yang pertama saya kagak tahu alasannya yang masuk akal? emg akan menyebabkan apa sih kalau dilakukan makan semangka+minuman manis, maybe lebih kearah mereka yang kecenderungannya punya riwayat DM, jadi menambah tinggi indeks glikemik suatu intake makanan (indeks glikemik semangka cukup tinggi lhooo)
kalau yang kedua efeknya sama dengan konsumsi teh pahit ya saya rasa ada hubungannya dengan kandungan tannin pada keduanya juga kafein yang sifatnya vasokonstriksi tapi saya lbh cenderung pake teh yang kandungan tanninnya lebih masuk akal menghentikan diare daripada kopi....
sista.. anda ada baiknya belajar lagi. memang kalau orang awam melihat jawaban anda "terlihat" masuk akal. Namun begini, tidak ada hubungan antara vasokontriksi dengan saluran cerna, kecuali sist shasika menanyakan mengenai pembuluh darah / jantung. Lebih tepatnya jika anda menjawab keduanya memang memiliki "potensi" stop diare karena adanya kandungan caffein. Caffeine merupakan salah satu biang. Tapi kenapa kopi jarang didengar dan lebih sering terdengar teh ? Karena kopi memiliki kandungan kafein yang sangat tinggi sehingga walaupun caffein punya efek yang berkaitan dengan otot polos saluran cerna, namun kafein bisa menyebabkan produksi asam lambung berlebihan, iritasi lambung segala macam. Sama halnya dengan cabe, tubuh akan merespon sebagai masalah pencernaan, dan akan menyebabkan diare.
tapi dulu dosen saya mengajarkan interaksi yang paling banyak terjadi adalah di absorbsi lha kalau yang ini udah aman baru fase2 lainnya dianggap tak berperan banyak dalam interaksi... sedikit sekali kan interaksi di fase distribusi dan mesti yang di fase ini berhubungan dengan interaksi pada t4 aksi atau r/tornya, bisa dikatakan kecepatan pendudukan yang berpengaruh... ini sih menurut saya tergantung bagaimana s molekul obat dirancang untuk lebih mudah ditangkap oleh reseptornya
FARMAKOLOGI: ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu tentang obat meliputi, farmakokinetika, farmakodinamik, farmakoterapi, toksikologi, bioavailabilitas
saya tidak tahu apakah dosen anda mengajarkan seperti itu atau tidak. Tapi ketiganya sangat penting bukan hanya absorbsi. rute pemberian obat tidak hanya secara oral, bisa lewat intra vena yang dimana fase absorbsi diabaikan karena "sempurna" dan tidak ada lag time. Juga ada subkutan dll. Fase distribusi yang juga berperan, apakah obat tersebut akan berikatan dengan protein darah, apakah organ tersebut banyak dialiri darah, dsb. Baca lagi mengenai model kompartemen. Contoh case: ada pasien memiliki infeksi jamur di kuku. Agak sulit memberi obat secara oral, biasa bisa lewat topikal. dan walau dibantu oral juga. Dosis yang diminum bukan 1 tablet, bisa jadi 3 tablet dengan tujuan agar si antifungal bisa sampai ke kuku yang "sedikit dialiri darah". Lanjut lagi ada fase metabolisme dan fase ekskresi. juga penting dibahas, seperti uricosuric dan p*n*silin yang justru membantu p*n*silin dalam peningkatan konsentrasinya.
Yang anda bahas lebih ke farmakodinamika dan kimia medisinal bagaimana membuat obat yang gampang cocok dengan reseptornya, tapi tetrasiklin yang saya tanya interaksinya merupakan interaksi farmakokinetika. Dan yang saya tanya adalah definisi farmakodinamika dan farmakokinetika yang anda jawab definisi farmakologi
Sista. Tahukah mengapa apoteker di Indonesia tidak dianggap oleh dokter ? salah satu penyebabnya kita. Kita malas belajar. kita malas upgrade ilmu, dan menjawab secara asal. Akibatnya dokter tidak anggap kita sebagai partner kerja melainkan sebagai pengganggu jika skill kita tidak memadai untuk hal ini.
Saya lulus tahun 2006, dan saya saat ini lebih banyak berkecimpung di dunia IT. Walau memang penelitian saya bidangnya farmakokinetika murni, makanya saya lebih mendalami lahan ini, idealnya sista yang lebih "baru" lulus lebih fresh ingatan dibanding saya. Saya harap ke depannya bisa menjawab pertanyaan di forum lebih baik