dear marcedes
sesungguhnya bahasa abhidhamma juga dipakai dalam berbagai sutta, tidak ada istilah yg berbeda kok
Jadi kalo saya bilang, ini adalah masalah pengungkapan bahasa
misal mengenai menolak melanggar sila.
jika benar batin menolak maka itu adl dosa mula citta. Kenapa bisa dosa? karena melekat pada sila
tapi jika org sudah memegang sila dengan panna, dia bukan menolak melainkan secara batin, dia tahu bahwa itu adalah perbuatan yg akusala (hiri dan ottapa)
kembali masalah bahasa, hiri sendiri bukan malu seperti yg selama ini dikenal demikian juga dengan ottapa, bukan takut
Mari dilihat secara bahasa inggirs :
"Hiri" refers to conscience, moral shame.
"ottapa" refers to concern for the results of actions, or moral concern.
disini bisa dilihat bhw konteksnya adalah moral/sila
demikianlah keterbatasan bahasa indonesia makanya saya lebih cenderung untuk melihat kembali ke rujukan dalam bahasa pali
silahkan dikonfirmasi kembali dan senang jika bisa berdiskusi lagi.....