//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ajaran Sunnata Dalam Theravada  (Read 44229 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #30 on: 30 May 2008, 01:32:56 PM »
Baguslah ... :) ... Kalau mau lepas, sekarang ... jangan ditunda-tunda, karena masih senang dengan konsep ajaran.

Salam,
hudoyo

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #31 on: 30 May 2008, 01:33:32 PM »
Maksudnya bagus apa pak?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #32 on: 30 May 2008, 01:35:55 PM »
Anda bilang, "mau lepas". ... Saya bilang, "Baguslah".

Salam,
hudoyo

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #33 on: 30 May 2008, 01:37:22 PM »
;D
Sudah selesai.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #34 on: 30 May 2008, 02:42:57 PM »
Jadi sebenernya sunnyata karena anatta atau sunyata = anatta?

yg di maksud kosong(sunyatta) karena tidak ada yg permanen ya, anicca--->anatta?

 _/\_

Konsep 'sunnyata' dalam Buddhisme mengalami evolusi pemahaman. (Lihat uraian dari Wikipedia di atas.)

Dimulai dari Theravada, 'sunnyata' berkembang dari konsep 'anatta' dan 'paticca-samuppada'. Dalam Sunnya-sutta, ketika Ananda bertanya kepada Sang Buddha: "Orang bilang 'dunia ini kosong'; apa artinya 'dunia ini kosong', Bhante?" - Sang Buddha menjawab: "Dunia ini kosong dari atta, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan atta."

Dalam Theravada, 'sunnyata' juga mengacu pada pengalaman meditasi yang disebut "emancipation of the mind by Emptiness (sunnata ceto vimutti)", sebagai realisasi dari kata-kata Sang Buddha di atas. (MN 1.29)

Kemudian, setelah zaman Sang Buddha, konsep 'sunnyata' dikembangkan oleh Nagarjuna dalam aliran Madhyamika, yang menjadi intisari dari filsafat Jalan Tengah dari Mahayana.

Di dalam Mahayana, konsep 'sunnyata' berkembang menjadi 'kosong dari hakikat dalam dirinya sendiri' (svabhava). Ini berlaku untuk apa pun yang bisa kita kenali. Bahkan ini berlaku untuk fenomena Buddha dan Ajaran, semuanya kosong.

Dalam Vajracchedika-sutra, Sang Buddha berkata, "Barang siapa melihatku sebagai rupa, dan berpikir tentang aku sebagai suara, cara berpikir mereka salah. ... Buddha tidak dapat dipahami dengan benar dengan cara apa pun."

Dalam Prajna-paramita-hrdaya-sutra, konsep 'sunyata' berkembang lebih jauh lagi: "Panca-skandha ini kosong, tidak punya hakikat atau esensi." Tetapi di situ sekaligus juga dinyatakan, "kekosongan ini sama dengan rupa ... vedana ... dst" (yang berarti ada kepenuhan).  Jadi, kekosongan itu pada saat yang sama adalah sama dengan apa yang biasanya kita kenal sebagai rupa, vedana ... dst.

Di sana dikatakan, "Bodhisattva Avalokitesvara, berada dalam kedalaman praktik prajna-paramita, memandang dari atas pada kelima skandha, dan melihat bahwa semuanya kosong dari esensi."

"Dengarkan, Sariputra, sunyata adalah rupa, rupa adalah sunyata. Terlepas dari rupa, tidak ada sunyata; terlepas dari sunyata, tidak ada rupa. Sunyata adalah apa yang disebut rupa; rupa adalah apa yang disebut sunyata. ... (Begitu pula dengan skandha-skandha yang lain)."

"Dengarkan, Sariputra, semua fenomena eksistensi ini ditandai oleh kekosongan: tidak muncul, tidak lenyap,  tidak bersih, tidak kotor, tidak kurang, tidak penuh."

