//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: DHAMMA NATURE  (Read 1838 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
DHAMMA NATURE
« on: 24 August 2007, 10:18:30 AM »
DHAMMA NATURE

Suatu saat ketika sebuah pohon buah-buahan sedang berbunga, angin sepoi-sepoi basa meniup dan menghamburkan kumpulan bunga-bunga tersebut keatas tanah. Beberapa pucuk bunga masih menempel dan tumbuh terus menjadi buah kecil berwarna hijau. Kemudian … angin bertiup dan beberapa buah kecil itupun jatuh! Sedangkan buah-buah kecil lainnya yang masih melekat, tetap tumbuh menjadi buah yang hampir masak, atau bahkan … beberapa yang lainnya sudah masak, namun akhirnya … toh, mereka jatuh juga ke tanah!
   Demikian pula halnya dengan manusia. Seperti bunga-bunga dan buah-buahan yang berada dalam tiupan angin; mereka pun “jatuh”, dalam masa-masa kehidupan yang berbeda. Beberapa orang meninggal dunia ketika mereka masih dalam kandungan, yang lainnya meninggal dunia hanya beberapa hari setelah kelahirannya. Beberapa orang tetap hidup selama beberapa tahun dan kemudian meninggal dunia, tanpa mencapai kedewasaan. Ada pula laki-laki atau perempuan yang meninggal dunia dalam masa remajanya. Sedangkan yang lainnya mencapai usia tua yang matang sebelum mereka meninggal dunia …
   Apabila direfleksikan terhadap manusia, sifat alamiah dari buah-buahan yang berada dalam tiupan angin tersebut, keduanya sangat tak menentu.
   Ketaktentuan ini dapat dilihat pula dalam kehidupan vihara. Beberapa orang dating ke vihara dan bermaksud menjadi bhikkhu, akan tetapi … kemudian pikirannya berubah dan … pergi! Beberapa orang pergi dengan kepala yang telah di cukur licin, … sedangkan yang lainnya setelah menjadi samanera. Beberapa bhikkhu hanya melewatkan 1 kali vassa, kemudian lepas jubah. Mirip buah-buahan yang terkena angin; semua sangat tak menentu.
`   Pikiran kita pun demikian; sebuah kesan mental muncul, menyeret dan menarik pikiran. Kemudian … pikiran itu ’jatuh’ seperti buah-buahan di atas.
   Hal ini adalah sifat alamiah dari segala sesuatu yang berkondisi. Tidak ada satu kekuasaan pun yang mampu memegang fenomena yang muncul agar tidak berubah atau lenyap!

Bahan :
Bodhinyana, A Collection of Dhamma Talks oleh The Venerable AJAHN CHAH.

***

Terdapat suatu perbedaan yang nyata, antara menerima kebenaran ketidakkekalan (Anicca) di dalam pikiran atau mengakuinya melalui ‘lidah’, dengan benar-benar menyadari ketidakkekalan secara kontinyu di dalam hati.
Masalahnya, secara intelektual, seseorang mungkin saja menerima ketidakkekalan sebagai suatu kebenaran yang sahih, namun secara emosional mereka sering kali tidak mengakuinya, khususnya dalam hal ‘AKU’ dan ‘MILIKKU’ …!

Bahan :
Buddhism Explained oleh PHRA KHANTIPALO

DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR
16 Juni 1988

 _/\_
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

 

anything