Mbok ya kalo ngasih tanggapan itu jangan bernada apriori lah, khususnya kepada Theravada dan Abhidhamma. Masa sampai perlu memberikan penekanan: "ajaran khas sektariannya (Abhidhamma)" ?
Semua sekte awal memiliki banyak sekali kesamaan doktrin sebab berasal dari sumber yang sama. Namun ada interpretasi berbeda dan kemudian dituangkan dalam doktrin sektarian tertentu yang membedakan satu sekte dengan sekte lainnya, dan untuk kasus Vibhajyavada, doktrin sektariannya memang Abhidharma. Beberapa sekte lain juga memiliki Abhidharma, namun lainnya ada juga yang tidak punya Abhidharma.
Jadi memang adalah kenyataan Abhidharma adalah sebuah doktrin sektarian Vibhajyavada (dan beberapa sekte lainnya), tidak ada nada negatif di sini, hanya tergantung persepsi pembaca saja.
Kalau begitu, aliran lain (Mahayana, --di sini gw pake istilah secara umum saja biar gampang) yang juga ada Abhidharma-nya seharusnya anda tulis juga ajaran khas sektarian.
Betul, misalnya Sarvastivada juga dikenal dari doktrin sektariannya yang tertuang dalam Abhidharma, Mahasanghika dikenal dari doktrin sektarian "ajaran transendental di luar kata" (seperti cikal-bakal Zen), jika itu membantu anda merasa lebih nyaman.
Sebagai ulangan, "Mahayana" bukanlah sekte dan tidak dikenal dalam sekte awal manapun.
Lalu bagaimana dengan ajaran khas Mahayana lain seperti Sukhavati, Chan (Zen), Avalokitesvara, dll perlu anda komentari juga dengan kalimat: ajaran khas sektariannya?
Ya, jika ditanyakan tentang aliran lain dan ajaran khas sektariannya, maka saya akan menjawab dengan kalimat serupa.
Apa ada perbedaan antara Sthaviravada dengan Theravada? Bisa ditunjukkan sedikit saja (banyak juga boleh), di mana jauhnya perbedaan yg anda katakan di antara keduanya?
Gambaran kasarnya adalah Theravada (yang sekarang) = Sthaviravada + Abhidhamma + Komentar + Visuddhimagga + tradisi setempat + sejarah sektarian.
Secara silsilah, IMO, Theravada adalah kesinambungan yang tak terputus dari sangha yg dibentuk Sang Buddha sendiri dengan Dhamma-Vinaya yang tak dikurangi.
Ibarat kota Jakarta dulu jaman Fatahillah disebut Jayakarta, jaman kompeni disebut Batavia. Beda2 nama namun barangnya ya sami mawon, tergantung eranya mana.
Yang saya sebut "sejarah sektarian" di atas, ini adalah salah satu contohnya. Pola pikir yang mayoritas beredar di kalangan Theravada bersumber dari Dipavamsa.
Dipavamsa ini mencatat -tidak tanggung-tanggung- kejadian era Buddha langsung. Diceritakan mengenai sewaktu Buddha mencapai penerangan sempurna, ia melihat Sri Lanka akan menjadi Dhammadipa (pulau dhamma), kemudian menyempatkan diri mampir ke sana membersihkan Yakkha dan Naga jahat agar bisa ditinggali manusia, dan atas permintaan Dewa, meninggalkan Siripada di puncak gunung. Kemudian pada masa mahaparinibbana, Buddha juga melihat pada hari itu juga Vijaya, manusia pertama memulai peradaban di Sri Lanka, maka secara khusus meminta Sakka pergi ke sana melindunginya, dan Sakka menugaskan Deva Uppalavana.
Jauh di depan, ada kisah konsili ke 2 di mana Vajjiputtaka korting vinaya, dikeluarkan dan membentuk Mahasanghika. Kemudian juga mengindikasikan bahwa Moggalliputtatissa adalah "Theravada" dan merumuskan semua kesesatan aliran lain dalam kathavatthu, kitab Abhidhamma ke 4. Kemudian berlanjut tentang tokoh-tokoh yang diutus, salah satunya ke Sri Lanka, yang intinya menekankan pada "kemurnian ajaran" dan "kemurnian silsilah" yang tak terputus sejak jaman Buddha.
