//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: tentang poligami  (Read 110481 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: tentang poligami
« Reply #60 on: 07 December 2008, 11:33:05 AM »
Quote from: hendrako
Ketidak-puasan anda adalah karena keterikatan anda pada metode logika.

ya itu benar.
kemelekatan itu salah.
tapi logika itu benar.

seperti...
orang yang melekat pada meditasi.
bukan meditasinya yang salah, tapi kemelekatannya.

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: tentang poligami
« Reply #61 on: 07 December 2008, 11:34:24 AM »
 [at] candra

jangan hanya berkata kalo ini karena logikanya salah, kalo gt apakah anda bersedia menjelaskan bagaimana menurut logika anda bahwa poligami membantu anda mempercepat pencapaian nibbana, terimakasih atas jawabannya _/\_

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: tentang poligami
« Reply #62 on: 07 December 2008, 11:39:39 AM »
Quote from: reenzia
makanya gw maunya sampe nibbana biar gk susah laugh
1 pasangan hidup aja uda 1 kemelekatan
7 pasangan idup makin bnyk pula kemelekatannya
makin jauh daaaaaaaaaaah dari nibbana

inilah contoh ajaran yang berkembang dalam budhistme, tapi sebenarnya tidak diajarkan oleh sang budha. masalah utamanya, umumnya budhist tidak menyadari kalau ini merupakan "bid`ah" dalam budhism. ketidak fahaman ini disebabkan oleh lemahnya logika mereka.
tapi, yang demikian itu memang bukan hanya kelemahan umat budhist, tapi kelemayan setiap umat. umat agama apapun, sangat lemah dalam logika. ini akibat pelarang pengajaran ilmu logika di pusat-pusat pendidikan oleh pihak-pihak yang berkuasa dan "jahat", sebagai proses pembodohan masyarakat.

Logika sebagai metode untuk menguji sebuah kebenaran, hingga sekarang masih diperdebatkan.

Selain itu banyaknya aliran metode logika pun cukup menyulitkan.
Yang berkembang luas adalah metode logika dari barat dengan Aristoteles yang dipandang sebagai 'bapak'-nya, anda tentunya lebih tahu soal ini.
Namun ada pula metode logika dari timur seperti India (Nyana) dan Mo tzu?? dari Tiongkok.
Metode mana yang harus digunakan sebagai acuan menilai kebenaran??

Jadi di dalam para ahli logika sendiri, hingga kini, perdebatan tentang metode mana yang benar masih berlangsung.
yaa... gitu deh

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: tentang poligami
« Reply #63 on: 07 December 2008, 11:44:19 AM »
[at] candra

jangan hanya berkata kalo ini karena logikanya salah, kalo gt apakah anda bersedia menjelaskan bagaimana menurut logika anda bahwa poligami membantu anda mempercepat pencapaian nibbana, terimakasih atas jawabannya _/\_

yang gw herankan, kenpa km gak bertanya dari kemarin?
skrg, saya lagi gak berminat menjelaskan lagi.
tapi...
saran saya pelajarilah ilmu logika biar anda tidak salah tafsir dengan ajaran agama anda sendiri.

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: tentang poligami
« Reply #64 on: 07 December 2008, 11:45:54 AM »
Quote from: Fadel
Assalamualaikum Bang Aliansyah.
Salam kenal. Bagi-bagi ilmunya dong. Semoga betah di sini.

karena anda meminta, saya kasih tahu rahasianya.
mudah kok. tinggal pergi aja ke toko buku, trus cari buku ilmu logika. pelajari sendiri. pelajari yang penting-pentingnya saja, tidak perlu semua. bab yang paling penting itu adalah terdapat pada bab "teknik menyimpulkan". kalau dalam kitab pesantren bab tersebut disebut bab dilalatul qiyas. semua ada 19 rumus. sehari juga kita bisa hafal kok. setelah itu pelajari bab "cara menggunakan 19 rumus ilmu logika dalam kehidupan sehari-hari". pokoknya, asyik dah.
kalo udah bisa merasakan manfaat ilmu logika, maka kita akan memiliki semangat untuk belajar lebih banyak tentang logika. walaupun ada buku logika yang tebalnya mencapai 600 halaman, kita tidak akan enggan untuk mempelajarinya. maka dari itu, pelajari dulu sedikit, rasakan manfaatnya, setelah itu kita akan memiliki pendorong yang kuat untuk belajar lebih banyak. semoga saran saya ini bermanfaat.

