//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka  (Read 72205 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #15 on: 22 May 2010, 07:30:44 PM »
Yang bisa menyangkal? Ada. Sang Buddha.
Dengan menjawab Sang Buddha, artinya bro sendiri belum mampu menyangkalnya bukan ?

Artinya pernyataan itu memang benar adanya bukan ?
saya jadi makin bingung.

awalnya kan bro bertanya,

Quote
Kutipan

Hudoyo Hupodio :
Hanya seorang arahat memahami anatta sebagai pengalaman
eksperiensial. Yang lain hanya bisa memahami anatta sebagai
kepercayaan/iman belaka.
***

Ini FAKTA nya bukan ?

Ada yang mampu menyangkalnya ?

yah itu, sudah saya kasih kutipan sangkalannya tulisan Pak Hud dari Sang Buddha :)  *note: pendapat pak hud tidak sesuai dengan ajaran sang Buddha dan sudah disangkal dengan baik sekali oleh Sutta2x tersebut*
There is no place like 127.0.0.1

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #16 on: 22 May 2010, 07:38:13 PM »
Ikut nimbrung juga ah.... :)
Ajaran Buddha bukan mendasarkan ajarannya pada keyakinan atau iman.
Ajaran Sang Buddha mendasarkan Ajarannya pada pengalaman praktek, pengertian dan kebijaksanaan (practice, wisdom dan understanding)

Kalo boleh nambahin, saya rasa tidak masalah soal itu Om Suhu Guru Mbah Ki Fab yang baik.. _/\_
Kalau kita menilik arti dari kata belaka menurut KBBI:
Quote
be·la·ka adv 1 semuanya (tiada kecualinya): penghuni rumah itu perempuan --; 2 seluruhnya; sama sekali (tidak bercampur dng yg lain); semata-mata: perkataannya bohong --
Maka keyakinan itu bukan sesuatu yang perlu disematkan "belaka". Malah oleh Sang Buddha, keyakinan itu timbul melalui pengalaman dan keyakinan itu sendiri merupakan awal dari banyak faktor kusala (bermanfaat) lainnya. Jadi dalam beberapa cara, ajaran Sang Buddha justru berawal melalui keyakinan. Tetapi bukan keyakinan dogmatik. :)

_/\_
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #17 on: 22 May 2010, 07:47:07 PM »
Kalo menurut saya sih.. Arahant merealisasi anatta dalam pengalaman utuh sementara non-arahant masih dalam bentuk sepotong-potong. Sang Buddha tidak akan membuat pernyataan berbentuk dikotomi terpisahkan begitu saja tanpa solusi. Karena seorang arahant juga awalnya seorang awam belaka. Jadi tidak penting bagi Sang Buddha untuk membuat dikotomi demikian, melainkan lebih penting adalah bagaimana mencapai realisasi (pativedha) dari doktrin anatta sehingga seorang awam dapat menjadi arahant.

Anggaplah apa yang Bro HT quote itu benar, so what? ??? Apa point yang hendak disampaikan di situ? Sekadar pancingan debat intelektual antar sesama non-arahant?

saya paham maksud yg hendak anda sampaikan, tapi apa maksudnya sepotong-sepotong? apakah anatta sebagian? jasmani adalah tanpa diri kecuali bagian kepala, begitu?
Sepotong-sepotong dalam artian tidak/belum utuh. Misalnya, dilihat berdasarkan dasa samyojana (10 belenggu) sebagai standar mengukur tingkat pemahaman anatta, seorang anagami dan seorang arahat berbeda dalam belenggu yang telah dihancurkan. Seorang sekha seperti anagami pemahaman mengenai anatta secara teoritis (pariyati) mungkin telah sempurna, dan sedang dalam proses praktek mengikis keakuan (patipatti) tetapi belum menembus (pativedha) karena meski 5 belenggu lebih rendah telah dihancurkan, masih tersisa 5 belenggu lebih tinggi yang mengikat dirinya.
Sedangkan seorang arahat sempurna dan utuh dalam pariyati, patipatti dan pativedha terhadap doktrin anatta ini, tidak ada lagi belenggu apapun yang mengikatnya.
« Last Edit: 22 May 2010, 07:49:19 PM by Jerry »
appamadena sampadetha

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #18 on: 22 May 2010, 08:32:23 PM »

Sepotong-sepotong dalam artian tidak/belum utuh. Misalnya, dilihat berdasarkan dasa samyojana (10 belenggu) sebagai standar mengukur tingkat pemahaman anatta, seorang anagami dan seorang arahat berbeda dalam belenggu yang telah dihancurkan.

pemahaman tentang atta belenggu ke berapa?