Puncak dari konsep 'sunnyata' adalah pernyataan Nagarjuna, bahwa 'nirvana' = 'samsara'. Jika semua fenomena yang membentuk samsara itu kosong, maka mereka pun kosong dari kemampuan untuk menimbulkan penderitaan. Jadi, nirvana bukanlah sesuatu yang terletak di luar samsara. Dengan kata lain, 'nirvana' adalah 'samsara' yang dialami secara benar,  sebagai kosong dari segala sesuatu. (Dalam Theravada, ini dinamakan oleh Sang Buddha: "melihat apa adanya" (yathabhutam-nyanadassanam).)

Inilah puncak konsep 'sunnyata' yang mengatasi segala dualitas. Konsep 'sunyata' menyatakan bahwa segala sesuatu kosong dari 'svabhava' (eksistensi inheren).

Dari sini, muncullah reaksi, yang kembali kepada dualitas. Dalam sutra-sutra Tathagata-garbha dinyatakan bahwa Buddha & Nirvana, berbeda dengan segala sesuatu yang sankhata, tidaklah kosong dari eksistensi intrinsik, tetapi hanya kosong dari apa yang tidak kekal, yang tidak memuaskan dan yang tanpa-aku.

Dalam Srimala-sutra, Buddha digambarkan sebagai kosong dari semua avijja dan kotoran batin, tapi memiliki Realitas intrinsik.

Dalam Mahayana-Mahaparinirvana-sutra dikatakan, Kekosongan Tertinggi adalah pemahaman Buddhis yang melihat Kekosongan dan Bukan-Kekosongan, di mana "Kekosongan adalah keseluruhan Samsara, dan Bukan-Kekosongan adalah Nirvana yang Agung." -- Dalam sutra itu, Sang Buddha menyatakan:

"Orang bijak melihat Kekosongan dan Bukan-Kekosongan, yang Kekal dan yang Tidak Kekal, Penderitaan dan Kebahagiaan, Diri (atman) dan Bukan-Diri (anatman) ... Melihat Kekosongan segala sesuatu tanpa melihat Ketidakkosongan bukanlah Jalan Tengah; melihat bukan-diri (anatman) dalam segala sesuatu dan tidak melihat diri (atman) bukanlah Jalan Tengah ..."

Jadi, di dalam sutra-sutra Tathagata-garbha diupayakan keseimbangan antara samsara yang kosong, tidak kekal dan tanpa-inti, dengan Realitas yang abadi dan membebaskan dari Buddha & Nirvana.

Di dalam sutra ini, Sang Buddha mengecam  mereka yang melihat Tathagata-garbha (yakni unsur Kebuddhaan yang abadi di dalam batin setiap orang) sebagai kosong.  Di situ Sang Buddha menyatakan bahwa pada dasarnya mereka melakukan bunuh diri spiritual dengan pendiriannya yang salah itu:

"Dengan memupuk Tanpa-Diri (anatman) dalam kaitan dengan Tathagata-garbha, dan terus-menerus memupuk Kekosongan, Penderitaan tidak akan lenyap, tetapi ia bagaikan serangga berada dalam api sebuah pelita."

Menurut versi Tibet dari sutra ini, pencapaian Pembebasan Nirvana ("moksha") membuka sebuah alam yang "penuh kebahagiaan, sukacita, kekekalan, stabilitas, dan keabadian, yang di situ Buddha berada dalam kedamaian penuh (Dharmaksema).

Puncak dari reaksi terhadap konsep 'sunnyata' Nagarjuna terkandung dalam Saddharma-pundarika-sutra, di mana dinyatakan bahwa melihat segala sesuatu sebagai kosong bukanlah realisasi Buddhis yang tertinggi; diperlukan kearifan Buddha untuk mengatasi  persepsi kekosongan.

