//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mungkinkah?  (Read 10733 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Mungkinkah?
« Reply #15 on: 01 November 2010, 06:26:57 PM »
sederhana saja, kehidupan muncul secara spontan berarti mengatakan awal mulanya siklus suatu kehidupan itu bisa diketahui oleh pikiran orang biasa.

kenyataannya siklus tumimbal lahir dikatakan tidak dapat diketahui orang biasa.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Mungkinkah?
« Reply #16 on: 01 November 2010, 06:33:16 PM »
sederhana saja, kehidupan muncul secara spontan berarti mengatakan awal mulanya siklus suatu kehidupan itu bisa diketahui oleh pikiran orang biasa.

kenyataannya siklus tumimbal lahir dikatakan tidak dapat diketahui orang biasa.

bro,saya memang orang biasa.Yang berarti punya pikiran biasa juga.Dan apakah orang biasa itu tidak berhak atau tidak perlu belajar untuk mengetahui hal-hal yang tidak dia pahami?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Mungkinkah?
« Reply #17 on: 01 November 2010, 06:35:53 PM »
memang dikatakan Sang Buddha, bahwa hal itu acinteyya, hal yang tidak terjangkau pikiran manusia.
awal pertama (loka-cintā) tidak dapat diketahui dan merupakan salah satu dari 4 hal yang tidak seharusnya dipikirkan.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Mungkinkah?
« Reply #18 on: 01 November 2010, 06:46:06 PM »
memang dikatakan Sang Buddha, bahwa hal itu acinteyya, hal yang tidak terjangkau pikiran manusia.
awal pertama (loka-cintā) tidak dapat diketahui dan merupakan salah satu dari 4 hal yang tidak seharusnya dipikirkan.

Apa arti acinteyya? Dan awal pertama yang gimana bro maksudkan?Awal pertama kehidupankah?

Maukah bro membantu saya memberikan referensi yang bisa saya baca tentang hal yang bro sebutkan?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mungkinkah?
« Reply #19 on: 01 November 2010, 07:03:09 PM »
Bisakah bro menjelaskan lebih terinci tentang nibbana?Pikiran saya tentang nibbana saya ungkapkan di post saya sebelumnya untuk bro tesla.
Kalau saya pribadi memilih tidak terlalu jauh memikirkan nibbana.
Sebenarnya konteks perumpamaan api lilin itu lebih ke arah penjelasan tidak adanya 'inti diri'. Api ada karena unsurnya, demikian pula kehidupan berlangsung ketika ada kondisi pendukungnya. Tidak ada 'atta' dalam kehidupan sebagaimana tidak ada 'unsur kekal' dalam api. (Dengan demikian, ketika padam/nibbana, tidak ada lagi yang bisa dikatakan api/atta.)

Jika kita berspekulasi tentang kondisi nibbana, tentu timbul lagi pertanyaan, sebelum terjadinya avijja (penyebab kelahiran), apakah bisa dikatakan suatu makhluk ada di nibbana? Jadi urutannya: nibbana, lalu terkondisi avijja, maka jadi kelahiran. Kemudian setelah avijja dihilangkan, mencapai nibbana. Nanti kalau "kena" avijja lagi, maka akan terlahir lagi. Kalau di konsep menurut pemikiran saya, sama sekali bukan demikian. Buddha tidak pernah menjelaskan api sebelum nyala. Buddha menjelaskan bahwa itu telah nyala dalam waktu yang tak hingga. Jadi memikirkan bagaimana mulanya api itu menyala, adalah tak terpikirkan.

Pencapaian kesucian dikatakan tidak reversible. Saya pikir itu karena berkenaan dengan memahami fenomena sebagaimana adanya. Mungkin kalau diandaikan kita masih kecil masih terpengaruh pikiran khayal tentang hantu di bawah ranjang, misalnya. Selama kita tidak mengerti kebenaran tentang 'pikiran' itu, maka pikiran kita tetap terombang-ambing tak menentu. Mungkin tambah takut, mungkin tambah tidak takut. Tetapi ketika suatu saat kita dewasa mengerti kebenaran 'kolong ranjang' sebagaimana adanya, mengerti bagaimana hantu itu tercipta dari ketakutan/kekhawatiran pikiran, apakah mungkin kita menciptakan pikiran hantu 'bawah ranjang' lebih jauh?


