia baik dia di India atau pu Junani.
Semangat dari prinsip ini mengajarkan bahwa meskipun kita dijahati, kita tidak bisa membalas dengan kejahatan. Karena dengan melakukan kejahatan sebagai balasan atas tindakan kejahatan yang dilakukan pada kita, maka itu sama saja membenarkan adanya kejahatan. Jadi kalau kita sudah membalas yang jahat dengan yang jahat, what makes us any different dengan orang yang telah menjahati kita? Sekalipun pembalasan kita yang jahat tersebut sama nilainya atau lebih kecil nilainya dari kejahatan yang dilakukan terhadap kita namun tetap saja kita telah memberi pembenaran terhadap yang jahat, yang relatif hanyalah "nilai"-nya.Yup.. Sang Buddha sendiri tidak membenarkan pengikutnya untuk membalas kejahatan dgn kejahatan. Tp itu idealnya. Dan tidak semua orang bisa anda harapkan utk menerapkan hal yg sama meski ybs mengaku sebagai seorang buddhis. Begitu pula quote Anda di bawah ini :)
itu lah dunia manusia, karena manusia sangat lamban mengakui kejahatan yang di perbuatnya, namun, sangat dan terlalu cepat menunjuk kesalahan yang diterimanya dari orang lain, bahkan kebaikan juga di anggap yang jahat.... :oItu juga sudah wajar. Boleh dibilang fitrah manusia lah. Makanya bola mata 'diciptain' mengarah ke luar utk melihat ke luar <kesalahan orang laen>. Salahin aja Nyang ciptain, kenapa ngga bisa mengarah ke dalam juga biar lebih gampang melihat ke dalam diri dan introspeksi hehehe ^-^
Baik,menurut Iman Christian ; Tuhan tidak membangun Agama. baik itu Agama Christian.! Kumpulan manusia di luar pengikut Yesus menamakan kelompok pengikut Yesus adalah kelompok Christian, sekali lagi manusia yang menamakan sendiri.Kalau kita runut kembali ke belakang, tentu kaum kristiani meyakini bahwa Tuhan krn sengsara melihat penderitaan manusia dan juga janji-Nya, akhirnya menurunkan inkarnasi Dia dlm bentuk manusia yg disebut Jerry. ups.. :P :-[