Salam,
hudoyo

 
« Last Edit: 30 May 2008, 08:40:19 PM by hudoyo »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #35 on: 30 May 2008, 03:29:39 PM »
Terima kasih penjelasannya Pak Hud, terus terang evolusi pemahaman sunyatta makin lama makin njelimet dalam perkembangannya. Gimana mereka mo merealisasi  nibbana ya.......... ???
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #36 on: 30 May 2008, 08:12:00 PM »
Waw...Gila banget ya...
Semua ahli dhamma berbicara...
Pusing bacanya...
Dhamma tingkat tinggi...
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #37 on: 30 May 2008, 08:15:29 PM »


Upadana itu kemelekatan khan? bagaimana mungkin gw hanya terdiri dari kemelekatan? jika gk ada kemelekatan(dah Nibbana) dah gk ada panca skandha?


Quote
jika samsara adalah Nibbana..maka kita Nibbana..
ketika upadana telah lenyap, samsara & nibbana bukanlah soal lagi... itulah nibbana

Kan sudah ada didalam hukum patticasamupadda bukan??
Avijja,sankhara,vinnana,nama rupa,salayatana,Perasaan,bla2...
Kl slh 1 hal tersbt dpt dipatahkan maka roda samsara akan runtuh seketika...
(Itu menurut pendapat saya,kl salah mohon dikoreksi)
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #38 on: 30 May 2008, 08:24:06 PM »
Terima kasih penjelasannya Pak Hud, terus terang evolusi pemahaman sunyatta makin lama makin njelimet dalam perkembangannya. Gimana mereka mo merealisasi  nibbana ya.......... ???

Itulah ... :)  Menurut hemat saya, nibbana baru terealisir kalau orang sudah berhenti berteori tentang 'sunnata'. ... ;D

Namun, pada garis besarnya kita bisa melihat bahwa ada tiga kubu:

(1) mereka yang berpikir dualistik: sebagian besar Sutta Pitaka/Theravada (samsara vs nibbana);

(2) mereka yang berpikir nondualistik: Nagarjuna, sutra-sutra Mahaprajnaparamita (Sutra Intan, Sutra Hati dsb) dan berhenti pada paradoks-paradoks--seperti "nirvana = samsara"-- dalam hal ini termasuk juga Zen;

(3) mereka yang berpikir non-dualistik juga, tetapi lalu memberi makna 'positif' (kembali menjadi dualistik) pada Hakikat yang Tertinggi (summum bonum) dengan konsep-konsep seperti Tathagata-garbha, Buddha-dhatu, Dharmakaya dsb -- ini terdapat dalam sutra-sutra Tathagata-garbha, Mahayana-Mahaparinirvana-sutra, Lotus Sutra. -- Itulah sebabnya ada rekan di DC ini--yang berangkat dari pemikiran Theravada--mempertanyakan, sepertinya konsep "benih Buddha" itu seperti 'atta' lagi. ...

Kelompok ketiga ini menarik, karena tampak pertemuan dengan filsafat Hinduisme di mana Hakikat yang Tertinggi itu didefinisikan secara nondualistik, namun diberi makna 'positif' dengan konsep 'Brahman'. -- Saya menduga inilah salah satu penyebab penting dari terserapnya kembali Buddhisme ke dalam Hinduisme di India, sementara Buddhisme berkembang pesat di luar India.

Sekali lagi saya tekankan, bahwa konsep 'sunnata' itu, kalau cuma tinggal konsep, tidak lebih daripada intellectual exercise belaka, dan sama sekali tidak ada gunanya. Oleh karena itu mari kita kembali kepada vipassana, mengamati gerak-gerik pikiran itu sendiri ... dan dengan demikian menembus 'anatta', 'sunnata'.

Perlu diperhatikan pula, tidak jarang Sang Buddha menekankan bahwa pencerahan itu "melihat apa adanya" (yathabhutam nyana-dassanam) ... jadi tidak ditampilkan sebagai dualitas konsep-konsep, 'baik' & 'buruk', 'atta' & 'anatta', 'samsara' & 'nibbana' dsb. ... Ini sering dikemukakan oleh bhikkhu-bhikkhu patipatti (meditasi), jarang disinggung oleh mereka yang tidak bermeditasi.