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mungkinkah?
« Reply #20 on: 01 November 2010, 07:08:38 PM »
Apa arti acinteyya? Dan awal pertama yang gimana bro maksudkan?Awal pertama kehidupankah?

Maukah bro membantu saya memberikan referensi yang bisa saya baca tentang hal yang bro sebutkan?
Acinteyya adalah (4) hal yang Buddha katakan tidak terpikirkan oleh orang biasa, dan hanya bisa dijangkau oleh seorang Samma Sambuddha. Empat hal itu adalah:
1. Kemampuan seorang Buddha
2. Kondisi dalam Jhana
3. Asal mula kehidupan
4. Cara kerja Hukum Kamma secara pasti

Hal ini jika dipikirkan, bisa menyebabkan gangguan mental. (Anguttara-nikaya, iv.77)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Mungkinkah?
« Reply #21 on: 02 November 2010, 12:04:54 AM »
Berarti dalam hal ini,kita hanya bisa menjalani saja.Sampai pada waktunya akan bisa memahami sendiri.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Mungkinkah?
« Reply #22 on: 02 November 2010, 12:09:11 AM »
dlm artian, mo di terangkan juga gak akan ngerti. dan mungkin gak ada guna.
Samma Vayama

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Mungkinkah?
« Reply #23 on: 02 November 2010, 12:21:15 AM »
dlm artian, mo di terangkan juga gak akan ngerti. dan mungkin gak ada guna.

apa iya jika diterangkan tidak mengerti???dan tahu dari mana tidak berguna?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Mungkinkah?
« Reply #24 on: 02 November 2010, 01:37:23 AM »
silahkan baca post di atas oleh KK
Samma Vayama

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Mungkinkah?
« Reply #25 on: 02 November 2010, 05:55:51 AM »
Acinteyya adalah (4) hal yang Buddha katakan tidak terpikirkan oleh orang biasa, dan hanya bisa dijangkau oleh seorang Samma Sambuddha. Empat hal itu adalah:
1. Kemampuan seorang Buddha
2. Kondisi dalam Jhana
3. Asal mula kehidupan
4. Cara kerja Hukum Kamma secara pasti

Hal ini jika dipikirkan, bisa menyebabkan gangguan mental. (Anguttara-nikaya, iv.77)


ada tambahan, kutipan di RAPB

Anak-Ku Sariputta, ada 4 hal yang tidak terukur, tidak terhitung dan tidak diketahui awalnya dan akhirnya, Empat hal itu adalah
1. makhluk-makhluk secara umum
2. luasnya alam semesta
3. jumlah alam semesta
4. Sabbannuta Nana yang dimiliki oleh Para Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna.

 _/\_


Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah?
« Reply #26 on: 02 November 2010, 07:44:23 AM »
Berarti dalam hal ini,kita hanya bisa menjalani saja.Sampai pada waktunya akan bisa memahami sendiri.

Justru kita menjalani Ajaran Buddha karena kita memahami.
Apa yg kita pahami? Kita memahami kebenaran bahwa 'hidup ini dukkha'
Kita telah membuktikan sendiri kebenaran tsb, shg kita menjalani nya dengan yakin.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Mungkinkah?
« Reply #27 on: 02 November 2010, 07:53:33 AM »
inilah yang ingin saya bahas dari topik yang saya buat.Ada banyak hal yang saya belum bisa pahami.
Disaat minyak sudah habis.Maka nyala berikutnya tidak ada.Tapi tidak tertutupkah kemungkinan jika ada yang menambah minyak tersebut sehingga nyalanya tetap ada?

Sama seperti salah satu topik diforum ini yang pernah saya baca tentang api.Dimana tumbuhan yang hancur dan membusuk itu mengeluarkan gas.Dan pada titik suhu tertentu api hidup dengan sendirinya.

Sis Sriyeklina yang baik, saya dulu juga sering berpikir begitu, bahwa mungkin Nibbana adalah suatu keadaan yang juga sementara? yang bisa berakhir dan kita akan kembali dalam samsara, masuk kembali dalam lingkaran kehidupan.

