Vassa ~ Kathina ~ Pavarana ~ Sangha Dana.
Sering dengar, bahkan sering mengucapkan. Tapi apa ya maksud kata-kata tersebut?
VASSA adalah musim hujan (di India). Kita semua tahu bahwa selama musim hujan ini, Buddha menetapkan agar para bhikkhu bermukim di suatu tempat dan tidak mengembara. Selain memberi kesempatan kepada mahluk hidup yang lain untuk tumbuh dan berkembang, pada prakteknya, kesempatan bermukim selama tiga bulan ini juga digunakan para bhikkhu untuk berlatih secara lebih intensif. Mungkin belajar dari para bhikkhu senior, atau berlatih meditasi secara lebih terarah, dan lain sebagainya.
Apa manfaat VASSA bagi umat awam?
Bagi upasaka dan upasika, VASSA adalah kesempatan yang sangat baik. Karena para bhikkhu menetap di suatu tempat, para upasaka/upasika bisa lebih mudah menemui para bhikkhu. Dengan demikian umat awam bisa lebih mudah berdana, bisa lebih mudah bertanya, bisa lebih mudah berlatih. VASSA menguntungkan kedua belah pihak.
Umat awam yang cerdik juga bisa menjalankan VASSA dengan caranya sendiri. Misalnya, dengan berjanji bahwa selama VASSA ia akan :
a) berdana makanan setiap hari tertentu ke vihara yang di dekat rumahnya
b) berhenti merokok selama masa VASSA
c) rajin membaca paritta setiap hari pagi dan sore
d) bertekad menyempatkan meditasi setiap hari sedikitnya sekian menit
e) menyempatkan membaca buku Dhamma setiap hari minimal sekian halaman
F) setiap uposatha selama VASSA akan mempraktekkan attha sila
dan lain-lain, dan lain-lain.
Tentu saja janji ini bukan cuma di bibir saja, tapi hendaknya dijalankan secara patuh. Dengan demikian upasaka dan upasika pun akan memetik manfaat dari periode VASSA.
Pada akhir masa vassa, umat biasanya memberikan persembahan kepada para bhikkhu yang segera akan pergi mengembara lagi. Pada awalnya hanya empat jenis kebutuhan bhikkhu yang diberikan : pakaian, makanan, obat-obatan dan tempat tinggal. Namun dalam perkembangan selanjutnya umat juga memberikan segala macam barang kepada bhikkhu : bunga, dupa, lilin, bahkan handphone!
Bahkan belakangan ada semacam anjuran tak tertulis agar diberikan dalam bentuk 'mentah'nya saja : uang, supaya bisa dimanfaatkan secara lebih tepat guna.
Umat mempersembahkan ini dalam suatu hari tertentu yang lazim disebut Hari Kathina. Waktunya boleh kapan saja, asal antara bulan purnama setelah selesai vassa sampai bulan purnama bulan berikutnya. Tetapi, tentu saja, setiap vihara hanya menyelenggarakan Kathina satu kali saja.
KATHINA berasal dari kata 'alat tenun' yang dulu digunakan di India.
JUBAH KATHINA adalah jubah yang istimewa, dibuat secara khusus dan diberikan kepada bhikkhu tertentu yang dipilih oleh Sangha. Bhikkhu penerima JUBAH KATHINA juga mendapatkan hak istimewa, dibebaskan dari 5 peraturan selama setahun berikutnya. Bhikkhu yang lain tentu boleh juga menerima jubah pada Hari Kathina, tetapi itu adalah jubah biasa dan tidak disebut Jubah Kathina.
Kalau di suatu vihara tidak ada bhikkhu yang menetap selama masa vassa, vihara tersebut dapat saja menyelenggarakan upacara persembahan kepada Sangha (Sangha-dana) tetapi tentu tidak pas kalau disebut Kathina.
Sehari sebelum Kathina, para bhikkhu secara internal sangha mengadakan pertemuan PAVARANA. Dalam kesempatan ini, masing-masing bhikkhu mempersilakan bhikkhu-bhikkhu lainnya untuk secara terbuka menunjukkan hal-hal yang masih harus ia perbaiki. Buddha sendiri pun melakukan PAVARANA ini, mengundang para bhikkhu untuk secara terbuka mengajukan kritik terhadap beliau.
sumber : Facebook Catatan Ki Ananda