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #19 on: 22 May 2010, 08:47:38 PM »
Ikut nimbrung juga ah.... :)
Ajaran Buddha bukan mendasarkan ajarannya pada keyakinan atau iman.
Ajaran Sang Buddha mendasarkan Ajarannya pada pengalaman praktek, pengertian dan kebijaksanaan (practice, wisdom dan understanding)

Kalo boleh nambahin, saya rasa tidak masalah soal itu Om Suhu Guru Mbah Ki Fab yang baik.. _/\_
Kalau kita menilik arti dari kata belaka menurut KBBI:
Quote
be·la·ka adv 1 semuanya (tiada kecualinya): penghuni rumah itu perempuan --; 2 seluruhnya; sama sekali (tidak bercampur dng yg lain); semata-mata: perkataannya bohong --
Maka keyakinan itu bukan sesuatu yang perlu disematkan "belaka". Malah oleh Sang Buddha, keyakinan itu timbul melalui pengalaman dan keyakinan itu sendiri merupakan awal dari banyak faktor kusala (bermanfaat) lainnya. Jadi dalam beberapa cara, ajaran Sang Buddha justru berawal melalui keyakinan. Tetapi bukan keyakinan dogmatik. :)

_/\_


Saya setuju bro Jerry yang baik, bahwa keyakinan tidak masalah, tetapi penekanan ajaran Buddha bukan pada "blind faith" seperti pada ajaran tetangga, penekanan ajaran Buddha adalah pada "pengalaman langsung" yang didasarkan pada latihan, tentu saja awalnya dari keyakinan, tetapi keyakinan belaka tidak memantapkan kita pada Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha, oleh karena itu Sang Buddha selalu menganjurkan kita untuk berlatih dan mengalami sendiri yang Beliau ajarkan.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #20 on: 23 May 2010, 12:12:13 AM »
yang jadi masalah adalah saddha tersebar di tipitaka,
tapi sering sekalo  dikaburkan dengan tuduhan bahwa tidak perlu ada saddha sama sekali karena saddha adalah iman.

saddha != iman. dan saddha dalam arti positif bisa membantu membawa pencerahan.
tuduhan orang-orang yang mengatakan tidak perlu ada keyakinan sama sekali itu gak beralasan.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #21 on: 23 May 2010, 08:18:05 AM »
yang jadi masalah adalah saddha tersebar di tipitaka,
tapi sering sekalo  dikaburkan dengan tuduhan bahwa tidak perlu ada saddha sama sekali karena saddha adalah iman.

saddha != iman. dan saddha dalam arti positif bisa membantu membawa pencerahan.
tuduhan orang-orang yang mengatakan tidak perlu ada keyakinan sama sekali itu gak beralasan.

Wayoh mudah-mudahan tulisan saya tidak menyebabkan salah pengertian nih bro. Iman yang saya tolak adalah iman yang dianggap membawa keselamatan, jadi saddha yang saya tolak adalah saddha dalam pengertian agama tetangga.

Saddha juga merupakan salah satu faktor yang perlu dan harus diseimbangkan dengan panna dalam meditasi. Jadi bila berdasarkan faktor saddha tanpa faktor panna dll maka ia bisa tersesat. Praktek yang dimaksud disini sudah termasuk kelima faktor kekuatan yaitu saddha, viriya, sati, samadhi, panna.

Wisdom dan understanding adalah panna dan nana seperti yang dimaksud dalam Dhammacakka Pavattana Sutta.

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #22 on: 23 May 2010, 10:53:48 AM »
AN 5.38
PTS: A iii 42

Saddha Sutta: Conviction

"For a lay person, there are these five rewards of conviction. Which five?

"When the truly good people in the world show compassion, they will first show compassion to people of conviction, and not to people without conviction. When visiting, they first visit people of conviction, and not people without conviction. When accepting gifts, they will first accept those from people with conviction, and not from people without conviction. When teaching the Dhamma, they will first teach those with conviction, and not those without conviction. A person of conviction, on the break-up of the body, after death, will arise in a good destination, the heavenly world. For a lay person, these are the five rewards of conviction.

