Apakah orang pertama menikmati kebahagiaan sendiri itu salah ?menikmati kebahagiaan tidaklah salah.
nibbana, tujuan akhir Buddhism adalah sebuah kebahagiaan tertinggi.
dalam kasus pertama, orang tsb sedang membangun kebahagiaan yg
bergantung pada kondisi seperti: langit yg indah; suara burung yg merdu.
ketika kondisi tsb hilang, kebahagiaan tsb akan berubah menjadi penderitaan.
bukan kebahagiaan seperti ini yg ditawarkan oleh Buddhism.
Misalnya berpikir oh senangnya aku, damai sekali pagi ini, burung2 juga pada senang.
apa harus mikirin si burung aja senang, khan aku juga makhluk hidup.
dan diri sendiri harus dicintai seperti makhluk hidup yang lainnya.sebenarnya orang kedua jg merasakan kebahagiaan kok, seperti yg bro oddiezz katakan.
apakah boleh ini disebut content alias 自足,
dalam segala kondisi kita mencoba merasa puas dan berbahagia ?yg berkondisi pastilah memiliki 3 corak, yaitu: dukkha, anicca, anatta.
dukkha dalam hal ini artinya 'tidak memuaskan'.
contoh: hidup adalah sebuah kondisi, misalnya perlu makan.
kalau kita tidak makan, lapar akan muncul sbg penderitaan.
berbahagia dg kelaparan artinya pembodohan diri lho.
pada saat kita hidup (berkondisi), yg dapat kita lakukan sekarang
adalah meminimalkan penderitaan yg muncul.
makan untuk menghilangkan lapar, tidak berlebihan.
makan berlebihan sebenarnya akan menghasilkan penderitaan lagi.
yg kita tuju adalah "tidak berkondisi", itu tercapai penuh pada saat
kita parinibbana
semoga bisa dimengerti ya