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: tentang poligami
« Reply #65 on: 07 December 2008, 11:49:50 AM »
Quote from: hendrako
Logika sebagai metode untuk menguji sebuah kebenaran, hingga sekarang masih diperdebatkan.

Selain itu banyaknya aliran metode logika pun cukup menyulitkan.
Yang berkembang luas adalah metode logika dari barat dengan Aristoteles yang dipandang sebagai 'bapak'-nya, anda tentunya lebih tahu soal ini.
Namun ada pula metode logika dari timur seperti India (Nyana) dan Mo tzu?? dari Tiongkok.
Metode mana yang harus digunakan sebagai acuan menilai kebenaran??

Jadi di dalam para ahli logika sendiri, hingga kini, perdebatan tentang metode mana yang benar masih berlangsung.


logika arsitoteles itu merupakan logika yang sudah diakui oleh dunia akademi secara internasional. dan yang disebut logika boolean, yang diterapkan ke dalam logika komputer itu sebenarnya logika aristoteles itu. jadi, logika aristoteles adalah logika yang mencakup seluruh ilmu logika yang ada di dunia ini.
bisakah kamu tunjukan, satu rumus saja dari Nyana (logika india) dan Mo Tsu?

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: tentang poligami
« Reply #66 on: 07 December 2008, 12:05:00 PM »
Candra Mukti saya telah memperhatikan postingan anda selama ini, anda bilang anda lahir di korea dan mati di tahun 1802. saya mempunyai channel untuk mengecek fakta itu, berani tidak anda memberikan kepada saya data identitas anda, tinggal dimana, alamat rumah, keluarga anda siapa saja ;D
Smile Forever :)

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: tentang poligami
« Reply #67 on: 07 December 2008, 12:15:45 PM »
Candra Mukti saya telah memperhatikan postingan anda selama ini, anda bilang anda lahir di korea dan mati di tahun 1802. saya mempunyai channel untuk mengecek fakta itu, berani tidak anda memberikan kepada saya data identitas anda, tinggal dimana, alamat rumah, keluarga anda siapa saja ;D

mengapa enggak berani?
tapi kan saya gak ingat Rt/Rw-nya.
saya cuma ingat sebuah dusun. dan tak jauh dari dusun itu ada perguruan tinggi yang disebut U No. jika memang di korea selatan pernah ada perguruan tinggi yang bernama u no tersebut, mungkin saja sejarah korea pernah mencatatnya. jadi, tanyakan saja, apakah benar ada PG yang bernama U No pada antara tahun 1802 - 1825? jika itu terbukti ada, maka cukup menguatkan keyakinan bahwa saya memang reinkarnasi dari so ung yuk. tapi bila tidak ditemukan catatan tentang PG U No tersebut, maka ada kemungkinan ingatan masa lampau tersebut bukanlah kenyataan. gitu aja!

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: tentang poligami
« Reply #68 on: 07 December 2008, 12:17:58 PM »
Quote from: hendrako
Logika sebagai metode untuk menguji sebuah kebenaran, hingga sekarang masih diperdebatkan.

Selain itu banyaknya aliran metode logika pun cukup menyulitkan.
Yang berkembang luas adalah metode logika dari barat dengan Aristoteles yang dipandang sebagai 'bapak'-nya, anda tentunya lebih tahu soal ini.
Namun ada pula metode logika dari timur seperti India (Nyana) dan Mo tzu?? dari Tiongkok.
Metode mana yang harus digunakan sebagai acuan menilai kebenaran??

Jadi di dalam para ahli logika sendiri, hingga kini, perdebatan tentang metode mana yang benar masih berlangsung.


logika arsitoteles itu merupakan logika yang sudah diakui oleh dunia akademi secara internasional. dan yang disebut logika boolean, yang diterapkan ke dalam logika komputer itu sebenarnya logika aristoteles itu. jadi, logika aristoteles adalah logika yang mencakup seluruh ilmu logika yang ada di dunia ini.
bisakah kamu tunjukan, satu rumus saja dari Nyana (logika india) dan Mo Tsu?