"Just as a large banyan tree, on level ground where four roads meet, is a haven for the birds all around, even so a lay person of conviction is a haven for many people: monks, nuns, male lay followers, & female lay followers."
A massive tree whose branches carry fruits & leaves, with trunks & roots & an abundance of fruits: There the birds find rest. In that delightful sphere they make their home. Those seeking shade come to the shade, those seeking fruit find fruit to eat. So with the person consummate in virtue & conviction, humble, sensitive, gentle, delightful, & mild: To him come those without effluent — free from passion, free from aversion, free from delusion — the field of merit for the world. They teach him the Dhamma that dispels all stress. And when he understands, he is freed from effluents, totally unbound.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #23 on: 23 May 2010, 12:53:39 PM »
Menarik sekali diskusi dengan saddha ini, jadi saya ikutan nimbrung nih... :)

Menurut Upanisa Sutta (Samyutta Nikaya, Nidana Samyutta), dukkha yang ditimbulkan dari mata rantai ketidaktahuan (avijja) sampai dengan kelapukan dan usia tua (jaramarana) merupakan sebab yang mengkondisikan munculnya saddha, kemudian dari saddha memunculkan mata rantai yang lain hingga berakhirnya dukkha dengan pelenyapan kekotoran batin (asavakkhaya-nana). Berikut ini merupakan kutipan Upanisa Sutta tersebut:

Quote
"Ketidaktahuan (avijja) merupakan kondisi yang mendukung bagi Bentuk-bentuk pikiran (sankhara), Bentuk-bentuk pikiran (sankhara) merupakan kondisi yang mendukung bagi Kesadaran (viññana), Kesadaran (viññana) merupakan kondisi yang mendukung bagi Jasmani dan batin (namarupa), Jasmani dan batin (namarupa) merupakan kondisi yang mendukung bagi Enam landasan indera (salayatana), Enam landasan indera (salayatana) merupakan kondisi yang mendukung bagi Kontak (phassa), Kontak (phassa) merupakan Perasaan (vedana), Perasaan (vedana) merupakan kondisi yang mendukung bagi Nafsu keinginan (tanha), Nafsu keinginan (tanha) merupakan kondisi yang mendukung bagi Kemelekatan (upadana),Kemelekatan (upadana) merupakan kondisi yang mendukung bagi Kemenjadian (bhava), Kemenjadian (bhava) kemenjadian merupakan kondisi yang mendukung bagi Kelahiran (jati), Kelahiran (jati) merupakan kondisi yang mendukung bagi Penderitaan (dukkha).

Penderitaan (dukkha) merupakan kondisi yang mendukung bagi Keyakinan (saddha), Keyakinan (saddha) merupakan kondisi yang mendukung bagi kegembiraan (pamojja), kegembiraan (pamojja) merupakan kondisi yang mendukung bagi kegiuran (piti), kegiuran (piti) merupakan kondisi yang mendukung bagi ketenangan (passaddhi), ketenangan (passaddhi) merupakan kondisi yang mendukung bagi kebahagiaan (sukha), kebahagiaan (sukha) merupakan kondisi yang mendukung bagi pemusatan pikiran (samadhi), pemusatan pikiran (samadhi) merupakan kondisi yang mendukung bagi pengetahuan dan pandangan akan hal-hal sebagaimana adanya (yathabhutananadassana), pengetahuan dan pandangan akan hal-hal sebagaimana adanya (yathabhutananadassana) merupakan kondisi yang mendukung bagi kekecewaan (nibidda), kekecewaan (nibidda) merupakan kondisi yang mendukung bagi pelenyapan nafsu (viraga), pelenyapan nafsu (viraga) merupakan kondisi yang mendukung bagi pembebasan (vimutthi), pembebasan (vimutthi) merupakan kondisi yang mendukung bagi pengetahuan akan lenyapnya kekotoran batin (asavakkhaya-nana)."

Dalam sutta ini terdapat 2 jenis rumusan Paticcasamuppada (sebab akibat yang saling bergantungan). Yang pertama merupakan rumusan 12 nidana yang umum ditemukan dalam berbagai sutta, yang dimulai dari avijja sampai dengan dukkha (di sini jaramarana diganti dengan dukkha). Rumusan ini merupakan hukum sebab akibat yang menjelaskan munculnya dukkha. Yang kedua merupakan rumusan yang "positif" di mana dijelaskan tentang sebab akibat yang membawa pada akhir dukkha. Rumusan ini dimulai dari dukkha dan berakhir pada asavakkhaya-nana, yaitu kemampuan untuk melenyapkan kekotoran batin yang menunjukkan kemampuan batin seorang Arahat.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #24 on: 23 May 2010, 02:02:31 PM »
[at] seniya: sudah keduluan sama om Indra. grp/thanks sent

Sebuah kalimat itu bisa berarti berbeda dengan pemahaman berbeda.