Nyaman dengan kisah tersebut? Sepenuhnya sah. Namun jika ingin mengetahui fakta sejarah, anda harus berlapang-dada merelakan kenyamanan tersebut.
Yg dibold di atas saja (Theravāda (c. 240 BCE)) sudah beda dengan pendapat Anda di nomor 3 yg Anda tulis: 'muncul belakangan sekitar 3 M'.
Piye iki, koq bisa?
Theravada di sekte mula-mula (240 BCE) itu sama sekali bukan Theravada (Sri Lanka) yang kita kenal sekarang. Itu adalah kategorisasi Vibhajyavada yang tidak menganut doktrin Mahisasaka.
Saya perjelas: Vibhajyavada yang pergi ke Sri Lanka (termasuk sebagian Mahisasaka yang belakangan bergabung) dan menetap di Mahavihara (bukan Abhayagirivihara ataupun Jetavanavihara) sekitar abad 3M, itulah yang menjadi cikal-bakal Theravada yang sekarang.
Jadi walaupun ada kesamaan nama seperti Sthaviravada dengan Theravada, Theravada (sekte awal) dan Theravada (Sri Lanka), pahami konteksnya, jangan sampai tercampur.
Gw juga 'prihatin' dengan tulisan Anda di atas. Pada kenyataannya, secara umum scholar memang membagi 3 besar Buddhism yaitu tradisi Selatan (Theravada), Utara (Mahayana), yg kemudian pecah lagi menjadi Tantra/Vajrayana di daerah Tibet. Tentu saja pembicaraan ini dalam konteks masa sekarang (present) bukan bicara sejarah masa lalu saat perpecahan2 terjadi (past).
Cukup manis anda yang "sangat berpengatahuan tentang sejarah sekte" prihatin terhadap saya. Terima kasih perhatiannya.
Terlalu dangkal kalau Anda menyebut hanya seperti itu, harusnya anda mampu menganalisa lebih dalam lagi dengan dasar literatur Anda yang lengkap dan tidak ditutup-tutupi.
Kalau saya tidak tutup-tutupi sebagian, maka anda bisa lebih kebakaran jenggot lagi.
Tapi silahkan kalau anda mampu memberikan analisa yang dalam dengan dasar literatur lengkap. Di sini terbuka untuk diskusi.
Pertanyaannya adalah: Mengapa Mahayana menyebut yg non doktrin bodhisatva sebagai Hinayana?
Jawab : karena doktrin arahat mereka pandang lebih inferior, selfish, dan Mahayana sendiri menganggap bahwa mencapai arahat saja belumlah final atau belum yg tertinggi dalam hal kesucian. Dan ini sangat bertentangan dengan doktrin Theravada aseli.
Membaca tulisan anda bahwa "Jadi di Sri Lanka itu, Theravada yang di Abhayagiri menganut doktrin bodhisatva, maka disebut "Theravada Mahayana", sedangkan di Mahavihara menolaknya, jadi disebut "Theravada Hinayana" koq jadi mirip2 analoginya sama Sangha Agung Indonesia (SAI) yg punya pembagian: SAI-Sangha Mahayana, SAI-Sangha Theravada, SAI-Sangha Tantrayana khasnya Sagin (sekte Buddhayana)?.
Saran saya: sering-sering belajar dari sumber netral. Dan kalau ada sesuatu yang aneh, tanyakan, diskusikan, kita cari solusinya, tidak perlu sok tahu.
Untuk post berikutnya, jika anda bersikap sok tahu, tidak akan saya ladeni. Jika tidak sopan atau memberi informasi menyesatkan/tanpa referensi, akan saya hapus/pindahkan. Buddhisme Awal bukan tempat orang kekanak-kanakan ataupun sektarian fanatik, tapi untuk orang yang ingin mencari tahu kebenaran sejarah.