Maaf, ingatan saya kurang tepat,
Yang benar adalah Nyaya.
Saya bukan ahli dalam ilmu logika, silakan anda nilai sendiri perbedaannya dengan Aristotelian:

Theory of inference

The methodology of inference involves a combination of induction and deduction by moving from particular to particular via generality. It has five steps, as in the example shown:

    * There is fire on the hill (called Pratijñā, required to be proved)
    * Because there is smoke there (called Hetu, reason)
    * Wherever there is fire, there is smoke (called Udaharana, ie, example)
    * There is smoke on the hill (called Upanaya, reaffirmation)
    * Therefore there is fire on the hill (called Nigamana, conclusion)

In Nyaya terminology for this example, the hill would be called as paksha (minor term), the fire is called as sadhya (major term), the smoke is called as hetu, and the relationship between the smoke and the fire is called as vyapti(middle term). Hetu further has five characteristics: (1) It must be present in the Paksha, (2) It must be present in all positive instances, (3) It must be absent in all negative instances, (4) It must not incompatible with the minor term or Paksha and (5) All other contradictions by other means of knowledge should be absent. The fallacies in Anumana (hetvābhasa) may occur due to the following:

   1. Asiddha: It is the unproved hetu that results in this fallacy. [Paksadharmata]
          * Ashrayasiddha: If Paksha [minor term] itself is unreal, then there cannot be locus of the hetu. e.g. The sky-lotus is fragrant, because it is a lotus like any other lotus.
          * Svarupasiddha: Hetu cannot exist in paksa at all. E.g. Sound is a quality, because it is visible.
          * Vyapyatvasiddha: Conditional hetu. `Wherever there is fire, there is smoke'. The presence of smoke is due to wet fuel.
   2. Savyabhichara: This is the fallacy of irregular hetu.
          * Sadharana: The hetu is too wide. It is present in both sapaksa and vipaksa. `The hill has fire because it is knowable'.
          * Asadharana: The hetu is too narrow. It is only present in the Paksha, it is not present in the Sapaksa and in the Vipaksha. `Sound is eternal because it is audible'.
          * Anupasamhari: Here the hetu is non-exclusive. The hetu is all-inclusive and leaves nothing by way of sapaksha or vipaksha. e.g. 'All things are non-ternal, because they are knowable'.
   3. Satpratipaksa: Here the hetu is contradicted by another hetu. If both have equal force, then nothing follows. 'Sound is eternal, because it is audible', and 'Sound is non-eternal, because it is produced'. Here 'audible' is counter-balanced by 'produced' and both are of equal force.
   4. Badhita: When another proof (as by perception) definitely contradicts and disproves the middle term (hetu). 'Fire is cold because it is a substance'.
   5. Viruddha: Instead of proving something it is proving the opposite. 'Sound is eternal because it is produced'.


Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Nyaya#Theory_of_inference
yaa... gitu deh

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: tentang poligami
« Reply #69 on: 07 December 2008, 12:18:57 PM »
kalau menurut saya om chandra tidak pakai logika sekarang2 ini dan asal bangat ha..

<= silakan -
korban keganasan

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: tentang poligami
« Reply #70 on: 07 December 2008, 12:20:14 PM »
[at] candra

jangan hanya berkata kalo ini karena logikanya salah, kalo gt apakah anda bersedia menjelaskan bagaimana menurut logika anda bahwa poligami membantu anda mempercepat pencapaian nibbana, terimakasih atas jawabannya _/\_

yang gw herankan, kenpa km gak bertanya dari kemarin?
skrg, saya lagi gak berminat menjelaskan lagi.
tapi...
saran saya pelajarilah ilmu logika biar anda tidak salah tafsir dengan ajaran agama anda sendiri.

dari kmrn saia sibuk, jadi tidak sempat memperhatikan perbincangan bbrp hari ini, sedangkan saia yakin anda-lah yang paling bisa menjelaskan mengapa poligami bisa membantu anda dalam pencapaian nibbana dari sudut logika, dan saia pun yakin anda bisa menyampaikannya dalam bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat dimengerti dan tidak disalahpahami oleh saia dan teman-teman disini :)