Pada kasus Anattalakkhana sutta, walaupun dia seorang sotapanna yg sudah memahami itu tapi uraian dalam Anattalakkhana sutta itu memiliki makna yg lebih dalam lagi jika kita lihat dari sudut lain, dimana

Bukan diri -> tidak memuaskan -> tidak layak dilekati -> dispassion/menjadi tidak suka -> tidak melekat

dengan Sutta yg sama, bisa membuat orang memahami dan hancurlah tanha dan tidak melekat lagi

Jadi apakah menurut Anda,kebenaran itu adalah tentang "sudut pandang" ?

Atau ini adalah hasil "kreasi" Anda,dalam pengotakkan Ajaran Buddha selanjutnya?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #25 on: 23 May 2010, 02:05:26 PM »
Yang bisa menyangkal? Ada. Sang Buddha.
Dengan menjawab Sang Buddha, artinya bro sendiri belum mampu menyangkalnya bukan ?

Artinya pernyataan itu memang benar adanya bukan ?

Bro Hasan,

Pak Hudoyo dulunya adalah member aktif di forum ini, dan di masa lalu itu sering terjadi diskusi mengarah ke perdebatan, sebagian besar karena Pak Hudoyo tidak menganggap argumentasi yg berdasarkan Tipitaka itu valid, jadi tentu saja susah sekali untuk berbantahan dengan Pak Hudoyo yg selalu merujuk pada pengalaman pribadinya sendiri. bahkan jika ada member di sini yang telah mencapai Arahat juga belum tentu bisa membantah statement itu, saya setuju dengan Pak Sumedho bahwa hanya seorang Buddha yang mampu membantahnya.

di atas Pak Sumedho telah menyebutkan rujukan Sutta yang mengatakan bahwa tidak perlu Arahat untuk dapat memahami Anatta.

Rujukan sutta yang mana ya?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #26 on: 23 May 2010, 02:07:36 PM »
Dikatakan bahwa orang yg meyakini bahwa pancakhanda bukan diri adalah dalam jalan pemasuk arus. Orang yg sudah melihat/mengalami itu adalah seorang pemasuk arus.
Disini menyakini = kepercayaan/iman belaka juga diperlukan ya?
dengan Sutta yg sama, bisa membuat orang memahami dan hancurlah tanha dan tidak melekat lagi
Ada kemungkinan dengan Sutta yang sama, membuat si pendengar makin tersesat ?
(cuman minta pendapat saja) :D

Ikut nimbrung juga ah.... :)
Bro Hasan yang baik, pengalaman anatta sudah diterangkan oleh penguasa jagad Dhammacitta yaitu tidak harus arahat karena pengalaman ini berkaitan dengan pengalaman lain yang merupakan satu kesatuan, yaitu pengalaman anicca dan pengalaman dukkha.

Banyak siswa meditasi Vipassana mengalami hal ini. Jadi pengalaman membuktikan secara langsung mengenai anicca, dukkha dan anatta ini.

Ajaran Buddha bukan mendasarkan ajarannya pada keyakinan atau iman.
Ajaran Sang Buddha mendasarkan Ajarannya pada pengalaman praktek, pengertian dan kebijaksanaan (practice, wisdom dan understanding)

Demikian pentingnya praktek dan pengalaman ini, sehingga mereka yang belum mengalami kebenaran tertinggi (Ultimate Truth/Nibbana) bahkan belum dianggap siswa yang sesungguhnya (belum sekha). Mereka yang belum mengalami Kebenaran Tertinggi masih dianggap umat awam, walau ia mampu menghafal Tipitaka (yang berjumlah 41 buku) beserta komentar dan subkomentar yang jumlahnya bahkan lebih banyak dari Tipitaka.

 _/\_

Nimbrung juga ah..Maksud Bro Fabian apa ya?Tidak perlu menjadi Arahat untuk "memahami" Anatta..Memahami apa maksudnya?

