ada hal yang membingungkan saya sebagai pemula,
di buddhism dikenal dengan istilah anatta (tiada inti/aku)..jadi sebenarnya siapa yg melewati dunia ini? siapa yang mengalami kesakitan? siapa yg berbuat kebajikan dan kejahatan, serta siapa yg mencapai pencerahan?kalo tiada aku lalu siapa pelakunya dan siapa yg mendapat karma baiknya?
mohon dibantu jawabannya..
Kembali saya meng-QUOTE jawaban yang "menurut saya" brilian sekali tentang ATTA, yang di-kutip dari Buku "Jalur Tua Awan Putih" Karya Thicht Nhat Hanh (walaupun ada pendapat bahwa kisah ini adalah tidak "benar-benar" terjadi" sebagai berikut :
--------
Suatu siang, kala Buddha dan Kassapa sedang berdiri di tepi sungai Neranjara, Kassapa berkata, "Gotama, di hari sebelumnya engkau menyebutkan tentang memeditasikan tubuh, perasaan-perasaan, persepsi persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Aku telah melatih meditasi itu, dan mulai dapat memahami betapa berbagai perasaan dan persepsi seseorang menentukan kualitas kehidupannya. Aku juga melihat tidak adanya elemen kekal abadi yang dapat diketemukan di dalam salah satu dari kelima sungai itu. Aku bahkan dapat melihat bahwa keyakinan akan suatu diri yang terpisah keliru adanya. Namun, aku masih belum mengerti mengapa seseorang menelusuri jalur spiritual jika tanpa adanya diri ? Siapakah yang akan menjadi terbebaskan ?
Buddha bertanya, "Kassapa, apakah engkau setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran ?"
"Ya Gotama, aku setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran".
"Apakah engkau setuju penderitaan pasti ada seban-sebabnya ?"
"Ya, aku setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"
"Kassapa, ketika sebab sebab penderitaan hadir, maka penderitaan juga hadir. Ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, maka penderitaan pun hilang."
"Ya, aku melihat ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, penderitaan itu sendiri akan hilang."
"Penyebab penderitaan adalah kebodohan bathin, suatu cara yang keliru untuk melihat realita. Berpikir bahwa yang tidak kekal sebagai kekal merupakan kebodohan bathin. Berpikir ada diri sementara tak ada yang disebut diri merupakan kebodohan bathin. Dari kebodohan bathin lahirlah keserakahan, ketakutan, iri hati, dan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya. Jalan menuju pembebasan adalah jalan untuk melihat segala sesuatu secara mendalam agar benar benar mampu memahami sifat dasar ketidak kekalan (Anicca), tiada diri yang terpisah (An-atta), akan saling ketergantungan dari segala sesuatu (Pattica Samupada). Jalan ini adalah jalan untuk mengatasi kebodohan bathin. Setelah kebodohan bathin di atasi, penderitaan pun terlampaui. Itulah pembebasan sejati. Tak perlu ada suatu diri di sana untuk dibebaskan."
--------