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: tentang poligami
« Reply #71 on: 07 December 2008, 12:21:44 PM »
Candra Mukti saya telah memperhatikan postingan anda selama ini, anda bilang anda lahir di korea dan mati di tahun 1802. saya mempunyai channel untuk mengecek fakta itu, berani tidak anda memberikan kepada saya data identitas anda, tinggal dimana, alamat rumah, keluarga anda siapa saja ;D

mengapa enggak berani?
tapi kan saya gak ingat Rt/Rw-nya.
saya cuma ingat sebuah dusun. dan tak jauh dari dusun itu ada perguruan tinggi yang disebut U No. jika memang di korea selatan pernah ada perguruan tinggi yang bernama u no tersebut, mungkin saja sejarah korea pernah mencatatnya. jadi, tanyakan saja, apakah benar ada PG yang bernama U No pada antara tahun 1802 - 1825? jika itu terbukti ada, maka cukup menguatkan keyakinan bahwa saya memang reinkarnasi dari so ung yuk. tapi bila tidak ditemukan catatan tentang PG U No tersebut, maka ada kemungkinan ingatan masa lampau tersebut bukanlah kenyataan. gitu aja!
alamat rumahnya? dan siapa ortu kamu? nama ortu? tanggal,bulan dan tahun berapa anda meninggal serta tanggal,bulan dan tahun berapa anda lahir disana.
dengan senang hati saya akan mengecek info itu. perlu diketahui perusahaan saya sudah bekerja sama dengan orang pemeritahan disana dan saat saya tanya ke dia untuk mengecek informasi data penduduk di tahun 1800 gituan, dia bilang sanggup dan ada datanya ;D
Smile Forever :)

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: tentang poligami
« Reply #72 on: 07 December 2008, 12:31:30 PM »
Quote from: hendrako
Maaf, ingatan saya kurang tepat,
Yang benar adalah Nyaya.
Saya bukan ahli dalam ilmu logika, silakan anda nilai sendiri perbedaannya dengan Aristotelian:

menurut saya itu merupakan logika aristoteles yang di terjemahkan ke dalam bahasa lain (india).

tapi, saya tidak dapat memeriksanya dengan benar, jika dalam bahasa inggris. soalnya, saya kurang mengerti bahasa inggris.

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: tentang poligami
« Reply #73 on: 07 December 2008, 12:36:31 PM »
Quote from: lothar
alamat rumahnya? dan siapa ortu kamu? nama ortu? tanggal,bulan dan tahun berapa anda meninggal serta tanggal,bulan dan tahun berapa anda lahir disana.
dengan senang hati saya akan mengecek info itu. perlu diketahui perusahaan saya sudah bekerja sama dengan orang pemeritahan disana dan saat saya tanya ke dia untuk mengecek informasi data penduduk di tahun 1800 gituan, dia bilang sanggup dan ada datanya
alamat rumahnya saya gak ingat. apa nama jalnnya, itu sebela selatan U No. saya tidak kenal orang tua, sebab sejak kecil orang tua sudah meninggal. saya dibesarkan oleh nenek saya yang sering saya panggil....saya lupa. tapi saya ingat guru meditasi saya yang bernama seng ceng, seorang pengelana. dan ingat nama kekasih saya, Yen Mei, anak seorang jenderal. itu saja yang saya ingat. tidak ada yang lainnya.
saya dulu seorang guru/pengajar di PG U No, saya mengajar sastra.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: tentang poligami
« Reply #74 on: 07 December 2008, 12:40:21 PM »
Quote from: hendrako
Maaf, ingatan saya kurang tepat,
Yang benar adalah Nyaya.
Saya bukan ahli dalam ilmu logika, silakan anda nilai sendiri perbedaannya dengan Aristotelian:

menurut saya itu merupakan logika aristoteles yang di terjemahkan ke dalam bahasa lain (india).

tapi, saya tidak dapat memeriksanya dengan benar, jika dalam bahasa inggris. soalnya, saya kurang mengerti bahasa inggris.

Perbedaan yang jelas adalah jumlah tahapan:
Aristotelian: 3 tahap
Nyaya: 5 tahap.

Selain itu Nyaya jauh lebih tua daripada Aristotelian, dan walaupun lebih tua, katanya, sudah jauh lebih maju daripada Aristotelian.

Mungkin bisa menjadi topik baru yang anda pelajari untuk menambah kasanah ilmu logika.
Kalau saya lebih tertarik mempelajari topik lain.
yaa... gitu deh

 

anything