Tetapi 'melihat apa adanya' --bukan 'apa yang diharapkan (nibbana)'-- ini pun harus ditembus, bukan dipegang lagi sebagai konsep, apalagi semboyan.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 30 May 2008, 09:05:50 PM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #39 on: 30 May 2008, 08:51:22 PM »
Kan sudah ada didalam hukum patticasamupadda bukan??
Avijja,sankhara,vinnana,nama rupa,salayatana,Perasaan,bla2...
Kl slh 1 hal tersbt dpt dipatahkan maka roda samsara akan runtuh seketika...
(Itu menurut pendapat saya,kl salah mohon dikoreksi)
_/\_

Tidak salah, kok ... :)   Itu pandangan Theravada, yang bersifat dualistik: ada samsara > dipatahkan/ditembus > tercapai nibbana.

Tetapi di dalam banyak sutta, Sang Buddha juga bilang: "Pembebasan itu berarti 'melihat apa adanya' ..." (yathabhutam nyana dassanam) ... Apa artinya 'melihat apa adanya'? ... Coba direnungkan. ... 'Melihat apa adanya' (samsara) bukanlah 'melihat apa yang diharapkan' (nibbana), bukanlah 'melihat dengan pikiran'. ... :)  ... Nah, ini sudah dekat dengan Nagarjuna yang berkata, "nirvana = samsara".

Tapi, yah, ini harus ditembus dalam meditasi vipassana ... bukan dibolak-balik dengan logika, jelas tidak sampai.  ;D

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 30 May 2008, 08:58:25 PM by hudoyo »

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #40 on: 31 May 2008, 08:38:20 PM »
Kan sudah ada didalam hukum patticasamupadda bukan??
Avijja,sankhara,vinnana,nama rupa,salayatana,Perasaan,bla2...
Kl slh 1 hal tersbt dpt dipatahkan maka roda samsara akan runtuh seketika...
(Itu menurut pendapat saya,kl salah mohon dikoreksi)
_/\_

Tidak salah, kok ... :)   Itu pandangan Theravada, yang bersifat dualistik: ada samsara > dipatahkan/ditembus > tercapai nibbana.

Tetapi di dalam banyak sutta, Sang Buddha juga bilang: "Pembebasan itu berarti 'melihat apa adanya' ..." (yathabhutam nyana dassanam) ... Apa artinya 'melihat apa adanya'? ... Coba direnungkan. ... 'Melihat apa adanya' (samsara) bukanlah 'melihat apa yang diharapkan' (nibbana), bukanlah 'melihat dengan pikiran'. ... :)  ... Nah, ini sudah dekat dengan Nagarjuna yang berkata, "nirvana = samsara".

Tapi, yah, ini harus ditembus dalam meditasi vipassana ... bukan dibolak-balik dengan logika, jelas tidak sampai.  ;D

Salam,
hudoyo
Iya ya...Dipikir2 gw sendiri tertawa...
Apa yg artinya melihat segala sesuatu apa adanya??
Maksudnya apa ya??
Contohnya : melihat ce...Gimana cara melihat dia apa adanya(Materi,fisik,batin,dll?)
Thanks atas bimbingannya ^^
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #41 on: 31 May 2008, 09:53:23 PM »
Quote
Contohnya : melihat ce...Gimana cara melihat dia apa adanya(Materi,fisik,batin,dll?)
Thanks atas bimbingannya ^^

liat cw itu sebagai "orang"

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #42 on: 31 May 2008, 10:25:46 PM »
Contohnya : melihat ce...Gimana cara melihat dia apa adanya(Materi,fisik,batin,dll?)
Thanks atas bimbingannya ^^
_/\_
wah kalau melihat apa adanya dpt ditempuh dg cara apa yg dilihat, apa yg didengar, apa yg dipikir pasti Sang Buddha tidak akan mengalami keraguan utk membabarkan dhamma yg dalam ini.

menurut saya, melihat apa adanya tercapai ketika kita membuang segala kerumitan yg diciptakan pikiran.
pikiran selalu bertanya,
ini apa?
itu apa?
ini bagaimana?
itu bagaimana?
dst...


ketika semua berhenti, menerima apa adanya, itulah melihat apa adanya.