Arahat dulu baru memahami,atau memahami dulu baru Arahat? :)

Regards,

Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #27 on: 23 May 2010, 02:33:51 PM »
tidak harus arahat untuk merasakan pengalaman anatta

tapi semua arahat pasti paham anatta
« Last Edit: 23 May 2010, 02:35:25 PM by markosprawira »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #28 on: 23 May 2010, 02:35:26 PM »
[at] seniya: sudah keduluan sama om Indra. grp/thanks sent

Sebuah kalimat itu bisa berarti berbeda dengan pemahaman berbeda.

Pada kasus Anattalakkhana sutta, walaupun dia seorang sotapanna yg sudah memahami itu tapi uraian dalam Anattalakkhana sutta itu memiliki makna yg lebih dalam lagi jika kita lihat dari sudut lain, dimana

Bukan diri -> tidak memuaskan -> tidak layak dilekati -> dispassion/menjadi tidak suka -> tidak melekat

dengan Sutta yg sama, bisa membuat orang memahami dan hancurlah tanha dan tidak melekat lagi

Jadi apakah menurut Anda,kebenaran itu adalah tentang "sudut pandang" ?

Atau ini adalah hasil "kreasi" Anda,dalam pengotakkan Ajaran Buddha selanjutnya?
Kata-kata hanyalah sebuah kata2x. Sebuah pernyataan itu akan dipengaruhi oleh sudut pandang masing2x. Lagipula apa hubungannya dengan kasus ini?

Dalam kasus ini sebuah petunjuk yang walaupun adalah sebuah kebenaran, belum tentu langsung dapat dimengerti dan dipahami oleh si pendengar karena tergantung sudut pandang dan pemahaman dia kembali.

oh iya, terima kasih atas tuduhan anda kepada saya utk mengkotak2xannya.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #29 on: 23 May 2010, 03:12:01 PM »
[at] seniya: sudah keduluan sama om Indra. grp/thanks sent

Sebuah kalimat itu bisa berarti berbeda dengan pemahaman berbeda.

Pada kasus Anattalakkhana sutta, walaupun dia seorang sotapanna yg sudah memahami itu tapi uraian dalam Anattalakkhana sutta itu memiliki makna yg lebih dalam lagi jika kita lihat dari sudut lain, dimana

Bukan diri -> tidak memuaskan -> tidak layak dilekati -> dispassion/menjadi tidak suka -> tidak melekat

dengan Sutta yg sama, bisa membuat orang memahami dan hancurlah tanha dan tidak melekat lagi

Jadi apakah menurut Anda,kebenaran itu adalah tentang "sudut pandang" ?

Atau ini adalah hasil "kreasi" Anda,dalam pengotakkan Ajaran Buddha selanjutnya?
Kata-kata hanyalah sebuah kata2x. Sebuah pernyataan itu akan dipengaruhi oleh sudut pandang masing2x. Lagipula apa hubungannya dengan kasus ini?

Dalam kasus ini sebuah petunjuk yang walaupun adalah sebuah kebenaran, belum tentu langsung dapat dimengerti dan dipahami oleh si pendengar karena tergantung sudut pandang dan pemahaman dia kembali.

oh iya, terima kasih atas tuduhan anda kepada saya utk mengkotak2xannya.

Aduh,jadi malu saya..Penguasa forum jangan cepat "ngambek" doang..Stay cool,biasanya Anda kan selalu cool..haha..

Saya tidak mempunyai indikasi apapun untuk menuduh Anda,tetapi kalau persepsi Anda berkata begitu,ya apa boleh buat..Just let it go... :D

Saya tidak bertanya soal "si pendengar",saya hanya tertarik dengan pernyataan Anda soal "sudut lain" itu.. :)

Kembali pada soal "Anatta",menurut Anda,apakah seseorang yang belum mengalami "anatta" bisa tahu tentang Anatta secara terperinci?

Menurut saya sebelum mengalaminya,itu hanya merupakan kepercayaan belaka saja..

ada 3 orang :

1.Orang yang melihat kerang dan mengumpulkannya di pantai
2.Orang yang diberitahukan ada kerang di pantai
3.Orang yang tidak tahu ada kerang di pantai

Kalau ditanya,"Apakah mereka tahu di pantai ada kerang.."

Ketiga-tiganya akan menjawab,"Mereka tahu bahwa dipantai ada kerang....tetapi siapakah sesungguhnya yang mengetahui "keindahan kerang" itu?"

Regards,

Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...