Kalau boleh saya ingin menambahkan suatu perumpamaan umum, misalnya ada seseorang yang masa kecilnya suka sekali ng"empeng" (menghisap empeng), ia melekat pada empeng dan akan menangis seharian bila dipisahkan dengan empeng. Setelah beranjak dewasa mungkinkah ia tetap menyukai empeng dan/atau akan kembali menyukai empeng? Tentu tidak akan terjadi kan?

Demikianlah yang terjadi bila seseorang yang telah mencapai kebijaksanaan yang lebih tinggi, tak akan kembali melekat pada hal-hal yang dilakukan oleh orang yang belum mencapai kebijaksanaan yang lebih tinggi. Mirip seperti seorang dewasa yang telah berhenti empeng tak akan kembali menyukai empeng.

Sang Buddha telah mengatakan bahwa semua akar kemelekatan telah dipotong, tak mungkin akan tumbuh lagi. Apakah mungkin tanaman kayu keras pada umumnya yang memiliki sistem regenerasi biji dan tumbuh bergantung satu sama lain dalam sistem metabolismenya, akan tumbuh kembali bila akarnya dipotong habis?

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mungkinkah?
« Reply #28 on: 02 November 2010, 09:24:22 AM »
Berarti dalam hal ini,kita hanya bisa menjalani saja.Sampai pada waktunya akan bisa memahami sendiri.
Yang kita jalani dalam mengikuti Buddha adalah mengikis LDM, bukan untuk yang lainnya. Jadi sampai pada waktunya (mungkin ini maksudnya pencapaian kesucian) juga mungkin kita tidak akan memahaminya. Tapi kalau Sis benar-benar ingin memahaminya, mungkin bisa bertekad di jalan Bodhisatta.



apa iya jika diterangkan tidak mengerti???dan tahu dari mana tidak berguna?
Mahakassapa, seorang murid yang dikatakan paling senior (setelah Sariputta & Mahamoggallana), suatu kali dengan mata dewanya ingin mengetahui kelahiran kembali semua makhluk sesuai kammanya. Kemudian Buddha Gotama menasihatinya bahwa hal tersebut adalah kapasitas seorang Buddha, jadi sia-sia jika Mahakassapa mencoba memahaminya.

Jika seorang Mahakassapa yang menguasai 9 jhana (4 Rupa, 4 Arupa, & Nirodhasamapati), memiliki 6 kekuatan bathin, paling unggul dalam petapaan keras (dhutanga), dikatakan tidak akan memahaminya, maka sepertinya kurang mungkin bagi orang biasa untuk paham.

Tidak berguna di sini adalah dalam konteks mencapai pencerahan. Seseorang tidak perlu memahami hal-hal tak terpikirkan itu untuk mengikis LDM. Sama seperti sepuluh spekulasi yang umum pada jaman itu: (Dunia kekal/tidak kekal, terbatas/tidak terbatas, jiwa sama/tidak sama dengan jasmani, setelah meninggal Tathagata ada/tidak ada, ada & tidak ada/bukan ada & bukan tidak ada), pertanyaan tersebut tidak dijawab oleh Buddha.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Mungkinkah?
« Reply #29 on: 02 November 2010, 11:45:39 AM »
Kesimpulannya mungkin begini.Saya melihat dari arah yang terbalik tentang api lilin.Contoh dulu yang diberikan kepada saya soal api untuk menunjukkan suatu kelahiran bisa terputus dengan dihilangkan 1 unsur.Dan saya terlalu memegang patokan itu dan melihat terbalik.sehingga terjadi pertanyaan bagaimana jika suatu saat unsurnya lengkap lagi?

Kemelekatan salah satu unsur yang membuat terlahir lagi.Kenapa Sang Buddha lebih tertuju pada kemelekatan?Karena kemelekatan milik sendiri.Hanya diri sendiri yang bisa menghabiskan dan tidak akan ada pengaruh/faktor lain dari luar yang bisa buat kemelekatan itu muncul lagi.

Apakah benar?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)