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #43 on: 01 June 2008, 03:44:23 AM »
Iya ya...Dipikir2 gw sendiri tertawa...
Apa yg artinya melihat segala sesuatu apa adanya??
Maksudnya apa ya??
Contohnya : melihat ce...Gimana cara melihat dia apa adanya(Materi,fisik,batin,dll?)
Thanks atas bimbingannya ^^
_/\_

Sebelum bisa melihat apa adanya, lebih dulu perlu direnungkan dan disadari bagaimana biasanya kita melihat segala sesuatu di sekitar kita.

Riky mengambil contoh: melihat cewek. ... OK, bagaimana biasanya Anda melihat cewek? ... Seperti kata Rekan Tesla, mau tidak mau, pasti diikuti oleh berbagai pikiran, emosi, kehendak, harapan, kesenangan, ketidaksenangan, kebencian dsb, bukan? ... "Wah, cewek ini cantik, saya ingin gandeng dia, saya ingin miliki dia" ... dst ... Atau, "Wah, cewek ini jelek, judes, saya benci ama dia" ... Itu yang biasanya selalu terjadi, bukan? ... Ketika melihat apa pun, selalu diikuti pikiran, si aku dan emosi..

Nah, bisakah Riky melihat seorang cewek TANPA pikiran, perasaan, keinginan, penolakan, kehendak apa pun? ... Secara singkat, bisakah Riky melihat apa pun tanpa PIKIRAN, SI AKU dan EMOSI? ...

HARUS BISA ... yaitu dengan latihan meditasi vipassana.

Untuk lebih jelasnya bacalah uraian panjang lebar dari saya dalam thread "Cetana & Pikiran" ... perhatikan langkah #1 "sa~njaanaati" (persepsi murni) ...

Nah, langkah #1 itulah yang dikatakan oleh Sang Buddha "melihat apa adanya" (yathabhutam nyanadassanam) ... maksudnya, tanpa disertai pikiran, perasaan dan keinginan/harapan kita sendiri. ...

Salam,
Hudoyo
« Last Edit: 01 June 2008, 03:51:47 AM by hudoyo »

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Ajaran Sunnata Dalam Theravada
« Reply #44 on: 01 June 2008, 06:36:34 AM »
Hehehehe......mabok ga?  ^-^
Itu mah belum seberapa. Kalau mau mempelajari madhyamaka, silakan baca pengantarnya di e-book yg bisa didownload dengan mengirimkan request ke adminnya : Introduction into The Middle Way (click)

Nanti, kalau pengantarnya sudah dipahami, barulah baca text Madhyamaka yang sesungguhnya spt Mulamadhyamakavatara , Mulamadhyamakakarika, dst.
Nah, setelah itu, nanti juga perlu disimak adanya perbedaan2 antara Madhyamaka Prasangika dan Madhyamaka Svatantrika.
Lalu nantinya lagi, coba pahami perbedaan pandangan2 antara tokoh madhyamaka spt Chandrakirti vs Tsongkhapa.
Setelah itu baru bisa memahami apa yg disebut dengan "Buddha Nature" atau "Adi Buddha" dalam Mahayana Uttaratantra Shastra yang terdapat dalam filosofi Yogacara. Semuanya itu bicara tentang sunyata.
Selamat berkelana dalam belantara rimba konseptual filosofi Buddhis... Oya, siapkan panadol disamping anda....^-^

« Last Edit: 01 June 2008, 06:53:56 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

 

anything